Claim Missing Document
Check
Articles

DAYA HEPATOPROTEKTOR EKSTRAK BUAH JAMBU BIJI, BUNI DAN WORTEL PADA MENCIT YANG DIINDUKSI DENGAN CARBONTETRACHLORIDA N, Arcana; GM, Adioka; DM, Wihandani
Medicina Vol 39 No 1 (2008): Januari 2008
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sel-sel hati rentan terhadap serangan radikal bebas. Pada keadaan adanya beban bahan-bahan oksidatif (oksidative stress) maka pemberian antioksidan-alami seperti vitamin C, derivat flavonoid dan lain-lainnya secara oral mampu melindungi dan mencegah kerusakan sel-sel hati. Buah dari tanaman jambu biji, buni dan wortel diketahui mengandung vit C maupun flavonoid namun belum dimanfaatkan secara optimal sebagai antioksidan oleh karena kurangnya data pendukung dalam bukti manfaat maupun dosisnya. Telah dilakukan penelitian eksperimental dengan rancangan ?pre-post test control group design? di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Farmasi FK UNUD. Mencit sebagai unit penelitian sebanyak 25 ekor di bagi menjadi 1 kelompok kontrol dan 4 kelompok perlakuan diberikan ekstrak buah jambu biji, buah buni, umbi wortel dan campuran ketiga ektrak, untuk membuktikan bahwa pemberian ekstrak buah tersebut mampu menurunkan kadar SGPT mencit yang di induksi carbontetrachlorida (CCl4). Hasil uji statistik pada ? = 0,05 menunjukkan bahwa kadar SGPT mencit pada 4 kelompok perlakuan lebih kecil secara bermakna dibandingkan kelompok kontrol. Ini menunjukkan bahwa ekstrak dari buah jambu biji, buah buni, umbi wortel dan campuran ketiga ektrak mempunyai khasiat sebagai hepatoprotektor.
SEKRESI INTERLEUKIN-8 (IL-8) DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KEPARAHAN PENYAKIT INFEKSI DENGUE Wihandani, DM; Ayu Dewi, NN; Somia, Agus
journal of internal medicine Vol. 10, No. 1 Januari 2009
Publisher : journal of internal medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.959 KB)

Abstract

Elevation of IL-8 was found in many viral infection include dengue infection and related to the increases of illnessgradation. The aim of study is to know the secretion of IL-8 and the relation with the severity of the disease that caused by dengueviral infection that hospitalized at Sanglah hospital. There were 58 patients that diagnosed with dengue haemorrhagic fever basedon WHO criterion. Those samples consist of 38 patients of DHF grade I (mild) and 20 patients of DHF grade II, III and IV(severe). Serum was taken and then the level of IL-8 was examined by ELISA method with microplate reader in 450 nm wavelength (bioMerieux Reader 250). The data was analize statistically with non parametric measurement. The result showed thatthere were significant differences of IL-8 level between healthy people (control) and samples, and between mild and severepatients. We conclude that increase of IL-8 level related to severity of dengue viral infection
Focus on the dabrafenib, vemurafenib, and trametinib in clinical outcome of melanoma: a systematic review and meta-analysis Widya Anjani, Ida Ayu; Indrakusuma, Anak Agung Bagus Putra; Arim Sadeva, I Gede Krisna; Wulandari, Putri Ayu; Rusyati, Luh Made Mas; Sudarsa, Prima Sanjiwani Saraswati; Supadmanaba, I Gede Putu; Wihandani, Desak Made
Bali Dermatology and Venereology Journal Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : DiscoverSys Inc

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15562/bdv.v3i2.38

Abstract

Background: Melanoma is the most serious lethal skin cancer, affects the melanin producer cells (melanocytes). Surgery is the most common treatment, whereas for the advance stage the development of a treatment is recommended. BRAF (Dabrafenib and Vemurafenib) inhibitor or MEK inhibitor (Trametinib) is used as the most frequently targeted therapy of melanoma due to more than 80% patient with positive BRAF mutation. In this review, those treatments will be investigated systematically to identify their clinical outcome.Method: This systematic literature review (SLR) was performed from Cochrane, Science Direct, Google Scholar, and Pubmed. Cochrane Risk-of-Bias Tool RoB2 is used to assess RCT studies and New-castle Ottawa Scale Assessment to assess cohort studies by 3 different assessors. Data analysis was carried out by using Review Manager (RevMan 5.4). Heterogenicity test was assessed by I2  and Chi2 statisticResult: There are 20 studies used in this article (13 RCT and 7 cohorts). The overall survival (OS) and progression-free survival (PFS) of study that using targeted therapy (vemurafenib, trametinib, or dabrafenib) compare other therapies (chemotherapy, immunotherapy,etc) showed risk ratio (RR) was 1.12 (95%CI 1.07,1.17;  I2=100%; p<0,00001). The OS and PFS with monotherapy compare of vemurafenib, trametinib, or dabrafenib with combination therapy showed RR was 1.09 (95%CI.06,1.13;I2=99%; p<0,00001). Conclusion: BRAF and MEK targeted therapy has a good prognosis for a patient with a positive BRAF gene mutation and could be combined with other therapy for a better clinical outcome rather than monotherapy.Keyword: melanoma, dabrafenib, vemurafenib, and trametinib
POTENSI LACTOBACILLUS PLANTARUM SEBAGAI INTERVENSI PENATALAKSANAAN KANKER KOLOREKTAL BERBASIS MODIFIKASI MIKROBIOTA USUS Anak Agung Bagus Putra Indrakusuma; I Gede Krisna Arim Sadeva; Putri Ayu Wulandari; I Gede Wikania Wira Wiguna; Ni Putu Sri Indrani Remitha; I Gusti Ayu Stiti Sadvika; I Gede Putu Supadmanaba; Desak Made Wihandani
Jurnal Kesehatan Vol 13 No 2 (2020): JURNAL KESEHATAN
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/kesehatan.v13i2.17044

Abstract

Colorectal cancer is a cancer of the colon including the colon and rectum with symptoms such as blood in the stool, anemia, and abdominal pain. This is the third most common cancer worldwide and causes 30.017 cases in Indonesia on 2019. Current treatment of colorectal cancer includes the administration of chemotherapy, surgery, and radiotherapy. However, they are considerably expensive and have many side effects. Lactobacillus plantarum (L. plantarum) is known to have an anticancer effect by influencing carcinogenesis in cell proliferation, apoptosis, and stimulates anticancer immunity. This literature review aims to examine the potential of L. plantarum as an intervention in the management of colorectal cancer based on the modification of the gut microbiota. The writing method used is literature study by examining library sources from five research engines, namely Google Scholar, Pubmed, Plos ONE, Nature, and Sciencedirect. After going through the screening, 79 relevant sources were obtained which were then processed and compiled systematically. L. plantarum suppresses proliferation by inhibiting G1 phase in the cell cycle and targetting ErbB2 and ErbB3. In addition, L. plantarum induces cell death (apoptosis) by activating Bcl-2. These bacteria also stimulate Th1 and inhibit Th2 immune responses.ABSTRAKKanker kolorektal merupakan kanker pada usus besar meliputi kolon dan rektum dengan beberapa gejala seperti darah dalam tinja, anemia, dan nyeri perut. Kanker ini menempati peringkat ketiga di dunia dan menyebabkan 30.017 kasus di Indonesia pada tahun 2019. Penanganan kanker kolorektal saat ini meliputi pemberian obat anti-kanker, pembedahan, dan radioterapi. Akan tetapi, penanganan saat ini dinilai mahal dan menimbulkan efek samping. Salah satu mikrobiota usus, yaitu Lactobacillus plantarum (L. plantarum) diketahui memiliki efek antikanker dengan memengaruhi karsinogenesis pada proliferasi sel, apoptosis, dan sebagai imunoterapi. Metode penulisan yang digunakan adalah studi literatur dengan mengkaji sumber kepustakaan dari lima research engine yaitu Google Scholar, Pubmed, Plos ONE, Nature, dan Sciencedirect. Setelah melalui skrining diperoleh 79 sumber relevan yang kemudian diolah dan disusun secara sistematis. L. plantarum menekan proliferasi melalui mekanisme penghentian fase G1 pada siklus sel dengan target reseptor ialah ErbB2 dan ErbB3. Selain itu, L. plantarum mampu menginduksi kematian sel (apoptosis) dengan mediasi Bcl-2. Bakteri ini juga berperan dalam imunoterapi dengan menstimulasi Th1 dan menghambat Th2 pada host immune system. Literature review ini bertujuan untuk mengkaji potensi L. plantarum sebagai intervensi penatalaksanaan kanker kolorektal berbasis modifikasi mikrobiota usus. 
Potensi Kombinasi Naringenin-Liposom Sebagai Anti-Viral dan Anti-Fibrotik dalam Penatalaksanaan Hepatitis C Ida AyuWidya Anjani; I Wayan Windi Artha; Ni Made Ari Purwaningrum; Sinta Wiranata; I Gede Putu Supadmanaba; Desak Made Wihandani
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 9, No 2 (2020): Online June 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i2.1280

Abstract

Penatalaksanaan hepatitis C yang umum diberikan di Indonesia adalah terapi kombinasi Peg-IFNα dan RBV, namun terapi tersebut mempunyai efek samping seperti depresi, hipotiroidisme, memperlambat motorik, risiko kardiovaskular tinggi, dan lain sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, maka dibutuhkan alternatif yang dapat meminimalisir efek samping yang ditimbulkan dalam penatalaksanaan hepatitis C, salah satunya menggunakan bahan herbal naringenin. Naringenin adalah flavanon alami yang diketahui memiliki efek hepatoprotektif sebagai anti-viral dan anti-fibrotik pada penatalaksanaan hepatitis C.  Metode penulisan yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah metode kajian pustaka. Data yang digunakan berasal dari beberapa sumber literatur yang relevan dan sesuai dengan topik masalah yang dibahas. Naringenin berpotensi sebagai modalitas anti-viral dan anti-fibrotik pada penatalaksanaan hepatitis C. Sebagai anti-viral, naringenin mampu menghambat sekresi virus hepatitis C sebanyak 80% melalui penghambatan aktivitas MTP, ACAT2, dan HMGR. Sebagai anti-fibrotik, naringenin mampu menghambat jalur NF-kB dan TGF-β Smad3, tetapi naringenin memiliki bioavailabilitas dan solubilitas yang rendah, sehingga penyerapannya hanya sebesar 15%. Enkapsulasi naringenin dengan liposom dapat meningkatkan jumlah serapannya pada tubuh, meningkatkan waktu paruh, meningkatkan konsentrasi obat di plasma, serta mudah terkonsentrasi di hati.Kata kunci: hepatitis C, naringenin, liposom, anti-viral, anti-fibrotik 
KOMBINASI LATIHAN HOLD RELAX DAN AUTO MYOFASCIAL RELEASE TECHNIQUE LEBIH MENURUNKAN NYERI OTOT BETIS DARIPADA LATIHAN HOLD RELAX DAN AUTO STRETCHING PADA KARYAWAN SALES PROMOTION GIRLS (SPG) DI LIPPO MALL KUTA BALI I.A. Pascha Paramurthi; Luh Made Indah Sri Handari Adiputra; M.Ali Imron; Desak Made Wihandani; Made Muliarta; Sugijanto -
Sport and Fitness Journal Volume 6, No.2, Mei 2018
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.542 KB) | DOI: 10.24843/spj.2018.v06.i02.p01

Abstract

Background: Calf Muscle Pain is discomfort and pain feeling in the gastrocnemius and soleus muscles, a result of constantly receiving the loading due to excessive wear. Purpose: This study was to determine hold relax exercise and auto myofascial release technique was more effective to reduce calf muscle pain than hold relax and auto stretching on SPG at Lippo Mall Kuta Bali. Methods: This research was an experimental study with pre and post test control group design. Total sample of this study were 22 SPGs, which divided into 2 groups. Group 1 (n = 11) was given hold relax exercise and auto stretching while the group 2 (n = 11) was given intervention hold relax exercise and auto myofascial release technique. Do exercise 3 times a week for 4 weeks. Sampling techniques with random sampling. Calf muscle pain was measured with modification sphygmomanometer to provoked pain. Result: Group 1 result obtained p value = 0,001 (p <0.05) and in Group 2 got result obtained p value = 0.001 (p<0.05) for Paired Sample T-test. Different test of mean value with independent sample t-test after treatment found that the decrease of calf muscle pain in group 2 was 232.73 mmHg better than group 1 was 199.09 mmHg with p value = 0.035 (p <0.05). Conclusion: Hold relax exercise and auto myofascial release technique more effective to reduce calf muscle pain than hold relax exercise and auto stretching on SPGs in Lippo Mall Kuta Bali. Suggestion: For the next researcher can do follow up research to see long-term result of hold relax and auto stretching exercise as well hold relax and auto myofascial release technique for SPGs.
PENGGUNAAN PAKAIAN COMPRESSION BASE LAYER MEMPERCEPAT PEMULIHAN FISIOLOGIS TUBUH DAN MENINGKATKAN KENYAMANAN TUBUH SAAT BEROLAHRAGA Adi Saputra; Made Jawi; Desak Made Wihandani
Sport and Fitness Journal Volume 5, No. 1, 2017
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.028 KB)

Abstract

Pendahuluan: Pakaian compression base layer dinyatakan mampu mempercepat sirkulasi darah untuk membantu penguraian asam laktat sehingga mempercepat pemulihan denyut nadi, meningkatkan proses transfer panas dari tubuh ke lingkungan yang dapat menjaga suhu ideal tubuh dan meningkatkan kenyaman ketika berolahraga. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan penggunaan pakaian compression base layer mempercepat pemulihan fisiologis tubuh ditinjau dari percepatan waktu pemulihan denyut nadi dan suhu tubuh serta meningkatkan kenyamanan tubuh mahasiswa ketika berolahraga. Metode: Penelitian dilakukan dengan desain eksperimental control group post-test only yang dikembangkan dalam bentuk rancangan silang (two-period cross over design) dengan jumlah sampel 30 mahasiswa yang dibagi menjadi dua kelompok. Waktu pemulihan denyut nadi dan waktu pemulihan suhu tubuh diukur berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh masing-masing sampel (dalam satuan detik) untuk mengembalikan denyut nadi dan suhu tubuh kemabali ke kondisi denyut nadi dan suhu tubuh sebelum melakukan aktivitas olahraga. Kenyamanan tubuh diukur dengan menggunakan kuisioner Kenyamanan Pakaian Olahraga Compression Base Layer. Data dianalisis dengan uji T-paired dengan taraf signifikan p<0,05. Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara penggunaan pakaian olahraga compression base layer dengan pakaian olahraga berbahan katun. Compression base layer terbukti mampu untuk: mempercepat waktu pemulihan denyut nadi dari 826,30 detik menjadi 648,70 detik, mempercepat waktu pemulihan suhu tubuh dari 494 detik menjadi 400 detik, dan meningkatan skor kenyamanan tubuh dari 42,27 menjadi 49,83. Simpulan: Disimpulkan penggunaan pakaian olahraga compression base layer mempercepat waktu pemulihan denyut nadi dan suhu tubuh serta meningkatan kenyamanan tubuh saat berolahraga.
PERBANDINGAN KOMBINASI ABDOMINAL STRETCHING DAN CORE STRENGTHENING EXERCISE DENGAN KOMBINASI ABDOMINAL STRETCHING DAN PILATES EXERCISE DALAM MENURUNKAN INTENSITAS DISMENORE PRIMER I A Md Dwi Purwitasari; Luh Putu Ratna Sundari; Indra Lesmana; I Wayan Weta; Desak Made Wihandani; Ni Made Swasti Wulanyani
Sport and Fitness Journal Vol 9 No 1 (2021): Volume 9, No. 1, Januari 2021
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2021.v09.i01.p03

Abstract

Setiap remaja putri akan melewati masa pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi. Pada saat fase menstruasi biasanya disertai rasa nyeri, keluhan ini disebut dengan dismenore. Nyeri yang dirasakan dapat menggangu aktivitas sehari-hari. Ada beberapa metode yang dapat diberikan untuk menurunkan nyeri yang dirasakan saat haid. Diantaranya adalah metode abdominal stretching, core strengthening, dan pilates exercise yang bertujuan untuk menurunkan nyeri dan meningkatkan kekuatan otot disekitar perut hingga panggul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mana yang lebih efektif antara metode abdominal stretching dan core strengthening excercise dibandingkan metode abdominal stretching dan pilates exercises dalam menurunkan intensitas dismenore primer. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dengan pre test and post test contol group design. Lokasi penelitian dilakukan di SMA Dwijendra Denpasar,Bali dengan jumlah sampel 28 orang yang memiliki kategori dismenore primer dengan derajat nyeri sedang hingga berat, dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan. Kelompok I diberikan abdominal stretching dan core strengthening exercise, kelompok II diberikan abdominal stretching dan pilates exercises. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Visual Analouge Scale (VAS). Sebaran data dalam penelitian ini menggunakan analisi Wilcoxon dan Man Whitney karena data tidak berdistribusi normal. Hasil dalam penelitian ini yaitu metode abdominal stretching dengan core strengthening exercise dapat menurunkan intensitas dismenore primer dengan nilai signifikan p = 0,001 dengan nilai median VAS 6 menjadi 4 metode abdominal stretching dengan pilates excercise dapat menurunkan intensitas dismenore primer dengan nilai signifikan p = 0,001 dengan nilai median VAS 6 menjadi 4. Antara kelompok I dan kelompok II, tidak didapat perbedaan pre test (P=0,178), post tes (P=0,173), dan perubahan (P=0,561) Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada perbedaan efektivitas antara metode abdominal stretching dengan core strengthening dan abdominal stretching dengan pilates exercises dalam menurunkan intensitas dismenore primer.
PERCEPTUAL MOTOR APPROACH LEBIH BAIK DARIPADA SPECIFIC BALANCE TRAINING DALAM MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA ANAK DENGAN AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD) DERAJAT 1 DI PUSAT LAYANAN AUTIS KOTA DENPASAR I Made Adi Widiantara; Susy Purnawati; Muh. Irfan; Cokorda Bagus Jaya Lesmana; Desak Made Wihandani; Ketut Tirtayasa
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 2 (2020): Volume 8, No. 2, Mei 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.389 KB) | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i02.p09

Abstract

Latar Belakang: Anak dengan ASD termasuk dalam gangguan kesehatan mental yang menunjukkan gangguan pada kontrol motorik dasar, gangguan pada kinerja otot dan ketrampilan motorik konsisten dengan dispraksia yang sering menimbulkan gangguan berupa keseimbangan dinamis. Tujuan: Untuk menganalisis intervensi fisioterapi berupa Perceptual Motor Approach dan Specific Balance Training dalam meningkatkan keseimbangan dinamis anak dengan ASD. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental penelitian two group pre and post test design. Responden pada penelitian melibatkan 22 anak ASD di Pusat Layanan Autis (PLA) Kota Denpasar yang dibagi menjadi dua kelompok. Sebelas orang anak pada Kelompok I diberikan Perceptual Motor Approach, sebelas orang anak pada Kelompok II diberikan Specific Balance Training. Latihan diberikan tiga kali seminggu selama delapan minggu. Keseimbangan dinamis diukur dengan Four square step test. Waktu saat melakukan Four square step test diukur dengan stopwatch. Semakin lama waktu yang diperlukan maka keseimbangan dinamis semakin buruk. Hasil: Hasil analisis data keseimbangan dinamis menggunakan paired sample t-test pada Kelompok I menunjukkan perbedaan bermakna dengan nilai p=0,000 pada rerata sebelum intervensi 15,6±3,09 detik dan setelah intervensi 11,7 ± 2,90 detik. Paired sample t-test pada Kelompok II menunjukkan perbedaan bermakna dengan nilai p=0,010 pada rerata sebelum intervensi 15,1±2,83 detik dan sesudah intervensi 14,6 ± 2,88 detik. Uji beda antara Kelompok I dan Kelompok II setelah intervensi menggunakan Independent sample t-test mendapat nilai p=0,030 (p< 0,05). Simpulan: Perceptual Motor Approach lebih baik daripada Specific Balance Training dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pada anak dengan ASD derajat 1 di Pusat Layanan Autis Kota Denpasar.
PENAMBAHAN CORE STABILITY PADA STAR EXCURSION BALANCE EXERCISE LEBIH MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS DAN MENURUNKAN FUNGSIONAL ANKLE INSTABILITAS DARIPADA STAR EXCURSION BALANCE EXERCISE PADA BELA DIRI TAEKWONDO Anak Agung Gede Eka Septian Utama; Putu Astawa; Muh. Ali Imron; Tjokorda Gde Bagus Mahadewa; Bagus Komang Satriyasa; Desak Made Wihandani
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 3 (2020): Volume 8, No. 3, September 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i03.p09

Abstract

Latar belakang: Taekwondo merupakan bela diri yang banyak menggunakan anggota gerak bawah terutama pergelangan kaki sehingga sering terjadi fungsional ankle instabilitas (FAI). FAI terjadi akibat adanya gangguan dari postural kontrol, keseimbangan dinamis dan fungsi otot. Salah satu latihan yang dapat dipergunakan adalah star excursion balance exercise, namun masih ada kekurangan dalam kontrol postural akibat tidak terjadi aktivasi otot core untuk pembentukan postural stabilisasi. Tujuan: Untuk membuktikan penambahan core stability pada star excursion balance exercise lebih meningkatkan keseimbangan dinamis dan menurunkan fungsional ankle instabilitas daripada star excursion balance exercise pada bela diri taekwondo. Metode: Rancangan penelitian ini adalah randomized pretest-postest control group design, Kelompok 1 mendapatkan star excursion balance exercise dan Kelompok 2 mendapatkan core stability dan star excursion balance exercise. Fungsional ankle instabilitas diukur menggunakan cumberland ankle instability tool (CAIT) dan keseimbangan dinamis menggunakan star excursion balance test (SEBT). Dilakukan 3 kali seminggu selama 6 minggu. Hasil: Peningkatan SEBT sebelum pelatihan pada Kelompok 1 sebesar 86,4±6,3 cm, setelah pelatihan sebesar 92,3±6,7cm dan pada Kelompok 2 sebelum sebesar 86,2±6,1 cm, setelah pelatihan sebesar 96,7±7,9 cm. Penurunan fungsional ankle instabilitas dari peningkatan nilai CAIT sebelum pelatihan pada Kelompok 1 sebesar 20,4±1,8, setelah pelatihan sebesar 23,4±2,1 dan pada Kelompok 2 sebelum sebesar 20,3±2,8, setelah pelatihan sebesar 25,0±1,9. Perbedaan peningkatan keseimbangan dinamis pada Kelompok 1 dan 2 bermakna (p<0,05). Perbedaan penurunan FAI pada Kelompok 1 dan 2 bermakna (p<0,05). Kesimpulan: Penambahan core stability pada star excursion balance exercise lebih meningkatkan keseimbangan dinamis dan menurunkan fungsional ankle instabilitas daripada star excursion balance exercise pada bela diri taekwondo. Kata kunci: fungsional ankle instabilitas, keseimbangan dinamis, star excursion balance exercise, core stability.
Co-Authors , I Komang Wira Ananta Kusuma Adi Saputra Adioka GM Agung Nova Mahendra AGUS BAGIADA NYOMAN Anak Agung Bagus Putra Indrakusuma Anak Agung Bagus Putra Indrakusuma Anak Agung Gede Eka Septian Utama Anak Agung Istri Shania Kemala Anak Agung Ngurah Krisnanta Adnyana Andrean Heryanto Anggi Amanda Triana Devy Anthony Wijaya Arcana N Arim Sadeva, I Gede Krisna Audrey Rachel Wijaya Avissia Zivanna Bagus Komang Satriyasa Baiq Rissa Khaerawati Salim Bayu Mahendra Christine Beatrice Amesiella Cokorda Bagus Jaya Lesmana Dady Iskandar Gede Andry Nicolas Andry Nicolas I A Md Dwi Purwitasari I Dewa Putu Sutjana I G. P. Supadmanaba I Gede Arya Diva Dhananjaya I Gede Aswin Parisya Sasmana I Gede Krisna Arim Sadeva I Gede Krisna Arim Sadeva I Gede S Narayana I Gede Wikania Wira Wiguna I Gusti Ayu Stiti Sadvika I Kadek Arya Gangga Permana I Ketut Agus Somia I Komang Wira Ananta Kusuma I Made Adi Widiantara I Made Angga Sayoga I Made Jawi I MADE MULIARTA . I Made Winarsa Ruma I Nyoman Wande I W. Sudarsa I Wayan Gede Sutadarma I Wayan Gede Sutadarma I Wayan Gede Sutadarma I Wayan Gede Sutadarma I Wayan Surudarma I Wayan Surudarma I Wayan Weta I Wayan Windi Artha I.A. Pascha Paramurthi Ida Ayu Dewi Wiryanthini Ida Ayu W Anjani Ida Ayu Widya Anjani Ida AyuWidya Anjani Ida Sri Iswari Indra Lesmana Indrakusuma, Anak Agung Bagus Putra Janet Tee Katrin ** Kausalya Neelamagam Ketut Agus Adrianta Ketut Ayu Hartarani Prasetya Ketut Tirtayasa Komang Erdwin Wicaksana Listya Triandari Luh Made Indah Sri Handari Adiputra Luh Made Mas Rusyati Luh Putu Ratna Sundari M.Ali Imron Made Ngurah Arya Diningrat Pinatih Made VW Yani Made Wahyu Krisnandewi Muh. Ali Imron Muhammad Ali Imron Muhammad Irfan Muhammad Irfan Ni Kadek Fiora Rena Pertiwi Ni Kadek Yudit Erawati Ni Made Ari Purwaningrum Ni Made Ayu Adnyani Ni Made Dwi Putri Nadi Ni Made Suasti Wulanyani Ni Nyoman Ayu Dewi Ni Nyoman Ayu Dewi Ni Nyoman Ayu Dewi Ni Nyoman Ayu Dewi Ni Putu Sri Indrani Remitha NN Ayu Dewi NYOMAN AGUS BAGIADA Prima Saraswati Sanjiwani Sudarsa Putri Ayu Wulandari Putri Ayu Wulandari Putri Ayu Wulandari, Putri Ayu Putu Anda Tusta Adiputra Putu Astawa Rubahshini Gunaseelan Sabrina Annamma Philip Shenbagam Mahalingam Sinta Wiranata Sugijanto - Sugijanto - Susy Purnawati Tjokorda Gde Bagus Mahadewa Widya Anjani, Ida Ayu Yudha Anggoro Kawi