Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kajian Keindahan Lingkungan Taman Kota di Semarang Studi Kasus: Taman Pandanaran, Taman Tirto Agung, Taman Banjir Kanal Barat, Taman Sri Gunting, dan Taman Indonesia Kaya Ratih Dian Saraswati; - Supriyono
Praxis : Jurnal Sains, Teknologi, Masyarakat dan Jejaring Vol 3, No 2: Maret 2021
Publisher : Soegijapranata Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/praxis.v3i2.3169

Abstract

Taman kota merupakan salah satu jenis ruang terbuka publik, yang terletak pada tempat yang strategis diwilayah kota. Fungsi utamanya adalah sebagai fasilitas bagi masyarakat untuk berkumpul, disamping fungsi lainnya, yaitu sebagai paru paru kota. Taman kota yang ada di kota Semarang, tersebar di wilayah kota Semarang, berupa taman kota bersifat aktif maupun pasif. Taman kota aktif, merupakan tempat berkumpulnya masyarakat untuk beraktifitas, berinteraksi dan bersosialisasi. Penelitian terhadap lima taman kota di kota Semarang ini bertujuan untuk mengetahui unsur keindahan dari masing-masing taman kota. Kajian estetika lingkungan ini berdasarkan teori Berlyne dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian berupa perbandingan pengamatan taman kota berdasarkan faktor kompleksitas, keunikan, ketidaksenadaan, dan kejutan.
Studi Mengenai Karakteristik Pagar Berdasarkan Klasifikasi Tipe Rumah Tinggal Ratih Dian Saraswati; Salma Azhar
Praxis : Jurnal Sains, Teknologi, Masyarakat dan Jejaring Vol 2, No 1: September 2019
Publisher : Soegijapranata Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/praxis.v2i1.2264

Abstract

Abstract The fence of a dwelling house was originally as a barrier between the property area and the surrounding environment. In a residential house, the fence also acts as a boundary between one house and another. In development, the fence of a residential house becomes part of the design of a residential house. Fences become a very important element in a dwelling, so the fence design becomes an identity of the occupants of the dwelling. How the social strata of residents can affect the appearance and physical condition of a residential fence. The study was conducted in several residential houses with various types of residential classification in Pasadena Housing Semarang. The results showed that the material of a fence turned out to be influenced by the level of social strata of residential owners as seen from the classification of the type of residence. Abstrak Pagar sebuah rumah tinggal pada awalnya sebagai pembatas antara area properti dan lingkungan sekitar. Pada sebuah rumah tinggal, pagar juga berperan sebagai batas antara rumah tinggal satu dengan yang lain. Pada perkembangan, pagar sebuah rumah tinggal menjadi bagian dari desain sebuah rumah tinggal. Pagar menjadi elemen yang sangat penting pada sebuah rumah tinggal, sehingga desain pagar menjadi sebuah identitas dari penghuni rumah tinggal tersebut. Bagaimana strata sosial penghuni rumah tinggal dapat mempengaruhi tampilan dan kondisi fisik sebuah pagar rumah tinggal. Penelitian dilakukan pada beberapa rumah tinggal dengan berbagai klasifikasi tipe rumah tinggal di Perumahan Pasadena Semarang. Hasil penelitian didapatkan bahwa material sebuah pagar ternyata mendapat pengaruh dari tingkat strata sosial pemilik rumah tinggal yang dilihat dari klasifikasi tipe rumah tinggal tersebut.
Pagar Dari Teritori Menjadi Pride dan Identitas Ratih Dian Saraswati; Maria Damiana Nestri Kiswari
TUTURRUPA Vol 1, No 2: Februari 2019
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.705 KB) | DOI: 10.24167/tr.v1i2.1949

Abstract

Abstrak: Manusia pada dasarnya mempunyai rasa “kepemilikan”. Pagar merupakan bagian dari bangunan rumah tinggal yang tidak bisa dipisahkan keberadaannya. Awalnya, pagar merupakan sebagai “penanda” batas teritori kepemilikan seseorang atau batas kekuasaan atas properti. Pagar menjadi elemen bagian dari desain sebuah rumah tinggal yang penting keberadaannya. Tulisan ini akan membahas mengenai transisi perubahan fungsi sebuah desain pagar pada rumah tinggal. Bagaimana pagar menjadi sebuah elemen desain yang tidak hanya sebagai pembatas teritori namun berubah fungsi menggambarkan identitas dan menjadi pride dari pemilik rumah tinggal tersebut.Kata kunci: Pagar, teritori, pride, identitasAbstract : Humans basically have a sense of "ownership". Fences are part of residential buildings that cannot be separated. Initially, a fence is a "signage" of a person's ownership territorial boundaries or a power limit on property. The fence becomes an element of the part of the house that is important for its existence. This paper will discuss the transition of changing the function of fence designs in a residence. How the fence becomes an element design that is not only a territorial barrier but changes the function of describing the identity and being a pride of the owner of the house.Keywords: Fence, territory, pride, identity
PERGESERAN FUNGSI GEDUNG SAREKAT ISLAM DARI MASA KE MASA Peter Ardhianto; Ratih Dian Saraswati
Canthing Vol. 3 No. 1 (2016)
Publisher : Akademi Seni dan Desain Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semarang merupakan kota yang kaya akan budaya dan akulturasi, peninggalan sejarah dari masa lampau yang masih bediri tegak di kota Semarang. Salah satu peninggalan cagar budaya yang pada tahun 2014 selasai dipugar adalah Gedung Sarekat Islam (GSI) Semarang. Gedung yang kaya akan nilai sejarah ini sudah lama tidak berpenghuni dan digunakan, perpindahan kekuasaan atas gedung ini pun juga berpindah-pindah tangan. Dalam penelitian ini dilakukan proses pengematan dengan metode sejarah yang terjadi pada pergesaran fungsi yang sangat jauh dari masa ke masa sejak GSI didirikan, metode wawancara dan observasi. Banyak kepentingan-kepentingan budaya, politik dan sosial ada dan mengawali pergerakan dalam gedung tersebut. Dari pergeseran fungsi tersebut maka GSI dapat dinobatkan menjadi salah satu bangunan cagar budaya di kota Semarang. Fungsi dari penelitian ini adalah dapat diketahui bagaimana perpindahan fungsi yang menjadikan GSI mempunyai peranan penting dalam menghadapi peradaban dan budaya pada masa ke masa, manfaat penelitian ini adalah dapat memberi wawasan tentang warisan budaya yang terjaga nilai-nilai sejarahnya dan menghargai bangunan cagar budaya. Hasil dari penelitian ini adalah didapati pergeseran fungsi yang sangat luas dengan lintas generasi, awalnya GSI digunakan untuk kepentingan politik, perjuangan kemerdekaan, sosial kemasyarakatan dan baru-baru ini berfungsi sebagai tempat kebudayaan beberapa seniman. Gedung ini dapat dikatakan gedung serbaguna dan merupakan gedung pusat perencanaan strategi baik dalam politik, sosial dan budaya yang ada. Kata kunci: Gedung Sarekat Islam, pergeseran fungsi, sejarah, desain budaya.
Tipologi Arsitektur Islam pada Masjid Ratih Dian Saraswati; L. M. F. Purwanto; Robert Rianto Widjaja
Local Engineering Vol. 2 No. 1 (2024): June
Publisher : CV. Gio Architect

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59810/lejlace.v2i1.88

Abstract

Dalam kehidupan umat Islam, masjid memiliki arti yang penting jika dilihat dari sejarahnya, ini karena sejak jaman masa Rasulullah SAW, masjid telah manjadi pusat utama dari seluruh aktivitas umat muslim pada generasi pertama. Bangunan seni arsitektur Islam yang berfungsi sebagai peradaban Islam dan pusat penyebaran dakwah adalah bangunan masjid. Bangunan tersebut jika ditinjau dari segi arsitektur Islamnya memiliki ragam, bentuk estetika, corak dan falsafah yang tinggi. Sejak kemunculan masjid, masjid tidak hanya sekedar untuk tempat peribadatan atau tempat sujud umat muslim namun tetap multifungsi. Pada saat masa Rasulullah SAW, masjid juga sebagai kegiatan ekonomi, politik dan pendidikan. Maka Tipologi Arsitektur Islam yang akan menjadi dasar penelitian utama meliputi desain dan struktur bangunan. Penelitian ini akan diawali dengan kajian tentang fungsi yang sebagai dasar pembentuk arsitektur. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan metode deskriptif kualitatif dan metode komparatif. Dalam metode analisis penelitian kualitatif, hasil analisisnya tidak bergantung pada jumlah, namun data yang telah dianalisis berupa berbagai pandangan. Penelitian yang dilakukan berupa kegiatan penyusunan data, pengumpulan data dan analisis data. Metode komparatif adalah dengan menggunakan data yang terkumpul kemudian diidentifikasi dan dianalisa serta dibandingkan untuk memperoleh gambaran yang cukup lengkap mengenai tipologi yang ada, meliputi orientasi arah kiblat, bentuk denah dan ruang, bentuk geometri, dan fasad.