Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

THE BUSINESS DYNAMIC OF TRADITIONAL MARKET PLACE : DEMAND PREFERENCAE APPROACH Muftiadi, R. Anang; Maulina, Erna
AdBispreneur Vol 1, No 2 (2016): Adbispreneur
Publisher : Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.374 KB) | DOI: 10.24198/adbispreneur.v1i2.10234

Abstract

ABSTRACT  The focus of this research is to understand the possibility of changes in the behavior of consumer demand for products in traditional markets, whether caused by internal and external factors. Traditional markets tend to focus on fresh agricultural products (perishable goods), daily and low quality durable goods, while the more modern market focus on  the product packaging factory. In fact the growing type of manufacturing product, less accomodated in the traditional market. Conveniences and other factors are the important key of appeal of the traditional market. If proportion of such as consumers are greater, the the traditional market would experience faster transition into smaller markets and increasing incompetitiveness. Existence of change in traditional markets is a natural, associated  with  the  diversification  and  differention  of  product,  consumera  levvel  of  income, technology, education, land use and changes in consumers lifestyles. Keywords: consumer preference, agricultural products, conveniece market   DINAMIKA BISNIS PADA PASAR TRADISIONAL DARI SISI PERMINTAAN KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN DEMAN PREFERENCE ABSTRAK  Fokus dari penelitian ini adalah berupaya memahami kemungkinan perubahan perilaku permintaan konsumen terhadap produk yang ada pada pasar tradisional, baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhinya. Pasar tradisional cenderung fokus pada produk pertanian segar (perishable goods) dan sedikit barang tahan lama kualitas biasa hingga rendah, sedangkan pasar modern lebih pada produk kemasan pabrik. Secara faktual jenis produk pabrikan yang semakin berkembang,  kurang terakomodasi  di  pasar tradisional. Kenyamanan  dan ketertiban adalah  kunci penting bagi daya tarik pasar tradisional. Bila proporsi yang tidak sesuai preferensinya semakin besar, maka pasar tradisional akan mengalami transisi lebih cepat menjadi pasar sub masyarakat tertentu saja dan semakin tidak kompetitif. Eksistensi pasar tradisional yang mengalami perubahan adalah hal alamiah, terkait dengan perkembangan diversifikasi dan diferensiasi produk, tingkat pendapatan, teknologi, tingkat pendidikan, perubahan tata guna lahan dan perubahan dalam pola hidup konsumen.  Kata kunci: preferensi konsumen, produk segara pertanian, kenyamanan pasar.
POLICIES AND BUSINESS STRATEGIES OF WOMEN ENTREPRENEURS: STUDY ON BEAUTY BUSINESS NADISSE SALON Maulina, Erna; Sari, Meci Nilam
AdBispreneur Vol 2, No 1 (2017): AdBispreneur
Publisher : Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.822 KB) | DOI: 10.24198/adbispreneur.v2i1.12879

Abstract

ABSTRACTThis paper contains about the implementation of business policy and strategy on beauty business Women Entrepreneur. The object studied is the salon NADISSE Bandung by discussing how the business strategy policy MSD salon NADISSE to be analyzed through internal environmental factors in the form of visible assets, invisible assets, and the capabilities of UMKM organizations. While external factors include the analysis of old competition, new competitors, replacement products, bargaining power of suppliers, and bargaining power of buyers in NADISSE salon SME business, and NADISSE Salons competitive strategy includes promotion, product differentiation, and price leadership.Keywords: Business policy and strategy, SMEs, women entrepreneurs  KEBIJAKAN DAN STRATEGI BISNIS WANITA PENGUSAHA:STUDI PADA USAHA KECANTIKAN SALON NADISSE ABSTRAK Tulisan ini berisikan tentang penerapan tentang kebijakan dan strategi bisnis pada usaha kecantikan Women Entreprneur. Objek yang diteliti adalah salon NADISSE Bandung dengan membahas bagaimana kebijakan strategi bisnis UMKM salon NADISSE yang akan dianalisis melalui faktor lingkungan internal yang berupa aset terlihat, aset tidak terlihat, dan kapabilitas organisasi UMKM tersebut. Sedangkan faktor externalnya meliputi analisis pesaingan lama, pesaing baru, produk penganti, daya Tawar pemasok, dan daya tawar pembeli pada bisnis UMKM salon NADISSE, serta  strategi bersaing Salon NADISSE meliputi promosi, diferensiasi produk, dan kepemimpinan harga. Kata kunci: Kebijakan dan strategi bisnis, UMKM, wanita pengusaha
PEMETAAN UMKM INDUSTRI KREATIF DI WILAYAH PRIANGAN TIMUR: IDENTIFIKASI KEUNGGULAN DAYA SAING LOKAL Purbasari, Ratih; Chandra, Wijaya; Rahayu, Ning; Maulina, Erna
AdBispreneur Vol 3, No 1 (2018): AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewiraus
Publisher : Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.175 KB) | DOI: 10.24198/adbispreneur.v3i1.16083

Abstract

ABSTRACT This research tries to improve local competitive advantage through of creative industry potentials development. The research method used is qualitative approach and contextual technique of local competitive advantage development in East Priangan region with the following stages (1) Collecting secondary data through literature review and related intitutions (2) Understanding of local competitive advantage and creative industries concept (3) Mapping creative industries potential (4) Identifying the most potentialy creative industries and analysis. The results showed that the sub-sectors of the most potential creative industry in each region are the Mendong Handicraft Industry (Tasikmalaya City), the Akar Wangi Handicraft Industry (Garut Regency), the Coconut Handicraft Industry (Ciamis Regency) according to the competitive advantage concept. They also have local resources and supported by government protection policies. Moreover they have both domestic and foreign markets. In order to have competitive advantage sustainability, required collaboration and cooperation of all related parties in an entrepreneurial ecosystem of each creative industry regions.  Keywords : Local Competitive Advantage, Creative Industry, East Priangan, ABSTRAKPenelitian ini berupaya untuk membantu meningkatkan keunggulan daya saing lokal melalui pengembangan potensi industri kreatif. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan teknik kontekstual mengenai pengembangan keunggulan daya saing lokal di wilayah Priangan Timur dengan tahapan (1) Mengumpulkan data sekunder melalui tinjauan pustaka dan institusi terkait (2) Pemahaman konteks keunggulan daya saing lokal dan industri kreatif (3) Pemetaan potensi industri kreatif (4) Identifikasi industri kreatif yang paling berpotensi dan analisisnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subsektor dari industri kreatif yang paling berpontensi di masing-masing daerah adalah Industri Kerajinan Anyaman Mendong (Kota Tasikmalaya), Industri Kerajinan Akar Wangi (Kab. Garut), Kerajinan Lidi Kelapa (Kab. Ciamis) berdasarkan konsep keunggulan daya saing, memiliki sumber daya lokal dan dukungan kebijakan perlidungan dari pemerintah, serta telah memiliki pasar domestik dan luar negeri. Untuk memiliki keunggulan daya saing berkelanjutan, dibutuhkan kolaborasi dan kerjasama dari semua pihak yang terlibat di dalam ekosistem kewirausahaan di setiap wilayah industri kreatif tersebut.Kata kunci : Keunggulan Daya Saing Lokal, Industri Kreatif, Priangan Tim
Adopsi Teknologi Internet of Things pada Startup Industri F&B Margo Purnomo; Erna Maulina; Aulia Rizki Wicaksono; Muhamad Rizal
Techno.Com Vol 20, No 3 (2021): Agustus 2021
Publisher : LPPM Universitas Dian Nuswantoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/tc.v20i3.4824

Abstract

Efisiensi di sepanjang rantai pasokan industri F & B yang terintegrasi dengan kemajuan teknologi telah mendorong penerapan sistem ketertelusuran produk dalam bentuk pemanfaatan Internet of Things (IoT). tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki adopsi IoT di pada Startup Industri F&B di Jawa Barat-Indonesia. Data dianalisa dengan menyebarkan kuesioner terhadap 30 Startup Industri F&B di Jawa Barat dengan menggunakan analisis Stuctural Equation Modeling (SEM) menggunakan aplikasi AMOS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar Startup Industri F&B di Jawa Barat menunjukkan tingkat adopsi IoT yang cukup dalam mengelola proses produksi produk F&B mereka
PEMETAAN UMKM INDUSTRI KREATIF DI WILAYAH PRIANGAN TIMUR: IDENTIFIKASI KEUNGGULAN DAYA SAING LOKAL Ratih Purbasari; Wijaya Chandra; Ning Rahayu; Erna Maulina
AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan Vol 3, No 1 (2018): AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausa
Publisher : Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.175 KB) | DOI: 10.24198/adbispreneur.v3i1.16083

Abstract

ABSTRACT This research tries to improve local competitive advantage through of creative industry potentials development. The research method used is qualitative approach and contextual technique of local competitive advantage development in East Priangan region with the following stages (1) Collecting secondary data through literature review and related intitutions (2) Understanding of local competitive advantage and creative industries concept (3) Mapping creative industries potential (4) Identifying the most potentialy creative industries and analysis. The results showed that the sub-sectors of the most potential creative industry in each region are the Mendong Handicraft Industry (Tasikmalaya City), the Akar Wangi Handicraft Industry (Garut Regency), the Coconut Handicraft Industry (Ciamis Regency) according to the competitive advantage concept. They also have local resources and supported by government protection policies. Moreover they have both domestic and foreign markets. In order to have competitive advantage sustainability, required collaboration and cooperation of all related parties in an entrepreneurial ecosystem of each creative industry regions.  Keywords : Local Competitive Advantage, Creative Industry, East Priangan, ABSTRAKPenelitian ini berupaya untuk membantu meningkatkan keunggulan daya saing lokal melalui pengembangan potensi industri kreatif. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan teknik kontekstual mengenai pengembangan keunggulan daya saing lokal di wilayah Priangan Timur dengan tahapan (1) Mengumpulkan data sekunder melalui tinjauan pustaka dan institusi terkait (2) Pemahaman konteks keunggulan daya saing lokal dan industri kreatif (3) Pemetaan potensi industri kreatif (4) Identifikasi industri kreatif yang paling berpotensi dan analisisnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subsektor dari industri kreatif yang paling berpontensi di masing-masing daerah adalah Industri Kerajinan Anyaman Mendong (Kota Tasikmalaya), Industri Kerajinan Akar Wangi (Kab. Garut), Kerajinan Lidi Kelapa (Kab. Ciamis) berdasarkan konsep keunggulan daya saing, memiliki sumber daya lokal dan dukungan kebijakan perlidungan dari pemerintah, serta telah memiliki pasar domestik dan luar negeri. Untuk memiliki keunggulan daya saing berkelanjutan, dibutuhkan kolaborasi dan kerjasama dari semua pihak yang terlibat di dalam ekosistem kewirausahaan di setiap wilayah industri kreatif tersebut.Kata kunci : Keunggulan Daya Saing Lokal, Industri Kreatif, Priangan Tim
THE BUSINESS DYNAMIC OF TRADITIONAL MARKET PLACE : DEMAND PREFERENCAE APPROACH R. Anang Muftiadi; Erna Maulina
AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan Vol 1, No 2 (2016): AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausa
Publisher : Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.374 KB) | DOI: 10.24198/adbispreneur.v1i2.10234

Abstract

ABSTRACT  The focus of this research is to understand the possibility of changes in the behavior of consumer demand for products in traditional markets, whether caused by internal and external factors. Traditional markets tend to focus on fresh agricultural products (perishable goods), daily and low quality durable goods, while the more modern market focus on  the product packaging factory. In fact the growing type of manufacturing product, less accomodated in the traditional market. Conveniences and other factors are the important key of appeal of the traditional market. If proportion of such as consumers are greater, the the traditional market would experience faster transition into smaller markets and increasing incompetitiveness. Existence of change in traditional markets is a natural, associated  with  the  diversification  and  differention  of  product,  consumera  levvel  of  income, technology, education, land use and changes in consumers lifestyles. Keywords: consumer preference, agricultural products, conveniece market   DINAMIKA BISNIS PADA PASAR TRADISIONAL DARI SISI PERMINTAAN KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN DEMAN PREFERENCE ABSTRAK  Fokus dari penelitian ini adalah berupaya memahami kemungkinan perubahan perilaku permintaan konsumen terhadap produk yang ada pada pasar tradisional, baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhinya. Pasar tradisional cenderung fokus pada produk pertanian segar (perishable goods) dan sedikit barang tahan lama kualitas biasa hingga rendah, sedangkan pasar modern lebih pada produk kemasan pabrik. Secara faktual jenis produk pabrikan yang semakin berkembang,  kurang terakomodasi  di  pasar tradisional. Kenyamanan  dan ketertiban adalah  kunci penting bagi daya tarik pasar tradisional. Bila proporsi yang tidak sesuai preferensinya semakin besar, maka pasar tradisional akan mengalami transisi lebih cepat menjadi pasar sub masyarakat tertentu saja dan semakin tidak kompetitif. Eksistensi pasar tradisional yang mengalami perubahan adalah hal alamiah, terkait dengan perkembangan diversifikasi dan diferensiasi produk, tingkat pendapatan, teknologi, tingkat pendidikan, perubahan tata guna lahan dan perubahan dalam pola hidup konsumen.  Kata kunci: preferensi konsumen, produk segara pertanian, kenyamanan pasar.
STATE-OF-THE-ART DIGITAL ENTREPRENEURSHIP DALAM BISNIS KELUARGA: ANALISIS CO-AUTHORSHIP DAN CO-OCCURRENCE Margo Purnomo; Erna Maulina; Ahmad Zaki; Dian Fordian
AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan Vol 6, No 1 (2021): AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausa
Publisher : Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/adbispreneur.v6i1.31103

Abstract

There are still few in family business studies that discuss the topic of digipreneurship, even though digipreneurship is important for continuity and growth of companies in today's business world. Therefore, the aim of this study is to uncover the state-of-the-art and create research gaps in the literature related to digipreneurship in family business. For this purpose, a bibliometric study using co-authorship and key word co-occurrence analysis conducted in the Scopus database. The results of the co-authorship analysis show that the cohesiveness of collaboration in exploring digipreneurship in family business has been achieved at the state level in the 2017-2020 period, but at the author and organizational level has not been achieved. This indicates that the study of digipreneurship in family business is in early stages of growth. The results of the co-occurrence keyword analysis show that there are three specific domains in the field, namely digital transformation of entrepreneurial-oriented family firms; entrepreneurial knowledge management and digital capabilities in the family business; and transgenerational entrepreneurship in the digital era; Another domain that is important to be developed but has not been identified and has become a research gap is the value chain and internal processes in digipreneurship in family business. Penelitian bisnis keluarga sampai saat ini belum banyak yang membahas topik digipreneurship, padahal digipreneurship penting untuk keberlangsungan dan pertumbuhan perusahaan di dunia bisnis saat ini. Karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap state-of-the-art dan memunculkan kesenjangan penelitian dalam literatur terkait dengan digipreneurship dalam bisnis keluarga. Untuk tujuan tersebut, Penulis melakukan penelitian bibliometrik dengan metode analisis co-authorship dan analisis co-occurrence kata kunci pada basis data Scopus. Hasil analisis co-authorship menunjukkan bahwa kohesivitas kolaborasi dalam mengekplorasi digipreneurship dalam bisnis keluarga sudah tercapai di tingkat negara dalam rentang tahun 2017-2020, namun kohesivitas co-authorship di tingkat penulis dan organisasi belum tercapai. Kondisi demikian mengindikasikan bahwa kajian digipreneurship dalam bisnis keluarga masih berada dalam fase awal tumbuh. Hasil analisis co-occurrence kata kunci menunjukkan bahwa ada tiga domain yang khas dalam publikasi ilmiah digipreneurship dalam bisnis keluarga yaitu transformasi digital perusahaan keluarga berorientasi entrepreneurial, manajemen pengetahuan entrepreneurial dan kapabilitas digital dalam bisnis keluarga, dan entrepreneurship transgenerasi pada era digital; Domain lain yang penting untuk dikembangkan namun belum teridentifikasi dan menjadi kesenjangan dalam penelitian ini adalah domain rantai nilai dan proses internal pada digipreneurship dalam bisnis keluarga.
POLICIES AND BUSINESS STRATEGIES OF WOMEN ENTREPRENEURS: STUDY ON BEAUTY BUSINESS NADISSE SALON Erna Maulina; Meci Nilam Sari
AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan Vol 2, No 1 (2017): AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausa
Publisher : Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.822 KB) | DOI: 10.24198/adbispreneur.v2i1.12879

Abstract

ABSTRACTThis paper contains about the implementation of business policy and strategy on beauty business Women Entrepreneur. The object studied is the salon NADISSE Bandung by discussing how the business strategy policy MSD salon NADISSE to be analyzed through internal environmental factors in the form of visible assets, invisible assets, and the capabilities of UMKM organizations. While external factors include the analysis of old competition, new competitors, replacement products, bargaining power of suppliers, and bargaining power of buyers in NADISSE salon SME business, and NADISSE Salon's competitive strategy includes promotion, product differentiation, and price leadership.Keywords: Business policy and strategy, SMEs, women entrepreneurs  KEBIJAKAN DAN STRATEGI BISNIS WANITA PENGUSAHA:STUDI PADA USAHA KECANTIKAN SALON NADISSE ABSTRAK Tulisan ini berisikan tentang penerapan tentang kebijakan dan strategi bisnis pada usaha kecantikan Women Entreprneur. Objek yang diteliti adalah salon NADISSE Bandung dengan membahas bagaimana kebijakan strategi bisnis UMKM salon NADISSE yang akan dianalisis melalui faktor lingkungan internal yang berupa aset terlihat, aset tidak terlihat, dan kapabilitas organisasi UMKM tersebut. Sedangkan faktor externalnya meliputi analisis pesaingan lama, pesaing baru, produk penganti, daya Tawar pemasok, dan daya tawar pembeli pada bisnis UMKM salon NADISSE, serta  strategi bersaing Salon NADISSE meliputi promosi, diferensiasi produk, dan kepemimpinan harga. Kata kunci: Kebijakan dan strategi bisnis, UMKM, wanita pengusaha
FINTECH SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI PEMBIAYAAN BAGI UMKM Muhamad Rizal; Erna Maulina; Nenden Kostini
AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan Vol 3, No 2 (2018): AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausa
Publisher : Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.809 KB) | DOI: 10.24198/adbispreneur.v3i2.17836

Abstract

ABSTRACTIn 2017, more than 40 new fintech businesses is born, this financial business have emerged that have tried their luck in the Indonesian financial landscape along with the other 140s of startup that have stood before. Indonesia's fintech industry has become one of the prima donna that attracted so much attention from the financial industry actors. Investment on startup fintech began to attract a lot of interest, even some startup managed to get series A of investment this year. The fintech sectors are beginning to develop and many new products are launched.Meanwhile, the Ministry of Cooperatives and Small and Medium Enterprises (Ministry of Small and Medium Enterprises) launched 3.79 million micro, small and medium enterprises (SMEs) already utilizing online platform in marketing their products. This number is around 8 percent of the total perpetrators of SMEs in Indonesia, which is 59.2 million.The problem of sources of financing is a classic problem that is a barrier to the growth of SMEs who do not get financing facilities from the banking sector. Lack of financial resources makes SMEs unable to develop innovations to increase production. However, the rapid growth of financing business of fintech, such as peer-to-peer lending can now be another alternative for loan fund raisers. peer-to-peer lending is a financing business that targets the middle to lower market sectors  ABSTRAKSepanjang tahun 2017, setidaknya muncul lebih dari 40 bisnis fintech baru yang mencoba peruntungan di lanskap keuangan Indonesia bersama dengan 140-an startup lain yang telah berdiri sebelumnya. Industri fintech Indonesia memang menjadi salah satu primadona yang menarik perhatian begitu besar dari para pelaku industri keuangan. Investasi pada startup fintech mulai banyak diminati, bahkan beberapa startup berhasil mendapatkan investasi seri A di tahun ini. Sektor-sektor fintech mulai berkembang dan produk-produk baru banyak diluncurkan.Sementara itu, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) melansir sebanyak 3,79 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sudah memanfaatkan platform online dalam memasarkan produknya. Jumlah ini berkisar 8 persen dari total pelaku UMKM yang ada di Indonesia, yakni 59,2 juta.Masalah sumber pembiayaan merupakan masalah klasik yang menjadi penghambat pertumbuhan UMKM yang tidak mendapat fasilitas pembiayaan dari sektor perbankan. Kurangnya sumber dana menjadikan UMKM tidak dapat mengembangkan inovasi untuk meningkatkan produksinya. Namun demikian pesatnya pertumbuhan bisnis pembiayaan FinTech seperti peer-to-peer lending  sekarang ini bisa menjadi alternatif lain bagi para pencari dana pinjaman. peer-to-peer lending merupakan bisnis pembiayaan yang menyasar sektor  pasar menengah ke bawah.
7Ss McKinsey MODEL UNTUK MERESPONS PERILAKU PEMBELIAN PELANGGAN MILLENIAL PADA PT RABBANI HYPNO FASHION Erna Maulina; Chandra Hendriyani
AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan Vol 3, No 3 (2018): AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausa
Publisher : Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.022 KB) | DOI: 10.24198/adbispreneur.v3i3.19288

Abstract

 The rapid development of technology has changed customer behavior to become more mobile and switch to digital transactions. Changes in customer behavior prompted PT Rabbani Hypnofashion to change the company's platform to digital marketing by using many models to win the market, especially millennial customers, is the 7Ss McKinsey Model. The purpose of this study is to analyze the application of the McKinsey 7Ss model in response to the buying behavior of millennial customers in the Muslim fashion industry. The method used in this study is qualitative research with a descriptive approach. Data collection techniques used are literature studies. The results show that PT Rabbani Hypnofashion has implemented the McKinsey 7Ss Model. This model is integrated all of which support each other to achieve the vision of PT Rabbani Hypnofashion to be the World's Best and Biggest Veil Company in 2020. The results of the study show that the McKinsey 7Ss (Strategy, Structure, System, Staff, Style, Skill, and Superordinate Goals) model can be used by entrepreneurs to develop business and dominate the market, especially for the millennial segment. Furthermore, we propose company should enggament millennial customer with optimalisize database and communication using electronic customer relationship management(e-crm). Pesatnya perkembangan teknologi telah merubah perilaku pelanggan menjadi lebih mobile dan beralih ke transaksi digital. Perubahan perilaku pelanggan mendorong PT Rabbani Hypnofashion untuk  merubah platform perusahaan ke pemasaran  dengan menggunakan banyak model untuk memenangkan pasar dan salah satu model yang dapat digunakan untuk mengendalikan segmen pasar terutama pelanggan millennial adalah 7Ss Model McKinsey. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa penerapan model 7Ss McKinsey dalam merespon perilaku pembelian pelanggan millennial pada industri busana muslim. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka. Hasilnya menunjukkan bahwa PT Rabbani Hypnofashion telah menerapkan 7Ss Model McKinsey. Model ini terintegrasi yang semuanya saling mendukung untuk mencapai visi PT Rabbani Hypnofashion menjadi Perusahaan Kerudung Terbaik dan Terbesar Dunia pada tahun 2020.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 7Ss McKinsey (Strategy, Structure, System, Staff, Style,  Skill,  dan Superordinate Goals) Model dapat digunakan oleh pengusaha untuk  mengembangkan bisnis dan menguasai pasar khususnya untuk segment millennial. Kami menyarankan untuk kelangsungan bisnis  PT Rabbani Hypnofashion harus  terus meningkatkan kedekatan dengan pelanggan  millennial melalui optimalisasi database pelanggan dan intensitas komunikasi dengan menggunakan electronic customer relationship management.