Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit dengan Metode Filtrasi dan Fitoremediasi Menggunakan Tanaman Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes) Ilmannafian, Adzani Ghani; Lestari, Ema; Khairunisa, Fitria
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 21 No. 2 (2020)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.935 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v21i2.4012

Abstract

ABSTRACTPalm oil mill effluent (POME) is a side product from oil palm processing activities with potential environmental pollution. Its smells, colored appearance contains high COD, BOD, and TSS values. Thus, the processing of POME is crucial. In treating this wastewater, filtration and phytoremediation methods can be applied. This study aimed to evaluate the performance of the POME treatment using filtration and phytoremediation methods using water hyacinth (Eichhornia crassipes). This research method includes a sampling process, tub reactor construction with four filter ingredients (sand, gravel, coconut fiber, and sponge), the dilution of POME (concentration of 100%, 75%, and 50%), phytoremediation, filtering and testing of sample parameters. The parameters tested were BOD, COD, TSS, pH, and physical properties, including color, smell, and turbidity. The results of this study showed that the application of POME treatment with water hyacinth was not yet effective, supported by the following research results of the treatment concentration of 100%, 75%, and 50% with BOD levels respectively 894.7 mg/l, 304.15 mg/l, and 77.03 mg/l, COD levels respectively 4,320 mg/l, 1,120 mg/l, and 440 mg/l, TSS levels were 400 mg/l, 200 mg/l and 0 mg/l respectively. While, pH results for those treatments are 8,8 and 9 respectively.Keywords: filtration, liquid waste, phytoremediation, water hyacinthABSTRAKKegiatan operasional Pabrik Kelapa Sawit menghasilkan produk samping (By-Product) salah satunya limbah cair yang berbau, berwarna, mengandung nilai COD, BOD serta TSS yang tinggi berpotensi mencemari lingkungan, sehingga pengolahan limbah cair di pabrik kelapa sawit sangat penting. Filtrasi dan fitoremediasi adalah metode yang dapat digunakan dalam mengolah limbah cair pabrik kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit dengan metode filtrasi dan fitoremediasi menggunakan tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes). Metode penelitian ini meliputi proses sampling, membuat bak reaktor berukuran 60 cm x 40 cm x 40 cm dengan 4 media penyaring (pasir, kerikil, serabut kelapa dan spons), kemudian melakukan pengenceran limbah cair pabrik kelapa sawit dengan konsentrasi 100%, 75% dan 50%, fitoremediasi, penyaringan dan pengujian sampel parameter BOD, COD, TSS, pH dan Uji sifat fisik meliputi warna, aroma dan kekeruhan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa aplikasi pengolahan limbah PKS dengan tanaman enceng gondok belum efektif, dengan ditunjang hasil penelitian sebagai berikut : 100%, 75%, dan 50% dengan kadar BOD berturut-turut 894,7 mg/l, 304,15 mg/l, dan 77,03 mg/l, kadar COD berturut-turut 4.320 mg/l, 1.120 mg/l dan 440 mg/l, kadar TSS berturut-turut 400 mg/l, 200 mg/l dan 0 mg/l dan pH berturut-turut 8,8 dan 9.Kata kunci: eceng gondok, filtrasi, fitoremediasi, limbah cair 
Penggunaan Lilin Lebah dengan Penambahan Konsentrasi Minyak Atsiri Tanaman Serai (Cymbopogon citratus) sebagai Pengusir Lalat (Musca domestica). Ema Lestari; Fatimah Fatimah; Khusnul Khotimah
AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian Vol 22, No 3 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.407 KB) | DOI: 10.30596/agrium.v22i3.4683

Abstract

Lilin lebah dengan penambahan konsentrasi minyak atsiri serai merupakan salah satu lilin aromaterapi yang memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan manusia di antaranya  untuk merelaksasikan tubuh, menyegarkan pikiran, untuk memperbaiki mood, dan penyembuhan penyakit yang memberikan efek fisiologi. Tujuan dari penelitian ini menentukan karakteristik lilin lebah dengan penambahan konsentrasi minyak atsiri tanaman serai, menentukan daya tolak lalat terhadap lilin lebah dengan penambahan minyak atsiri tanaman serai dan daya terima panelis. Metode penelitian ini adalah eksperimental dengan penambahan konsentrasi minyak atsiri tanaman serai pada lilin lebah dengan formulasi  0%, 3%, 5% dan 7% serta uji ANOVA dan BNT 5% dilaksanakan dari februari hingga juli 2019 di Laboratorium Bioproses dan Bioenergi Teknologi Industri Pertanian Politeknik Negeri Tanah Laut. Pengujian yang dilakukan yaitu uji waktu leleh, uji titik leleh, uji daya tolak lalat terhadap lilin, uji organoleptik dan uji efek setelah dibakar. Hasil penelitian menunjukkan lilin aromaterapi yang memiliki waktu leleh terlama adalah lilin lebah dengan konsentrasi 3% minyak atsiri serai dan titik leleh yang sesuai SNI 0386 –1989 – A / SII 0348 – 1980 adalah lilin lebah dengan konsentrasi 5% minyak atsiri serai. Daya tolak lalat terhadap lilin aromaterapi tertinggi adalah 77% pada penambahan 7% minyak atsiri serai. Daya terima panelis terhadap lilin aromaterapi minyak atsiri serai yaitu yang disukai panelis adalah lilin aromaterapi 7% dari segi warna dan tekstur, lilin aromaterapi 5% dari segi aroma.
ANALISIS NILAI TAMBAH DAN ANALISIS EKONOMI ABON PISANG MUDA DENGAN PENAMBAHAN BUMBU MASAK HABANG Mufrida Zein; Nuryati Nuryati; Mariatul Kiptiah; Ema Lestari
AGROINTEK Vol 15, No 1 (2021)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v15i1.7906

Abstract

Banana kepok is one fruit that has many nutritional value that can usually be good processed into various foods because banana kepok has a delicious textur and can made abon. Abon is a food that is done by drying process based on beef, chicken and fish, abon can also made from a variety of other basic ingredients by modifying the new the young banana shredded with a new taste of habang season. The aims of these reseach is to now the acceptance of consumers, the economic analyze, and the added value of the product. The organoleptic test results from banana formulations 150 gram, chicken meat 20 gram, habang cooking spices 30 gram, 500 ml coconut milk, and brown sugar 50 gram, much acceptable to consumers due to fine texture and good taste. As for the result of economic analysis obtained HPP of Rp 3.689/banana wrop abon banana with the addition of habang seosoning, the BEP 15 packs of ± 1 month marketing resolts get a turnover of Rp 1.200.000.00. The added value ratios abtained for the young banana fruit commodity amounted to 74% with the percentage of benefit is 88%.
POTENSI PEMANFAATAN DAUN PEGAGAN DAN PATI JAGUNG MENJADI BEDAK DINGIN Nuryati Nuryati; Ema Lestari; Naca Susana Ludiah
AGROINTEK Vol 14, No 2 (2020)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v14i2.5855

Abstract

Pegagan plant (Centella asiatica (L) Urban) is one of the medicinal plant that has many benefits, so it attracts the attention of experts to research and develop it in the context of exploring new drugs that come from nature. The porpose of researc was to formulate between  pegagan leaves and corn patch in the manufacture of cold flour and characterize pegagan leaves and corn patch. The research of method was carried out, making corn starch, making cold powder, and the tests carried out were hedonic tests, irritation tests and adhesion tes,. The results obtained from the Hedonic power test from the best treatment are the colors for F1 treatment which is 3.87, F1 texture which is 4.20 and aroma at F3 which is 5. Adhesion test results obtained are 182.49 seconds of F1 action, and irritation test in F1 treatment, it was found to be negative (-) or no irritation.
CONSUMER ACCEPTANCE TOWARDS SWEET BREAD SUBTITUTED TO MODIFIED TALIPUK FLOUR (MOTAF) AND TEMULAWAK STARCH Dwi Sandri; Ema Lestari
Jurnal Agroindustri Vol 10, No 2 (2020)
Publisher : BPFP Faperta UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/j.agroindustri.10.2.139-146

Abstract

This study aimed to analyze the consumer's acceptance towards sweet bread substituted to Modified Talipuk Flour (MOTAF) and temulawak starch. This research was conducted using a completely randomized design method (CRD) which consisted of 5 treatments consisting of the ratio of wheat flour, motaf, and ginger starch flour. The sweet bread of these 5 treatments was tested for specific volume and level of consumer preference which consisted of taste, aroma, and texture. The data obtained were then analyzed by ANOVA and followed by further DMRT test at the 5% level. The results showed that consumers could receive sweet bread substituted for Motaf and temulawak starch which in terms of aroma and texture showed no significant difference to bread 100% wheat flour, while in terms of taste in treatment C (substitution of Motaf and Temulawak Starch Flour) has a taste similar to 100% wheat bread with a score of 6.31. Whereas for the specific volume there was a significant difference in each treatment where the bread in treatment C had a greater value than the 100% wheat bread. The addition of temulawak starch will have an effect on the bread yield, the more temulawak starch was added, the quality of the bread will decrease.
POTENSI PATI TEMULAWAK SEBAGAI BAHAN PANGAN PENGGANTI TEPUNG TERIGU PADA KUE BOLU Ema Lestari; Fatimah Fatimah; Dwi Sandri; Retno Yuniarti
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v3i1.3610

Abstract

Temulawak is one of tubers plant which grows in tropical forest areas and has good benefits for health. Temulawak also contained large enough starch, making has great potential as an additive in alternative products for processed food ingredients. Processing of temulawak starch flour is done to reduce the import of wheat flour to Indonesia. The purpose of this study are get starch of temulawak from tuber of temulawak plant, substituting wheat flour with temulawak starch flour for making sponge cake and knowing the panelist's favorite level of sponge cake made from temulawak starch flour. Sponge cake created with 3 treatments, 100% wheat flour as control, 50% temulawak starch with 50% wheat flour and 100% temulawak starch, then execute organoleptic test. Preparation of temulawak starch flour produces yellowish white flour. The organoleptic test showed that sponge cake with substitution of temulawak starch was 50% and 100% preferred over sponge cake without starch flour of temulawak. Based on this research, it was found that temulawak starch flour potency as commodity source of food substitute of wheat flour in making sponge cake because it can substitute wheat flour to 100%.
VOLUME KEMBANG ADONAN DAN SENSORY ROTI MANIS YANG DIBUAT DARI MODIFIED TALIPUK FLOUR (MOTAF) [Dought Volume and Sensory Properties of Sweet Bread made from Modified Talipuk Flour (Motaf)] Ema Lestari; Dwi Sandri; Fatimah Fatimah; Umaira Umaira
Jurnal Teknologi & Industri Hasil Pertanian Vol 24, No 2 (2019): Jurnal Teknologi & Industri Hasil Pertanian
Publisher : Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1113.857 KB) | DOI: 10.23960/jtihp.v24i2.113-120

Abstract

Modified talipuk flour (motaf) can reduce the amount of wheat flour utilization as the main ingredient in making sweet bread. This study was aimed to determine the dough volume and organoleptic properties of sweet bread made from modified talipuk flour (motaf) with 6 formulations namely 0%, 5%, 10%, 15%, 20% and 25% (w/w). The hedonic sensory test was applied to 30 panelists. The results showed that the addition of motaf increased the taste and aroma scores, but decreased the volume of dough development, color score, texture, and overall acceptance of sweet bread. The highest volume of dough development was 57.17 cm found in the 5% formulation of motaf.
ANALISIS TEKNIK PENERAPAN PRODUKSI BERSIH PADA PROSES PENGOLAHAN Crude Palm Oil (CPO ) DAN INTI SAWIT (KERNEL) DI PT. JY Mufrida Zein; Ema Lestari; Artu Aru
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 23, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.298 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.23.2.179-186.2019

Abstract

PT. JY merupakan salah satu perusahaan agribisnis perkebunan yang bergerak di bidang pengolahan kelapa sawit, kelapa sawit yang diolah dalam pabrik menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) yang merupakan bahan setengah jadi dan Inti Sawit (kernel). Konsep produksi bersih direkomendasikan sebagai upaya memberikan keuntungan dalam hal teknik, ekonomi, dan lingkungan. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan melakukan analisis penerapan produksi bersih pada proses pengolahan CPO dan Kernel. Metode yang digunakan berupa metode deskriptif dengan wawancara, pengamatan yang menjadi data primer, data primer dianalisis sehingga didapatkan hubungan sebab akibat. Analisis data dilakukan terhadap data yang didapat di lapangan dan diatasi dengan tindakan penerapan produksi bersih berdasarkan permasalahan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa permasalahan yang terjadi di masing-masing stasiun proses produksi dapat diatasi dengan cara penerapan produksi bersih teknik good house-keeping, berupa tata cara operasi yang baik dan pelaksanaan SOP yang perlu dilakukan secara optimal, recovery (pungut ulang) dan peningkatan pemahaman karyawan akan produksi bersih
Perancangan Produksi Bersih dengan Pendekatan 5R di UD. Usaha Berkah Pelaihari Jaka Darma Jaya; Ema Lestari
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 19 No 2 (2019): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v19i2.1139

Abstract

Tahu adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari kedelai. Proses pembuatan tahu menghasilkan limbah padat dan cair yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Perancangan produksi bersih pada industri tahu perlu dilakukan dalam mendorong industri yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang alternatif penerapan produksi bersih dengan menggunakan pendekatan 5R (Re-think, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery) melalui pengumpulan data, identifikasi masalah menggunakan mass balance, fishbone dan desain produksi bersih menggunakan 5R. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan tahu berdasarkan data neraca massa menghasilkan limbah padat 18 Kg dan limbah cair 158 kg. Identifikasi masalah menggunakan tulang ikan menunjukkan faktor penyebab adalah manusia (penggunaan air yang tidak efisien, penambahan bahan yang kurang tepat), mesin (batu giling tumpul, mesin tua), bahan (kedelai kualitas rendah, whey tidak diregenerasi) dan metode (waktu pencucian yang tidak tepat) . Alternatif produksi bersih yang dapat diterapkan di UD. Usaha Berkah meliputi Re-think (pemeliharaan dan perbaikan mesin secara rutin, kerjasama dengan pemasok bahan baku), Reduce (pemilahan bahan baku, efisiensi penggunaan air), Reuse and Recycle (pemanfaatan limbah sebagai bahan baku pembuatan biogas dan tempe gembus) dan Recovery (pemanfaatan ampas kedelai sebagai pakan ternak, pemanfaatan kembali whey dalam produksi).
TEKNIK KONVENSIONAL PENGGUNAAN TUMBUHAN OBAT DI KAWASAN ESTUARIA TAKISUNG Ema Lestari
Jurnal Humaniora Teknologi Vol. 2 No. 1 (2016)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34128/jht.v2i1.9

Abstract

Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang memiliki khasiat obat dan digunakansebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Di daerahTakisung terdapat kawasan estuaria.Dikawasan tersebut ditumbuhi pepohonan,tumbuhan herba dan semak yang berpotensi sebagai tanaman obat.Masyarakatdaerah setempat menggunakan tumbuhan obat sebagai alternatif dalampengobatan, karena banyak ditemukan tumbuhan obat di sekitarmereka.Penelitian ini bertujuan untukmendapatkan informasi tentangbagaimana teknik penggunaan tumbuhan obat dikawasan estuaria Takisungoleh masyarakat di daerah tersebut.Metode yang digunakan dalam penelitianini adalah metode diskriptif, dengan terjun secara langsung ke lapangan padakawasan kiri dan kanan bantaran estuaria Pantai Takisung KecamatanTakisung Kabupaten Tanah Laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwatumbuhan berkhasiat obat yang ditemukan di kawasan estuaria Takisung yangdiketahui dan digunakan oleh masyarakat setempat terdapat 15 jenistumbuhan.Teknik konvensional penggunaan tumbuhan obat masyarakat dikawasan estuaria meliputi:1bahan di cuci bersih kemudian di rebus bersamaan,setelah dingin air rebusan tersebut disaring kemudian diminum,2bahan dicucibersih terlebih dahulu kemudian ditumbuk, setelah itu dioleskan, 3bahandipanggang diatas api kemudian diusapkan, 4bahan diparut kemudian diperas,air yang dihasilkan diminum, 5bahan direbus kemudian dicucikan, 6bahandirendam dalam air terus dan diminum, 7bahan direbus dan dimakan, 8bahancairan yang pada bagian tumbuhan kemudian diteteskan, 9bahandirebus danair rebusan diminum, 10bahan dilumatkan hingga halus dan di oleskan, 11bahandibersihkan lalu ditumbuk sampai halus, lalu dicampurkan dengan bahan lainlalu dioleskan, 12bahan dikeringkan kemudian direbus, lalu air rebusannyadiminum, 13bahan ditumbuk kemudian dicampurkan dengan bahan lainkemudian diusapkan, 14bahan diremas-remas dan di usapkan.Kata Kunci: Tumbuhan Obat, Kawasan Estuaria, Teknik Konvensional