Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Journal Industrial Servicess

EVALUASI SUPPLIER KEMASAN DUS DENGAN MENERAPKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT INNOVATION) Sri Lestari; Choirul Fauzi
Journal Industrial Servicess Vol 4, No 2 (2019): Maret 2019
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.886 KB) | DOI: 10.36055/jiss.v4i2.5153

Abstract

PT. Innovation adalah perusahaan kosmetik lokal yang berlokasi di Tangerang. Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada supply barang kemasan dus pada PT. Innovation adalah dikarenakan barang dari supplier kondisinya reject, kesulitan dalam hal penawaran harga, dan ketidaktepatan pengiriman. Hal ini yang mendasari dilakukannya kegiatan penilaian supplier. Penilaian supplier merupakan salah satu hal yang penting dalam aktivitas pembelian bagi perusahaan terutama untuk mengetahui kinerja supplier selama ini. Penilaian supplier merupakan masalah multi kriteria yang meliputi faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif. Salah satu metode yang bisa digunakan untuk penilaian supplier adalah metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Pembobotan dilakukan terhadap enam kriteria, yaitu kualitas, pengiriman, harga, kemampuan produksi, pelayanan, dan karakteristik supplier. Dari hasil perhitungan dengan metode AHP diperoleh bobot prioritas I kualitas (0,33486),prioritas II pengiriman (0,24696), prioritas III kemampuan produksi (0,18055), prioritas IV pelayanan (0,09461), prioritas V harga (0,08411), dan prioritas VI karakteristik supplier (0,05892). Dari hasil penilaian tingkat kepentingan alternatif dalam penilaian supplier menghasilkan skala prioritas/bobot sebagai berikut: prioritas I supplier B (6,15732), prioritas II supplier C (4,50629), prioritas III supplier A (4,33640). 
Pengendalian kualitas produk compound AT-807 di plant mixing center dengan metode six sigma pada perusahaan ban di Jawa Barat Sri Lestari; Mochamad Hasan Junaidy
Journal Industrial Servicess Vol 5, No 1 (2019): Oktober 2019
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4168.157 KB) | DOI: 10.36055/jiss.v5i1.6510

Abstract

Kualitas adalah target utama dalam pembuatan suatu produk. kualitas produk yang dihasilkan adalah cerminan keberhasilan perusahaan dimata konsumen. Pengendalian kualitas perlu dilakukan dikarenakan kualitas memiliki tujuan untuk menjaga, mengarahkan, mempertahankan, dan meningkatkan kualitas produk agar tetap sesuai dengan standart yang telah ditetapkan. Perusahaan ban di jawa barat sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi berbagai jenis ban kendaraan bermotor, mobil, maupun bus dan truck di Indonesia. yang dihasilkan disebarkan ke banyak daerah di Indonesia maupun di Mancanegara. yang berada di Tangerang- Banten. Metode peningkatan kualitas salah satunya adalah Six Sigma . Six Sigma memiliki fokus pada mengurangi tingkat cacat, dengan mencapai standar 3,4 cacat perjuta peluang, Six Sigma memiliki 5 fase, Define, Measure, Analyze, Improvement dan Control (DMAIC). Pada penelitian ini, Si x Sigma di terapkan di bagian plant mixing center yang memproduksi compound AT- 807, dengan tujuan untuk menganalisis pengendalian kualitas dan meningkatkan kualitas dengan cara mengatasi dan mengurangi banyaknya cacat yang timbul sehingga diharapkan adanya perbaikan pada produk yang dihasilkan. P erubahan yang sangat jelas terjadi dari sebelum perbaikan dan sesudah perbaikan yang dapat peneliti rasakan dengan adanya perbaikan ini perusahaan dapat menghemat pengeluaran reject compound yang sebelumnya perusahaan dapat rugi dengan kisaran nominal uang sebesar 6,6 Milyar dan dengan adanya perubahan perbaikan ini perusahaan dapat mengehamat biaya reject dengan sebesar 4,9 Milyar menjadi 1,7 Milyar, dan adanya perubahan perbaikan ini jumlah reject berkurang, dari yang rata- rata reject sebanyak 1910 batch dapat ditekan menjadi 481 batch.