Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Extract of Dragon Fruit Pulp (Hylocereus polyrhizus) Potentially Stain Chromosomes of Red Onion (Allium ascalonicum) Genesiska Genesiska; Herda Pratiwi
Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Department of Biology, Faculty of Sci and Tech, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/bio.v6i2.4835

Abstract

Side effect of aceto-orcein as a dye of chromosome structures remains some risks. This dye may remain tissue damage on eyes mucous membrane, burnt by skin contact, severe irritation of respiratory by spray mist. Exploration of natural dye is an alternative solution. Betacyanine of red dragon fruits Hylocereus polyrhizus pulp might have a potential role to stain chromosome. Aim of this study is to extract dragon fruit pulp to stain chromosomes of mitotic cells of red onion Allium ascalonicum. The method used in this research is qualitative description of application squash method with aceto-orcein as synthetic dye and two ratio of extract ratio of red dragon fruits pulps as natural dye to mitotic cells of red onion roots. The result revealed that 2:1 ratio of red dragon fruits and distilled water could stain chromosomes of red onion somatic cells. Further specific solvent is required to further investigation to get best betacyanine extract of red dragon fruits pulps. 
Optimalisasi Kapasitas Kelompok Wanita Tani dalam Budidaya Tanaman Sayuran di Lahan Pekarangan Dusun Puluhan Lor, D.I. Yogyakarta Nurul Aisyah; Genesiska Genesiska; Dyah Pikanthi Diwanti
Jurnal Bakti Saintek: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi Vol. 4 No. 1 (2020)
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jbs.1624

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian bertujuan untuk mengoptimalisasi kapasitas Kelompok Wanita Tani (KWT) “LESTARI” dalam rangka budidaya tanaman sayuran di lahan pekarangan Dusun Puluhan Lor Desa Trimurti, Srandakan, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta. Ada sekitaran 72 m² lahan yang telah dioptimalkan selama 3 bulan dengan bekerjasama dengan KWT Lestari dan teman teman mahasiswa KKN 102 2019. Melihat kondisi keuangan KWT yang kurang stabil maka harapannya setelah kegiatan pengoptimalan lahan ini berlangsung keuangan KWT akan stabil dan kegiatan KWT semakin maju. Pengoptimalan lahan dilakukan dengan membersihkan, menanami, merawat, menyiram hingga memupuk dilakukan Bersama-sama anggota KWT Lestari yang terdiri dari Desa 7 (tujuh) RT. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan diantaranya: a) Pembersihan dan penyiapan lahan oleh warga, KKN dan KWT; b) Penyuluhan terkait tanaman dan pemeliharaan dan penanamannya oleh BPP PPL Srandakan yang dihadiri seluruh anggota KWT Lestari, Kepala Desa, seluruh mahasiswa KKN dan DPL KKN; c) Pembelian bibit & penanamannya di bantu BPP PPL, yang mana selanjutnya hanya beberapa kali dikontrol dari BPP; d) Penanaman mandiri oleh KWT difasilitatori oleh mahasiswa KKN; e) Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan membuat bedengan yang dipagari dengan sabut kelapa serta ada yang di bantu dengan lanjaran bamboo untuk tanaman yang mulai tumbuh; f) Pemupukan dan penyiraman; h)pembersihan lahan dari gulma disekitar tanaman & penyemprotan tanaman dari hama; dan i) Panen. Kegiatan pengabdian dalam bidang pertanian ini dirasa cukup sukses karena tujuan telah tercapai dan KWT sudah bisa panen dan melangsungkan penanaman/pengoptimalan lahan tetap berlangsung hingga sekarang secara mandiri, sehingga pemberdayaan telah tercapai.[The purpose of this society empowerment was to optimize the capacity of the "LESTARI" Women Farmers Group (KWT) in the context of planting vegetables in the yard of Puluhan Lor Hamlet, Trimurti Village, Srandakan, Bantul Regency, D.I. Yogyakarta. There is around 72 m² of land that has been optimized for 3 months with those supported by KWT Lestari and friends of 102 KKN students in 2019. Looking at the financial condition of KWT which is less stable, it is hoped that after the land optimization activities, the KWT will be stable and KWT activities will progress. Land optimization is done by cleaning, planting, maintenance, watering and fertilizing done together with members of the Sustainable KWT consisting of 7 (seven) villages. Various activities that have been approved: a) Cleaning and preparation of land by residents, KKN and KWT; b) Counseling related to plants and their maintenance and planting by BPP PPL Srandakan which is attended by all members of the Lestari KWT, the Village Head, all KKN and KKN DPL students; c) Buy seeds & their purchases at BPP PPL, which are only several times controlled from the BPP; d) Independent planting by KWT facilitated by KKN students; e) Plant maintenance is done by making beds fenced with coconut and some helping with bamboo for plants that are starting to grow; f) Fertilization and watering; h) take soil from weeds around plants & spray plants from pests; and i) Harvest. This service activity in the agricultural sector is considered quite successful because the goal has been obtained and KWT has been able to harvest and carry out planting/optimizing the land to continue running until now independently, so that empowerment has succeeded.]
Penguatan Kapasitas Pemuda Non Produktif di Desa Kebonrejo, Salaman, Kabupaten Magelang melalui Budidaya Tin Genesiska Genesiska; Saykha Sabila Araz; Enrika Yumna Septiani; Aristiawan Aristiawan
Jurnal Bakti Saintek: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi Vol. 5 No. 1 (2021)
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman Tin atau yang kerap disebut “buah surga” merupakan suatu jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, baik bidang kesehatan, kuliner maupun bisnis. Laporan Food and Agriculture Organization (FAO) tahun 2005 menyebutkan bahwa produksi Tin di dunia mencapai 1.057.000 ton, sedangkan di Indonesia Tin belum mencapai target pemenuhan yang diinginkan. Di Indonesia sendiri hingga saat ini belum terdapat data resmi yang dirilis terkait produksi tanaman Tin. Hal ini memberikan pemahaman bahwasannya tanaman Tin yang memiliki potensi belum dimanfaatkan sebagai tanaman industri yang memiliki nilai jual. Padahal di Indonesia tanaman ini memiliki prospek yang cukup baik, contohnya dalam pembuatan produk hasil olah Tin. Kampung Kebonkliwon terletak di Desa Kebonrejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Program ini dibuat guna mengembangkan potensi tanaman Tin di Kampung Kebonkliwon, serta lebih lanjut dapat mengubah pola pikir pemuda desa yang non produktif khususnya untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan Kampungnya. Program yang dilakukan yakni jasa penyuluhan yang meliputi penanaman, perawatan, serta perbanyakan tanaman Tin. Pembagian 200 bibit tanaman Tin merupakan awal dari program ini, setelah itu program mendapatkan dukungan dari warga dengan hibah 1000 bibit tanaman Tin yang dianggarkan desa untuk mewujudkan terciptanya Kampung Tin. [Fig Plant or as known as “fruit of heaven” is type of plant than can be utilized in various fields, such as health, culinary and business. In 2005 Food and Agriculture Organization (FAO) reported that Figs production in the world reached 1.057.000 tons, while in Indonesia has not reached the desire target of fulfillment. Until now in Indonesia there is no official data released related to figs production. This provides an understanding that the Fig plant has many potential but has been untapped as industrial plant that has a sale value. Whereas in Indonesia this plant has a good prospect, for example in the making of Fig product. Kampung Kebonkliwon is located in Kebonrejo Village, District of Salaman, Region of Magelang, Province of Central Java. This program was created to develop the potential of Fig plant in Kampung Kebonkliwon, and further it can change the mindset of the village youths especially to contribute in the development of their village. The prpgram is an extension service that includes planting, maintenance, and plants propagating. The distribution of 200 seeds of Fig plants is the beginning of this program, after that the program get support from the residents with grants of 1000 seeds of Fig plants that are budgeted by the village to realize the creation of Kampung Tin.]
Peningkatan Kapasitas Masyarakat Terhadap Pemahaman Labeling Produk Pertanian di Bidang Ekspor Impor Genesiska Genesiska; Rezki Satris
Jurnal Bakti Saintek: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi Vol. 5 No. 2 (2021)
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses labeling dalam suatu produk merupakan salah satu hal yang penting untuk diketahui oleh masyarakat terutama dalam hal labeling produk pertanian baik dalam hal ekspor maupun impor. Akan tetapi dalam hal traceability produk terkhusus di bidang pangan pengetahuan tentang labeling mulai dari proses produksi hingga distribusi dan bahkan sampai pada konsumen sering kali terabaikan. Sehingga masyarakat sebagai konsumen terkadang belum mengetahui apa saja kandungan yang ada dalam sebuah produk hingga batas konsumsi produk terutama produk-produk ekspor dan impor dalam sebuah negara. Dalam proses labeling hal yang perlu diperhatikan terkait barang-barang ekspor maupun impor diantaranya adalah informasi ukuran, berat, kualitas, kuantitas, asal produksi, perusahaan produsen, bahan-bahan yang digunakan dalam produksi, serta hak kekayaan intelektual (seperti trademark, patent, copyright). Akan tetapi, pada praktiknya terdapat beberapa penyimpangan dalam proses labeling diantaranya para pelaku usaha dalam memperdagangkan suatu produk pangan sering melakukan kecurangan agar produk pangan impor yang dijual laku dalam jumlah banyak. Salah satu perbuatan curang yang dilakukan oleh pelaku usaha adalah kecurangan dalam hal memperdagangkan produk pangan impor yang masih menggunakan bahasa asing dalam labelnya atau tidak berlabel bahasa Indonesia. Selain itu, produk pangan yang mengandung Genetically Modified Organism (GMO) yaitu organisme yang DNA-nya telah diubah atau dimodifikasi dengan cara tertentu melalui rekayasa genetika bagi kebanyakan masyarakat belum paham terhadap hal tersebut. Dalam hal produk yang mengandung GMO dipasaran cenderung lebih murah dibandingkan dengan  produk local asli. Sehingga, kecenderungan masyarakat lebih memilih produk yang mengandung GMO. [The labeling process in a product is one of the important things to be known by the public, especially in terms of labeling agricultural products both in terms of exports and imports. However, in terms of product traceability, especially in the food sector, knowledge about labeling from the production process to distribution and even to consumers is often neglected. So that people as consumers sometimes do not know what the content is in a product to the limit of product consumption, especially export and import products in a country. In the labeling process, things that need to be considered regarding export and import goods include information on size, weight, quality, quantity, origin of production, producer company, materials used in production, as well as intellectual property rights (such as trademarks, patents, copyrights). ). However, in practice there are several irregularities in the labeling process, including business actors in trading a food product often committing fraud so that imported food products sold are sold in large quantities. One of the fraudulent acts committed by business actors is fraud in terms of trading imported food products that still use foreign languages ​​on their labels or are not labeled in Indonesian. In addition, food products containing Genetically Modified Organisms (GMOs) are organisms whose DNA has been altered or modified in a certain way through genetic engineering, most people do not understand about this. In terms of products containing GMOs, the market tends to be cheaper than the original local products. Thus, people tend to prefer products that contain GMOs.]
Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.) Varietas Pulut Sulawesi Genesiska Genesiska; Mulyono Mulyono; Azwin Intan Yufantari
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpt.2020.005.2.2

Abstract

Tanaman Jagung (Zea mays L.) Varietas Pulut merupakan varietas jagung lokal dengan potensi hasil rendah, yaitu kurang dari 2 ton ha-1. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh jenis tanah dan menentukan jenis tanah yang paling sesuai terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) Varietas Pulut. Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal dan terdiri dari 4 perlakuan yaitu tanaman jagung varietas pulut yang ditanam pada tanah Regosol bukit-pasir, tanah Grumusol, tanah Latosol, dan tanah Mediteran. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, bobot segar akar, bobot kering akar, luas daun, bobot segar tajuk, bobot kering tajuk, laju asimilasi bersih, laju pertumbuhan tanaman, bobot tongkol dengan klobot, bobot tongkol tanpa klobot, diameter tongkol, panjang tongkol, jumlah baris biji, bobot 1000 biji, potensi hasil tanaman. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan jenis tanah memberikan potensi hasil pada perlakuan tanah Regosol bukit-pasir sebesar 2,6 ton ha-1, tanah Latosol sebesar 2,46 ton ha-1, tanah Grumusol sebesar 2,05 ton ha-1, dan tanah Mediteran sebesar 2,04 ton ha-1. Berbagai jenis tanah cenderung memberikan hasil yang relatif sama, sehingga berbagai jenis tanah dikatakan sesuai dalam pertumbuhan dan hasil tanaman jagung varietas pulut.
Nano Phosphat Fertilizer of Chicken Bone Ash Effectivity by Foliar Application on Growth and Yield of Soybean (Glycine max L.) Genesiska Genesiska; Mulyono Mulyono; Hanifah Amini
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpt.2022.007.1.10

Abstract

Indonesian soybean production could not reach national needs. Thus to increasing of soybean productivity could be developed by using agricultural intensification through implementing nano technology on fertilizers that applied to new varieties of soybean. The aim of this research was to study the effect and determine the appropriate concentration of nano phosphate fertilizer from chicken bone ash via foliar application on growth and yield on soybean (Glycine max L.) variety Dega 1. This research was conducted with experimental method in polybag with a single factor treatment arranged in a Completely Randomized Design (CRD) consisting of 4 treatments and 3 replications: 100 % SP-36 fertilizer , 50% SP-36 fertilizer SP-36 + 0,1% nano phosphate, 50% SP-36 fertilizer +0,2% nano phosphate, dan 50% SP-36 fertilizer +0,3 % nano phosphate. Data research consists of growth and yield responses parameters and were analyzed by using ANOVA (Analysis of Variance) then continue analyzed with Duncan Multiple Range Test (DMRT) at α level 5%. The results revealed that various concentrations of nano phosphate fertilizer from chicken bone ash were effective to increase soybean growth and yield. Treatment of 50% SP-36 + 0,1% of nano phosphate choosen as best concentration.