Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERBEDAAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BUAH JERUK SELAYAR Taruna Shafa Arzam AR; Basri Baba
Journal TABARO Agriculture Science Vol 2, No 1: MEI 2018
Publisher : Universitas Andi Djemma Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.343 KB) | DOI: 10.35914/tabaro.v2i1.108

Abstract

Buah jeruk Selayar merupakan jeruk unggulan Sulawesi Selatan yang memiliki daya simpan rendah.  Penyimpanan suhu rendah merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan daya simpan produk hortikultura. Namun, setiap produk memiliki respon berbeda pada setiap tingkatan suhu. Penelitian ini bertujuan mempelajari suhu simpan yang tepat untuk memperpanjang daya simpan buah jeruk Selayar.  Penelitian ini menggunakan rancangan lingkungan Tersarang (Nested design) dengan perlakuan suhu simpan (suhu 18 oC, 20 oC dan suhu ruang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jeruk Selayar perlakuan penyimpanan suhu ruang, mengalami susut bobot dan kelunakan yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan suhu 18 oC dan suhu 20 oC. Namun, suhu simpan (18, 20 oC dan suhu ruang) tidak berpengaruh pada kandungan gula (Total Padatan Terlarut) dan total asam tertitrasi buah jeruk selayar
PENGARUH DEKOMPOSER Trichoderma harzianum dan Pleurotus ostreatus (Tri-Po) TERHADAP PENGOMPOSAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT Akmal Akmal; Sukriming Sapareng; Taruna Shafa Arzam AR
Journal TABARO Agriculture Science Vol 5, No 2: DESEMBER 2021
Publisher : Universitas Andi Djemma Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35914/tabaro.v5i2.1020

Abstract

Penelitian ini difokuskan pada kemampuan Trichoderma harzianum + Pleurotus ostreatus (Tri-Po) sebagai dekomposer dalam pembusukan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menjadi kompos, sehingga dapat digunakan sebagai pupuk organik yang bernilai ekonomis. Tahapan pengomposan tandan kosong kelapa sawit dengan perlakuan Trichoderma harzianum + Pleurotus ostreatus adalah pencacahan, inokulasi, inkubasi, pembubutan, dan pemanenan. Selama proses pengomposan dilakukan selama ± 60 hari, dilakukan pengamatan terhadap sifat fisik kompos meliputi perubahan suhu, kadar air, pH dan C/N ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama proses pengomposan terjadi perubahan suhu, kadar air, pH dan rasio C/N kompos yang menurun dan hampir stabil pada akhir proses pengomposan. Perubahan ini disebabkan adanya aktivitas mikroorganisme dalam mendegradasi bahan organik, senyawa asam seperti karboksilat dan fenol serta mineralisasi senyawa organik lainnya seperti protein, asam, dan peptida dari tandan kosong kelapa sawit. Trichoderma harzianum + Pleurotus ostreatus mampu mendegradasi tandan kosong kelapa sawit dengan hasil degradasi terbaik dan berperan dalam memperoleh selulosa sebagai bahan baku untuk menghasilkan produk bernilai tambah seperti kompos dan dapat menurunkan rasio C/N dengan mengkonversi C organik menjadi CO2 dan hilangnya Nitrogen dalam bentuk NH3
KARAKTERISTIK PADI LOKAL AROMATIK DI KECAMATAN SEKO Taruna Shafa Arzam AR; Sitti Maryam Yasin; Sukriming Sapareng; Rino Rino; Muh Yusuf Idris; Yasmin Yasmin
Journal TABARO Agriculture Science Vol 1, No 2: DESEMBER 2017
Publisher : Universitas Andi Djemma Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.684 KB) | DOI: 10.35914/tabaro.v1i2.29

Abstract

Penelitian ini bertujuan membedakan karakter aroma padi lokal Seko yang ditanam pada dataran tinggi. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Seko Kabupaten Luwu Utara Sulawesi Selatan.  Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja setelah menilai kelayakan lokasi (Judgement Sampling). Data primer diperoleh secara langsung dari lapangan dengan mengamati dari kelima hamparan jenis padi lokal aromatik Seko. Pengujian aroma dilakukan dengan dua cara yaitu dimasak dan tabung reaksi. Pengamatan kedua terhadap karakteristik morfologi dan agronomi. Pengujian dengan metode dimasak menampilkan karakter aroma dengan golongan aromatik yang lebih banyak daripada aroma sedang, sedangkan pada pengujian metode tabung reaksi menampilkan golongan aromatik yang lebih sedikit karena faktor jumlah beras yang digunakan lebih sedikit sehingga aroma yang tercium menjadi lebih lemah. Padi lokal Seko memiliki sifat-sifat morfologis yang spesifik, mulai dari daun, batang, malai, gabah dan beras dengan rasa nasi wangi dan pulen. Dengan perbaikan teknik budidaya, potensi hasil dapat mencapai 5,2 sampai 7,0 t/ha GKP. Untuk pelestarian dan pengembangan lebih lanjut, diperlukan usaha penangkaran padi jenis ini agar tetap terjaga keberadaannya.