Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA KULIT MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) Fitri Handayani; Triswanto Sentat
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 1 No 2 (2016): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.793 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v1i2.43

Abstract

Daun kersen (Muntingia calabura L.) merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki kegunaan dari kulit batang, buah hingga daun. Daun kersen mengandung flavonoid dan tanin yang berpotensi sebagai pengobatan obat luka bakar. Daun kersen digunakan sebagai pengobatan karena berfungsi sebagai analgetik dan antiinflamasi.Penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Obyek yang diteliti adalah potensi ekstrak etanol daun kersen terhadap penyembuhan luka bakar pada kulit bagian punggung mencit putih jantan. Jumlah mencit yang digunakan adalah 20 ekor  dibagi dalam 5 kelompok yaitu kontrol positif (salep bermerek), kontrol negatif (vaselin flavum), kelompok ekstrak etanol daun kersen dalam vaselin flavum dosis 2,6 mg, 5,2 mg dan 10,4 mg. Punggung mencit diinduksi menggunakan solder panas dimodifikasi dengan lempeng stainless berukuran 1 x 1 cm2 selama 2 detik dan diukur diameter penyembuhan luka bakar.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrol positif menghasilkan persentase sebesar 100%, kontrol negatif (65%), ekstrak etanol daun kersen dosis 2,6 mg (84,3%), dosis 5,2 mg (85,3%) dan dosis 10,4 mg (93,3%). Hasil analisis data menggunakan analisis statistik. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test menunjukkan bahwa data berdistribusi normal (0,768>0,05) dan hasil uji (Test Homogeneity of Variances) menunjukkan bahwa data tidak homogen (0,016<0,05). Hasil uji Kruskal Wallis Test menunjukkan bahwa 5 (lima) kelompok perlakuan berbeda bermakna dan memiliki efek penyembuhan luka bakar (0,012<0,05), hasil uji Mann-Whitney Test menunjukkan bahwa kontrol positif dan dosis 10,4mg  terdapat perbedaan bermakna (0,043<0,05).
KARAKTERISASI DAN SKRINING FITOKIMIA DAUN SINGKIL (Premna corymbosa Rottl & Willd) Risa Supriningrum; Fitri Handayani; Liya Liya
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 2 No 2 (2017): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.888 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v2i2.118

Abstract

Secara empiris, daun singkil digunakan sebagai obat asam urat. Data penelitian awal tentang karakterisasi simplisia dan ekstrak daun singkil (Premna corymbosa Rottl & Willd) belum pernah dilaporkan. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik simplisia dan ekstrak daun singkil muda dan tua serta kandungan kimianya.Ekstraksi simplisia dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Tahapan penelitian dimulai dari pengambilan sampel, determinasi tumbuhan, pembuatan simplisia, ekstraksi secara maserasi, pemeriksaan karateristik dan skrining fitokimia.Hasil karakterisasi simplisia, makroskopik daun singkil memiliki warna hijau, ujung daun meruncing, pangkal daun tumpul, rompang , tepi daun bergerigi, bentuk daun bulat telur dan bulat, susunan tulang daun menyirip, daging daun tipis, panjang daun 10,9 hingga 15 cm . Lebar daun 6,3 hingga 9,6 cm. Pengamatan mikroskopik ditemukan fragmen pengenal stomata tipe diasitik , parasitik, berkas pembuluh bentuk spiral, rambut penutup, trikoma glandular. Kadar air daun muda 8%, daun tua 5,5%, kadar sari larut air daun muda 3%, daun tua 1,5%, kadar sari larut etanol daun muda 2%, daun tua 1,5%, kadar abu daun muda 4,86%, daun tua 7,01%, kadar abu tidak larut asam daun muda 2,20% dan daun tua 3,14%. Kadar air ekstrak daun muda 17,5%, daun tua 17%, kadar sari larut air daun muda 0%, daun tua 1%, sari larut etanol daun muda 0,5%, daun tua 4%, kadar abu daun muda 38,5%, daun tua 11,6%, kadar abu tidak larut asam daun muda 1,51%, daun tua 2,33%. Metabolit sekunder simplisia dan ekstrak diketahui mengandung flavonoid, tanin, saponin dan steroid/terpenoid.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI N-HEKSAN, KLOROFORM DAN ETIL ASETAT DARI EKSTRAK ETANOL UMBI PAKU ATAI MERAH (Angiopteris ferox Copel) Reksi Sundu; Fitri Handayani; Sapri Sapri; Henny Nurhasnawati
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 3 No 2 (2018): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.166 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v3i2.176

Abstract

Antioksidan memegang peranan penting sebagai faktor perlindungan kesehatan. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antioksidan alami adalah umbi paku atai merah (Angiopteris ferox Copel). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari fraksi n-heksan, kloroform dan etil asetat dari ekstrak etanol umbi paku atai merah. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) menggunakan spektrofotometer UV-Visible. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol umbi paku atai merah fraksi n-heksan memiliki nilai IC50 sebesar 884,14 ppm (kategori lemah), kloroform sebesar 199,72 ppm (kategori lemah), etil asetat sebesar 18,81 ppm (kategori sangat kuat), sedangkan vitamin C sebagai pembanding sebesar 5,09 ppm (kategori sangat kuat).
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN SELUTUI PUKA (Tabernaemontana macrocarpa Jack) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Yulistia Budianti Soemarie; Fitri Handayani; Edna Nur Annisa
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 3 No 2 (2018): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.975 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v3i2.178

Abstract

Tumbuhan selutui puka (Tabernaemontana macrocarpa Jack) adalah salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional. Staphylococcus aureus adalah salah satu bakteri gram positif yang menyebabkan infeksi pada manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun selutui puka terhadap Staphylococcus aureus dan mengetahui konsentrasi efektif yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Tahapan penelitian diawali dengan pembuatan simplisia, pembuatan ekstrak etanol daun selutui puka, uji skrining fitokimia ekstrak etanol, uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi kertas cakram dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15% serta kontrol positif ampisilin 0,1% dan kontrol negatif DMSO 1%. Data yang didapat dianalisis secara deskriptif.Hasil penelitian uji skrining fitokimia menunjukan ekstrak etanol daun selutui puka positif mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun selutui puka terhadap bakteri Staphylococcus aureus memiliki daya hambat pada konsentrasi 5%, 10% dan 15% secara berurutan 6,09 mm, 6,24 mm dan 6,25 mm, dengan kategori daya hambat sedang.
KARAKTERISASI DAN SKRINING FITOKIMIA SIMPLISIA DAUN SELUTUI PUKA (Tabernaemontana macracarpa Jack) Fitri Handayani; Anita Apriliana; Hellen Natalia
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 4 No 1 (2019): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.543 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v4i1.285

Abstract

Selutui puka (Tabernaemontana macrocarpa Jack) is a plant that is efficacious for treating tumor diseases and blisters. Simplicia is said to be of high quality if it meets the simplicia requirements. The initial process to find out the quality of simplicia is characterization. The study aims to determine the specific, non-specific characteristics and content of chemical compounds.This research is non experimental. The research starts from sampling, determination, making simplicia, characterization which includes macroscopic test, microscopic test, determination of moisture content, soluble ethanol extract content, water soluble extract content, moisture content, ash content, acid insoluble ash content and phytochemical screening. Data were analyzed using descriptive methods.Specific characteristics in the macroscopic and organoleptic tests showed long round leaves, pinnate leaf bones, spiky rounded leaf tips, rounded base of leaves, flat leaf edges, thick leaf flesh, dark green color, leaf width of 4.5 cm long, 12.5 cm long. The powder is dark green, aromatic and has a bitter taste. Microscopic tests include cover hair, vessels, bundles of stairs, upper epidermis and lower epidermis with bidiastic type stomata, 12% soluble ethanol, 15% water soluble extract. Non-specific characteristics consisted of 8% moisture content, 6.51% ash content, acid insoluble ash content 0.246%. The results of phytochemical screening contain alkoloid, flavonoids, tannins, saponins and steroids.