Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

AKTIVITAS DAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN CIPLUKAN (Physalis angulata L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Bacillus cereus Tiara Dini Harlita; Nurul Anggrieni; Ardiana Finda Widya Rahmawati
Husada Mahakam Vol 9 No 2 (2019): Nopember 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur (URL: http://poltekkes-kaltim.ac.id/)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.846 KB) | DOI: 10.35963/hmjk.v5i1.166

Abstract

Ciplukan leaf (Physalis angulata L.) is one of the plants used by the community as an alternative to avoid side effects of antibiotics. This plant has traditionally been used to cure various diseases. Potential leaf ciplukan as medicinal plants suspected due to the active compounds active ingredients contained in it. This study aims to test the activity and effectiveness of the antibacterial ethanol extract of ciplukan leaf on the growth of Bacillus cereus. Ciplukan leaf were extracted by maceration method using ethanol 96%. Each concentration was tested for antibacterial activity against B.cereus using disc diffusion method. The determination of minimum inhibitory concentrations by solid dilution. Data were analyzed with ANOVA at 95% confidence level. The test results showed that ciplukan leaf ethanol extract (P. angulata L.) had activity and effectiveness on B. cereus growth in vitro. The most effective concentration of ciplukan leaf ethanol extract can inhibit the growth of B. cereus is 30 mg/mL with inhibit zone of 24.2 mm. The minimum inhibitory concentration of ciplukan leaf ethanol extract on B. cereus growth was 5 mg/mL.
Deteksi Cemaran Bakteri Pada Manisan Mangga Di Wilayah Kecamatan Samarinda Kota Tasya Choirifah Parwanti; I Gede Andika Sukarya; Tiara Dini Harlita
Borneo Journal of Science and Mathematics Education Vol 3 No 2 (2023): Borneo Journal of Science and Mathematics Education, June 2023
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training of UINSI Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21093/bjsme.v3i2.6163

Abstract

Pendahuluan: Mangga merupakan buah musiman yang masa simpannya tidak bertahan lama, banyak orang yang mengolahnya menjadi manisan. Manisan ialah makanan olahan yang mempunyai rasa manis bercampur dengan rasa khas buah. Pembuatan manisan dilakukan dengan mengawetkan buah-buahan dengan cara merendamnya dalam air gula. Penyimpanan tidak tepat pada manisan dapat meningkatkan kadar air yang dapat mempercepat pembusukan dan itu bisa menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme. Faktor yang mempengaruhi tumbuhnya mikroba berasal dari cara pengolahan, kondisi bahan makanan, peralatan yang digunakan, cara penyajian makanan, tempat pengolahan dan penyimpanannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui cemaran bakteri pada manisan mangga di wilayah Kecamatan Samarinda Kota. Jenis penelitian ini adalah penelitian dekskriptif dengan melakukan pemeriksaan Angka Lempeng Total. Sampel pada penelitian ini adalah 9 manisan mangga yang berada di Kecamatan Samarinda Kota dengan metode pengambilan total sampling. Setiap sampel ditimbang 10 gr dan dilakukan pemeriksaan angka lempeng total dengan pengenceran dari 101 sampai 104. Masing-masing sampel dilakukan 1 kali perlakuan dengan 4 kali pengenceran, maka total perlakuan sebanyak 36 kali. Kemudian data dianalisis secara univariat dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian didapatkan ALT tertinggi pada sampel M02 8,9 × 104 koloni/g dan ALT terendah pada sampel M01 2,4 × 102 koloni/g. Kesimpulan penelitian ini didapatkan 9 sampel (100%) memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh SNI 7388 Tahun 2009 dengan standar angka lempeng total <1×105 koloni/g. Dengan hasil tersebut diharapkan bagi konsumen agar lebih memperhatikan lingkungan, lama manisan dibuat juga baik tidaknya kemasan pada manisan yang dijual.
Gambaran Angka Lempeng Total Pada Sayur Lalapan Dengan Menggunakan Teknik Pencucian Yang Berbeda Mitha Anggreni; Tiara Dini Harlita
Borneo Journal of Science and Mathematics Education Vol 3 No 1 (2023): Borneo Journal of Science and Mathematics Education, Februari 2023
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training of UINSI Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21093/bjsme.v3i1.6214

Abstract

Pendahuluan: Sayur lalapan merupakan jenis sayuran yang dapat dikonsumsi dalam keadaan mentah. Teknik cara mencuci sayur hal yang perlu diperhatikan sebelum sayuran disajikan sebagai lalapan agar terhindar dari kontaminasi mikroorganisme dan perlu dilakukan pencucian yang tepat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teknik pencucian yang berbeda terhadap angka lempeng total pada sayur lalapan. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Pemeriksaan sampel menggunakan Angka Lempeng Total (ALT) dengan metode tuang. Sampel berupa sayur lalapan kemangi, kubis dan selada yang masing-masing diambil sebanyak 500 gram. Sayuran tersebut dilakukan dengan tiga teknik yang berbeda yaitu tanpa pencucian, air mengalir, dan rendam air garam. Total perlakuan sebanyak 4 kali pengenceran dan uji percobaan sebanyak 36 kali. Analisis data yang digunakan dalam penelitian Univariat. Hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui angka lempeng total tertinggi terdapat pada sampel sayur lalapan selada tanpa perlakuan teknik pencucian yaitu 2,7 × 105 koloni/gr dan angka lempeng total terendah pada sampel sayur lalapan kubis dengan perlakuan teknik pencucian yaitu 2,8 × 102 koloni/gr. Dengan demikian dari 36 sampel, 24 sampel diantaranya memenuhi syarat dan 12 sampel lainnya tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh SNI 7388 Tahun 2009 yang menunjukan angka <5×104 koloni/g. Teknik pecucian yang terbaik diantara ketiga teknik pencucian yaitu selisih antar perlakuan air mengalir dan rendam air garam 2,8 × 102 dengan persentase 26 %. Teknik perlakuan pencucian yang terbaik dalam penelitian yaitu dengan menggunakan perlakuan pencucian air mengalir.
Skrining Fitokimia dan Formulasi Serbuk Effervescent Kombinasi Ekstrak Bawang Dayak dan Jahe Merah sebagai Minuman Kesehatan Saluran Cerna Ganea Qorry Aina; Tiara Dini Harlita
Sinteza Vol. 2 No. 2 (2022): August
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.295 KB) | DOI: 10.29408/sinteza.v2i2.7308

Abstract

Infeksi saluran cerna merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat.  Pengendalian suatu penyakit akibat infeksi bakteri dapat juga dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan memanfaatkan tanaman-tanaman obat. Bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) dan jahe merah (Zingiber officinale Rosc.  Var.  Rubrum) merupakan tanaman obat yang populer digunakan sebagai obat tradisional untuk saluran cerna. Formulasi herbal kombinasi bawang dayak dan jahe merah dalam bentuk sediaan effervescent sangat menguntungkan. Bentuk sediaan ini mudah diabsorbsi dalam tubuh serta praktis dan menarik untuk dikonsumsi dengan warna, bau, rasa yang enak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan senyawa fitokimia dan mendapatkan formulasi yang tepat untuk sediaan serbuk effervescent kombinasi ekstrak bawang dayak dan jahe merah sebagai minuman kesehatan untuk saluran cerna. Skrining fitokimia dilakukan menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT). Sedangkan formulasi serbuk effervescent dibuat dalam 3 kelompok dengan formulasi komposisi effervescent mix (asam tartrat, asam sitrat, dan Na bikarbonat) yang berbeda yaitu 50%, 55%, dan 60%. Tahapan penelitian yang dilaksanakan meliputi pembuatan ekstrak, skrining fitokimia, pembuatan serbuk effervescent, pengamatan organoleptis, dan pengujian sifat fisika kimia serbuk (uji kadar air, kecepatan alir, kompresibilitas, waktu larut, dan pH larutan). Dari hasil skrining fitokimia yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan ekstrak bawang dayak dan jahe merah mengandung golongan senyawa terpenoid, polifenol (fenolik), dan flavonoid yang bersifat antibakteri. Sedangkan dari uji sifat fisik sediaan serbuk effervescent yang menggunakan effervescent mix sebanyak 50% (formula A) menjadi formula terbaik di antara ketiga formula yang dirancang.
Antibacterial Effectiveness of A Combination of Anredera cordifolia (Ten.) Steenis and Strobilanthes crispus Blume Extract on Inhibition of the Growth of Streptococcus sp. Causes of Diabetic Ulcers Khairani, Ulfiyah; Harlita, Tiara Dini; Aina, Ganea Qorry
Tropical Health and Medical Research Vol. 6 No. 2 (2024): Tropical Health and Medical Research
Publisher : Baiman Bauntung Batuah Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35916/thmr.v6i2.117

Abstract

Diabetic ulcers are open wounds on the skin surface due to macroangiopathy complications that become infected due to the entry of bacteria. Binahong and keji beling plants, can be used to treat diseases known as antibacterial and anti-inflammatory. This study aimed to determine the antibacterial effectiveness of a combination of binahong (Anredera cordifolia Ten. Steenis) and keji beling (Strobilanthes crispus Blume) extracts against Streptococcus sp. bacteria that cause diabetic ulcers. Samples were extracted using 96% ethanol solvent and then diluted the extract with a concentration variation of 25%, 50%, 75%, and 100%—antibacterial test using disc diffusion method (Kirby Bauer). Data analysis was used for the One-way ANOVA test and Duncan's Multiple Range Test further test method, which had a significance level of 0.05. Determination of antibacterial effectiveness was done by comparing the diameter of the most effective inhibition zone with the control antibiotic Ceftriaxone 30 µg. The results showed that the mean diameter of the inhibition zone of 25% concentration was 7.10 mm, and the inhibition zone of 100% concentration was 9.20 mm with moderate inhibition response. Statistical One Way Anova test showed that the combination of extracts affected the growth of Streptococcus sp. The most effective Concentration is at 100% concentration of 9.20 mm and antibacterial effectiveness of 92% with positive control Ceftriaxone 30 µg at 10.00 mm. It can be concluded that the combination of binahong and keji beling extracts can inhibit Streptococcus sp. bacteria, but its potential is not yet effective compared to Ceftriaxone 30 µg antibiotics
Deteksi Cemaran Jamur Pada Liquid Foundation Harlita, Tiara Dini; Aina, Ganea Qorry; Azahra, Sresta
Sains Medisina Vol 2 No 1 (2023): Sains Medisina
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Liquid foundation merupakan salah satu kosmetik yang digunakan wanita untuk terlihat lebih sempurna, umumnya digunakan setiap hari secara berulang dalam jangka yang cukup lama. Cara penggunaan dan penyimpanan yang kurang tepat dapat menyebabkan kosmetik rentan terkontaminasi mikroba, baik bakteri maupun jamur. Adanya cemaran mikroba dapat mengakibatkan alergi dan penyakit infeksi lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya cemaran jamur pada liquid foundation yang telah digunakan selama 3 bulan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sampel yang digunakan adalah sediaan liquid foundation sebanyak 10 merk yang telah digunakan selama 3 bulan, dengan teknik pengambilan purposive sampling. Sampel dilakukan uji Angka Kapang dan Khamir, serta identifikasi dengan pewarnaan menggunakan LPCB. Hasil pengukuran terhadap 10 merk liquid foundation menunjukkan bahwa 70% sampel terkontaminasi jamur Aspergillus sp. (28,6%), Aspergillus niger (28,6%), dan Trichophyton sp (42,8%). Hasil AKK tertinggi yaitu 2,0x104 koloni/gr dan  AKK terendah sebesar <1,0x101 koloni/gr. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dari 10 sampel didapatkan 9 sampel  (90%) memenuhi standar BPOM no. 12 tahun 2019 (<103 koloni/gr) sehingga layak digunakan.
Efektivitas Antimikroba Ekstrak Biji Manjakani (Quercus Infectoria) Terhadap Penghambatan Candida sp.: Antimicrobial Effectiveness of Manjakani Seed Extract (Quercus infectoria) Against Inhibition of Candida sp. Djailani, Armivia Puteri; Aina, Ganea Qorry; Harlita, Tiara Dini
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 6 No. 2 (2024): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v6i2.5848

Abstract

Biji manjakani secara empiris digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit sebagai antiinflamasi, antibakteri dan antijamur. Tujuan penelitian ini Menganalisis efektivitas antimikroba ekstrak biji manjakani (Q. infectoria) terhadap penghambatan Candida sp. Penelitian ini merupakan adalah penelitian eksperimental dengan acak lengkap (RAL) dua faktor. Faktor 1 yaitu jenis pelarut (n­-heksan, etil asetat dan etanol 96%) dan faktor 2 yaitu konsentrasi (50%, 75% dan 100%). Sampel yang digunakan adalah ekstrak biji manjakani yang diperoleh dengan maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat dan etanol 96%. Pada penelitian ini mikroba uji yang digunakan adalah Candida sp. uji antimikroba menggunakan metode difusi agar (Kirby Bauer), dengan kontrol positif flukonazol 150 mg dan kontrol negatif aquadest.Analisis data yang digunakan adalah One Way Anova dan uji lanjutan metode Duncan dengan taraf signifikasi 0,05. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini terdapat pengaruh diameter zona hambat ekstrak biji manjakani terhadap penghambatan Candida sp. Konsentrasi yang paling efektif pada etanol 96% konsentrasi 100% sebesar 14,80 mm dan efektivitas sebesar 47,31% dengan kontrol positif flukonazol 150 mg sebesar 31,28 mm. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak biji manjakani (Q. infectoria) memiliki efektivitas antimikroba terhadap penghambatan Candida sp., namun potensinya masih dibawah flukonazol.
Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Biji Manjakani (Quercus infectoria) Dan Daun Sirih Merah (Piper crocatum) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Klebsiella pneumoniae: Antibacterial Activity Combination of Manjakani Seed Extract (Quercus infectoria) and Red Betel Leaf (Piper crocatum) Against the Growth of Klebsiella pneumoniae. Ashari, Ayu; Harlita, Tiara Dini; Aina, Ganea Qorry
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 6 No. 1 (2023): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v6i1.6075

Abstract

Potential plants found in Indonesia that can be used for the treatment of urinary tract infections include: Manjakani seeds (Quercus infectoria) and red betel leaves (Piper crocatum). Manjakani seeds are pharmacologically claimed to have biological activities such as anti-inflammatory, antibacterial and antifungal. Red betel leaf has the potential as an antibacterial in the treatment of infectious diseases. The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of the combination of manjakani seed extract and red betel leaf in inhibiting the growth of Klebsiella pneumoniae bacteria. The type of research used istrue experiment study with a completely randomized design (CRD) with three factors, namely the type of solvent n-hexane, ethyl acetate, ethanol 96%, ratio (1:1,1:2,2:1) and concentration (75%,100%) with each treatment being repeated twice. This research was conducted in the microbiology laboratory, Labkes, East Kalimantan. The population in this study is the manjakani plant and red betel plant and tested using the agar diffusion technique method Kirby Bauer with positive control (Ciprofloxacin) and negative control (aquadest). Data analysis used is One Way ANOVA and advanced test methods Duncan with a significance level of 0,05. The results obtained showed that there was an effect of antibacterial activity of Manjakani seed extract and red betel leaf on growth K. pneumoniae. The most effective concentration was found in ethanol 96% extract, (2:1 combination of 100% concentration) of 13,97 mm and an effectiveness of 55,74% with a positive control ciprofloxacin 5µg of 25,06 mm. It can be concluded that the combined extract of manjakani seeds and red betel leaves has antibacterial activity against bacteria Klebsiella pneumoniae,but the potential is still low of ciprofloxacin.
GAMBARAN LEUKOSIT URINE MAHASISWI PENGGUNA PANTYLINER DENGAN METODE CARIK CELUP DAN MIKROSKOPIK Sari, Renita; Harlita, Tiara Dini; Aina, Ganea Qorry
Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community Vol 8, No 2 (2024): APRIL: JOURNAL HEALTH AND SCIENCE : GORONTALO JOURNAL HEALTH AND SCIENCE COMMUNI
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/gojhes.v8i2.21930

Abstract

Keputihan yang tidak diperhatikan dengan baik dapat meningkatkan leukosit dalam urine, menandakan infeksi saluran kemih (ISK). Penggunaan pantyliner dalam waktu yang lama dapat meningkatkan kelembaban dan pH di area vulva dan perineum, berpotensi menyebabkan pertumbuhan bakteri dan jamur sehingga terjadi peningkatan leukosit. Adanya peningkatan leukosit pada urine mengakibatkan terjadinya ISK dan infeksi genital. Kebaruan penelitian ini melihat gambaran kadar leukosit urine mahasiswi yang menggunakan pantyliner menggunakan metode carik celup dan mikroskopik. Penelitian ini dilengkapi dengan sertifikat rekomendasi uji etik dan bertujuan untuk mengetahui gambaran dari leukosit urine pengguna Pantyliner pada mahasiswi Program Studi Diploma III Teknologi Laboratorium Medis dengan metode carik celup dan mikroskopik. Metode penelitian menggunakan deskriptif observasional. Sampel yang digunakan adalah urine midstream yang diambil dari 30 responden mahasiswa program studi D-III Teknologi Laboratorium Medis tingkat 1 dan tingkat 2 Politeknik Kesehatan Kemenkes Kalimantan Timur yang menggunakan pantyliner yang diambil dengan menggunakan informed consent. Sampel diperiksa dengan metode carik celup dan mikroskopik. Data dianalisis secara univariate. Hasil observasi menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna pantyliner atau 29 orang tidak berisiko karena menjaga personal hygiene dengan baik (97%), Sebagian pengguna pantyliner atau 23 orang juga tidak berisiko dalam hal lama penggunaan pantyliner (77%) dan sebagian besar responden atau 25 orang berisiko dalam hal penggunaan jenis pantyliner dengan benar (84%). Kesimpulan menunjukkan hasil pemeriksaan leukosit urine dengan metode carik celup dan mikroskopik menunjukkan hasil normal.
HUBUNGAN PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE DENGAN INFEKSI CACING PADA SISWA SEKOLAH DASAR Rahmawati, Yosiana; Harlita, Tiara Dini; Yusran, Dini Indriaty
Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community Vol 8, No 1 (2024): JANUARI: JOURNAL HEALTH AND SCIENCE : GORONTALO JOURNAL HEALTH AND SCIENCE COMMU
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/gojhes.v8i1.21725

Abstract

Penyakit infeksi cacing masih menjadi salah satu penyakit yang dialami masyarakat salah satunya di Indonesia. Kisaran usia yang terjangkit infeksi cacingan berkisar usia 6 sampai 12 tahun atau pada umur anak memasuki Sekolah Dasar (SD) karena umur tersebut lebih sering berinteraksi dengan tanah. Faktor yang erat kaitannya dengan infeksi cacingan pada anak erat hubungannya dengan personal hygiene dan sanitasi. Kebaruan penelitian ini adalah peneliti menggunakan 3 sampel yaitu kuku tangan, kuku kaki dan feses agar hasil lebih akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan personal hygiene dengan kejadian kecacingan dan dilakukan dengan rekomendasi uji etik Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur dengan nomor NO.DP.04.03/7.1/07806/2023. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional sebanyak 31 siswa dari jumlah populasi 112 siswa menggunakan rumus Taro Yamane. Penelitian ini dilakukan di SDN 005 Kecamatan Loa Janan Ilir Kota Samarinda selama 1 bulan. Sampel diperiksa menggunakan metode sedimentasi dan direct slide. hasil penelitian ini 96,78% tingkat pengetahuan baik dan 3,22% tingkat pengetahuan kurang. Infeksi cacing didapatkan hasil 96,78% siswa negatif kecacingan dan 3,22% siswa positif kecacingan dengan jenis cacing yaitu Ascaris lumbricoides. Hasil uji fisher diperoleh nilai P-value  sebesar 0,032, maka terdapat hubungan pengetahuan personal hygiene dengan kejadian kecacingan. Kesimpulannya siswa yang memiliki pengetahuan personal hygiene yang baik dapat terhindar dari infeksi kecacingan.