Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Formula Media Kultur Endosperm Jeruk Hasil Persilangan Antarklon Siem dengan Keprok dan Jeruk Besar Sunyoto Sunyoto; Sudarmadi Poernomo; Makful Makful
Jurnal Hortikultura Vol 20, No 4 (2010): Desember 2010
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v20n4.2010.p%p

Abstract

ABSTRAK. Pembentukan hibrida triploid renyah tanpa biji pada tanaman jeruk tipe keprok dapat dilakukan melaluikultur endosperm. Komposisi media yang tepat pada setiap tahapan kultur endosperm sangat menentukan keberhasilanpembentukan hibrida tersebut. Komposisi media induksi kalus sampai regenerasi jaringan endosperm jeruk belumbanyak diketahui. Penelitian bertujuan memperoleh formula media in vitro terbaik untuk pertumbuhan dan regenerasikalus endosperm jeruk hasil persilangan antarklon siem dengan keprok dan jeruk besar. Tanaman yang dihasilkandari kultur tersebut diharapkan menjadi kandidat varietas jeruk unggul baru yang mempunyai sifat buah tanpa bijidan berdaging buah renyah. Percobaan dilakukan di Laboratorium Kultur Biak Pemuliaan dan Plasma Nutfah BalaiPenelitian Tanaman Buah Tropika Solok. Penelitian menggunakan analisis diskriptif yang terdiri atas dua tahapkegiatan yang dilakukan mulai bulan Januari 2005 sampai dengan Januari 2006. Kegiatan pertama ialah produksikalus menggunakan media dasar MurashigeTungker (MT) dengan tiga formula. Kegiatan kedua yaitu regenerasikalus menggunakan media dasar MT dan Murashige Skoog (MS) dengan enam formula media. Hasil percobaanmenunjukkan bahwa media M3 = MT + 5 ppm BAP + 2 ppm 2,4-D + 500 ppm CH + 0,5 ppm KT + 500 ppm ME,merupakan formula media inisiasi kalus yang terbaik. Formula media tersebut mampu menginisiasi terbentuknya kaluslebih cepat, menginduksi kalus yang lebih banyak, kekompakan struktur kalus baik, dan berwarna hijau. Formulamedia regenerasi yang terbaik ialah R3 = MT + 0,25 ppm BAP + 2 ppm GA3 + 500 ppm CH + 40 ppm Ads. Mediatersebut mampu mendukung terbentuknya tunas lebih panjang, jumlah daun, jumlah tunas, dan peningkatan jumlahakar dibandingkan persilangan lainnya. Kalus endosperm hasil persilangan intervarietas siem x keprok Dancy, dansiem x keprok Cina Konde merupakan kalus terbaik untuk diregenerasikan.ABSTRACT. Sunyoto, S. Purnomo, and Makful. 2010. Media Formula for Citrus Endosperm Culture ofHybridization between Clones of Tangerine and Clones of Mandarin and Pummelo. Formation of triploid hybridsof crunchy seedless mandarin types of citrus can be established through the induction of endosperm culture. Thecomposition of appropriate media at each stage of endosperm culture determines the success of teh hybrid production.The media compositions of callus of endosperm induction and its regeneration have not been known yet so far. Theaim of this research was to determine the best formula of in vitro medium to induce and regenerate endosperm callusof citrus hybrids. Plantlets produced from the culture were expected to be new superior varieties bearing seedlessand crispy fruits. Research was carried out in the Tissue Culture Breeding and Germplasm Laboratory, IndonesianTropical Fruits Research Institute from January 2005 to January 2006. Discriptive analysis was used in this research.The research composed of consecutive activities.The first activity was to produce callus using basic medium MT(MurashigeTungker) with three medium composition treatments, and the second one, was to regenerate embryoidcallus using MT and MS medium with six medium compositions. The results showed that medium of M3 = MT +5 ppm BAP + 2 ppm 2.4-D + 500 ppm CH + 0.5 ppm KT + 500 ppm ME was the best formula for callus initiation.This medium initiated faster growth of callus and gave higher percentage of callus formation that was more compactin structure, and green in color, than other tested media. The best medium for regeneration of embryoid callus wasR3 = MT + 0.25 ppm BAP + 2 ppm GA3 + 500 ppm CH + 40 ppm Ads. This medium increased the length of shoots,the number of leaves, shoots, and roots more than the other media. Endosperm calli produced from hybridizationintervarieties of tangerine x mandarin Dancy and tangerine x mandarin Cina Konde were the best calli for regeneration
Daya Gabung dan Aksi Gen pada Karakter Buah dan Hasil dari Populasi Setengah Dialel Lima Genotipe Pepaya (Carica papaya L.) Tri Budiyanti; Sobir Sobir; Desta Wirnas; Sunyoto Sunyoto
Jurnal Hortikultura Vol 25, No 4 (2015): Desember 2015
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v25n4.2015.p278-293

Abstract

Salah satu masalah dalam perakitan varietas hibrida, yaitu memilih tetua yang mempunyai daya gabung tinggi. Untuk menghasilkan hibrida F1 pepaya dengan kualitas dan produksi yang tinggi diperlukan informasi daya gabung yang tinggi antartetua.  Penelitian bertujuan mengetahui daya gabung umum (DGU) dan daya gabung khusus (DGK) untuk mendukung program perbaikan genetik varietas pepaya. Pendugaan DGU dan DGK  menggunakan populasi setengah dialel lima genotipe pepaya. Lima tetua pepaya yang dipergunakan, yaitu BT2, Carmina, Dampit, Carmida, and Merah Delima. Penelitian  menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter  bobot buah, panjang buah, dan kekerasan daging dikendalikan oleh aksi gen aditif. Tetua Dampit  dapat dipilih sebagai tetua dengan DGU terbaik untuk karakter tersebut. Karakter tebal daging, PTT, jumlah buah, produksi per pohon, dan persentase buah cacat dikendalikan oleh aksi gen nonaditif karena efek DGK dan ragam nonaditif lebih besar daripada efek DGU dan ragam aditif. Hibrida Carmina x Carmida  mempunyai  nilai DGK dan rata-rata yang tinggi untuk karakter tebal daging dan PTT. Hibrida BT2 x Dampit, Carmina x Dampit, Dampit x Merah Delima, dan Dampit x Merah Delima  mempunyai DGK dan rerata yang tinggi untuk karakter produksi per pohon. Pasangan kombinasi hibrid F1 tersebut dapat berpotensi untuk  dipilih sebagai varietas unggul  hibrida pepaya dengan keunggulan produksi buah yang tinggi. Calon varietas unggul baru pepaya tersebut   dapat dikembangkan di masyarakat sehingga akan meningkatkan produksi pepaya di Indonesia.
Keragaman genetik, fenotip dan heritabilitas beberapa genotip sorghum pada kondisi tumpangsari dan monokultur Kukuh Setiawan; Rafika Restiningtias; Setyo Dwi Utomo; Ardian Ardian; M S Hadi; Sunyoto Sunyoto; Erwin Yuliadi
Jurnal Agro Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/4568

Abstract

Selain sebagai bahan pangan dan pakan, sorgum berpotensi menghasilkan nira untuk bioethanol. Beragamnya potensi hasil nira, mendorong perlunya evaluasi keragaan berbagai genotip sorgum untuk digunakan sebagai kriteria seleksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi produksi nira, membandingkan keragaman genetik dan fenotip pada beberapa genotip sorgum, serta menghitung heritabilitas arti luas. Penelitian dilaksanakan di Desa Sukanegara, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan dari April 2017 sampai Februari 2018.  Rancangan perlakuan disusun secara strip plot dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan tiga ulangan yang digunakan sebagai kelompok.  Kondisi tumpangsari dan monokultur yang digunakan sebagai pembanding disusun secara strip plot. Sebanyak 15 genotip digunakan, yaitu GH 3, GH 4, GH 5, GH 6, GH 7, GH 13, Super 1, Super 2, Samurai 1, UPCA, Numbu, Mandau, Talaga Bodas, P/IWHP, dan P/F 5-193-C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotip Talaga Bodas mempunyai kandungan nira yang cukup tinggi baik pada kondisi tumpangsari maupun monokultur yang masing-masing sebesar 144,0 ml dan 166,0 ml.  Sementara genotip Super 1 menunjukkan kandungan nira paling tinggi pada kondisi tumpangsari (163,0 ml) dan genotip GH13 menghasilkan volume nira paling tinggi pada sistem monokultur (183,0 ml). Nilai heritabilitas arti luas pada tinggi tanaman, nilai brix, kandungan nira, dan jumlah ruas pada sistem tanam tumpangsari dan monokultur termasuk dalam kriteria tinggi (0,6-0,9). Nilai heritabilitas yang tinggi pada karakter tersebut menunjukkan bahwa faktor genetik lebih berpengaruh sehingga bisa digunakan sebagai kriteria seleksi.ABSTRACT In addition to foodstuffs and feed, sorghum potentially produces “nira” for bioethanol. The varying potency of the nira results, prompting the need to evaluate the performance of various sorghum genotypes for use as selection criteria. The objectives of this study were to evaluate nira production, to compare genetics and phenotype variances of sorghum genotypes, also to calculate broad sense heritability of some sorghum genotypes.  This study was conducted at Desa Sukanegara, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan from April 2017 to February 2018.  The experiment was designed by stripe plot in completely randomized block design with three replications used as block. The conditions of monoculture and intercropping used as comparison were arranged in stripe plot.  As many as 15 genotypes used in this study i.e. GH 3, GH 4, GH 5, GH 6, GH 7, GH 13, Super 1, Super 2, Samurai 1, UPCA, Numbu, Mandau, Talaga Bodas, P/IWHP, and P/F 5-193-C. The result showed that Talaga Bodas genotype had high volume of nira content under monoculture and intercropping conditions as 144.0 ml and 166.0 ml, respectively. However, Super 1 genotype had high nira content (163.0 ml) under intercropping condition and GH13 genotype had high nira content under monoculture (183.0 ml). Broad sense heritability of plant height, brix value, nira content, and internode number in both intercropping and monoculture conditions was high (0.60 – 0.90).  These high heritability values mean that these characters are influenced by genetics factor and could be used as selection criteria.
Kajian Bahan Ajar Mata Kuliah Teori Mesin Listrik dan Relevansinya dengan Kurikulum 2009 Ahmad Sujadi; Sunyoto Sunyoto
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol 22, No 1 (2014): (Mei)
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.987 KB) | DOI: 10.21831/jptk.v22i1.8846

Abstract

The objectives of this study were: (1) to examine the relevance of the teaching materials applied in the subject of Electrical Machines Theories related to the 2009 curriculum syllabus; (2) to reorganize thematerials delivered to the students based on the time management. The approach utilized in this study was content analysis. In this study, the explicit description of the study process was crucial. To assess the teaching materials that had been arranged and would be rearranged based on the time management the data resulted from documentation, observation, and interviews was required. It was carried out to complete the data for the handbook of Electrical Engineering Theories. The results revealed that the materials in the handbook are mostly relevant to the 2009 curriculum, but the time management needs to be reviewed. Theeliminated materials will be included in independent assignments or other relevant subjects.
AKUMULASI BAHAN KERING BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA (Zea mays L.) YANG DITUMPANGSARIKAN DENGAN UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz) Ragil Alsabah; Sunyoto Sunyoto; Kuswanta Futas Hidayat; Muhammad Kamal
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (40.147 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i3.2068

Abstract

Sistem tumpangsari jagung dengan ubikayu merupakan cara untuk mengoptimalisasi penggunaan lahan.Bahan kering tanaman merupakan ukuran yang paling sering digunakan untuk menggambarkan dan mempelajari pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk: 1). mengetahui akumulasi bahan kering tanaman jagung yang ditanam secara monokultur dan tumpangsari dengan ubikayu, 2). mengetahui akumulasi bahan kering beberapa varietas jagung hibrida dalam sistem tumpangsari dengan ubikayu. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan BPTP, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Ilmu Tanaaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada bulan November 2012 sampai Maret 2013. Perlakuan disusun secara faktorial dengan petak terbagi dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 ulangan.Petak utama adalah pola pertanaman tumpangsari dan monokultur, sedangkan anak petak adalah varietas tanaman jagung yang terdiri atas P27, DK77, DK85, DK95 dan NK22. Petak percobaan yang digunakan pada penelitian ini berukuran 4 x 3,2 m. Data dianalisis dengan ANOVA dan perbedaan nilai tengah perlakuan ditentukan dengan uji beda nyata jujur pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akumulasi bahan kering tanaman jagung yang ditanam secara monokultur dan tumpangsarimenunjukkan perbedaan secara nyata; bahan kering pada tanaman jagung secara monokultur memiliki nilai yang lebih besar daripada tanaman yang dibudidayakan secara tumpangsari. Sebagian bahan kering diakumulasikan pada biji diikuti batang,daun, akar, tongkol, kelobot dan malai. Akumulasi bahan kering pada beberapa varietas jagung yang ditanam secara tumpangsari menunjukkan perbedaan tidak nyata. Namun demikianvarietas NK22 menunjukkan akumulasi bahan kering yang paling besar dibandingkan dengan varietas DK85, DK77, DK95 dan P27.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KECAMATAN GUNUNGPATI MELALUI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS, KUALITAS, DAN DIVERSIFIKASI PRODUK PASCA PANEN Rosidah Rosidah; Henry Ananta; Sunyoto Sunyoto
Jurnal Abdimas Vol 19, No 2 (2015): December 2015
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/abdimas.v19i2.4715

Abstract

Kegiatan KKN-PPM ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui peningkatan produktivitas, kualitas, dan diversifikasi produk pasca panen. Sasaran kegiatan adalah masyarakat di empat kelurahan di kecamatan Gunungpati, yaitu Sukorejo, Kalisegoro, Mangunsari, dan Ngijo. Kegiatan ini melibatkan 68 mahasiswa dari berbagai program studi dan dibimbing oleh tiga dosen pembimbing lapangan (DPL). Kegiatan dimulai pada bulan Agustus hingga Desember 2014. Hasil kegiatan KKN-PPM antara lain adalah1) dihasilkan produk unggulan pada empat kelurahan yang menjadi sasaran kegiatan, yaitu brownies singkong di Kel. Sukorejo, sirup jahe di Kel. Kalisegoro, abon lele di Kel. Mangunsari, dan telur asin di Kel. Ngijo, 2) Pada semua produk yang dihasilkan telah diberi kemasan dan telah dilakukan promosi dan pemasaran, 3) Telah berhasil dibentuk lima Kelompok Pelaku Usaha Mikro (KPUM), yaitu “Sukma” di Kel. Sukorejo, “Sembodo” di. Kel Kalisegoro, “Mangunsari Mandiri” di Kel. Mangunsari, dan “Ngijo Sejahtera” dan “Ngijo Sentosa” di Kel. Ngijo, 4) Produk makanan/minuman yang dibuat telah diajukan/didaftarkan untuk mendapatkan No. P-IRT dari dinas Kesehatan Kota Semarang, dan 5) Kepada semua Kelompok PUM telah diberikan bantuan mesin/peralatan produksi untuk mendukung kelancaran usaha serta telah diajukan bantuan mesin/peralatan ke Bapermas yang akan direalisasikan tahun 2015.Kata kunci: pemberdayaan, produktivitas, kualitas, diversifikasi, pasca panen
PENERAPAN IPTEK UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PRODUK OLAHAN IKAN MENUJU PASAR EKSPOR Sunyoto Sunyoto; Atiek Zahrulianingdyah; Indah Anisykurlillah
Jurnal Abdimas Vol 22, No 1 (2018): June 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/abdimas.v22i1.15636

Abstract

Tujuan kegiatan ini adalah untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi UKM Mitra yang bergerak di bidang usaha pengolahan ikan sehingg dapat bersaing di pasar ekspor, terutatama di kawasan Asean.   Terdapat dua mitra kegiatan, yaitu CV.  Home  Industri  Milkfish  New  Istichomah  (UKM  1)  dengan  produk  utama bandeng presto  dan UD. Ananda Jaya Industry (UKM 2) dengan produk utama ikan crispy. Permasalahan yang akan ditangani mencakup beberapa aspek, antara lain produksi/kuantitas, kualitas, kontinuitas, manajemen usaha, dan pemasaran. Pada tahun pertama kegiatan IbPE telah dihasilkan beberapa luaran terutama terkait aspek produksi, seperti panci presto LTHPC, tungku penggorengan, renovasi dapur/tempat produksi,  pelatihan  HACCP,  pengembangan  resep  baru,  dan  analisis  proksimat. Selain aspek produksi juga ditingkatkan aspek manajemen usaha dan pemasaran, antara lain melalui pelatihan ekspor, pendampingan manajemen usaha, mengikuti pameran, dan pembuatan web site. Melalui beberapa luaran pada tahun I diharapkan dapat dijadikan pondasi dalam pengembangan usaha dengan titik berat pemasaran produk ekspor pada tahun kedua.