Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH LATIHAN BEBAN PADA LANSIA TERHADAP KADAR TNF-α Kilapong, Russell B. J. D.; Supit, Siantan; Rampengan, J. J. V.
e-Biomedik Vol 3, No 3 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i3.9337

Abstract

Abstract: In elderly, the biological function of the systems in human body will decrease. Physical exercise is a systematical and programmed exercise to increase the body function and skills. Overtraining will influence the inflammatory response marked by the release of proinflammatory cytokines inter alia TNF-α. This was an experimental study with a post test design. Respondents were elderly in Panti Werdha Bethania Lembean trained for physical exercise by using dumbbells of 1-2 kg for 10-15 minutes, 3 times a week. Of 25 respondents, before the physical exercise there were 4 respondents with TNF-α above normal level (>100 pg/ml) and 21 respondents within normal level (10-100 pg/ml). After the 5-week physical exercise, there were 21 respondents with decreased TNF-α level and 4 respondents with increased TNF-α level. Moreover, there were no elderly with TNF-α level <10 pg/ml before and after physical exercise. Conclusion: Among elderly in Panti Werdha Bethania Lembean the averages of TNF-α level before and after physical training were within normal limit. However, there was a decrease of the average level of TNF-α after physical training.Keywords: physical training, elderly, TNF-αAbstrak: Pada lanjut usia (lansia), setiap individu akan mengalami penurunan fungsi biologis dari berbagai sistem dalam tubuh. Latihan fisik merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam meningkatkan fungsional tubuh dan keterampilan. Latihan olahraga berat akan merangsang respon inflamasi yang ditandai dengan pelepasan sitokin pro-inflamasi antara lain TNF-α. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan post test design. Penelitian dilakukan terhadap lansia di Panti Werdha Bethania Lembean selama 5 minggu. Latihan beban 1-2 kg selama 10-15 menit dilakukan 3 kali seminggu. Dari 25 responden, sebelum latihan beban terdapat 4 orang dengan kadar TNF-α di atas batas normal (>100 pg/ml) dan 21 orang dalam batas normal (10-100 pg/ml). Setelah melakukan latihan beban terdapat 21 responden dengan penurunan kadar TNF-α dan 4 responden dengan kenaikan kadar TNF-α. Sebelum dan sesudah latihan beban tidak terdapat responden dengan kadar TNF-α <10 pg/ml. Simpulan: Pada lansia Panti Werdha Bethania Lembean rerata kadar TNF-α sebelum dan sesudah latihan beban masih dalam batas normal. Walaupun demikian, terdapat penurunan rerata kadar TNF-α sesudah latihan beban.Kata kunci: latihan beban, lansia, TNF-α
PENGARUH SENAM ZUMBA TERHADAP JUMLAH TROMBOSIT PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI Tjandra, Yohanes; Rampengan, Jouri; Supit, Siantan
e-Biomedik Vol 3, No 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i1.7490

Abstract

Abstract: Various studies show that sufficient physical activity can reduce the risk of obesity, diabetes and heart disease and vascular disorders. There are two types of sports activities, namely: anaerobic and aerobic. Gymnastics zumba combines elements of dance and aerobics. Gymnastics zumba is a form of application of the method of HIIT (High Intensity Interval Training), which cardio exercise is done in a short time with a high intensity; so, it is very helpful in the process of fat burning and weight loss. Conclusion: Based on the paired t test results, there was no significant difference in platelet count between pretest and posttest (p = 0.654).Keywords: platelets, gymnastics zumbaAbstrak: Berbagai penelitian menunjukkan aktivitas fisik yang cukup dapat mengurangi risiko obesitas, diabetes dan penyakit jantung serta gangguan pembuluh darah. Ada dua jenis aktivitas olahraga, yaitu: anaerobik dan aerobik. Senam zumba menggabungkan unsur tari dan aerobik. Senam zumba merupakan bentuk penerapan dari metode HIIT (High Intensity Interval Training), yakni latihan kardio yang dilakukan dalam waktu singkat dengan intensitas yang tinggi, sehingga sangat membantu dalam proses pembakaran lemak dan penurunan berat badan. Simpulan: Berdasarkan hasil uji t berpasangan maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan jumlah trombosit yang bermakna antara pretest dan posttest (p=0,654).Kata kunci: trombosit, senam zumba
GAMBARAN TEKAN INTRAOKULAR PADA PEMAIN MUSIK BIA Pratasik, Junior; Engka, Nancy; Supit, Siantan
eBiomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.1.1.2013.4573

Abstract

Abstract:Intraocullar Pressure (IOP)closely related to Glaukoma,the 2nd Indonesian blindness causes. Ophtalmology’s riset aproximately during 10 years found an association inflatable music play and increased of IOP. One kind of inflatable music in North Sulawesi which known as Musik Bia (sea shell wind instrument) who had recently recorded in Guiness World Book Of Record as The Biggest Sea Shell Wind Instrument Ensemble. Scientific evidence and fact above have placed inflatable music player especially Bia Music player particularly into high – risk groups of Glaucoma disease This Study aims to reveal the IOP on Bia music player From Batu Villages.Research was done by using cross sectional design. Sample amounted 27 player have fulfilled inclusion criteria that were 11 – 70 years old, physically and mentally healthy, are more than 6 months playing music, be willing to sample and signed the informed consent. The instrument used is the Non – Contack Tonometer. The results of observation shows that The mean IOP in male player is 12.16 mmHg in the right eye and the left eye is worth 12,35 mmHg , whereas the average of IOP in female player is 10.32 mmHg in the right eye and left eye iop mean value is 10.42 mmHg. In 27 bia music player consisting of 23 men and 4 woman had a mean IOP are generallynormal. Keywords: Intraocular Pressure (IOP),Bia Music Player   Abstrak: Tekanan intraokularerat kaitannya dengan penyakit glaukoma yang menjadi penyabab kebutaan kedua di Indonesia. Penelitian dalam dunia Opthalmology kurang lebih 10  tahun terakhir menemukan adanya hubungan bermain musik tiup dan peningkatan tekanan intraokular Salah satu jenis musik tiup di Sulawesi Utara adalah musik bia yang tercatat pada Guiness World Book Of Record sebagai the biggest sea shell music ensemble orchestra.Bukti ilmiah dan fakta diatas menempatkan pemain musik bia kedalam kelompok resiko tinggi penyakit Glaukoma Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tekanan intraokular pada pemain musik bia di desa Batu.Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional.Sampel penelitian berjumlah 27 pemain yang telah memenuhi kriteria inklusi yaitu berumur 11-70tahun, sehat jasmani dan rohani, sudah lebih dari 6 bulan memainkan musik, bersedia dijadikan sampel penelitian dan menandatangani informed consent. Alat yang digunakan adalah tonometer non – kontak.Hasil pengamatan menunjukan rerata tekanan intraokular mata kanan pada pemain pria sebesar 12,16 mmHg dan pada mata kiri bernilai 12,35 mmHg, sedangkan pada pemain wanita rerata tekanan intraokular sebesar 10,32 mmHg pada mata kanan dan rerata tekanan intraokular mata kiri bernilai 10,42 mmHg.Pada 27 orang pemain musik bia yang terdiri dari  23 pria dan 4 wanita memiliki rerata tekanan intraokular umumnya normal. Kata Kunci: Tekanan Intraokular,Pemain Musik Bia.
GAMBARAN TEKANAN DARAH PADA PEMAIN MUSIK DI SEKOLAH MUSIK TOMS YAMAHA MUSIC SCHOOL MANADO Garusim, Hermin; Engka, Joice N. A; Supit, Siantan
eBiomedik Vol 1, No 3 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.1.3.2013.3264

Abstract

Abstract: Blood pressureand pulse rateis very important in the health sectorin general, and particularly in the field of medicine, since the blood pressure and pulse rateis a factor that can be used as an indicator to assessa person's cardiovascular system. Blood pressure is the force used by the blood against the walls of blood vessels (arteries). Blood pressure is a vital sign in the human body. Numerous studies have shown an relationship between changes of blood pressure with pounding music that are to heard or playing a musical instrument. Physiologically increases and decreasesin blood pressurecan becaused bya particulargenre. As well as the increase and decrease in blood pressure both before and after playing music in fluenced by physical activity while playing certain musical instruments. For example, a drum player, his blood pressure willincrease two-fold in time afterplayingthe music, and theviolin decreased time after playing music. The purpose of this study, was to determine what kind of instrument music that can increase and decrease blood pressure. The type of research is observational with cross sectional study. The variable in this study is a music player and high blood pressure. The subjects was students in the school musical TOM's Yamaha Music School as many as 40 people who have met the criteria for inclusion are aged 10-35 years consisted of men and women, physically and mentally healthy, not suffering from hypertension and signed the informed consent. Measurement of blood pressure used tensimeter aneroid ABN spectrum and Littmann stethoscope. Before playing the music, the averages blood pressure with result that optimal is 106/74mmHg, the averages blood pressure with result that normal is 121/80mmHg, the averages blood pressure with result that high normal is 130/90mmHg, and the averages blood pressure with result that mild hypertension is 140/92mmHg. Based on this research, it was found there are difference in a blood pressure before and after playing music. The normal blood pressure before playing music and will increase or decrease in time after playing the music.Key words: Blood pressure, MusicAbstrak: Tekanan darah dan denyut nadi merupakan hal yang sangat penting dalam bidang kesehatan pada umumnya dan khususnya di bidang Kedokteran, karena tekanan darah maupun denyut nadi merupakan faktor yang dapat dipakai sebagai indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler seseorang. Tekanan darah adalah tenaga yang di gunakan oleh darah terhadap diding pembuluh darah (arteri). Tekanan darah merupakan salah satu tanda vital di dalam tubuh manusia. Sejumlah penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara perubahan tekanan darah dengan dentuman musik baik yang hanya didengarkan maupun pada saat memainkan alat musik. Secara fisiologis peningkatan dan penurunan tekanan darah dapat diakibatkan oleh aliran musik tertentu. Serta Peningkatan dan penurunan tekanan darah pada saat sebelum dan sesudah bermain musik dipengaruhi oleh aktifitas fisik saat memainkan alat musik tertentu. Misalnya pemain musik drum, tekanan darahnya akan meningkat dua kali lipat pada saat sesudah bermain musik, dan violin (biola) menurun saat sesudah bermain musik.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis alat musik apa yang dapat meningkatkan dan menurunkan tekanan darah. Adapun jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan cross sectional study. Adapun variable pada penelitian ini adalah pemain musik dan tekanan darah. Subjek penelitian ini adalah siswa ? siswi di sekolah musik TOM?s Yamaha Music school yaitu sebanyak 40 orang yang telah memenuhi criteria inklusi yaitu berumur 10-35 tahun terdiri atas pria dan wanita, sehat jasmani dan rohani, tidak menderita hipertensi dan menandatangani informed consent. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter aneroid ABN spectrum dan stetoskop Littman. Sebelum bermain musik hasil didapatkan tekanan darah optimal dengan rata ? rata tekanan darah 106/74mmHg, tekanan darah normal dengan rata ? rata 121/80mmHg, tekanan darah normal tinggi 130/90mmHg, dan tekanan darah dengan hipertensi ringan rata ? rata 140/92mmHg. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan adanya perbedaan tekanan darah yang dilakukan saat sebelum dan sesudah bermain musik. Tekanan darah normal pada saat sebelum bermain musik dan akan meningkat atau menurun pada saat sesudah bermain musik.Kata Kunci : tekanan darah, musik
KAPASITAS VITAL PARU PADA PENDUDUK DATARAN TINGGI DESA RURUKAN TOMOHON ., Juarfianti; Engka, Joice N. A.; Supit, Siantan
e-Biomedik Vol 3, No 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i1.7420

Abstract

Abstract: Breath is inspiring air from outside and expiring air out of the body. Lung vital capacity is the maximum amount of air that can be expired from the lungs (approximately 4600 ml). The value of vital lung capacity of adult males is 20-25% higher than of adult females. Some studies have shown that there are many factors influencing the lung vital capacity. This study aimed to describe lung vital capacity among plateu population of Rurukan Tomohon village. This was a descriptive analytic cross sectional study. Subjects were 30 people, aged 20-70 years old, who lived in Rurukan plateu. The lung vital capacity was measured by using a spirometer. Data were processed and presented as distribution frequency tables. The results showed that the majority of respondents were over 40-50 years old (36.7%), housewives (46.7%), had index of obesity I (50%), with the degree of restrictive lung vital capacity within normal limit (80%). Conclusion: Most of the people living in Rurukan plateau had normal lung vital capacity.Keywords: vital lung capacity, plateuAbstrak: Pernapasan adalah menghirup udara dari luar serta menghembuskan udara keluar dari tubuh. Kapasitas vital paru adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru (kira-kira 4600 ml). Nilai kapasitas vital paru pria dewasa lebih tinggi 20-25% daripada wanita dewasa. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kapasitas vital paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kapasitas vital paru pada penduduk dataran tinggi desa Rurukan Tomohon. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan potong lintang. Subjek penelitian terdiri dari 30 orang berusia 20-70 tahun yang tinggal di dataran tinggi. Data diperoleh melalui pengukuran kapasitas vital paru menggunakan spirometer. Data diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia >40-50 tahun (36,7%), pekerjaan ibu rumah tangga (46,7%), indeks massa tubuh obes I (50%), dan derajat restriktif kapasitas vital paru normal (80%). Simpulan: Sebagian besar penduduk dataran tinggi desa Rurukan mempunyai kapasitas vital paru normal.Kata kunci : kapasitas vital paru, dataran tinggi.
GAMBARAN LAMA TIDUR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Marpaung, Panangian P.; Supit, Siantan; Nancy, Joice
e-Biomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i1.4596

Abstract

Abstract: Inadequate sleep leads to concentrating distraction, fatigue, mood and productivity disorder, etc. Therefore, these matters could contribute influence in teenagers, especially to their academic performance. Adequate sleeping length is needed by the body to maximize the student’s ability in effort of achieving a good academic performance. This descriptive study using cross sectional design. The samples were the students of SMA Binsus Manado. Samples consist of 116 students including male and female ranging in age from 15 to 18 years old. This study using a sleeping length questionnaire for figure out the distribution of the respondent’s sleeping length and  to evaluate the student’s academic performance by using their mid-term exam results. The results of this study are presented in respondent distribution table. The highest number of 49,1% occupies a high academic performance with adequate sleep. The rest distributes as 22,4% in medium academic performance with adequate sleep, 6,0% in low academic performance with adequate sleep. 14,7% in high academic performance but with inadequate sleep, 6,9% in medium academic performance with inadequate sleep, and 0,9% with low academic performance and inadequate sleep. Generally, the students with adequate sleep result in high academic performance. Key words: description, sleeping length, studying performance, student.     Abstrak: Kurang tidur cenderung menyebabkan gangguan konsentrasi, kelelahan, gangguan mood, produktivitas, dan lain-lain sehingga dapat mempengaruhi remaja terutama terhadap prestasi belajar. Lama tidur yang cukup dibutuhkan tubuh untuk memaksimalkan kemampuan siswa dalam  usaha mencapai prestasi belajar yang baik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel merupakan siswa SMA Binsus Manado. Sampel berjumlah 116 orang laki–laki maupun perempuan dengan rentang usia 15–18 tahun. Untuk mengetahui distribusi lama tidur responden, digunakan kuesioner lama tidur sedangkan untuk menilai prestasi belajar digunakan nilai ujian mid semester. Hasil yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi responden dengan jumlah terbanyak sebesar 49,1% responden dengan prestasi tinggi dan cukup tidur Sisanya terdistribusi di 22,4% responden berprestasi sedang dan cukup tidur, 6,0% responden berprestasi rendah namun cukup tidur. Ada juga 14,7% responden berprestasi tinggi namun tidak cukup tidur, 6,9% responden berprestasi sedang namun tidak cukup tidur, serta 0,9% responden berprestasi rendah dan kurang tidur. Pada umumnya, siswa yang cukup tidur memiliki prestasi belajar yang tinggi. Kata Kunci: gambaran, lama tidur, prestasi belajar, siswa.
PROFIL TNF-α SESUDAH SENAM LANSIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA BETHANIA LEMBEAN KOTA MANADO Tulong, Michael; Supit, Siantan; Engka, Joice N. A.
eBiomedik Vol 3, No 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.3.1.2015.7660

Abstract

Abstract: Tumor Necrosis Factor- ? (TNF-?) is a systemic pro-inflammatory cytokine which is responsible to a trauma, injury, or inflammation in human body. Physical activity can physiologically affect the human body, inter alia the immune system. This was an experimental study with a post test design. This study aimed to determine the profile of TNF-? after doing gymnastics among the elderly at nursing home Bethania Lembean. Samples included 30 peoples who met the inclusion criteria, i.e. over 64 years old, followed the gymnastics for 5 weeks regularly, approbated as respondents, healthy, and signed the informed consent. The TNF-? concentration measurements were done by using enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) Quantikine ®Human TNF-?. The results showed that the average conventration of TNF-? after elderly gymnastics was 70.54 pg/ml, with the highest value of 88.90 pg/mL and the lowest value of 12.54 pg/mL. For all respondents, TNF-? was within normal limit and ranged between 10-100 pg / mL. Conclusion: In this study, TNF-? concentrations after elderly gymnastics for 5 weeks were within normal limitsKeywords: TNF-?, elderly gymnasticsAbstrak: Tumor Necrosis Factor-? (TNF-?) merupakan suatu sitokin sistemik pro-inflamasi, yang berespons terhadap suatu cedera trauma atau peradangan yang terjadi dalam tubuh manusia. Kegiatan fisik dapat berdampak cukup besar pada tubuh manusia, dimana dapat merubah sistem imun tubuh secara fisiologis. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan post test design dan bertujuan untuk mengetahui profil TNF-? sesudah senam lansia di Panti Wredha Bethania Lembean. Sampel penelitian berjumlah 30 orang yang memenuhi kriteria inklusi yaitu berumur di atas 64 tahun, teratur mengikuti senam lansia selama 5 minggu, bersedia menjadi responden, sehat saat di periksa, dan menandatangani informed consent. Pengukuran konsentrasi TNF-? di lakukan dengan menggunakan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) Quantikine ®Human TNF-?. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa rerata kadar TNF-? sesudah senam lansia 70,54 pg/ml, dengan nilai tertinggi 88,90 pg/mL dan nilai terendah 12,54 pg/mL. Berdasarkan hasil yang di dapat, semua kadar TNF-? masih dalam batas normal dengan nilai 10-100 pg/mL. Simpulan: TNF-? sesudah senam lansia selama 5 minggu masih dalam batas normal.Kata kunci:TNF-?, senam lansia
PENGARUH LATIHAN FISIK AKUT TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Matindas, Willem R.; Supit, Siantan; Engka, Joice N. A.
JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 5, No 1 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.5.1.2013.2612

Abstract

Abstract: Physical exercise can influence body metabolism. The Harvard test is  a simple method used in determining physical fitness. This test is performed by stepping up and down on a bench for certain periods of times. This study aimed to compare the levels of blood glucose of medical students of Sam Ratulangi University aged 20-22 years before and after performing the Harvard test. This was a field experimental study with One Group Pre-Post Test Design. The respondents were 35 students consisting of 22 males and 13 females who met the inclusion criteria. They were instructed to perform the Harvard test for five minutes and then were examined for blood glucose levels. The data were analyzed by using a t-test. The results showed an increase of the mean blood glucose levels from 75.80 mg/dL (before acute physical exercise) to 77.71 mg/dL (after acute physical exercise), but it was not statistically significant (P > 0.05). Conclusion: The acute physical exercise (the Harvard test) had no effect on before or after-exercise blood sugar levels. Keywords: acute physical exercise, Harvard test, blood sugar level    Abstrak: Latihan fisik dapat mempengaruhi metabolisme tubuh. Harvard test merupakan latihan fisik berupa naik turun bangku yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar gula darah sebelum dan sesudah diberikan latihan fisik akut (Harvard test) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat dengan kisaran usia 20-22 tahun. Jenis penelitian ini bersifat eksperimental lapangan dengan rancangan One Group Pre-Post Test Design. Subyek penelitian sebanyak 35 mahasiswa, terdiri dari 22 laki-laki dan 13 perempuan yang memenuhi kriteria inklusi. Semua subyek diberikan latihan fisik akut (Harvard test) selama lima menit dan kemudian dilakukan pemeriksaan kadar gula darah. Data statistik di analisis mengunakan uji-t. Hasil penelitian memperlihatkan terjadinya peningkatan rerata kadar gula darah dari 75,80 mmHg (sebelum latihan fisik akut) menjadi 77,71 mmHg (sesudah latihan fisik akut) yang secara statistik tidak bermakna (P > 0,05). Simpulan:  Latihan fisik akut (Harvard test) tidak memengaruhi kadar gula darah  sebelum dan sesudah latihan. Kata kunci: latihan fisik akut, Harvard test, kadar gula darah.
HUBUNGAN PAJANAN BISING KONTINYU TROMOL EMAS DENGAN KELUHAN DISPEPSIA PADA MASYARAKAT DESA TATELU ., Bernie; Supit, Siantan; Engka, Joice N. A.
JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 5, No 1 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.5.1.2013.2605

Abstract

Abstract: Gold is a mining commodity that has a high value. Tatelu’s gold processing is traditionally done with tromol machines that produce high intensity continous noise. Noise is a trigger of stress, which is one of the causes of dyspepsia. This study aimed to find out the relationship between continous noise exposure of the mining tromol and dyspepsia complaints among Tatelu villagers. The study was done by using a cross sectional design. The samples were divided into two groups: the control and the exposed groups. Each group consisted of 20 people. Interviews used structured questionnaires, and dyspepsia diagnostics were based on  Rome Consensus III. The characteristics of samples and the prevalence of dyspepsia complaints were assessed using univariate analysis. Chi square was used to assess the relationship between continous noise exposure of the tromols with complaints of dyspepsia. The results showed that in residential areas exposed to noise, 70% of the samples had complaints of dyspepsia, while in the control area there were only 25%. The results of the statistical analysis using the Chi square showed the value x2count (8.12) > x2table (3.84) and the P-value = 0.004 < 0.05 with α < 5%. Conclusion: There was a significant relationship between the continous noise exposure from the gold tromols with the complaints of dyspepsia among Tatelu villagers. Keywords: noise, stress, dyspepsia.     Abstrak: Emas merupakan komoditi tambang yang mempunyai nilai tinggi. Pengolahan emas di desa Tatelu dilakukan secara tradisional dengan menggunakan mesin tromol yang menghasilkan bising kontinyu dengan intensitas tinggi. Bising merupakan pemicu terjadinya stres yang merupakan salah satu penyebab terjadinya dispepsia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pajanan bising kontinyu tromol emas terhadap keluhan dispepsia pada masyarakat desa Tatelu. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Sampel terdiri dari 20 orang kelompok kontrol dan 20 orang kelompok terpajan. Penelitian menggunakan teknik wawancara dengan kuesioner terstruktur. Diagnosis dispepsia ditegakkan dengan kriteria Konsensus Roma III. Karakteristik sampel dan prevalensi keluhan dispepsia dinilai dengan analisis univariat. Hubungan antara pajanan bising kontinyu tromol emas dengan keluhan dispepsia dinilai dengan chi square. Hasil penelitian menunjukan pada daerah terpajan bising 70% sampel mengalami dispepsia sedangkan pada daerah kontrol hanya 25%. Hasil analisis statistika dengan menggunakan chi square menunjukan nilai x2hitung (8,12) > x2tabel (3,84)  dan nilai P = 0,004 < 0,05 dengan  < 5 %. Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara pajanan bising kontinyu tromol emas dengan keluhan dispepsia pada masyarakat Desa Tatelu. Kata kunci: bising, stres, dispepsia.
GAMBARAN KEKUATAN OTOT DAN FLEKSIBILITAS SENDI EKSTREMITAS ATAS DAN EKSTREMITAS BAWAH PADA SISWA/I SMKN 3 MANADO Pangemanan, Damajanty H.C.; Engka, Joice N.A.; Supit, Siantan
Jurnal Biomedik : JBM Vol 4, No 3 (2012): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.4.3.2012.1217

Abstract

Abstract: This study aimed to reveal an overview of muscle strength and joint flexibility of the upper and lower limbs of the students of SMKN 3 Manado. This was a simple descriptive study with a cross-sectional design. In this study, muscle strength of the right and left hands  was measured by using a grip strength dynamometer and of the limb muscles by using a leg dynamometer. Respondents who met the inclusion criteria were 53 people composed of 22 males and 31 females. The results showed that the upper and lower limb muscle strength were lower than normal, and none were categorized as good muscle strength. Flexibility of lower limb joints generally had a normal range of motion (ROM) value. Conclusion: Most students of SMKN 3 Manado had very low upper and lower limb muscle strength. The evaluation of lower limb joint flexibility showed normal ROM value. Keywords: muscle strength,joints flexibility.     Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kekuatan otot dan fleksibilitas sendi ekstremitas atas dan bawah pada pelajar SMKN 3 Manado. Penelitian menggunakan model survey deskriptif potong lintang dengan mengukur kekuatan otot ektremitas kiri dan kanan menggunakan alat pengukur khusus pada tangan dan kaki. Responden yang memenuhi kriteria inklusi terdiri dari 53 orang yang terbagi 22 orang pria dan 31 orang perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan otot ekstremitas atas (kekuatan otot genggam tangan kanan dan kiri) dan kekuatan otot ekstremitas bawah (kekuatan otot tungkai) umumnya mempunyai kekuatan otot yang kurang sekali dan tidak ada yang masuk kategori baik Fleksibilitas sendi ekstremitas bawah umumnya mempunyai nilai range of motion (ROM) normal. Simpulan: Sebagian besar siswa/i SMKN 3 Manado mempunyai kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah tergolong kategori kurang sekali. Penilaian fleksibilitas sendi-sendi ekstremitas bawah umumnya memperlihatkan ROM yang normal. Kata kunci: kekuatan otot, fleksibilitas sendi.