Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal Media Pertanian

PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT (Elais guineensis Jacq.) ASAL PEREMAJAAN TUMBANG TOTAL DAN SISIPAN Rudi Hartawan; Edy Marwan; Ali Suharjo
Jurnal Media Pertanian Vol 3, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.754 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v3i2.67

Abstract

Produktivitas tanaman kelapa sawit terus menurun setelah mencapai usia 25 tahun. Peremajaan merupakan solusi untuk mengembalikan produktivitas tanaman. Beberapa metode peremajaan digunakan oleh petani swadaya yang disesuaikan dengan kebutuhan dan modal yang tersedia. Metode peremajaan yang umum dilakukan adalah tumbang total dan sisipan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan kelapa sawit asal peremajaan tumbang total dan sisipan. Penelitian ini dilaksanakan di lahan peremajaan tumbang total dan lahan peremajaan sisipan yang berada di Desa Panca Mulya kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman kelapa sawit varietas Tenera berumur dua tahun yang di tanaman pada lahan peremajaan tumbang total dan sisipan dengan metode pengambilan sampel systematic sampling dan peubah yang diamati adalah fisik tanaman, pH tanah, intensitas cahaya, suhu, dan kelembaban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik peremajaan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman, dan tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada lahan peremajaan tumbang total. Pertumbuhan yang lebih baik pada tanaman kelapa sawit diindikasi dengan semakin besar diameter batang maka lebih baik, semakin rendah tinggi tanaman maka lebih baik, semakin banyak jumlah pelepah maka lebih baik, semakin terang warna daun maka lebih baik, dan semakin tipis ketebalan daun maka lebih baik. Tindakan agronomi yang biasa dilakukan adalah pengendalian gulma dan pemupukan. Tindakan lain seperti pengendalian hama dan penyakit, kastrasi, dan pembuangan bunga dompet jarang dilakukan.
SKARIFIKASI dan KNO3 MEMATAHKAN DORMANSI SERTA MENINGKATKAN VIABILITAS dan VIGOR BENIH AREN (Arenga pinnata Merr.) Rudi Hartawan
Jurnal Media Pertanian Vol 1, No 1 (2016): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.201 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v1i1.10

Abstract

AbtractSugar palm seed naturally have quite a long dormancy, vary from 6-12 months. It couse by strong seed cover and impermeable so that inhibits water imbibitions. The experiment aim to determine the combine of position of scarification and the best KNO3 concentration to support the germination capacity and its speed of sugar palm seed germination. The parameters measurement were take place in Basic laboratory, Batanghari University began on 25 August 2013 up to April 10, 2014. Experiment used factorial complete randomize design. The first factor is the scarification position ie; without scarification (S0), scarification on plumule (S1) and scarification on the back (S2). The second factor is soaking in KNO3 ie; control (K0), 0.5% (K1), 1% (K2) and 1.5% (K3). The parameters observed were the electric conductivity, seed imbibitions, water content, germination capacity, lengh of sprout and dry weight. The experiment result shwed that the significantly interaction among electrical conductivity, imbibitions, water conten and dry weight. Its showed that S1K2 was the best combination. On the others parameters, giving a single effect, which showed plumul scarification was better than both on the back scarification and without scarification. KNO3 was good in 1.5% without scarification. KNO3 requirement would go down to 1% if the seed scarification was applied on plumule or seed back. Germination speed of sugar palm seed had directly proportioned with imbibitions, water content and root length, but its showed inversely proportional to the electrical conductivity. Keywords: Germination, Palma, CPMG AbstrakSecara alami benih aren memiliki masa dormansi yang cukup lama, bervariasi dari 6-12 bulan. Penyebabnya adalah kulit biji yang keras dan impermeabel sehingga menghambat terjadinya imbibisi air. Percobaan yang bertujuan untuk menentukan kombinasi posisi skarifikasi dan konsentrasi KNO3 terbaik untuk mendukung daya dan kecepatan berkecambah benih aren. Kegiatan perkecambahan benih serta pengukuran Parameter dilakukan di Laboratorium Dasar Universitas Batanghari mulai tanggal 25 Agustus 2013 sampai dengan 10 April 2014. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap dengan pola faktorial, faktor pertama adalah perlakuan posisi skarifikasi yaitu; tanpa skarifikasi (S0), skarifikasi pada plumula (S1) dan skarifikasi pada punggung (S2). Faktor kedua adalah perendaman dalam KNO3 yaitu, kontrol (K0), konsentrasi 0,5% (K1), konsentrasi 1% (K2), konsentrasi 1,5% (K3). Parameter yang diamati adalah daya hantar listrik, imbibisi benih, kadar air, daya kecambah, kecepatan berkecambah, panjang akar dan bobot kering kecambah. Hasil percobaan menunjukkan skarifikasi dan KNO3 memberikan interaksi yang nyata pada parameter daya hantar listrik, imbibisi, kadar air, daya kecambah dan bobot kering kecambah, dimana kombinasi S1K2 memberikan nilai terbaik. Pada parameter kecepatan berkecambah dan panjang akar, perlakuan memberikan pengaruh secara tunggal, dimana skarifikasi pada plumul relatif lebih baik daripada skarifikasi pada punggung dan tanpa skarifikasi, dan konsentrasi KNO3 yang baik adalah 1%. Dalam percobaan ini, daya kecambah tertinggi, didapat pada  KNO3 dengan konsentrasi 1,5% bila benih tanpa skarifikasi. Kebutuhan KNO3 akan menurun menjadi 1% bila benih diskarifikasi pada plumul atau punggung benih. Kecepatan berkecambah benih aren berbanding lurus dengan parameter imbibisi, kadar air benih dan panjang akar serta berbanding terbalik dengan daya hantar listrik. Kata kunci: Palma, perkecambahan, dan CPMG
NISBAH KESETARAHAN LAHAN POLIKULTUR PINANG (Areca catechu L.) DENGAN KELAPA DALAM (Cocos nucifera L.) DAN PINANG DENGAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) Rudi Hartawan; Fathul Hariadi
Jurnal Media Pertanian Vol 4, No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (758.232 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v4i1.78

Abstract

Polikultur tanaman Kelapa Dalam dan Kelapa Sawit dengan tanaman Pinang merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan produktivitas lahan dan meningkatkan pendapatan petani. Penelitian bertujuan untuk membandingkan NKL polikultur Pinang dengan Kelapa Dalam dan Pinang dengan Kelapa Sawit. Pelaksanaan penelitian di Desa Sungai Beras, Kecamatan Mendahara Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada bulan Desember 2018 sampai Maret 2019. Pengumpulan data mengunakan metode survey pada lahan-lahan petani yang ditanami Pinang, Kelapa Dalam, dan Kelapa Sawit monokultur dan polikultur. Lokasi penelitian di pilih secara sengaja karena pada lokasi-lokasi tersebut terdapat budidaya polikultur Pinang dengan Kelapa Dalam dan Pinang dengan Kelapa Sawit. Peubah yang diamati yaitu; fisik tanaman dan umur berbuah, estimasi produksi (kg ha-1), produktivitas (kg ha-1 th-1). Data yang diperoleh di lapangan dilakukan analisis statistika dengan metode deskriptif dalam bentuk tabulasi dan analisis inferensi dengan uji t berpasangan dengan taraf α 0,05%. Dari hasil penghitungan nilai NKL diperoleh nilai polikultur Pinang dengan Kelapa Dalam 1,19 dan polikultur Pinang dengan Kelapa Sawit 1,10. Data ini mengambarkan bahwa polikultur Pinang dengan Kelapa Dalam lebih menguntungkan 9% dibandingkan polikultur Pinang dengan Kelapa Sawit.
KARAKTERISTIK FISIK dan PRODUKSI KELAPA DALAM (Cocos nucifera L) di BERBAGAI EKOLOGI LAHAN Rudi Hartawan; Arif Sarjono
Jurnal Media Pertanian Vol 1, No 2 (2016): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.386 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v1i2.15

Abstract

AbstractThe growing environment plays an important role in the plant's phenotype. The suitability of the environment will bring up the genetic potential mainly on coconut production. The expected output of this research is to know the adaptation level of coconut crops different land ecology. The research was carried out in January to August 2016 at: 1) tidal lands in Lagan Ulu village of Geragai Sub-district of  Tanjung Jabung Timur with altitude 0-10 m above sea level, 2) in the lowland Ramin village Kumpeh Ulu Subdistrict Muaro Jambi regency with a height of 10-100 m above sea level, 3) Moderate land in Wanareja village of Rimbo Ulu Subdistrict Tebo regency with an altitude of 100-500 m above sea level and 4) Highland in Seberang village Sungai Penuh subdistrick Sungai Penuh City, with an altitude 500 m above sea level. Laboratory analysis conducted in July 2016 in  laboratorium dasar University Batanghari. Research conducted by survey methods in community gardens and arranged in environment randomized block design namely tidal areas, lowland, moderate land, and highland. Each altitude of land was three farmers. Porposifly as a block of design. The parameters are the palnt physical, reproduction age, agronomy, action estimation of production potential, soil acidity and daily temperatures. Data of research are analyzed by description method such as tabulated data form and anova test (α=5%) was used of inferential analysis. The result of this research showed that there was a significantly effect of land altitude on production potential and phisical characteristic of coconut trees. The coconut trees showed optimally growth and production in moderate land (100-500m above sea level). Keywords: coconut, cultivation, crop production. AbstrakLingkungan tumbuh berperan penting dalam produksi tanaman Kelapa Dalam. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat adaptasi tanaman Kelapa Dalam pada berbagai ekologi lahan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Agustus 2016 di: 1) lahan pasang surut di Desa Lagan Ulu, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan ketinggian 0-10 m dpl, 2) dataran rendah di Desa Ramin, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi dengan ketinggian 10-100 m dpl, 3) dataran sedang di Desa Wanareja, Kecamatan Rimbo Ulu, Kabupaten Tebo dengan ketinggian 100-500 m dpl dan 4) dataran tinggi di Desa Seberang, Kecamatan Sungai Penuh, Kota Sungai Penuh, dengan ketinggian >500 m dpl. Analisis laboratorium dilakukan pada bulan Juli 2016 di Laboratorium Dasar Universitas Batanghari. Penelitian dilakukan dengan metode survey di kebun-kebun masyarakat dan disusun dalam rancangan lingkungan acak kelompok dengan rancangan perlakuan ekologi lahan yaitu daerah pasang surut, dataran rendah, dateran sedang dan dataran tinggi. Tiap-tiap ekologi lahan diambil tiga petani sampel secara sengaja yang dijadikan blok dalam rancangan. Peubah yang diamati adalah fisik tanaman, umur berproduksi, tindakan agronomi, estimasi potensi produksi, kemasaman tanah dan suhu harian. Data hasil penelitian dianalisis dengan metode deskripsi dalam bentuk tabulasi dan inferensi dilakukan dengan uji anova taraf α 5%. Hasil penelitian menunjukkan Ekologi lahan berpengaruh nyata terhadap potensi produksi dan karakteristik fisik tanaman Kelapa Dalam. Tanaman Kelapa Dalam dapat tumbuh, berkembang dan berproduksi dengan baik di daerah dataran sedang dengan ketinggian 100-500 m dpl. Kata kunci: Kelapa Dalam, budidaya, produksi tanaman
KARAKTERISTIK FISIK DAN MUTU BUAH KELAPA DALAM (Cocos nucifera L) DI LAHAN PASANG SURUT DAN LAHAN GAMBUT DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Rudi Hartawan; Nasamsir .; Abdul Gafur
Jurnal Media Pertanian Vol 2, No 1 (2017): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.607 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v2i1.25

Abstract

AbstractHigher coconut in productivity when cultivated on peat land compared to ups and downs. This research aims to know the physical characteristics and the quality of the fruit of the coconut in a better land differences i.e. tidal land and peat. This research has been carried out in August until September 2016 in the village of Pulau Pinang subdistrict of Tanjung Jabung Regency Right Betara West to site tidal land and the village of Bram Itam Kingdom subdistrict of Tanjung Jabung Regency Itam Bram West location for peat. Analysis of the data obtained from this research is a descriptive statistical analysis method in the form of inference method using the tabulate and test-t paired. Sampling for both villages is conducted at three locations with a distance of 500 metres north of observation which has been previously determined point coordinates using GPS. Each location taken 5 sample with circumference of observed variables fruit, fruit fiber thickness, the thickness of the shell, the thickness of the meat, the weight of the fruit intact, heavy fruit without husk oil yield, moisture content. Every standard of treatment is repeated 3 times, so there are 15 units of the sample in each village, so the total number of samples of coconuts in the two villages as many as 30 units of coconuts. Results of the study concluded that the physical characteristics and the quality of the fruit of the coconut palm plant In dilahan better than peat moss plant coconut in dilahan ups and downs.Keywords: physical characteristics of coconut in, tidal land, peat. AbstrakProduktivitas Kelapa Dalam lebih tinggi bila dibudidayakan pada lahan gambut dibandingkan lahan pasang surut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik dan mutu buah Kelapa Dalam yang lebih baik dengan perbedaan lahan yaitu lahan pasang surut dan lahan gambut. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2016  di Desa Pulau Pinang Kecamatan Betara Kanan Kabupaten Tanjung Jabung Barat untuk lokasi lahan pasang surut dan Desa Bram Itam Raya Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat untuk lokasi lahan gambut. Analisis data yang diperoleh dari penelitian ini adalah analisis statistika dengan metode deskriptif dalam bentuk tabulasi dan metode inferensi menggunakan uji-t berpasangan. Pengambilan sampel untuk kedua desa dilakukan pada tiga lokasi dengan jarak pengamatan 500 meter arah utara yang sebelumnya telah ditentukan titik koordinat menggunakan GPS. Setiap lokasi diambil 5 sampel dengan peubah yang diamati lingkar buah, ketebalan sabut buah, ketebalan tempurung, ketebalan daging buah, berat buah utuh, berat buah tanpa sabut,  rendemen minyak, kadar air. Setiap taraf perlakuan diulang 3 kali, sehingga terdapat 15 unit sampel di setiap desa, jadi jumlah keseluruhan sampel buah kelapa di kedua desa sebanyak 30 unit buah kelapa. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa karakteristik fisik dan mutu buah tanaman Kelapa Dalam dilahan gambut lebih baik dibandingkan tanaman Kelapa Dalam dilahan pasang surut.Kata kunci:  karakteristik fisik Kelapa Dalam, lahan pasang surut, lahan gambut.
MODEL DISTRIBUSI BENIH KEDELAI LABEL BIRU DENGAN SISTEM JABALSIM DAN JABALSIM TERKENDALI DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Rudi Hartawan; Edy Marwan
Jurnal Media Pertanian Vol 2, No 2 (2017): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.335 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v2i2.42

Abstract

In line with the national program to improve soybean production, Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) assessed as having the potential of natural resources for development of soybean. Generally soybean seed supply in Tanjabtim done in non-formal through the network system (Jabalsim). The study aimed to determine the soybean seed supply system that runs all along, inventory weaknesses and strengths in the provision of seeds and strategize so Jabalsim Controlled models more commonly used by farmers. The research has been carried out in January-May 2015. The primary data obtained from interviews with 20 groups of growers and users. Hiking circulation of seeds is observed in the Simpang and Margo Mulyo village in District of Rantau Rasau. Both villages are located in Tanjabtim. The location is outside Tanjabtim is the city of Jambi, Muaro Jambi Regency, Bungo Regency and Tebo Regency. Interview data were tabulated and made Jabalsim system model and Controlled Jabalsim. Data from interviews were also used as a way to make a SWOT analysis to encourage the migration of Jabalsim to Controlled Jabalsim. Strategies that can be used to enable the migration of Jabalsim to Controlled Jabalsim is to involve BPSB start of the process permit application until the issuance of seeds certificates.Keywords: Seeds production, soybeans, and tidal swampSejalan dengan program peningkatan produksi kedelai nasional, Kabupaten Tanjung Jabung Timur dinilai mempunyai potensi sumberdaya alam untuk pengembangan kedelai. Umumnya penyediaan benih kedelai di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dilakukan secara non-formal melalui sistem jaringan benih antar lapang antar musim (Jabalsim). Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sistem penyediaan benih kedelai yang berjalan selama ini, menginventarisasi kelemahan dan kekuatan dalam penyediaan benih dan  menyusun strategi agar model Jabalsim Terkendali lebih umum digunakan petani dalam penyediaan benih bermutu telah dilaksanakan pada bulan Januari-Mei 2015. Data primer didapat dari wawancara dengan 20 kelompok penangkar dan pengguna. Jalur peredaran benih yang diamati adalah Desa Simpang di Kecamatan Berbak, Desa Margo Mulyo di Kecamatan Rantau Rasau. Kedua desa tersebut berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Lokasi yang berada di luar Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo. Data hasil wawancara ditabulasi dan dibuatkan model sistem Jabalsim dan Jabalsim Terkendali. Data hasil wawancara juga digunakan sebagai jalan untuk membuat analisis SWOT untuk mendorong migrasi dari sistem Jabalsim ke Jabalsim Terkendali. Strategi yang dapat digunakan agar terjadi migrasi dari sistem Jabalsim ke Jabalsim Terkendali adalah dengan melibatkan BPSB mulai dari proses pengajuan izin pertanaman sampai pengeluaran sertifikat benih.Kata kunci:  Produksi benih, kedelai, rawa gambut dan pasang surut
Aplikasi Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) Pada Ultisol di Polibag Alfan Zarano Akbar; Yulistiati Nengsih; Rudi Hartawan
Jurnal Media Pertanian Vol 8, No 1 (2023): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jagro.v8i1.190

Abstract

Oil palm empty fruit bunches are a source of organic matter rich in nutrients N, P, K, and Mg. TKKS has the properties of helping nutrient solubility, improving soil structure, water absorption capacity, and carbon source, and providing energy for soil microorganisms needed for plant growth. This study aimed to determine the effect of composting empty palm oil bunches on the growth of cocoa seedlings. The materials used are F1 cocoa seeds (high-quality seeds) aged three months, polybags measuring 15 x 30 cm, TKKS fertilizer, NPK 15-15-15 fertilizer, and ultisol. The equipment used is a set of tools for seeding cocoa, scales, tape measure, paranet, calipers, and an electric oven. The research design was a one-factor complete randomized design. TKKS fertilizer treatment design (k) with four dose levels in 3 kg of planting medium, namely: k0 = control, k1 = 100 g, k2 = 200 g, k3 = 300 g. Parameters observed were plant height, stem diameter, shoot dry weight, root dry weight, media moisture content, soil physical and chemical analysis. The data obtained were analyzed statistically using analysis of variance. If the variance analysis results have a significant effect, continue using the DNMRT test at the level of α = 5%. TKKS fertilizer treatment at a dose of 300 g produced cocoa seedlings aged six months with a height of 54.33 cm, stem diameter of 10.02 mm, dry crown weight of 33.13 g, root dry weight of 15.56 g, and media moisture content without watering for five day of 6.71%. TKKS compost is an effective soil fertilizer to support the growth of cocoa seedlings.