Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : JURNAL PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

Invigoration Treatment of White Jabon (Neolamarckia cadamba (Roxb.) Bosser) Seeds Using Polyethylene Glycol and Ultrafine Bubbles Nura Aulia Nurul Fata; NFN Supriyanto; Evayusvita Rustam; Dede J. Sudrajat
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/bptpth.2020.8.1.11-24

Abstract

Polyethylene glycol (PEG) and ultrafine bubbles (UFB) can be used to increase seed germination and its vigor. The purpose of this study was to examine the effect of PEG-6000 and UFB on the seed germination and vigor of white jabon after 7 years of storage. This study used a completely randomized design with factorial pattern using two factors, i.e. provenances (Alas Purwo, Kapuas, Kampar, Pomalaa) and invigoration treatments (seed without treatment, PEG -0.8 MPa for 24 h, PEG -1.2 MPa for 24 h, UFB (operating 30 min) for 24 h, UFB (operating 30 min) for 48 h, UFB (operating 55 min) for 24 h, UFB (operating 55 min) for 48 h). UFB treatments had a better effect on white jabon seeds germination compared to PEG. Interaction of Pomalaa provenance seed with soaking in UFB (operating 55 min) for 24 h gave the best germination capacity (87%), germination value (7.35), and seed germination speed (7.39% day-1). While for the very low seed vigor (seed from Alas Purwo, Kampar and Kapuas), the treatment of soaking in UFB water (operating 30 min) for 48 h improved the germination capacity of seed from Alas Purwo (35.50%), Kapuas (35.25%), and Kampar (14.75%).
PERKEMBANGAN BUNGA DAN BUAH BAMBANG LANANG (Michelia champaca) Evayusvita Rustam; Agus Astho Pramono; Dida Syamsuwida
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33095.52 KB) | DOI: 10.20886/bptpth.2014.2.2.67-76

Abstract

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui tahapan perkembangan bunga dan buah bambang lanang serta keberhasilan terbentuknya buah. Pengamatan terhadap fase-fase pembungaan dan pembuahan serta pengunduhan dilakukan di daerah Bogor Utara (Jawa Barat). Hubungan antara jumlah benih dengan variabel dimensi buah dianalisis dengan korelasi regresi. Hasil pengamatan fase perkembangan bunga buah bambang lanang berlangsung selama 24 hari dimulai dengan munculnya tunas generatif sampai bunga mekar. Perkembangan buah berlangsung selama 60 hari dimulai dari gugurnya mahkota, bonggol putih, bakal buah hingga buah matang. Jumlah benih paling berpengaruh kuat terhadap panjang buah yang dapat dirumuskan dalam persamaan regresi linear log   P= 1200+0,2876 log   JB, dengan R2=46,3%. Persentase bunga menjadibuah sekitar 40,88%.
KARAKTERISTIK MORFOLOGI SERTA PERKEMBANGAN FIG NYAWAI (Ficus variegata Blume) DI KEBUN RAYA CIBODAS Agus Astho Pramono; Evayusvita Rustam
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 3, No 2 (2015): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/bptpth.2015.3.2.91-100

Abstract

Nyawai (Ficus variegata Blume) merupakan salah satu jenis pohon yang memiliki prospek yang baik untuk hutan tanaman. Informasi tentang aspek biologi reproduksinya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi bunga dan buah nyawai, serta tahapan perkembangan fig. Penelitian dilakukan di Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat. Kegiatan penelitian meliputi: 1) pengamatan morfologi bunga dan buah, dan 2) pengamatan perkembangan fig. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik morfologi fig nyawai yang dijumpai di Kebun Raya Cibodas, memiliki variasi yang tinggi dalam hal ukuran dan warna. Berdasarkan karakteristik morfologi bunga, secara individual ditemui dua tipe pohon yang mencirikan sebagai pohon menghasilkan bunga jantan dan penghasil bunga betina. Perbedaan antara tahap bunga, buah muda, dan buah matang tidak dapat dibakukan berdasarkan karakteristik morfologi eksternal dari fig. Tingkat kematangan buah nyawai dapat dilakukan dengan membelah fig. Nyawai tahap kuncup bunga berakhir sekitar 6-11 hari setelah munculya tunas fig, dan tahap bunga berakhir 11-26 hari. Perkembangan kuncup bunga menjadi buah yang matang memakan waktu sekitar 2-3 bulan. Hasil penelitian menyarankan untuk tidak mengumpulkan benih dari fig yang berukuran kecil, meskipun mereka memiliki karakteristik fisik fig yang matang.