Ni Made Ari Purwaningrum
Universitas Udayana

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Potensi Kombinasi Naringenin-Liposom Sebagai Anti-Viral dan Anti-Fibrotik dalam Penatalaksanaan Hepatitis C Ida AyuWidya Anjani; I Wayan Windi Artha; Ni Made Ari Purwaningrum; Sinta Wiranata; I Gede Putu Supadmanaba; Desak Made Wihandani
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 9, No 2 (2020): Online June 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i2.1280

Abstract

Penatalaksanaan hepatitis C yang umum diberikan di Indonesia adalah terapi kombinasi Peg-IFNα dan RBV, namun terapi tersebut mempunyai efek samping seperti depresi, hipotiroidisme, memperlambat motorik, risiko kardiovaskular tinggi, dan lain sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, maka dibutuhkan alternatif yang dapat meminimalisir efek samping yang ditimbulkan dalam penatalaksanaan hepatitis C, salah satunya menggunakan bahan herbal naringenin. Naringenin adalah flavanon alami yang diketahui memiliki efek hepatoprotektif sebagai anti-viral dan anti-fibrotik pada penatalaksanaan hepatitis C.  Metode penulisan yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah metode kajian pustaka. Data yang digunakan berasal dari beberapa sumber literatur yang relevan dan sesuai dengan topik masalah yang dibahas. Naringenin berpotensi sebagai modalitas anti-viral dan anti-fibrotik pada penatalaksanaan hepatitis C. Sebagai anti-viral, naringenin mampu menghambat sekresi virus hepatitis C sebanyak 80% melalui penghambatan aktivitas MTP, ACAT2, dan HMGR. Sebagai anti-fibrotik, naringenin mampu menghambat jalur NF-kB dan TGF-β Smad3, tetapi naringenin memiliki bioavailabilitas dan solubilitas yang rendah, sehingga penyerapannya hanya sebesar 15%. Enkapsulasi naringenin dengan liposom dapat meningkatkan jumlah serapannya pada tubuh, meningkatkan waktu paruh, meningkatkan konsentrasi obat di plasma, serta mudah terkonsentrasi di hati.Kata kunci: hepatitis C, naringenin, liposom, anti-viral, anti-fibrotik 
EFEKTIVITAS TERAPI SISTEMIK DAN TOPIKAL DALAM PENGOBATAN MELASMA Ni Made Ari Purwaningrum; Sang Ayu Arta Suryantari; Ni Luh Putu Ratih Vibriyanti Karna
GEMA KESEHATAN Vol. 12 No. 2 (2020): Desember 2020
Publisher : POLTEKKES KEMENKES JAYAPURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47539/gk.v12i2.136

Abstract

Melasma secara klinis digambarkan sebagai makula tidak teratur atau bercak hiperpigmentasi kronis yang umumnya terjadi pada wajah. Patogenesis melasma belum diketahui secara pasti namun berkaitan dengan paparan sinar ultraviolet (UV). Karena sifatnya yang kronis dan sering kambuh, melasma sulit untuk ditangani. Pengobatan yang tersedia saat ini seringkali memiliki efek samping yang tidak diinginkan dan hasil yang kurang optimal. Ulasan sistematis dibuat untuk merangkum efektivitas dan rekomendasi terapi sistemik dan topikal pada pengobatan melasma. Metode: Pencarian artikel di basis data PubMed, Cochrane library dan Medline dari Januari 2010 sampai Desember 2019. Hanya studi RCT, meta-analisis dan ulasan sistematis yang berfokus pada terapi sistemik dan topikal pada melasma yang dilakukan ekstraksi, analisis dan didiskusikan. Didapatkan total 17 artikel yang sesuai dengan kriteria tersebut. Terapi sistemik dan topikal yang diulas yaitu glutathione, asam traneksamat melatonin, cysteamine, flutamide, methimazole dan serum pengoreksi pigmen. Agen tersebut terbukti efektif, aman dan ditoleransi dengan baik. Berbagai bukti terapi sistemik, topikal dan kombinasi saat ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pilihan modalitas pengobatan harus disesuaikan dengan tingkat keparahan, luas dan lokasi melasma. Pemahaman yang lebih baik tentang melasma melalui penelitian lebih lanjut dapat meningkatkan pilihan terapi dengan efek samping yang paling sedikit.