Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KARAKTERISTIK ORANG SHALEH DALAM SURAT MUHAMMAD Dedi Junaedi
Jurnal Andi Djemma | Jurnal Pendidikan Vol 2, No 1 (2019): Febrauri 2019
Publisher : Universitas Andi Djemma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hamba-hamba Allah yang shaleh, baik laki-laki maupun perempuan, telah diumumkan akan menjadi ahli waris terhadap bumi dengan segala perlengkapanya. Begitulah titah Illahi yang tiada keraguan pada-Nya. Allah SWT. telah berfirman bahwa dunia akan diwariskan kepada orang-orang shaleh (Qs. 21: 05). Namun kenapa pada hari ini, dizaman yang dikatakan sebagai kemajuan malah hancur oleh orang-orang yang ingkar kepada Allah. Pasti ada sesuatu yang kurang tepat, karena Allah swt telah memberitahu. Berkenaan dengan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, karakteristik orang shaleh dalam surat Muhammad. Dengan mengetahui karakteristik orang shaleh kita tidak akan  salah memandang orang dan kita akan mendapatkan kebahagian dunia akhirat. Sehingga masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana karakteristik orang-orang shaleh dalam surat Muhammad. Adapun langkah-langkah penelitian yaitu menentukan metode penelitian, sumber data dan analisa data. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dan content analysis artinya penulis meneliti test al-Qur’ân dengan menggunakan kajian ilmu tafsir yang bersifat normatif. Dalam operasinya penelitian ini lebih ditekankan pada penelaahan dan pengajian terhadap penafsiran ahli tafsir dalam karya tafsirnya, serta literatur-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Penelitian ini menghasilkan rumusan bahwa, karakteristik orang shaleh dalam surat Muhammad ada sembilan, yaitu: Beriman kepada Allah, taat kepada Allah dan Rasul, menolong agama Allah, melakukan amal shaleh, berjihad dijalan Allah, akhirat tujuan utamanya, dan sabar menghadapi ujian dari Allah, taat dan mengatakan yang baik dan tidak berbuat kerusakan dimuka bumi.
CONTROVERTION BETWEEN TEXT VERSUS CONTEXT IN INTERPRETING AL-QUR'AN Muhammadong Muhammadong; Dedi Junaedi
Jurnal Diskursus Islam Vol 9 No 2 (2021): August
Publisher : Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdi.v9i2.22672

Abstract

The controversy referred to in this paper is not to find a clash with the qath'i texts, but to find a common perception of the two propositions so as to find the point of truth. The controversy surrounding the issue of text versus context will never be resolved because the existence and urgency of the Qur'an revealed are global in nature so that a broader interpretation is needed to give benefit to humans to be able to be applied in human muamalat problems. In understanding the propositions that are already qath'i, sometimes it is found groups who use the text approach and then use the context approach in different situations. So it is considered confusing among Muslims. Whereas the existence of the Qur'an as a revealed book is very adaptive to various problems so it must be elaborated based on the demands of the circumstances and time.
OPTIMALISASI KETAHANAN KELUARGA MELALUI NILAI-NILAI AGAMA SEBAGAI BASIS PENDIDIKAN DI TENGAH PANDEMI COVID-19 Dedi Junaedi; Sahliah Sahliah; Nandang Rukanda; Tamtam Kamaluddin
Pedagogik : Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh Vol 8, No 2, Oktober (2021)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (21.975 KB) | DOI: 10.37598/pjpp.v8i2, Oktober.912

Abstract

Melihat kondisi masa covid-19 ditambah lagi dengan beragamnya paham di Indonesia sehingga bermunculan salah satunya, paham radikalisme Islam dapat berkembang di sekolah-sekolah umum melalui guru agama dan kegiatan keagamaan. Hal ini terjadi karena kontrol terhadap materi agama dan kerja guru agama tidak cukup kuat untuk menutup celah masuknya paham radikal. Akibatnya, peran ayah dan ibu  harus berperan aktif mendampingi anak ketika di rumah atau di luar rumah sebagai basis pendidikan. Penelitian-penelitian  yang sudah dilakukan hanya berfokus pada radikalisme dan nilai-nilai agama Islam yang terjadi pada masyarakat, belum ada yang khusus membahas mengenai bagaimana nilai-nilai Islam mewarnai ketahanan keluarga dalam menangkal radikalisme sejak dini di masa covid-19 pada. Inilah yang menjadi perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode library research. Hasil penelitian ini menunjukan, bahwa optimalisasi ketahanan keluarga melalui nilai-nilai agama sebagai basis pendidikan di tengah pendemi Covid1-9 meliputi: (1) peran keluarga, (2) pendidikan tauhid dan akhlak, (3) pendidikan Alquran, (4) pendidikan tentang sosial kemasyarakatan. Adapun rekomendasi untuk pemerintah harus senantiasa memberdayakan institusi keluarga khususnya orang tua harus lebih serius mendidik anak dari sejak dini menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam kegiatan sehari-hari yang berlandasan terhadap  al Quran hadits dan lebih mengoptimalkan dalam menghadapi permasalah covid-19 untuk mencegah munculnya radikalisme di dalam keluarga.
Dakwah Islam Melalui Karya Sastra Enung Nurhayati; Dedi Junaedi; Sahliah Sahliah
Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Studi Agama-Agama Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.87 KB) | DOI: 10.15575/hanifiya.v2i2.7303

Abstract

The Da'wah through literary works is based on Al-Quran surah Ali Imran verse 110. Da'wah through literary works, in this case, the writer or creator of literary works is an element of da'i. Religious points, both religious themes or messages are elements of the message of preaching. While literary works are the media of his da'wah. Da'wah through literary works will be most successful depending on the way the presentation and packaging it uses. Da'i who are competent to become Islamic writers are needed. This was to meet the challenges when many writers (writers) often turned away from religious literature and preferred to pursue liberalism or genital literature (exploiting sex). Therefore, a cadre of the preachers should be needed for proselytizing professionals through literary works. Need to conduct training based on "Da'wah and Literature". The trainings study theoretically and practically about da'wah through media literary works. The main goal is for the preachers to be both theoretically and practically skilled in preaching through.
PELATIHAN DALAM MERANCANG DAN MEMBUAT MEDIA BAHAN BEKAS YANG INOVATIF DAN INTERAKTIF BAGI TUTORS ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) Efransyah Efransyah; Dedi Junaedi; Helsa Feby Kurnia
Abdimas Siliwangi Vol 5, No 1: Februari 2022
Publisher : IKIP SILIWANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/as.v5i1.6915

Abstract

Sejak pemerintah melaksanakan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70/2009 tentang pendidikan inklusi yang mana aturan di dalamnya mengintegrasikan anak autis dari sekolah khusus ke sekolah umum merupakan gerbang memandirikan mereka. Dengan berlakunya aturan tersebut berarti setiap sekolah baik negeri maupun swasta wajib menerima siswa yang berkebutuhan khusus (ABK). Hal ini akan memunculkan permasalahan baru bagi sekolah yang belum memiliki kesiapan system dalam menerapkan methode proses belajar dan mengajar yang mengintegrasikan anak autis dalam sekolah umum. Sekolah mitra merupakan salah satu dari sekolah yang memiliki masalah dalam hal penyediaan media pembelajaran khususnya bagi anak autis dalam pengajaran bahasa Inggris yang inovatif. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal dibutuhkan kreativitas para guru dalam merencanakan dan menyediahkan media pebelajaran yang inovatif karena hal itu dapat berdampak pada minat siswa yang rendah dalam memahami pembelajaran bahasa Inggris khususnya bagi anak berkebutuhan khusus. Solusi permasalahan yang ditawarkan dalam Program Kemitraan Masyarakat Stimulus ini yaitu memberikan pelatihan terhadap para guru dalam merancang dan membuat media barang bekas yang inovatif. Pelatihan tersebut berupa diskusi tentang perancangan dan pembuatan media barang bekas yang terbuat dari bahan baku yang mudah didapatkan dari lingkungan sekitar. Media-media pembelajaran tersebut dirancang agar para siswa autis (ABK) dapat memahami dan mengaplikasikan bahasa inggris dasar yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pelatihan tersebut diharapkan para guru mendapatkan ilmu dalam merancang sekaligus membuat media pembelajaran bahasa Inggris yang inovatif dan interaktif khususnya untuk pengajaran anak yang berkebutuhan khusus (ABK). Media pembelajaran yang dipelajari dan dibuat dalam pelatihan ini diharapkan dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah SMP Inklusi sederajat.
WORKSHOP FOR INDONESIAN LANGUAGE TEACHERS OF JUNIOR HIGH SCHOOL LEVEL IN THE DISTRICT OF JALAN CAGAK KAB. SUBANG ON THE USE OF GOOD AND APPROPRIATE INDONESIAN LANGUAGE TO IMPROVE THE ETHICS OF KARIMAH Dedi Junaedi; Hendra Husnussalam; tamtam Kamaluddin; Sahliah Sahliah
JLER (Journal of Language Education Research) Vol 2, No 3 (2019): VOLUME 2 NUMBER 3, SEPTEMBER 2019
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.935 KB) | DOI: 10.22460/jler.v2i3.p83-88

Abstract

Language is something that is very important because by using language a person can communicate and adapt, and based on good and correct speech, he/she becomes an individual who has the morality of karimah. A society can be classified as having good characters if they use polite and appropriate language in daily life or various opportunities. In line with the goals and objectives of national development, national education is directed at efforts to improve the quality of Indonesian people. Humans with faith and devoted to God Almighty are those with virtuous character, personality, disciplined, hardworking, tough, responsible, independent, intelligent and skilled, and healthy physical and physical. In this connection, teachers, as the spearhead, are good role model in the eyes of their students. The teachers are those who are followed and imitated by students. Even thousands of teachers teach in various schools or formal and informal institutions, teachers are scattered in rural and urban areas throughout Indonesia. The teacher is one of the centers for the development of mental mentality in societies with different sociocultural stratification. Teachers can produce sociocultural and civilizational stratification in the sense of forming good and noble character of moral character, thus there must be coaching in every aspect in order to create a synergy between good and right language with moral character to the high school teachers in the district of Kec. Jalan Cagak Kab. Subang.
PENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL DOA HARIAN MELALUI METODE BERNYANYI PADA ANAK USIA DINI Sahliah Sahliah; Dedi Junaedi
Golden Age: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 5, No 2 (2021): Golden Age : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ga:jpaud.v5i2.5319

Abstract

Peningkatan kemampuan potensi dalam perkembangan pemikiran anak usia dini masih jernih belum banyak pemikiran yang terkontaminasi oleh lingkungan sekitarnya. Banyak faktor yang dapat merubah pemikiranya salah satunya kebiasaan lingkungan, keluarga, masyarakat maupun disekolah. Berkenaan dengan  seorang pendidik harus mampu membimbing, mengajaran dan melatih bahkan harus mempunyai metode khusus dalam mengajar anak didiknya. Metode merupakan cara untuk  mempermudah materi bisa tersampaikan, salah satunya bermain sambil bernyanyi bisa dijadikan metode untuk mengembangan kemampuan menghafal bagi anak usia dini. Bernyanyi merupakan salah satu metode untuk menghilangkan ketakutan, kejemuan dan kebosanan, bahkan bernyanyi merupakan kesenangan anak-anak yang selalu senang bermain sehingga mayseetnya dibawah sadar tanpa disadari akan mudah menerima ketika menerima pelajaran dari gurunya dengan cara yang menyenangkan. Seorang pendidik harus selalu meningkatkan kemampuan perserta didiknya. Salah satu dengan meningkatkan kemampuan anak usia dini dalam menghafal doa harian  melalui metode  bernyanyi.
IKHLAS DALAM AL-QURAN dedi junaedi; sahliah lia
Ta'lim Volume 1, Nomor 2, 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.842 KB) | DOI: 10.36269/ta'lim.v0i0.119

Abstract

Ikhlas merupakan hal yang sangat peting karena keimanan dan amal shaleh akan diterimah oleh Allah swt apabila perbuatan itu benar dengan murni karena Allah tidak tercampur dengan hal apapun. Terkadang ada manusia yang melakukan perbuatan bukan karena Allah swt. tetapi ada maksud yang yang lain. Inilah yang ditakutkan amalnya akan sia-sia bahkan tidak diterima oleh Allah swt. Mengetahui makna ikhlas dalam al Quran sangat penting karena syarat masuk surga adalah melakukan keimanan dan amal shaleh harus ikhlas karena Allah dan mengharakan ridha hanya Allah semata-mata. Manusia dalam pandangan Islam untuk beribadah dan menjadi khalifah apabila tidak dilandasakan niatnya untuk Allah maka akan tertolak. Perbuatan ikhlas sangat penting untuk diteliti bagaiman al Quran memandang tetang ikhlas supaya amal kita diterima oleh Allah swt dan mendapatkan balasan yaitu surga Allah swt.
Uswah Hasanah as a Methodology of Islamic Education Agus Ruswandi; Dedi Junaedi; Ari Abdul Kohar Rahmatullah
TARBAWY : Indonesian Journal of Islamic Education Vol 9, No 2 (2022): November 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/t.v9i2.46384

Abstract

Abstrak. Tujuan Nabi Muhammad diutus adalah untuk menyempurnakan akhlah manusia dan Nabi Muhammad SAW sebagai contoh atau suri tauladan yang bisa menjadi role model bagi umat Islam. Suri tauladan dalam konteks ayat Al-Qur’an disebut Uswah Hasanah. Kesuksesan Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah adalah karena memiliki uswatun hasanah dalam melakukan dakwah yang di dalamnya terdapat nilai-nilai pendidikan baik dari sisi subtansi, pendekatan maupun metodologis. Dalam Al-Qur’an istilah Uswatun Hasanah ditunjukkan kepada Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Muhammad SAW. Uswatun hasanah para nabi merupakan perilaku yang mulia yang menjadi teladan bagi manusia lainnya. Uswatun hasanah meliputi teladan dalam akhlak, sabar dalam berdakwah, dan tabah menghadapi ujian. Dalam konteks pendidikan, semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan harus dapat menjadi teladan bagi yang lain. Kesuksesan pendidikan dan dakwah Nabi Muhammad SAW adalah karena nabi dapat menjadi teladan, contoh, bisa diikuti, dan jadi panutan bagi yang lainnyaKata Kunci: keteladanan, uswah hasanah, pendidikan Islam Abstract.The purpose of the Prophet Muhammad was sent was to perfect human morality and the Prophet Muhammad SAW as an example or role model who could be a role model for Muslims. The role model in the context of the verses of the Qur'an is called Uswah Hasanah. The success of the Prophet Muhammad in preaching was due to having uswatun hasanah in carrying out da'wah in which there were educational values both in terms of substance, approach and methodology. In the Qur'an the term Uswatun Hasanah is shown to the Prophet Ibrahim as and Prophet Muhammad SAW. Uswatun hasanah of the prophets is a noble behavior that is an example for other humans. Uswatun hasanah includes being exemplary in morals, being patient in preaching, and being steadfast in facing tests. In the context of education, All parties involved in the educational process must be able to be role models for others. The success of the education and preaching of the Prophet Muhammad SAW was because the prophet could be an example, an example, could be followed, and became a role model for othersKeywords: exemplary, uswah hasanah, Islamic education
Konsep dasar dan latar belakang Pendidikan Multikultural Dedi Junaedi; Sahliah
Indonesian Journal of Islamic Religious Education Vol. 1 No. 1 (2023): Indonesian Journal of Islamic Religious Education (INJIRE)
Publisher : ADPISI (Asosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam Se-Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article explains the basic concepts and background of multicultural education. This article aims to examine the concept and background of multicultural education. Writing this article using a qualitative method with the type of research library research. The data collection technique in writing this article is to collect various sources on the subject and then study it more deeply. The data analysis used is Content Analysis. This study found that 1) Multicultural education is a conscious and planned process of providing services to students to provide understanding, appreciation, and assessment without discriminating between individual differences. 2) The background of multicultural education, namely the second world war and increasing diversity in western countries, that it also resulted from political, social, economic, and intellectual interests