Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Histological analysis of Milkfish (Chanos chanos, Forskal) which was stunting Muhammad Aris; Sudirto Malan
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 8: No. 1 (April 2021)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v8i1.3823

Abstract

Ikan bandeng ( Chanos chanos ) merupakan ikan penting yang bernilai ekonomi. Ikan bandeng banyak dikonsumsi karena memiliki nilai gizi yang tinggi. Ikan bandeng juga digunakan sebagai umpan hidup untuk memancing. Dalam sistem budidaya ikan bandeng peningkatan produksi merupakan faktor yang sangat penting. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi dalam sistem budidaya ikan adalah dengan menerapkan padat tebar yang tinggi. Kendala penerapan padat tebar yang tinggi menyebabkan pertumbuhan bandeng tidak merata, bahkan ada yang kerdil, yaitu kondisi ikan mengalami pertumbuhan yang lambat. Penelitian bertujuan untuk mengamati kondisi jaringan bandeng dengan ikan tidak kerdil dan kerdil. Ikan bandeng ( Chanos chanos) yang digunakan adalah ikan yang sudah dipelihara selama 6 bulan. Organ ikan yang menjadi sampel observasi adalah ikan stunting dan non stunting. Organ yang diamati adalah insang, otot, dan usus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bandeng ( Chanos chanos ) yang mengalami stunting mempengaruhi kondisi insang, otot dan jaringan usus. Insang mengalami edema dan nekrosis. Otot mengamati edema, merosot serat otot, dan nekrosis. Usus mengalami nekrosis atau kematian sel.
PENGARUH POLA KONSUMSI TERHADAP PERMINTAAN KREDIT KONSUMTIF DI BANDA ACEH Muhammad Aris; Mohd. Nur Syechalad
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSYIAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.687 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalis pengaruh pola konsumsi terhadap permintaan kredit konsumtif di kota Banda Aceh dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Analisis ini mengguakan independen variable yaitu konsumsi pangan, konsumsi non pangan, jumlah tanggungan, pendapatan dan bunga. Variabel dependennya adalah permintaan kredit konsumtif. Data yang digunakan adalah data primer yang didapat dengan menggunakan teknik Cluster Sampling dan diuji menggunakan model analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa pengeluaran pangan dan non pangan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap permintaan kredit konsumsi. Secara parsial, jumlah tanggungan, pendapatan dan bunga kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap banyaknya jumlah kredit konsumsi.Kata Kunci : Permintaan Kredit Konsumsi, Konsumsi, Tingkat Bunga Kredit, Pendapatan
Histological analysis of Milkfish (Chanos chanos, Forskal) which was stunting Muhammad Aris; Sudirto Malan
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 8: No. 1 (April 2021)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v8i1.3823

Abstract

Ikan bandeng ( Chanos chanos ) merupakan ikan penting yang bernilai ekonomi. Ikan bandeng banyak dikonsumsi karena memiliki nilai gizi yang tinggi. Ikan bandeng juga digunakan sebagai umpan hidup untuk memancing. Dalam sistem budidaya ikan bandeng peningkatan produksi merupakan faktor yang sangat penting. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi dalam sistem budidaya ikan adalah dengan menerapkan padat tebar yang tinggi. Kendala penerapan padat tebar yang tinggi menyebabkan pertumbuhan bandeng tidak merata, bahkan ada yang kerdil, yaitu kondisi ikan mengalami pertumbuhan yang lambat. Penelitian bertujuan untuk mengamati kondisi jaringan bandeng dengan ikan tidak kerdil dan kerdil. Ikan bandeng ( Chanos chanos) yang digunakan adalah ikan yang sudah dipelihara selama 6 bulan. Organ ikan yang menjadi sampel observasi adalah ikan stunting dan non stunting. Organ yang diamati adalah insang, otot, dan usus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bandeng ( Chanos chanos ) yang mengalami stunting mempengaruhi kondisi insang, otot dan jaringan usus. Insang mengalami edema dan nekrosis. Otot mengamati edema, merosot serat otot, dan nekrosis. Usus mengalami nekrosis atau kematian sel.
PKM Peningkatan Kreativitas Perempuan Kelompok Usaha Café Mini Kontainer Berbasis Budaya Matinulu di Wirissalo Paddupa, Kelurahan Paduppa, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo Asmanurhidayani; Erna; Muhammad aris
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (JurDikMas) Sosiosaintifik Vol 2 No 1 (2020): Jurdikmas Sosiosaintifik Volume 2 No. 1 Februari 2020
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Puangrimaggalatung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari program Kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan sosialisasi dan pendampingan terkait strategi pengembangan mini container dalam rangka mengoptimalkan kawasan kuliner di tepi sungai taman padduppa yang berbasis pada kearifan loKal budaya’ matinulu ‘ sebagai implementasi dari falsafah budaya kerja masyarakat wajo yaitu resopa temmangingi malomo naletei pammase dewatae.Kegiatan ini selaras dengan Program Pemerintah kabupaten Wajo yang berkomitmen menciptakan 10.000 wirausaha baru dengan menggandeng berbagai pihak untuk mewujudkan program tersebut,sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat Wajo mewujudkan kawasan kuliner melalui kelompok wira usaha perempuan Sehingga Wirissalo paddupa yang dikenal sebagai salah satu icon Wajo dapat dijadikan sebagai “Sentra Kuliner di Kabupaten Wajo” Strategi pemasaran produknya, menggunakan rumusan strategi pemasaran yang mampu meningkatkan daya saing yaitu: a. Segmentasi b. Target c. Posisi selain itu Strategi bauran pemasaran pada Café mini container paduppa meliputi product, price, place, dan promotion.
PENGARUH TUNJANGAN SERTIFIKASI, MOTIVASI DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA GURU DI SMKN 4 SOPPENG Muhammad Aris; Rofiqah Al Munawwarah; Mansur Azis; Amar Sani
Amkop Management Accounting Review (AMAR) Vol. 1 No. 1 (2021): January - Juny
Publisher : Pascasarjana STIE Amkop Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.809 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui pengaruh tunjangan sertifikasi terhadap kinerja guru di SMK Negeri 4 Soppeng. (2) Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja guru di SMK Negeri 4 Soppeng. (3) Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja guru di SMK Negeri 4 Soppeng. (4) Untuk mengetahui pengaruh tunjangan sertifikasi, motivasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja guru di SMK Negeri 4 Soppeng. Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif korelasional, dengan lokasi penelitian pada SMK Negeri 4 Soppeng. Sampel yang digunakan yaitu dengan sampel jenuh sebanyak 77 orang. Untuk mengetahui Kevalidan instrumen digunakan uji validitas dan reliabilitas. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa: (1) Tunjangan sertifikasi secara parsial berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja guru di SMK Negeri 4 Soppeng. Hal ini sesuai dengan hasil regresi liner menunjukkan nilai nilai t-hitung 2,389 lebih besar dari t-tabel sebesar 1,993 dan signifikannya lebih kecil dari 5%. (2) Motivasi secara parsial berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja guru di SMK Negeri 4 Soppeng. Hal ini sesuai dengan hasil regresi liner menunjukkan nilai nilai t-hitung 3,598 lebih besar dari t-tabel sebesar 1,993 dan signifikannya lebih kecil dari 5%. (3) Kecerdasan emosional secara parsial berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja guru di SMK Negeri 4 Soppeng. Hal ini sesuai dengan hasil regresi liner menunjukkan nilai nilai t-hitung 2,528 lebih besar dari t-tabel sebesar 1,993 dan signifikannya lebih kecil dari 5%. (4) Tunjangan sertifikasi, motivasi dan kecerdasan emosional secara simultan berpengaruh siginifikan terhadap kinerja guru di SMK Negeri 4 Soppeng. Hal ini sesuai dengan hasil regresi liner menunjukkan nilai F-hitung 133,159 lebih besar dari F-tabel sebesar 2,73 dan signifikannya lebih kecil dari 5%.
An ecosystem approach to manage pelagic thresher shark (Alopias pelagicus) based in Kutaraja Ocean Fishing Port, Aceh Inda Mardhatillah; Am Azbas Taurusman; Muhammad Fedi Alfiadi Sondita; Ilham Fajri; Muhammad Aris
Depik Vol 11, No 2 (2022): August 2022
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.541 KB) | DOI: 10.13170/depik.11.2.25479

Abstract

Sharks is the dominant bycatch of purse seine and bottom longline vessels that landed in Kutaraja ocean fishing port, particularly pelagic thresher shark species (Alopias pelagicus). The management of shark fisheries  in Aceh water is not well implemented.  According to the IUCN red list, the pelagic thresher shark has been classified as an endangered species. The capture and trade of pelagic thresher sharks are regulated by CITES (Appendix II). So that Indonesia has to comply with the procedures of CITES due to it has been adopted through the Decree of Minister of Marine Affairs and Fisheries of the Republic of Indonesia Number 61/PERMEN-KP/2018. However, the exploitation and trading of the A. pelagicus continues and is not properly managed. It will threaten the extinction of the pelagic thresher shark population and in terms of a negative image of fisheries management in Indonesia, in particular.  Thus, integrated management such as the ecosystem approach to fisheries management (EAFM) is needed to solve this problem. This study aims to evaluate the fisheries management status of the pelagic thresher shark based on EAFM indicator of fish resources domain, focusing in the Kutaraja ocean fishing port. This research was conducted by field measurement and interviews with key stakeholders. Data were analyzed using a multi-criteria analysis (MCA) approach through development of a composite index. The results showed that the trend of CPUE  tends to fluctuate in the last 5 years. The total length of the sharks was relatively constant. The proportion of juvenile pelagic thresher sharks was 16% male, and 28% (female), and the shark was bycatch (1%) of the purse seine fishery, the fishing ground was getting further away and seemed to go close to the shark habitat.  Based on this assessment, one could conclude that shark's fishery resources were in 'good' category, however, some indicators need to improve through better fisheries management actions. Keywords: EAFM; Alopias pelagicus; pelagic thresher shark; Kutaraja ocean fishing port
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Momordica charantia L. terhadap Staphylococcus aureus dan Salmonella thypi Muhammad Anugerah Alam Waris; Muhammad Aris; Muhammad Syarif
NUTRITURE JOURNAL Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Nutriture
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/nj.v2i1.3852

Abstract

Momordica charantia L. mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan alkaloid. Penelitian ini bertujuan mengetahui daya hambat ekstrak M. charantia terhadap pertumbuhan S. aureus dan S. thypi serta konsentrasi terbesar dalam menghambat S. aureus dan S. thypi. Lalu diekstraksi dengan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak M. charantia dibuat dalam konsentrasi 2,5%, 5%, dan 7,5% diuji kanpada biakan S. aureus dan S. thypi, Na CMC sebagai kontrol negatif dan Cefadroxil sebagai kontrol positi. Penentuan zona hambatan dilakukan dengan metode difusi menggunakan paper disk pada media Nutrient Agar (NA) dengan masa inkubasi 1 x 24 jam pada suhu 37 C. Diameter zona hambatan pada S. aureus rata-rata yang dihasilkan konsentrasi 2,5% (5,2 mm), kosentrasi 5% (5,23 mm), dan kosentrasi 7,5% (7,36 mm), kontrol negatif tidak menghasilkan zona hambat sedang kanpada kontrol positif sebesar 18,96 mm. Sedangkan pada S. thypi menghasilkan zona hambat dengan rata - rata pada kosentrasi 2,5% (8,1 mm), kosentrasi 5% (9,46 mm) dan kesentrasi 9,5% (17,06 mm), dan pada kontrol negatif tidak terlihat zona hambat sedangkan kontrol positif memiliki zona hambat sebesar 19,06 mm.
Pelatihan Aplikasi Probiotik Melalui Pakan Pada Pembudidaya Ikan Nila Di Keramba Jaring Apung Danau Ngade Waode Munaeni; Muhammad Aris; Rusmawati Labenua
JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 4 No 2 (2023)
Publisher : Politeknik Piksi Ganesha Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37339/jurpikat.v4i2.1357

Abstract

Kelompok Pembudidaya Ikan “Usaha Bersama” merupakan salah satu kelompok pembudidaya ikan nila yang ada di Kelurahan Fitu menggunakan Keramba Jaring Apung (KJA). Permasalahan pembudidaya adalah: rendahnya hasil produksi, pertumbuhan ikan lambat dan adanya kematian masal ikan di musim hujan, serta kurangnya pengetahuan pembudidaya. Solusi yang diberikan adalah dengan penerapan aplikasi pemberian probiotik melalui pakan. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Juni hingga Agustus 2023 bertempat di Danau Ngade, Kelurahan Fitu, Kota Ternate, Maluku Utara. Teknik pengumpulan data melalui interview kepada pembudidaya, kuesioner, dan observasi. Pelatihan mulai dari persiapan alat dan bahan yang digunakan, kultur probiotik cair, aplikasi probiotik pada pakan, dan pelatihan manajemen pakan ikan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pemberian probiotik ini penting diterapkan pada budidaya ikan di KJA menurut pembudidaya. Selain itu, ada peningkatan pemahaman dan juga praktik oleh peserta terkait materi pelatihan yang diberikan, yaitu 25% untuk pre-test meningkat menjadi 96% untuk post-test. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan produksi ikan pembudidaya.
An ecosystem approach to manage pelagic thresher shark (Alopias pelagicus) based in Kutaraja Ocean Fishing Port, Aceh Inda Mardhatillah; Am Azbas Taurusman; Muhammad Fedi Alfiadi Sondita; Ilham Fajri; Muhammad Aris
Depik Vol 11, No 2 (2022): August 2022
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.11.2.25479

Abstract

Sharks is the dominant bycatch of purse seine and bottom longline vessels that landed in Kutaraja ocean fishing port, particularly pelagic thresher shark species (Alopias pelagicus). The management of shark fisheries  in Aceh water is not well implemented.  According to the IUCN red list, the pelagic thresher shark has been classified as an endangered species. The capture and trade of pelagic thresher sharks are regulated by CITES (Appendix II). So that Indonesia has to comply with the procedures of CITES due to it has been adopted through the Decree of Minister of Marine Affairs and Fisheries of the Republic of Indonesia Number 61/PERMEN-KP/2018. However, the exploitation and trading of the A. pelagicus continues and is not properly managed. It will threaten the extinction of the pelagic thresher shark population and in terms of a negative image of fisheries management in Indonesia, in particular.  Thus, integrated management such as the ecosystem approach to fisheries management (EAFM) is needed to solve this problem. This study aims to evaluate the fisheries management status of the pelagic thresher shark based on EAFM indicator of fish resources domain, focusing in the Kutaraja ocean fishing port. This research was conducted by field measurement and interviews with key stakeholders. Data were analyzed using a multi-criteria analysis (MCA) approach through development of a composite index. The results showed that the trend of CPUE  tends to fluctuate in the last 5 years. The total length of the sharks was relatively constant. The proportion of juvenile pelagic thresher sharks was 16% male, and 28% (female), and the shark was bycatch (1%) of the purse seine fishery, the fishing ground was getting further away and seemed to go close to the shark habitat.  Based on this assessment, one could conclude that shark's fishery resources were in 'good' category, however, some indicators need to improve through better fisheries management actions. Keywords: EAFM; Alopias pelagicus; pelagic thresher shark; Kutaraja ocean fishing port
An ecosystem approach to manage pelagic thresher shark (Alopias pelagicus) based in Kutaraja Ocean Fishing Port, Aceh Inda Mardhatillah; Am Azbas Taurusman; Muhammad Fedi Alfiadi Sondita; Ilham Fajri; Muhammad Aris
Depik Vol 11, No 2 (2022): August 2022
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.11.2.25479

Abstract

Sharks is the dominant bycatch of purse seine and bottom longline vessels that landed in Kutaraja ocean fishing port, particularly pelagic thresher shark species (Alopias pelagicus). The management of shark fisheries  in Aceh water is not well implemented.  According to the IUCN red list, the pelagic thresher shark has been classified as an endangered species. The capture and trade of pelagic thresher sharks are regulated by CITES (Appendix II). So that Indonesia has to comply with the procedures of CITES due to it has been adopted through the Decree of Minister of Marine Affairs and Fisheries of the Republic of Indonesia Number 61/PERMEN-KP/2018. However, the exploitation and trading of the A. pelagicus continues and is not properly managed. It will threaten the extinction of the pelagic thresher shark population and in terms of a negative image of fisheries management in Indonesia, in particular.  Thus, integrated management such as the ecosystem approach to fisheries management (EAFM) is needed to solve this problem. This study aims to evaluate the fisheries management status of the pelagic thresher shark based on EAFM indicator of fish resources domain, focusing in the Kutaraja ocean fishing port. This research was conducted by field measurement and interviews with key stakeholders. Data were analyzed using a multi-criteria analysis (MCA) approach through development of a composite index. The results showed that the trend of CPUE  tends to fluctuate in the last 5 years. The total length of the sharks was relatively constant. The proportion of juvenile pelagic thresher sharks was 16% male, and 28% (female), and the shark was bycatch (1%) of the purse seine fishery, the fishing ground was getting further away and seemed to go close to the shark habitat.  Based on this assessment, one could conclude that shark's fishery resources were in 'good' category, however, some indicators need to improve through better fisheries management actions. Keywords: EAFM; Alopias pelagicus; pelagic thresher shark; Kutaraja ocean fishing port