Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS BAKTERI PEREDUKSI KONSENTRASI LOGAM TIMBAL Pb(CH3COO)2 MENGGUNAKAN GEN 16S Rrna Yudi Nurul Ihsan; Kalysta Fellatami; Rega Permana; Yeni Mulyani; Tri Dewi K Pribadi
Jurnal Kelautan Vol 13, No 2: Agustus (2020)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v13i2.7285

Abstract

ABSTRACTThis study aims to obtain the type and capabilities of bacteria in the reduction of the concentration of lead metal Pb(CH3COO)2 from sediments of the Karangsong Coast, Indramayu. Methods used namely exploratory methods and the resulting data is analyzed in the descriptive. In molecular identification methods using 16S rRNA Gene which is a universal primer for bacterium. Bacterial sequences obtained from GenBank data analyzed by NCBI sites.The results of this research show that eleven isolates of bacteria that the pore water of sediment derived from the highest reduction of lead metal Pb(CH3COO)2 concentration of 1.5 mgL-1 be 0.364 mgL-1 with a value of efficiency reached 75.7%. Four isolates bacterial with the highest density values were identical to the Albirhodobacter marinus strain N9 (ACC. No. NR 126203.1) with identity value 98% and kinship value 100%, Pseudoalteromonas tetraodonis strain NBRC 103034 (ACC. No. NR 114187.1) with identity value 81% and kinship value 84%, Pseudoalteromonas lipolytica strains LMEB 39 (ACC. No. NR 116629.1) with identity value 98% and kinship value 96%. Pseudoalteromonas lipolytica strains LMEB 39 (ACC. No. NR 116629.1) with identity value 93% and kinship value 93%. Keywords: Bacteria, Bioremediation, 16S rRNA gene, Lead Metal ABSTRAKRiset ini bertujuan untuk mendapatkan jenis dan kemampuan bakteri dalam mereduksi konsentrasi logam timbal Pb(CH3COO)2 dari sedimen Pantai Karangsong, Indramayu. Metode yang digunakan yaitu metode eksploratif dan data yang dihasilkan dianalisis secara deskriptif.  Metode identifikasi secara molekular menggunakan Gen 16S rRNA yang merupakan primer universal untuk bakteri. Sekuens bakteri yang didapatkan dianalisis dengan data GenBank dari situs NCBI. Hasil riset ini menunjukkan bahwa sebelas isolat bakteri yang berasal dari air pori sedimen paling tinggi mereduksi logam timbal Pb(CH3COO)2 dari konsentrasi 1,5 mgL-1 menjadi 0,364 mgL-1 dengan nilai efisiensi mencapai 75,7%. Empat isolat bakteri dengan nilai kepadatan tertinggi identik dengan Albirhodobacter marinus strain N9 (Acc. No. NR 126203.1) dengan nilai identity 98% dan nilai kekerabatan 100%, Pseudoalteromonas tetraodonis strain NBRC 103034 (Acc. No. NR 114187.1) dengan nilai identitiy 81% dan nilai kekerabatan 84%, Pseudoalteromonas lipolytica strain LMEB 39 (Acc. No. NR 116629.1) dengan nilai identity 98% dan nilai kekerabatan 96%. Pseudoalteromonas lipolytica strain LMEB 39 (Acc. No. NR 116629.1) dengan nilai identity 93% dan nilai kekerabatan 87%. Kata Kunci: Bakteri, Bioremediasi, Gen 16S rRNA, Logam Timbal 
Pengaruh Kondisi Mangrove Terhadap Kelimpahan Kepiting Biola (Uca sp.) Di Karangsong Kabupaten Indramayu Mala Septiani; Sunarto . .; Yeni Mulyani; Indah Riyantini; Donny Juliandri Prihadi
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 10, No 1 (2019): Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. X No. 1/Juni 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.375 KB)

Abstract

Kepiting biola (Uca sp.) merupakan salah satu jenis kepiting yang hidup dalam lubang atau berendam dalam substrat pada ekosistem mangrove. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Agustus 2017 di Kawasan Ekowisata Mangrove Karangsong, Desa Karangsong, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui serta mendapat nilai korelasi dari pengaruh kondisi mangrove terhadap kelimpahan kepiting biola (Uca sp.). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey dengan menggunakan teknik random sampling. Hasil penelitian ditemukan 2 jenis mangrove yaitu jenis Rhizopora mucronata dan Avicennia marina. Kondisi mangrove pada stasiun yang diamati termasuk kategori jarang (rusak). Kerapatan mangrove pada stasiun 1 memiliki nilai 360 pohon/ha, pada stasiun 2 yaitu 380 pohon/ha, pada stasiun 3 yaitu 860 pohon/ha dan pada stasiun 4 memiliki nilai 480 pohon/ha. Nilai kelimpahan kepiting biola (Uca sp.) tertinggi pada stasiun 1 sebanyak 1100 ind/ha dan nilai kelimpahan terendah pada stasiun 3 yaitu tidak ditemukannya spesies kepiting biola (Uca sp.). Keterkaitan antara kerapatan mangrove dengan kelimpahan kepiting biola (Uca sp.) tingkat pohon memiliki nilai koefisien determinasi (R2) 97,74 %. Nilai koefisien korelasi -0,9886 artinya kerapatan mangrove tingkat pohon dengan kelimpahan kepiting biola (Uca sp.) memiliki hubungan negatif yang kuat artinya semakin tinggi nilai kerapatan mangrove, maka kelimpahan kepiting biola (Uca sp.) menurun.
Degradasi (Benzena) Dengan Penambahan Nitrat Dan Bakteri Dari Sedimen Pesisir Karangsong Kabupaten Indramayu Iklima Hasanah; Yudi Nurul Ihsan; Yeni Mulyani; Indah Riyantini
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 9, No 1 (2018): Jurnal Perikanan Dan Kelautan Vol. IX No. 1 /Juni 2018
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.51 KB)

Abstract

Until now still found contamination of oil spills due to community activities that perform loading and unloading of ships, one of them in coastal areas Karangsong. The purpose of this research is to get the potential of benzene degradation bacteria derived from coastal sediments of Karangsong and to gain the effect of nitrate addition in the process of benzene reduction. This research uses laboratory experimental method. Concentration of Benzene 0,05 mg/L and variation of nitrate concentration A: 0,2 mg/L, B: 0,3 mg/L, and C: 0,4 mg/L at sea water test medium with interval time observation hour 0, 6, 12, 24, and 48. The results of this study indicate that there is 1 pure gram negative bacteria with the form of bacilli from Karangsong coastal sediment, Indramayu Regency which has the ability to decrease the concentration of benzene C6H6 with the percentage of decrease ranged from 62,66% - 78,41% over 48 hours and a more effective concentration decrease was in treatment C that was 78,41% with the addition of NO3 concentration of 0,4 mg/L.  
Aktivitas Antioksidan, Kadar Total Flavonoid dan Fenol Ekstrak Metanol Kulit Batang Mangrove Berdasarkan Stadia Pertumbuhannya Dede Supriatna; Yeni Mulyani; Iis Rostini; Mochamad Untung Kurnia Agung
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 10, No 2 (2019): Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. X No. 2/Desember 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.1 KB)

Abstract

Rhizophora mucronata merupakan sumber daya hayati yang melimpah di wilayah perairan Indonesia. Perbedaan stadia umur dan kondisi lingkungan pada kulit ari dari pancang dan kulit batang pada pohon mangrove Rhizophora mucronata menyebabkan senyawa bioaktif yang terkandung dalam kulit ari pada pancang dan kulit batang pada pohon mangrove Rhizopora mucronata berbeda. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil metabolit sekunder, aktivitas antioksidan, kadar total flavonoid dan total fenol dari ekstrak kulit batang dan kulit ari mangrove Rhizophora mucronata berdasarkan stadia pertumbuhannya. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2018 sampai bulan November 2018 di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Laboratorium Fakultas MIPA dan Laboratorium Sentral Universitas Padjadjaran. Hasil uji profil metabolit sekunder ekstrak kulit batang pada pohon mangrove Rhizophora mucronata dari Perairan Karangsong yang di dapat yaitu alkaloid, flavonoid, fenol hidrokuinon, tannin dan saponin, sedangkan profil metabolit sekunder yang didapat dari sampel kulit batang pada pancang dari Leuweung Sancang yaitu alkaloid, flavonoid, fenol hidrokuinon, triterpenoid, tanin, dan saponin. Hasil uji antioksida pada sampel kulit batang pada pancang mangrove Rhizophora mucronata menunjukan bahwa nilai IC50 dari sampel Leuweung Sancang sebesar 65,59  μg/mL sedangkan utuk nilai IC50 dari sampel kulit batang pada pohon mangrove Rhizophora mucronata dari Perairan Karangsong Sebesar 84,80  μg/mL dan Kadar total flavonoid kulit ari pada pancang mangrove Rhizophora mucronata dari Leuweung Sancang sebesar 269±0,05 mg QE/g ekstrak dan pada sampel kulit batang pada pohon mangrove R. mucronata di Perairan Karangsong sebesar 20±0,16 mg QE/g ekstrak sedangkan untuk kadar total fenol dari ekstrak kulit batang pancang dari Leuweung Sancang sebesar 148,14±0,3 mg GAE/g ekstrak dan pada sampel kulit batang pada pohon mangrove R. mucronata di Perairan Karangsong Sebesar 164,13±0,15 mg GAE/g ekstrak.
Penentuan Tipe Pantai di Kawasan Pantai Wisata Batu Karas, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat Annisa Putri Fitrian; Ankiq Taofiqurohman; Yeni Mulyani; Wahyuniar Pamungkas
Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 3 (2021): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v10i3.31990

Abstract

Pantai merupakan salah satu objek wisata alam yang paling diminati pengunjung, namun memiliki risiko bahaya tersendiri yang patut diwaspadai. Risiko bahaya yang melekat dimiliki oleh setiap pantai adalah bahaya akibat karakteristik fisik pantai. Pantai Wisata Batu Karas merupakan salah satu objek wisata pantai terfavorit di Jawa Barat dengan peningkatan jumlah pengunjung setiap tahunnya. Selain memiliki berbagai daya tarik wisata, Pantai Batu Karas memiliki risiko bahaya fisik. Risiko bahaya fisik yang dominan di pesisir selatan Jawa Barat, termasuk Pantai Wisata Batu Karas, adalah gelombang pecah karena berbatasan langsung dengan Samudera Hindia yang memicu risiko gelombang tinggi. Keselamatan wisata merupakan hal yang harus diutamakan untuk mencegah kerugian yang mungkin terjadi akibat risiko bahaya. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan penilaian bahaya fisik pantai untuk selanjutnya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengelolaan wisata pantai. Riset ini bertujuan untuk menentukan tipe pantai Batu Karas sebagai langkah awal penilaian bahaya fisik pantai akibat gelombang pecah di Pantai Wisata Batu Karas. Riset ini dilakukan pada bulan Januari – Mei 2020, dengan area yang diteliti adalah sepanjang Pantai Wisata Batu Karas. Metode yang digunakan dalam riset ini yaitu metode kuantitatif, selanjutnya dilakukan penentuan tipe pantai yang mengacu pada metode yang dikembangkan oleh Short (1996). Parameter yang digunakan dalam riset ini adalah tinggi dan periode gelombang pecah, kecepatan jatuh sedimen, dan nilai tunggang pasut. Hasil yang didapatkan dari riset ini adalah Pantai Batu Karas memiliki tipe pantai longshore bar and trough, yang selanjutnya dapat digunakan untuk penilaian tingkat bahaya fisik di Pantai Wisata Batu Karas. Beach is one of the most popular natural attractions for visitors, but has its own dangers that need to be watched out for. The inherent hazard risk possessed by each beach is the danger due to the physical characteristics of the beach. Batu Karas Tourism Beach is one of the most favorite beach attractions in West Java with an increasing number of visitors every year. Apart from having various tourist attractions, Batu Karas Tourism Beach also has a risk of physical danger. The dominant physical hazard risk on the southern coast of West Java, including Batu Karas Tourism Beach, is the breaking waves because it is directly adjacent to the Indian Ocean which triggers a high risk of waves. Tourism safety is a matter that must be prioritized to prevent losses that may occur due to hazard risks. This can be done by assessing the physical hazard of the beach which can then be used as a consideration in the management of beach tourism. This research aims to determine the type of beach as an initial step to assess the physical beach hazards in Batu Karas Beach, Pangandaran Regency, West Java. This research was conducted from January – May 2020 and focused on the Batu Karas shoreline area. Quantitative method was used to determine the beach type by referring to the method developed by Short (1996). The parameters used in this research are height and period of the breaker wave, sediment fall velocity, and tide range. The result shows that Batu Karas Beach has longshore bar and trough type, which can then be used for assessing the level of physical hazards at Batu Karas Tourism Beach.
In Vivo Test of Rhizophora mucronata Mangrove Extract From Pangandaran Coast Towards Nile Tilapia Oreochromis niloticus infected by Vibrio harveyi Yeni Mulyani; Kiki Haetami; Lesta Krismawati Baeha; Sulastri Arsad; Fiddy Semba Prasetiya
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 9 No. 2 (2020): JAFH Vol. 9 No. 2 June 2020
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jafh.v9i2.16211

Abstract

This study aims to determine the effectiveness of Rhizophora Mucronata’s bark extract in curing Vibrio harveyi infection in nile tilapia fish by challenge testing (in vivo test). It was conducted in October 2018-May 2019 at the Central Laboratory of Universitas Padjadjaran and Building-4 of Aquaculture and Hatchery Laboratory in the Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Universitas Padjadjaran. This research used microdilution method to determine the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) value of R.mucronata’s bark extracts and laboratory experimental method with a Completely Randomized Design (CRD) model for challenge testing (in vivo) which consisted of 5 treatments and 3 replicates where the given treatment varied in concentrations. These various concentrations that were given started from A (0 ppm / control), B (16 ppm), C (32 ppm), D (48 ppm), and E (64 ppm). The observed parameters were inhibitory antibacterial activity for MIC and survival rate, as well as clinical symptoms and water quality for the challenge test. Survival Rate data of nile tilapia seedlings was analyzed by regression analysis. The observation results of MIC, MBC values, clinical symptoms and water quality were analyzed descriptively. The results showed the Minimum Inhibitory Concentration value of R.mucronata bark extract at a concentration of 6,250 ppm while its Minimum Bacteriocidal Concentration value at 50,000 ppm. The fish tolerance test results towards the extract (LC50 test) is 64 ppm. Differences in treatment produced results that have significant effects on survival rate. The use of Rhizophora Mucronata bark extract at a dose of 64 ppm resulted in the highest survival rate of Nile tilapia fish as high as 76.66%.