Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Pengaruh Perbedaan Salinitas Terhadap Viabilitas Bakteri Pseudomonas spp. Arisandi, Apri; Wardhani, Maulinna Kusumo; Badami, Kaswan; Sopiyanti, Anisa
Rekayasa Vol 10, No 1: April 2017
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.678 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v10i1.3600

Abstract

ABSTRAKKondisi perairan laut yang fluktuatif dan cenderung ekstrim menyebabkan rumput laut mudah terserang penyakit ice-ice. Munculnya bercak putih pada thallus rumput laut Eucheuma cottonii yang terinfeksi penyakit ice-ice diduga disebabkan oleh bakteri patogen yaitu Pseudomonas spp.  Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan salinitas terhadap viabilitas bakteri Pseudomonas spp dan untuk mengetahui pada salinitas berapakah bakteri Pseudomonas spp tidak dapat tumbuh. Bakteri diidentifikasi melalui uji biokimia, dan viabilitas diamati dengan menanam bakteri pada media TSA plate dengan salinitas 30, 32, dan 34 ppt dengan 3 kali pengulangan, dan untuk uji konfirmasi bakteri di tanam pada media TSA miring dengan kadar salinitas 0, 20, 40, 60, 80, dan 100 ppt. Hasil yang diperoleh menunjukan bakteri tumbuh dengan normal pada hampir semua media uji kecuali pada media 100 ppt, hal ini menunjukan bahwa bakteri Pseudomonas spp merupakan bakteri yang bersifat halofilik atau dapat tumbuh baik pada kadar salinitas yang tinggi. Kata Kunci: Eucheuma cottonii, ice-ice, Pseudomonosa spp,Viabilitas.  The Influence of Salinity Difference to Viability of Pseudomonas spp. BacteriaABSTRACTThe conditions of marine waters that fluctuate and tend to extremes can cause seaweed susceptible to ice-ice disease. The appearance of white patches on infected Eucheuma cottonii seaweed thallus is estimated as ice-ice disease which is caused by pathogenic bacteria of Pseudomonas spp  The objectives of this research is to determine the effect of salinity difference to viability of bacteria Pseudomonas spp and to know on what salinity is the bacterium Pseudomonas spp that can’t grow. Bacteria were identified by biochemical tests. Viability was observed by planting bacteria on TSA plate medium with salinity 30 ppt, 32 ppt, and 34 ppt with 3 repetitions, and for bacterial confirmation test in planting on TSA tilting with salinity 0 ppt, 20 ppt, 40 ppt, 60 ppt, 80 ppt, And 100 ppt. The results showed that bacteria grew normally in almost all test media except in 100 ppt media, this showed that Pseudomonas spp bacteria were halophilic bacteria or could grow well at high salinity levels.Keywords: Eucheuma cottonii, ice-ice, Pseudomonosa spp, Viability.
Jumlah Koloni pada Media Kultur Bakteri yang Berasal dari Thallus DAN Perairan Sentra Budidaya Kappaphycus Alvarezii di Sumenep Arisandi, Apri
Rekayasa Vol 9, No 1: April 2016
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.824 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v9i1.3332

Abstract

Pemberdayaan Industri Perikanan Madura Melalui Pengembangan Budidaya Laut Arisandi, Apri; Rokhmaniati, Siti
Rekayasa Vol 1, No 2: Oktober 2008
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1121.188 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v1i2.2176

Abstract

Indonesian as marine continent endowed with vast marine resources, in actual facttwo third of Indonesian territory are sea. Merinefisheries, particularl y capturefisheries, is one of the mine effort to make the most of marine resources for supporting economic development in the country. Overfishing then become the mine concern of thegovernment of Indonesian in marine resource utilization. The data reflects that the exploitation of the resources is approaching the Maximum Sustainable Yield (MSY), especially of the small pelagic fish. Considering theproblems of overexploitation, it is therefore significant todevelop marinefish farming (marine aquaculture or mariculture) as an alternative. Theactivities in mariculture is mainly farming fishes and plant of high value on export market such as Grouper (ikan kerapu) and Seaweed (Rumput laut), but the development of tnariculture in Indonesia is still not as expected. The investor still hesitate to. enter this business because they still feel unsecure due to lack of law and regulations concerning the use of sea waters for mariculture activities. Theconcept of "Mariculture Idustries" is raised togive a solution to this problems. The idea is that the local authority (Pemerintah Kabupaten) enacted a decree that a certain area of sea water isprotected from other activities exceptfor mariculture. By assigning a certain.regulating body, the area isprotected and maintained professionall y. Theregulating body can invite investors toenter the bisnis and alsofacilitate theminrunning their mariculture activities. This model of mariculture industries will try in Madura.
TOKSISITAS HORMON 17 α METILTESTOSTERON TERHADAP ASPEK REPRODUKSI UDANG GALAH Arisandi, Apri
Rekayasa Vol 6, No 1: April 2013
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.965 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v6i1.2101

Abstract

Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) betina diperlakukan tanpa hormon dan dengan penyuntikan hormon Methyltestosterone (MT) dengan kadar 15 µg/g (1 level) dan dipelihara/diamati selama 60 hari. Setelah pelakuan tesebut ternyata memberikan pengaruh nyata terhadap beberapa aspek reproduksi udang galah, yaitu derajat pengeraman, derajat penetasan, ukuran telur, derajat hidup dan kecepatan tumbuh larva. Seperti pada kontrol buatan terhadap aspek reproduksi pada budidaya udang galah dengan hormon tersebut tidak memungkinkan digunakan pada pengelolaan budidaya yang lain. Studi ini memungkinkan sebagai inspirasi untuk penelitian yang sama pada budidaya udang-udang air tawar besar di Indonesia.
DAMPAK KONSENTRASI FE DAN PB TERHADAP MORFOLOGI ZOOPLANKTON DI TAMBAK SOCAH BANGKALAN Apri Arisandi; A Adhityarno; Suharto Riyadi; Raini Tuliandri; ST Nurul M; Evi Rina S; Mahfudli Zahli; Zainul Amin; Ulfatus Zahroh; Mat Saleh; Lia Vera V; - Ermawanti
Jurnal Kelautan Vol 6, No 1: April (2013)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v6i1.827

Abstract

Zooplankton dalam mata rantai antara produsen primer dengan karnivora besar dan kecil dapat mempengaruhi kompleksitas rantai makanan dalam ekosistem perairan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak konsentrasi Fe dan Pb terhadap morfologi zooplankton  di Tambak Socah. Morfologi zooplankton diamati menggunakan mikroskop dengan metode sensus melalui 3 kali ulangan. Konsentrasi Fe dan Pb di ukur menggunakan spektrofotometer. Zooplankton yang terdapat di tambak socah adalah jenis Copepoda, Nitzchia dan Nauplius. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi Fe dan Pb berada pada kisaran yang normal sehingga tidak mempengaruhi morfologi plankton. Kata kunci: Fe, Pb, zooplankton
EFEKTIVITAS DAN EFEK TOKSIK EKSTRAK STEROID TERIPANG DAN 17α METILTESTOSTERON PADA MANIPULASI KELAMIN UDANG GALAH Apri Arisandi
Jurnal Kelautan Vol 5, No 2: Oktober (2012)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v5i2.865

Abstract

Testosteron selain dapat dimanfaatkan sebagai obat, juga dimanfaatkan untuk sex reversal pada udang galah (Macrobrachium rosenbergii de Man).  Hormon yang umum dipakai untuk sex reversal jantan adalah 17α metiltestosteron, merupakan hormon sintetis.  Bioassay pada ayam, diketahui bahwa hormon sintetis memberikan efek samping toksik pada hati, limpa dan bursa fabricius.  Agar tidak memberikan efek toksik, salah satu cara dengan menggunakan sumber hormon testosteron alami dari teripang.  Pemberian hormon menggunakan metode dipping, lima perlakuan dan tiga ulangan.  Dosis ekstrak steroid teripang 1, 2 dan 3mg/l, serta 17α metiltestosteron 2mg/l dapat menghasilkan populasi jantan lebih tinggi dari kontrol negatif (tanpa hormon), yaitu 44,15%, 49,65%, 49,72% dan 50,45%.   Kata kunci: ekstrak steroid teripang, 17α metiltestosteron, udang galah
KAJIAN PERTUMBUHAN Kappaphycus alvarezii HASIL KULTUR JARINGAN PADA PERLAKUAN SUHU YANG BERBEDA Apri Arisandi; M Marsoedi; Happy Nursyam; Aida Sartimbul
Jurnal Kelautan Vol 4, No 1: April (2011)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v4i1.893

Abstract

Saat ini awal dan akhir periode budidaya rumput laut sudah tidak dapat dipastikan lagi karena mengalami pergeseran yang diduga akibat perubahan iklim global.  Hal tersebut mengakibatkan gagal panen dan rendahnya rendemen karaginan.  Salah satu cara untuk mengetahui dampak perubahan iklim terhadap budidaya rumput laut (Kappaphycus alvarezii) adalah dengan mengkaji parameter kualitas air yang mempengaruhi pertumbuhannya yaitu suhu.  Melalui penelitian ini diharapkan diperoleh temuan baru mengenai pengaruh suhu terhadap pertumbuhan rumput laut.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Kappaphycus alvarezii yang diberi perlakuan suhu 200C, 250C, 300C, 350C dan 400C tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap rata-rata pertumbuhan hariannya. Kata kunci: suhu, pertumbuhan, Kappaphycus alvarezii
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGUATAN HULU PADA KLASTER INDUSTRI RUMPUT LAUT Apri Arisandi; Moh. Sholeh; Haryo Triadjie
CAKRAWALA Vol 13, No 1: Juni 2019
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.174 KB) | DOI: 10.32781/cakrawala.v13i1.292

Abstract

Salah satu upaya untuk mempercepat proses dan memenuhi permintaan pasar akan rumput laut kelas I ini perlu sentuhan teknologi yang spesifik untuk industri budidaya dan penanggulangan penyakit rumput laut untuk dapat meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas rumput laut sebagai salah satu produk unggulan Madura.  Berdasarkan prospeknya, telah banyak pengusaha tertarik akan keunggulan rumput laut Madura.  Di dalam even-even pameran, para peminat mulai banyak berdatangan/berkunjung ke kelompok ini untuk melihat secara langsung dan mempromosikan serta berkeinginan menanamkan modal. Tujuan dari kegiatan ini [WU1] adalah mengidentifikasi permasalahan produksi rumput laut di Jawa Timur, pengembangan penerapan teknologi budidaya rumput laut pada kelompok tani di Jawa Timur, peningkatan produksi rumput laut yang berkualitas. Ketersediaan produksi rumput laut seringkali terhambat, hal ini disebabkan pada bulan-bulan tertentu pertumbuhannya lambat dan mengalami gagal panen akibat infeksi penyakit ice-ice.  [WU2] Walaupun telah menguasai teknologi budidaya dengan baik dan menggunakan bibit rumput laut berkualitas, akan tetapi kemampuan produksi masih rendah. Metode perendaman kalium permanganat (KMNO4) dengan konsentrasi 200 ppm dan larutan probiotik dengan konsentrasi 500 ppm, dapat meningkatkan laju pertumbuhan harian rumput laut hingga 3,27%.  Laju pertumbuhan harian yang tinggi memberikan dampak terhadap biomass yang dihasilkan saat panen[WU3] .  Strategi produksi bibit berkualitas agar lebih efektif adalah dengan menguatkan kelompok tani untuk membuat kebun bibit rumput laut sebagai stok bibit untuk semua anggota dengan menggunakan metode perendaman kalium permanganat (KMNO4) dan larutan probiotik. Kata Kunci: Budidaya, Rumput laut, KMNO4, Probiotik, Pertumbuhan 
ANALISIS KOSENTRASI KADAR LEMAK, PROTEIN, SERAT DAN KARBOHIDRAT ALGA COKLAT (Sargassum crassifolium) PADA LOKASI YANG BERBEDA Siska Novianti; Apri Arisandi
Juvenil Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v2i1.9767

Abstract

ABSTRAKAlga coklat (Sargassum crassifolium) merupakan salah satu jenis makroalga yang tumbuh sangat melimpah di kawasan pesisir Selatan Jawa khususnya wilayah Pantai Pacitan dan Trenggalek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kosentrasi nutrisi Sargassum crassifolium meliputi lemak, protein, serat dan karbohidrat pada lokasi yang berbeda. Pengambilan sampel dilakukan pada dua lokasi yang berbeda dan masing-masing lokasi terdiri dari 3 stasiun sebagai ulangannya, dilakukan pengukuran data parameter kualitas perairan yang meliputi Suhu, Kecerahan, Salinitas, Potensional hidrogen (pH), Arus dan Oxygen trerlarut (DO). Pengambilan data adalah data primer. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan hasil analisa kosentrasi kandungan nutrisi kadar lemak, kadar protein, kadar serat dan kadar karbohidrat yang berbeda.  Di lokasi pertama di pantai Damas, Trenggalek diperoleh hasil rata-rata kosentrasi nutrisi kadar lemak sebesar 0,18 % ; kadar protein sebesar 4,27 % ;  kadar serat sebesar  2,04% ; kadar karbohidrat sebesar 60,68 % ; kadar air sebesar 10,66 % ; kadar abu sebesar 22,16 %. Sedangkan pada lokasi kedua pantai Srau, Pacitan diperoleh hasil rata-rata kosentrasi nutrisi kadar lemak sebesar 0,40 % ; kadar protein sebesar 8,54 %; kadar serat sebesar 1,68% ; kadar karbohidrat sebesar 45.46 % ; kadar air sebesar 10,00 % ; kadar abu sebesar 33,91 %. Sehingga kandungan nutrisi alga coklat Sargassum crassifolium yang terbaik diperoleh di lokasi kedua yaitu di Pantai Srau, Pacitan dengan parameter perairan yang paling berpengaruh terhadap kosentrasi nutrisi Sargassum crassifolium adalah arus. Kata Kunci :Alga Coklat (Sargassum crassifolium), Analisis Nutrisi, Pacitan dan Trenggalek.ABSTRACTBrown algae (Sargassum crassifolium) is one of the marine macroalgae that growson the coastal areas south of Java particularly pacitan Coast region and Trenggalek. This study aims to explore the analysis concentration levels of fat, protein, and carbohydrates from brown algae (Sargassum crassifolium) indifferent locations. Samples were taken at two different locations and each location consists of three stations as of a test, measurement of water quality parameter data includes temperature, brightness, Salinity, Potensional hydrogen (pH), Flow and Dissolved Oxygen (DO). Data retrieval is the primary data. The results showed that there were differences in the results of analysis of the concentration of nutrient content of fat content, protein content, fiber levels and different carbohydrate levels.  at the first location at  Damas beach , Trenggalek obtained the average fat content concentration of 0,18%  ;  protein content of 4,2 7 %  ;  fiber content of 2,04% ; carbohydrate content of 60,68%  ;  water content of 10,66%;  ash content of 22,16 % . Whereas in the second location of Srau beach, Pacitan obtained an average concentration of fat content of 0,40% ;  protein content of 8,54% ;  fiber content of 1,68% ;  carbohydrate content of 45,46% ;  moisture content of 10,00% ; ash content of 33,91%. So that the best content of brown algae Sargassum crassifolium is obtained in the second location, on Srau Beach, Pacitan, with the most influential parameters of water to the nutrient concentration of Sargassum crassifolium .Keywords :Brown Algae (Sargassum crassifolium), Analysis Nutrition, Pacitan and Trenggalek.
KEPADATAN FITOPLANKTON DI PESISIR KALIANGET KABUPATEN SUMENEP Mohamad Alifuddin; Apri Arisandi
Juvenil Vol 1, No 4 (2020)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v1i4.9038

Abstract

ABSTRAKFitoplankton memiliki peranan penting dalam suatu perairan yaitu sebagai dasar rantai makanan dan bioindikator kesuburan perairan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis fitoplankton dan kelimpahan fitoplankton diperairan kawasan teluk dan pelabuhan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2018 - Januari 2019 di Kalianget Kabupaten Sumenep. Proses pengambilan sampel dilakukan pada 2 stasiun 6 titik dengan menggunakan alat planktonet berukuran 10 mikron dan melakukan pengamatan mikroskop. Hasil penelitian diperoleh 20 genus dari 3 kelas fitoplankton yaitu Dinophyceae (3), Bacillariaphyceae (16) dan Cyanophyceae (1). Nilai kelimpahan fitoplankton pada stasiun 1 berkisar 875 ind/l sampai 9.125ilai kelimpahan fitoplankton pada stasiun 1 berkisar 875 ind/l sampai 9.125 ind/l. Pada stasiun 2 berkisar 2.875 ind/l sampai 45875 ind/l sampai 4.500 ind/l. Ditinjau dari indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominansi pada fitoplankton dapat menunjukkan bahwa fitoplankton diperairan Kalianget relatif stabil dan tidak ada yang mendominansi.Kata Kunci: Kelimpahan, Fitoplankton, KaliangetABSTRACTPhytoplankton has an important role in waters, namely as the basis of the food chain and bioindicator of water fertility. The purpose of this study was to determine the types of phytoplankton and the abundance of phytoplankton in the waters of the bay and harbor area. This research was conducted in December 2018 - January 2019 in Kalianget, Sumenep Regency. The sampling process was carried out at 2 stations 6 points using a 10 micron planktonet instrument and conducting microscopic observations. The results obtained 20 genera from 3 phytoplankton classes, namely Dinophyceae (3), Bacillariaphyceae (16) and Cyanophyceae (1). The abundance value of phytoplankton at station 1 ranged from 875 ind / l to 9,125 ind / l. The abundance value of phytoplankton at station 1 ranged from 875 ind / l to 9,125 ind / l. At station 2 the range is 2,875 ind / l to 45875 ind / l to 4,500 ind / l. Judging from the diversity index, uniformity and dominance of phytoplankton, it can show that the phytoplankton in Kalianget waters is relatively stable and nothing dominates.Keywords: Abundance, Phytoplankton, Kalianget