Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Optimasi Biaya Transportasi Komponen dengan Batasan Jendela Waktu Layanan Sempit dan Kapasitas Kendaraan Beragam Erika Fatma; Supardi Manurung
JRSI (Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri) Vol 7 No 01 (2020): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Juni 2020
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/jrsi.v7i1.381

Abstract

Biaya transportasi merupakan komponen biaya terbesar dalam aktivitas distribusi, Upaya penurunan biaya transportasi dapat dilakukan dengan memperbaiki rute distribusi produk ke pelanggan. Artikel ini bertujuan untuk meminimasi total biaya transportasi dengan menentukan penugasan dan penentuan rute kendaraan heterogen. Batasan yang dipertimbangkan adalah jumlah dan kapasitas kendaraan, konsumsi bahan bakar, waktu layanan di perusahaan dan pelanggan. Biaya transportasi yang dipertimbangkan adalah biaya tetap kendaraan, bahan bakar, dan penanganan material. Metode CVRPTW diterapkan pada masalah penugasan dan penentuan rute kendaraan pada perusahaan komponen plastik yang memasok komponen plastik untuk bahan baku produksi berbagai perusahaan manufaktur di wilayah Jabodetabek. CVRPTW dapat menurunkan biaya transportasi di perusahaan dengan tetap memenuhi seluruh batasan yang berlaku. CVRPTW mengurangi jumlah kendaraan yang digunakan dari sebelumnya 6 kendaraan, menjadi 5 kendaraan. Total biaya transportasi untuk seluruh rute pengiriman sebesar Rp. 4.563.620. Biaya ini lebih rendah dibandingkan dengan biaya perusahaan senilai Rp. 4.694.100. Penugasan dan penentuan rute ini menurunkan biaya transportasi sebesar Rp. 400.480, atau sebesar 8% dari biaya awal
PEMANFAATAN BUAH MATOA SEBAGAI CITA RASA ES KRIM YANG BARU Alim M Nuryadi; Doly P Silaban; Supardi Manurung; Shinta Wahyu Apriani
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 11 No. 2 Desember 2019
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33749/jpti.v11i2.5636

Abstract

Matoa (Pometia pinnata Frost.) adalah buah asli dari Papua yang mempunyai cita rasa yang khas yaitu seperti rasa rambutan bercampur kelengkeng dan durian. Buah matoa selama ini hanya dikonsumsi segar dan belum banyak dijadikan makanan olahan. Es krim adalah produk pangan beku yang dibuat melalui kombinasi pembekuan dan agitasi. Mutu dan nilai gizi es krim sangat tergantung pada bahan baku dan cara penanganannya. Penambahan buah segar dapat meningkatkan nilai gizi es krim yang dihasilkan. Penelitian bertujuan untuk memanfaatkan buah matoa sebagai cita rasa es krim yang baru yaitu dengan menambahkan daging buah matoa ke dalam campuran es krim. Metode penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan perlakuan penambahan daging buah matoa cacah sebanyak 10% (P1), 20%(P2) dan 30%(P3) serta satu perlakuan kontrol (K/blangko). Mutu es krim yang dianalisa adalah overrun dan daya leleh, serta dilakukan analisa sensoris yang meliputi uji kesukaan terhadap rasa, tekstur, warna dan aroma es krim yang dihasilkan. Es krim yang paling disukai baik dari segi rasa, tekstur, warna dan aroma adalah perlakuan penambahan daging buah matoa sebanyak 20% (P2) yaitu dengan nilai 4 (suka). Namun pada perlakuan tersebut belum dapat memberikan overrun dan daya leleh yang terbaik.
Desain dan Kinerja Mesin Pencungkil Tempurung Kelapa Model Baristand Manado [Design and Performance of Coconut Desheller Machine Baristand Manado Model] Nicolas Tumbel; Supardi Manurung; Ardi K Makalalag
Buletin Palma Vol 20, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v20n1.2019.27-34

Abstract

The manual shelling process was felt to be inefficient. Therefore, it was necessary to improve the mechanical process by making a coconut desheller machine. The purpose of this study was to design a coconut desheller machine that can produce clean coconut meat. The study was conducted in 2016 in the workshop of the Manado Industrial Research and Standardization Center and a trial at the PT. Royal Coconut, Airmadidi, North Minahasa. The design of the machine was based on the process of manually removing using machetes or kelewang. After the design was complete, a performance test of coconut shell removal was carried out with three replications. Observations consisted of: machine capacity and coconut quality (cleanliness of coconut shells and broken coconut). The data obtained were analyzed descriptively. The coconut desheller machine that was designed has components such as flywheel discs, oversized knives, drive motors, reducers and frame/tool holders. Flywheel consists of 64 pieces of chisel with a 26 degree slope. The distance between the Flywheel and the kelewang knife was 1.5 cm. Overall, the machine tool produced has a length of 70 cm, width 70 cm and height 115 cm, made of stainless steel (SS), iron plate and iron elbow. Based on the results of the trial, the machine has an average capacity of 78 coconuts in 10 minutes, 264 coconuts in 30 minutes, and 663 coconuts in 60 minutes. The broken coconut produced is around 3,4-3,8%. There was already a coconut desheller machine, but a large investment was needed for the installation due to the unavailability of a local coconut desheller machine. So that only large coconut flour industries can use coconut desheller machines. This Baristand Manado coconut desheller model machine can be a solution and can be used by middle industry groups, especially the dry grated coconut industry (coconut flour) or Small and Medium Enterprises.ABSTRAKProses pencungkilan tempurung secara manual dirasakan kurang efisien. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan proses mekanis yaitu dengan membuat mesin pencungkil tempurung kelapa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendesain mesin pencungkil tempurung kelapa yang dapat menghasilkan daging kelapa yang bersih. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2016 di bengkel Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado serta uji coba di pabrik PT. Royal Coconut, Airmadidi, Minahasa Utara. Desain alat didasarkan pada proses pencungkilan secara manual memakai parang atau kelewang. Setelah rancang bangun selesai, maka dilakukan uji kinerja pencungkilan tempurung kelapa dengan tiga kali ulangan.  Pengamatan terdiri dari: kapasitas mesin dan kualitas kelapa (kebersihan cangkang kelapa dan kelapa pecah). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Mesin pencungkil tempurung kelapa yang dirancang memiliki komponen yaitu piringan roda gila atau Flywheel, pisau kelewang, motor penggerak, reducer dan rangka/dudukan alat. Flywheel terdiri dari mata pahat berjumlah 64 buah dengan sudut kemiringan 26 derajat. Jarak antara Flywheel dengan pisau kelewang adalah 1,5 cm. Secara keseluruhan, alat mesin yang dihasilkan memiliki ukuran panjang 70 cm, lebar 70 cm dan tinggi 115 cm, terbuat dari bahan stainless steel (ss), plat besi dan besi siku. Berdasarkan hasil ujicoba, mesin memiliki kapasitas rata-rata 78 kelapa dalam 10 menit, 264 kelapa dalam 30 menit, dan 663 kelapa dalam 60 menit. Kelapa pecah yang dihasilkan sekitar 3,4-3,8%. Alat mesin pencungkil tempurung kelapa memang sudah ada, tetapi dibutuhkan investasi yang besar untuk instalasi dikarenakan belum tersedianya alat mesin pencungkil kelapa secara lokal. Sehingga hanya industri-industri tepung kelapa besar yang bisa menggunakan mesin pencungkil tempurung kelapa. Alat mesin pencungkil tempurung kelapa model Baristand Manado ini bisa menjadi solusi dan dapat digunakan oleh kelompok industri menengah khususnya industri kelapa parut kering (tepung kelapa) atau Usaha Kecil Menengah.