Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SUATU STUDI LITERATUR: AKTIVITAS ANTIDIABETIC DARI KULIT JERUK (Citrus sp.) Maya Sari Mutia; Chrismis Novalinda Ginting; OK Yulizal
Jurnal Maternitas Kebidanan Vol. 6 No. 2 (2021): Jurnal Maternitas Kebidanan
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/jumkep.v6i2.2054

Abstract

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disease, which is not able to secrete insulin in sufficient quantities or the body is unable to use insulin effectively so there is an excess glucose level and immediately suffer from some complications against the organs. Diabetes mellitus can be cured by herb utility which are thought to have compounds that has an antidiabetic effect. Therefore, this literature study discusses the antidiabetic activity of orange peel (Citrus sp.). The literature search was carried out on the Google Scholar search engine which used some keyword included antidiabetic, extract, orange peel, Citrus. In this literature study, there are inclusion and exclusion criteria for selecting journals as literature sources. The results of 12 literatures review that orange peel had antidiabetic activity by decrease blood glucose levels in some animal trials that had received an effective dose of orange peel extract in each of the reviewed studies. Hence, it can be concluded that various type of Citrus peels has antidiabetic effect.
DEPRESI PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. TENGKU MANSYUR TANJUNGBALAI TAHUN 2015 Nur Astari; OK Yulizal; Armon Rahimi; Herlina yani; Anita Rosari; Wika Hanida; Yensuari -
PRIMER (Prima Medical Journal) Vol. 7 No. 1 (2022): Edisi April
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/pmj.v7i1.2788

Abstract

Hiperglikemik merupakan keadaan adanya defek pada sekresi atau kerja  insulin yang dapat berakibat diabetes melitus. Diabetes yang berlangsung lama memungkinkan pasien mengalami depresi  yang ditandai dengan mood tertekan, kehilangan kesenangan atau minat, perasaan bersalah atau harga diri rendah, gangguan makan atau tidur, kurang energi, dan konsentrasi yang rendah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya depresi pada penderita lansia dengan diabetes melitus tipe 2. Metode: Penelitian analitik dengan desain cross sectional study dan case control. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada lansia yang menderita DM dan non DM. Hasil: Subyek dalam penelitian ini berjumlah 176 orang lansia, terdiri dari 88 kelompok kasus (DM) dan 88 kelompok kontrol (non DM), didapatkan penderita DM yang paling banyak mengalami depresi berjenis kelamin laki-laki berjumlah 31 orang, non depresi terbanyak pada perempuan 22 orang. Mereka yang menderita DM 1,9 kali lebih beresiko untuk mengalami depresi dibanding non DM (OR = 1,9 (interval keyakinan 95%) 1,044 - 3,457, P = 0,036). Rerata lama penyakit pada subyek yang depresi antara DM dan non DM berbeda bermakna (5,51 ± 2,66 vs 3,54 ± 2,22, P = 0,000). Rerata KGD pada penderita DM yang depresi dibanding non depresi berbeda bermakna (310,31 ± 101,01 vs 262,89 ± 92,78, P = 0,029). Rerata lama penyakit untuk tingkatan depresi (ringan, sedang, berat) berbeda secara bermakna (3,00 ± 0,00 vs 4,97 ± 2,36 vs 7,06 ± 2,70, P = 0,000). Kesimpulan: Lansia penderita DM lebih beresiko mengalami depresi dibanding lansia non DM. Rerata lama penyakit pada subyek yang depresi antara DM dan non DM berbeda bermakna. Rerata KGD pada penderita DM yang depresi dibanding non depresi berbeda bermakna. Rerata lama penyakit untuk tingkatan depresi (ringan, sedang, berat) berbeda secara bermakna.