Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA PRANCIS MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN ACTIVITÉS LUDIQUES DENGAN SISTEM PENILAIAN STANDAR EROPA (CECR) Marice Marice; Junita Friska; Mahriyuni Mahriyuni
BAHAS Vol 26, No 1 (2015): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v26i1.5534

Abstract

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui 1) Bagaimana kemampuan mahasiswa menulis bahasa Prancis dalam mata kuliah expression écrite sebelum dan setelah menggunakan teknik activités ludiques, 2)  Apakah model pembelajaran menulis peringkat A2 menggunakan teknik activités ludiques dengan sistem penilaian standar Eropa (CECR) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar menulis (expression écrite) mahasiswa bahasa Prancis.Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan kelompok kontrol hanya postest bentuk tes formatif menulis dan angket dengan jawaban terbuka. Hasil penelitian adalah sebagai berikut.  Pertama, terdapat perbedaan yang signifikan kelompok post test siswa kelas eksperimen yang mendapat perlakuan (mean sebesar 79,13) dengan kelompok siswa kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan (mean sebesar 63). Hal ini berarti kemampuan akhir mahasiswa kelas eksperimen yang mendapat perlakuan lebih baik daripada hasil belajar mahasiswa kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan. Kedua, terdapat peningkatan kompetensi menulis bahasa Prancis mahasiswa Unimed pada Niveau A2 setelah diberikan pembelajaran dengan teknik activités ludiques menggunakan sistem penilaian CECR. Kata kunci: pengembangan, model menulis, activités ludiques, penilaian CECR
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA PRANCIS MANDIRI MELALUI MULTIMEDIA Junita Friska
BAHAS No 74TH XXXVI (2009): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i74TH XXXVI.2512

Abstract

Sebuah model pembelajaran tidak dapat dikatakan sempurna atau tidak sempurna karena ia bertemali langsung dengan siapa publik sasarannya dan apa tujuan yang ingin dicapainya. Sebuah model pembelajaran dikatakan berhasil baik selama ia memenuhi ukuran-ukuran pencapaian keberhasilan suatu pengajaran. Sebaliknya, model yang bagaimanapun baiknya dapat dinilai tidak berhasil apabila ia tidak mampu mencapai tujuan minimal yang telah digariskan dalam kurikulum (Dahlan, 2004: 44).     Kata Kunci : Model Pembelajaran, Multimedia  
ANALISIS SEMIOTIK IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH FEMME ACTUELLE JUNITA FRISKA
BAHAS Vol 27, No 4 (2016): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v27i4.5707

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pesan linguistik yang terdapat pada iklan kecantikan. Sumber data penelitian ini adalah iklan-iklan kecantikan pada majalah Femme Actuelle edisi 1544, 1548 dan 1549 dari bulan April hingga bulan Juni 2014 dengan menggunakan teori semiotik dari Barthes. Dalam menganalisis data penelitian ini, terlebih dahulu penulis mencari dan memilih iklan-iklan yang akan dianalisis secara purposive. Kemudian, penulis menganalisis unsur-unsur utama sebuah iklan untuk mempermudah menerjemahkan pesan iklan tersebut. Setelah itu, penulis menganalisis dan menerjemahkan setiap kalimat di dalam iklan melalui pesan linguistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur-unsur utama yang digunakan adalah gambar, logo, slogan, merek, dan teks. Dan pesan linguistik berisikan nama-nama produk, bahan-bahan pembuatan produk, cara pemakaian, dan keuntungan memakai produk tersebut. Sedangkan isi pesan iklan kecantikan memperlihatkan efek baik mengunakan produk-produk kecantikan ini dan para wanita menjadi lebih cantik dan lebih percaya diri dalam melakukan aktifitas sepanjang hari. Kata Kunci : Semiotik, Pesan linguistik, Unsur-unsur utama iklan.
ANALISIS PERGESERAN KELAS KATA DARI KATA BENDA KE KATA GANTI DALAM TERJEMAHAN MAJALAH VOILÀ Junita Friska
BAHAS Vol 28, No 1 (2017): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v28i1.10272

Abstract

Artikel ini merupakan hasil penelitian analisis transposisi kata benda menjadi kata ganti dalam terjemahan majalah voilà yang bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk transposisi kata benda ke kata ganti yang ditemukan dalam data. Sumber data yang digunakan adalah majalah voilà yang diterbitkan oleh IFI Surabaya. Hasil penelitian  ini menunjukkan bahwa  ditemukan perubahan kata benda yakni kata yang digunakan untuk menunjuk orang, binatang atau hal menjadi kata ganti. Penelitian ini menunjukkan adanya transposisi dari kata benda menjadi kata ganti dan  ini terjadi untuk mencapai kesetaraan. Kata Kunci: pergeseran, kata benda
LE MODE AUX SUBORDONNÉES RELATIVES DANS LE ROMAN « L’HISTOIRE DE PI » PAR YANN MARTEL Megawati Pasaribu; Marice ..; Junita Friska
HEXAGONE Jurnal Pendidikan, Linguistik, Budaya dan Sastra Perancis Vol 7, No 2 (2018): HEXAGONE
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/hxg.v7i2.10942

Abstract

Cette recherche a pour but de savoir les pronoms relatifs et les modes aux Subordonnées Relatives qui se trouvent dans le roman L’histoire de Pie. Les théories de cette recherche sont la théorie de Riegel et al (2009) sur le pronom relatif, et la théorie de Menchero (2016) sur les Modes aux Subordonnées Relatives. La méthode utilisée est la méthode descriptive qualitative avec la technique de documentation. Cette recherche utilise le roman « l’Histoire de Pie » par Yann Martel comme les sources de données.Le résultat de la recherche montre qu’il y a les Pronoms Relatifs qui se trouvent dans le roman L’histoire de Pie. Il se divise en deux groupes : Pronoms Relatifs Simples et Pronoms Relatifs Composés. Les Pronoms Relatifs Simples se composent de : le Pronom relatif Qui, Que, Oùet Dont. Tandis que les Pronoms Relatifs Composés se composent de : Le Pronom Relatif Laquelle, Auquel, Lequel, lesquelles, Auxquels, lesquels, et Desquelles. Le Pronom relatif Qui est utilisée plus fréquemment car il a fonction de remplacer le sujet (personne, quelque chose, et animal) qui se trouve dans ce roman mais généralement il remplace le sujet de personnage principale qui a une relation avec le titre de ce roman. Le titre de ce roman sur quelqu’un qui s’appelle Pi Patel. Alors, dans ce roman, il y a beaucoup de phrases qui expliquent l’histoire de sa vie, Tandis que le pronom relatif composé (Auxquels, lesquels, et Desquelles) est utilisé moins fréquent car ce roman raconte sur la vie de Pi Patel, à cause de la, la narration tend à utiliser des phrases simples et quotidiennes. Donc, le pronom relatif a deux fonctions dans ce roman : il remplace le nom (antécédent) dans la deuxième phrase et aussi comme le connecteur de la proposition principale à la proposition subordonnée. Ensuite, Il y a les Modes aux Subordonnées Relatives qui se trouvent dans le roman L’histoire de Pie, qui se composent de quatre groupes : Le Mode Indicatif, Mode Conditionnel, Mode Subjonctif et Mode Infinitif. Le mode Indicatif est utilisé plus fréquemment car il explique des situations réelles de personnage principale qui s’appelle Pi Patel. Cette roman est commencé quand il explique son parcours, ses études de zoologie et de théologie et surtout, introduit le lecteur à son histoire., Tandis que le mode Infinitif est utilisé moins fréquent car en général tous les verbes français doivent être conjugués en fonction de tout temps existant comme présent, passé ou futur. Donc, on emploie plus d’un mode aux Subordonnées Relatives selon les sens qui existent dans la subordonnée relative et tous les modes qui utilisent peut aider les lecteurs à imaginer la nuance ou ce-qui se passe entre des personnages dans ce roman.Mots Clés :  pronom relatif, modes aux subordonnées relatives, roman.
ANALYSE DE LA TRANSPOSITION DANS LA TRADUCTION DU MAGAZINE «VOILÀ» Eka Lusiana Nainggolan; Andi Wete Polili; Junita Friska
HEXAGONE Jurnal Pendidikan, Linguistik, Budaya dan Sastra Perancis Vol 6, No 1 (2017): HEXAGONE
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/hxg.v6i1.7660

Abstract

ABSTRAKEka Lusiana Nainggolan, 2123331009. Analisis Pergeseran Dalam Terjemahan Majalah «Voilà». Pendidikan Bahasa Prancis. Skripsi. Medan. Fakultas Bahasa dan Seni. UNIMED. 2017.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pergeseran kelas kata dari bahasa sumber ke bahasa sasaran dalam majalah voilà. Pergeseran kelas kata tersebut terdiri dari pergeseran dari pronominal ke nominal, pergeseran dari nominal ke pronominal, pergeseran dari  adjektif ke verba dan pergeseran dari verba ke nominal. Metode yang digunakan adalah metode  Qualitatif. Sumber data dari penelitian ini adalah empat majalah voilà yang diterbitkan dari tahun 2013 sampai 2016.Untuk menganalisis data, penulis terlebih dahulu mencari beberapa kelas kata yang akan diteliti seperti pronominal, nominal, adjektif dan verba. Kemudian mencari padanan dari kelas-kelas kata tersebut dalam bentuk pronominal berubah menjadi nominal, nominal berubah menjadi pronomina, adjektif berubah menjadi verba dan verba berubah menjadi nominal. Selanjutnya, penulis menjelaskan bentuk-bentuk pergeseran kelas kata yang terdapat dalam majalah tersebut. Terakhir, penulis dapat menarik kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pergeseran dari pronominal ke nominal dan kata kerja ke kata benda merupakan pergeseran yang paling sering muncul.. Transposisi dilakukan apabila struktur gramatikal dalam bahasa sumber (Bsu) tidak terdapat dalam bahasa sasaran (Bsa). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan struktur gramatikal dari bahasa sumber ke bahasa sasaran karena terdapat pergeseran kelas kata dari bahasa sumber ke bahasa sasaran sehingga mencapai kesepadanan.Kata kunci : terjemahan, pergeseran kelas kata
ANALYSE DES POINTS DE SUSPENSION DANS LE ROMAN “MADAME BOVARY” Rita Lestari; Isda Pramuniati; Junita Friska
HEXAGONE Jurnal Pendidikan, Linguistik, Budaya dan Sastra Perancis Vol 4, No 2 (2015): HEXAGONE
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/hxg.v4i2.3648

Abstract

Cette recherche a pour but de savoir les valeurs des points de suspension et les valeurs des points de suspension plus dominantes qui se trouvent dans le roman “Madame Bovary”. La méthode qui est utilisée dans cette recherche est la méthode descriptive qualitative. L’auteur utilise le roman “Madame Bovary” comme les sources de données. Cette recherche utilise la théorie de Doppagne. Le résultat de cette recherche montre que les valeurs des points de suspension qui se trouvent dans le roman “Madame Bovary” sont les valeurs prosodiques, les valeurs psycho-émotives et les valeurs d’appel. Il existe les valeurs psycho-émotives, les valeurs prosodiques et les valeurs d’appel parce que dans  la conversation quotidienne dans le roman “Madame Bovary”, le personnage s’arrête souvent avant de terminer la phrase qui est indiquée par les points de suspension. La cause peut être psychologique à son personnage ou un interlocuteur qui interrompte le discours. Voilà pourquoi cettes valeurs sont utilisées dans ce roman. Les valeurs des points de suspension plus dominantes dans le roman “Madame Bovary” sont les valeurs psycho-émotives. La cause peut être psychologique et tenir à son personnage comme le personnage réfléchit avant de répondre exactement à une question; le personnage, après un effort de mémoire, se ravise et corrige; sous l’effet de l’émotion, le discours est haché; les points de suspension peuvent traduire un trouble profond; l’aveu est parfois difficile à formuler. On estime que c’est un style descriptif et réaliste de Flaubert qui  nous dit que la réalité n’est pas toujours belle.  Flaubert, qui écrit avec un style réaliste, a concentré sur le sujet de la condition féminine qui expriment la souffrance et la déception dans la vie d’Emma. Donc, voilà pourquoi ces valeurs plus utilisés que l’autre. Mots clés : points de suspension, Madame Bovary
AUGMENTATION DE VOCABULAIRE AUX LYCÉENS DE SMA N 1 DELITUA EN UTILISANT LA TECHNIQUE VOCABULARY FLASH CARDS Natalina Silalahi; Isda Pramuniati; Junita Friska
HEXAGONE Jurnal Pendidikan, Linguistik, Budaya dan Sastra Perancis Vol 4, No 1 (2015): HEXAGONE
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/hxg.v4i1.3544

Abstract

ABSTRACT Cette recherche a pour but de savoir l’amélioration de la maîtrise du vocabulaire de français des lycéens en utilisant la technique Vocabulary Flash Cards. L’objet de cette recherche est 30 lycéens dans la classe XII IPA 1 du premier semestre au SMA Negeri 1 Delitua . Cette  recherche  est la recherche d’action de la classe. Cette recherche a été réalisée en deux cycles, chaque cycle se compose de 3 réunions pendant 8 semaines. Cette recherche est faite au SMA Negeri 1 Delitua dans la classe XII IPA 1 au cours de français au mois de juillet jusqu'au septembre de l’année scolaire 2014/2015. Cette recherche a été organisée avec les étapes : planifier ce que l’enseignant enseigne en utilisant la technique Vocabulary Flash Cards, faire le scenario de l’apprentissage, puis préparer le format de l’évaluation de l’apprentissage pour l’examen final, créer des questions pour l’examen final et réaliser l’examen pré-test avant d’enseigne en utilisant cette technique et  préparer l’examen final après avoir terminé le premier cycle et le deuxième cycle. Basé sur les résultats de cette recherche, on peut voir l’augmentation de la maîtrise de vocabulaire comme suivante : au pré-test il y a seulements 3 lycéens qui  sont admis avec la pourcentage c’est 10%, au post-test I il y a 19 lycéens ou 63,33% qui sont admis avec la note moyenne de premier cycle c’est 68,5 et au post-test II il y a 26 lycéens ou 86,66% qui sont admis avec la note moyenne de deuxième cycle c’est 80,16. Alors, grâce à l’utilisation de la technique Vocabulary Flash Cards, on peut voir l’amélioration de la maîtrise de vocabulaire du français des lycéens. Mot-clés: vocabulaire, Vocabulary Flash Cards
L’ANALYSE DU MORPHÈME «QUE» DANS LE ROMAN UN SENTIMENT PLUS FORT QUE LA PEUR Asima Feronika Banjarnahor; Jubliana Sitompul; Junita Friska
HEXAGONE Jurnal Pendidikan, Linguistik, Budaya dan Sastra Perancis Vol 5, No 1 (2016): HEXAGONE
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/hxg.v5i1.3893

Abstract

RÉSUMÉ Le but de cette recherche est de savoir les types et l’utilisation du morphème«que» qui se trouvent dans le roman Un Sentiment Plus Fort Que La Peur. La méthode qui est utilisée dans cette recherche est la méthode descriptive qualitative. L’auteur adopte la théorie de Leonard Bloomfield et utilise le roman Un Sentiment Plus Fort Que La Peur par Marc Levy comme les sources de données. Le résultat de cette recherche montre qu’il y a 247 morphèmes«que» qui se trouvent dans le roman Un Sentiment Plus Fort Que La Peur, et il existe 9 types du morphème«que» comprenant : le morphème Que exprimantpronom relatif s’utilise 47 fois ou 19%, le morphème Que exprimant complétive s’utilise 64 fois ou 26%, le morphème Que exprimant comparatif s’utilise 25 fois ou 10%, le  morphème Que exprimant exclamatif s’utilise 2 fois ou 1%, le morphème Que exprimant négation restrictive s’utilise 19 fois ou 8%, le morphème Que exprimant mode subjonctif s’utilise 2 fois ou 1%, le morphème Que exprimant interrogatif s’utilise 20 fois ou 8%, et le morphème Que exprimant conjonction de subordination s’utilise 64 fois ou 26%, exprimant cas particulier de Que s’utilise 4 fois ou 2%. L’utilisation des types de morphème «que» dans la phrase dépend du contexte. Le morphème Que pronom relatif remplace le nom, le morphème Que complétive suit le verbe, le morphème Que comparatif compare deux ou plusieurs choses et personnes, le morphème Que exclamatif exprime l’obligation, la possibilité ou la sentiment, le morphème Que négation restrictive indique le sens de seulement, le morphème Que mode subjonctif exprime le sentiment et le doute aussi, le morphème Que interrogatif se comporte comme le mot d’interrogation, et le morphème Que conjonction de subordination relie deux propositions, et cas particuliers de Que sont comme un béquille, présentatif, inverseur, haplologique. Les Mots Clés : morphème «que», les types du morphème «que», roman
TRANSPOSITION DU MODE GÉRONDIF DANS LA TRADUCTION DU ROMAN FRANÇAIS “MADAME BOVARY” EN INDONÉSIEN Melpilla Bukit; Balduin Pakpahan; Junita Friska
HEXAGONE Jurnal Pendidikan, Linguistik, Budaya dan Sastra Perancis Vol 8, No 1 (2019): HEXAGONE
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/hxg.v8i1.18889

Abstract

Cette recherche a pour but de savoir les formes de transposition de traduction du mode gérondif du français en indonésien qui se trouvent dans le roman français Madame Bovary, traduit en indonésien Madame Bovary. En français, les théories utilisés dans cette recherce sont J.C Catford dans Yahya Khan (1965) et Albert Hamon (1983). En indonésien, l’auteur utilise la théorie de Chaer (2006). La méthode utilisé dans cette recherche est la méthode qualitative. Le résultat de la recherche montre les formes de transposition de traduction du mode gérondif se trouve 5 formes de transposition, ce sont ; la transposition d’active au passive (7 fois), la transposition de structure (2 fois), la transposition d’unité (5 fois), la transposition du verbe au nom (4 fois) et la transposition du verbe au adjective (3 fois). En autres résultat dans cette recherche se trouve l’equivalénce de fonction du mode gérondif en indonésien. Le mode gérondif qui a la fonction comme le complement circonstanciel de temps ou simultanement, il est traduit comme adverbe de temps en indonésien comme : ketika, sepanjang, sambil. Le mode gérondif qui a la fonction le complement de manière, il est traduit comme l’adverbe de manière en indonésien, comme : dengan. Le mode gérondif qui a la fonction le complement de concession, il est traduit comme l’adverbe de concession, comme : tetapi. Finalement, cette recherche montre les données qualifiées sur la transposition du mode gérondif et devient la référence aux lecteurs. Mais cette recherche ne peux pas être appliqué directement à tous les sujets de recherche à cause de l’objet de la recherche qui est limité. C’est pourquoi ces données peuvent être utilisé au sujet qui y convient.Mots-clès : Transposition, Traduction, Mode Gérondif, Madame Bovary