Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Sinkronisasi Estrus dan Inseminasi Buatan Menggunakan Semen Cair Hasil Sexing pada Sapi Bali Induk Yang Dipelihara dengan Sistem yang Berbeda (Oestrus Syncronization and Artificial Insemination using Sexing Semen from Bali’s Cattle with Different Management System ) Takdir Saili; La Ode Baa; La Ode Arsad Sani; Syam Rahadi; I Wayam Sura; Febiang Lopulalan
Jurnal Ilmu Ternak Vol 16, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.608 KB) | DOI: 10.24198/jit.v16i2.11576

Abstract

Sinkronisasi estrus umumnya diterapkan dalam program inseminasi buatan untuk memicu  terjadinya  estrus  sekelompok    sapi  disinkronkan  dalam  efektifitas  time.The  sama PGF2α  dalam  sinkronisasi  estrus  dan  kemampuan  sperma  bergender  untuk  menginduksikehamilan pada sapi bali dievaluasi dalam hal ini belajar. Empat puluh ekor sapi digunakan dimana 20 ekor sapi yang disimpan di bawah managementwhile intensif yang lain 20 sapi yang disimpan di bawah manajemen semifinal intensif. Semen dikumpulkan dari banteng bali dan sexing sperma menggunakan metode Colum albumin dilakukan untuk menghasilkan sperma bergender.   semen   segar   dan   sperma   bergender   dievaluasi   sebelum   inseminasi   untuk menginduksi kehamilan pada sapi bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 100% dari sapi menunjukkan estrus tanda dengan kualitas estrus berkisar antara 2,84 untuk sapi di bawah manajemen yang intensif dan 2,88 untuk sapi di bawah manajemen semi intensif. Tingkat tidak kembali juga tinggi yaitu 95% untuk sapi di bawah manajemen intensif dan 80% untuk sapi di bawah manajemen semi intensif. Sementara layanan per konsepsi hanya 1,15 untuk sapi di bawah manajemen intensif dan 1,20 untuk sapi di bawah manajemen semi intensif. Akhirnya, disimpulkan bahwa semua sapi memiliki respon yang baik untuk PGF2α untuk memicu estrus dan 95% dari sapi di bawah manajemen intensif  dan 80% dari sapi di bawah manajemen setengah intensif diprediksi pregnantbased pada tingkat non pulang pada hari 21 setelah inseminasi buatan dengan baik S / C.Kata kunci: sinkronisasi, sexing, sapi bali, intensif, semi intensif
KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOERAWA DAN KAMBING KACANG PADA PENGGUNAAN TRIS-KUNING TELUR YANG BERBEDA Rahmiyanti Ismet Inonie; La Ode Baa; Takdir Saili
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 3, No 1 (2016): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.815 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v3i1.1070

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh interaksi antara bangsa kambing dan konsentrasi pengencer Tris-Kuning Telur terhadap kualitas spermatozoa. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pola Faktorial dengan 2 faktor x 4 perlakuan dengan 4 ulangan.  Faktor pertama adalah jenis kambing, yaitu kambing Kacang (K1) dan kambing Burawa (K2) sedang Faktor kedua adalah pengencer Tris-Kuning Telur yang terdiri atas 4 (empat) konsentrasi kuning telur yang berbeda yaitu 5% (P1), 10% (P2), 15% (P3) dan 20% (P4). Parameter yang diukur adalah evaluasi kualitas semen segar secara makroskopis kambing Burawa dan kambing Kacang terdiri atas  : volume, warna, bau dan derajat keasaman (pH) dan secara mikroskopis  terdiri atas : gerak massa, konsentrasi, persentase spermatozoa hidup, persentase motilitas dan persentase membran plasma utuh.  Hasil  penelitian  menunjukan karakteristik semen segar kambing Boerawa dan kambing Kacang kualitasnya hampir sama. Interaksi perlakuan bangsa kambing dan konsentrasi pengencer Tris-Kuning Telur tidak berpengaruh nyata terhadap kualitas spermatozoa kambing.Faktor konsentrasi pengencer Tris-Kuning Telur secara mandiri tidak berpengaruh nyata terhadap kualitas spermatozoa kambing. Rataan persentase membran plasma utuh spermatozoa kambing Kacang nyata lebih baik dibandingkan kambing Boerawa setelah pengenceran. Penurunan persentase motilitas spermatozoa selama 4 hari penyimpanan pada suhu 3-5oC lebih rendah pada kambing Kacang dibandingkan pada kambing Boerawa. Konsentrasi pengencer Tris-Kuning Telur 10% mampu mempertahankan motilitas spermatozoa kambing lebih baik dibandingkan konsentrasi pengencer yang lain,konsentrasi pengencer Tris-Kuning Telur 15% mampu mempertahankan persentase MPU spermatozoa dibandingkan konsentrasi yang lain selama 4 hari penyimpanan pada suhu 3-5oC.Kata kunci : Kualitas spermatozoa, kambing Burawa, kambing Kacang,  pengencer TRIS. 
Efektivitas Sinkronisasi Estrus dan Fertilitas Spermatozoa Hasil Sexing pada Sapi Bali di Sulawesi Tenggara (EFFECTIVENESS OF ESTRUS SYNCHRONIZATION AND SPERMATOZOA FERTILITY RESULTS OF SEXING ON BALI CATTLE IN SOUTHEAST SULAWESI) Takdir Saili; La Ode Nafiu; La Ode Baa; Syam Rahadi; Astriana Napirah; Syamsuddin Syamsuddin; I Wayan Sura; Febiang Lopulalan
Jurnal Veteriner Vol 18 No 3 (2017)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.005 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2017.18.3.353

Abstract

Estrus synchronization is one of the reproduction technology applied in the cows that aim to induce estrus of some cows to occur in the same time. In this research, all cows expressing estrus would be inseminated using sexed sperm that produced using column albumen method. Sexing sperm technology could be applied to produce the desired sex of calf. Effectivity of chilled sexed sperm to produce the desired sex of calf was evaluated in this research. Sixty three bali cows divided into 2 groups of ages (3-4 yo. and 5- 6 yo.) were used and performed synchronization using Capriglandin (PGF2a) hormone prior to application of artificial insemination with chilled sexed sperm. Variable measured were success rate of synchronization, estrus post synchronization, estrus quality, non return rate, conception rate and calving rate. The results showed that 62.90% of cows showed estrus following synchronization, estrus post synchronization occurred at 71.73 hours following synchronization, and estrus quality was 2.5%. There were 82.54% of inseminated cows was predicted to be pregnant after first insemination using chilled sexed sperm. However, only 73.02% could maintain the pregnancy up to calving. Whereas 78.26 % of newborn calf was male calf. Finally, it was concluded that PGF2a was effective to trigger estrus in bali cows, while sexed sperm still had good fertility and the sex of newborn calf was 78,26% confirmed the prediction. ABSTRAK Sinkronisasi estrus merupakan salah satu teknologi reproduksi yang diterapkan pada ternak sapi betina dengan tujuan untuk mendapatkan sejumlah ternak yang estrus secara bersamaan. Pada penelitian ini ternak yang mengalami estrus tersebut diinseminasi menggunakan spermatozoa yang telah melalui proses sexing menggunakan metode kolum albumen. Teknologi sexing spermatozoa memungkinkan untuk mengatur kelahiran anak ternak sesuai jenis kelamin yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas penggunaan semen cair hasil sexing dalam memproduksi anak sapi dengan jenis kelamin yang diinginkan. Sapi bali induk sebanyak 63 ekor yang dibagi ke dalam dua kelompok, umur 3-4 tahun dan 5-6 tahun digunakan sebagai akseptor pada penelitian ini. Sebelum inseminasi buatan (IB) dilakukan, semua sapi akseptor disinkronisasi menggunakan hormon Capriglandin (PGF2a). Variabel yang diamati adalah keberhasilan sinkronisasi, estrus pascapenyerentakan birahi, kualitas estrus, non return rate, conception rate dan calving rate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 62,90% sapi mengalami estrus setelah sinkronisasi dengan rataan waktu munculnya estrus 71,73 jam dan kualitas estrus 2,5. Sapi yang diprediksi bunting setelah inseminasi pertama dengan semen hasil sexing mencapai 82,54%. Jumlah sapi yang mampu mempertahankan kebuntingan hingga melahirkan hanya 73,02% dengan persentase jumlah anak sapi jantan yang dilahirkan mencapai 78,26%. Simpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah PGF2a cukup efektif merangsang munculnya estrus pada sapi bali induk dan spermatozoa hasil sexing masih mempunyai daya fertilitas yang cukup baik dengan tingkat kesesuaian jenis kelamin anak sapi yang dilahirkan mencapai 78,26%.
POTENSI PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN TERNAK KAMBING KACANG DESA WAJOGU KECAMATAN LAKUDO KABUPATEN BUTON TENGAH La Ode Baa; Amiluddin Indi; Sri Rejeki
JURNAL PengaMAS Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS KHAIRUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/pengamas.v1i1.708

Abstract

Desa Wajogu Kecamatan Lakudo Kabupaten Buton Tengah adalah salahsatu lokasi yang memiliki populasi kambing kacang terbesar di kabupaten ButonTengah Sulawesi Tenggara, sebagian besar penduduknya berprofesi sebagaipeternak kambing. Tujuan pemeliharaan umumnya hanya untuk mendapatkananak (produksi daging) sehingga potensi lain dari kambing kacang seperti limbahbelum termanfaatkan. Pola pemeliharaan masih tergolong intensif terbatas, belumada penyediaan pakan secara khusus dalam bentuk kebun hijauan, peternak belummelakukan pengawetan pakan untuk persedian musim kemarau, peternak belummelakukan penanganan ternak sakit secara khusus, limbah ternak kambing (urin,feses dan sisa pakan) belum termanfaatkan dan diolah untuk mengurangi polusidan pencemaran.Apabila potensi peternakan kambing kacang yang ada di lokasi mitra dapatdioptimalkan maka peternak bisa memperoleh penghasilan tambahan dalamrangka peningkatan ekonomi rumah tangga peternak. Oleh karena itu perludilakukan penguatan pengetahuan dan inovasi teknologi, solusi yang dapatditawarkan dalam pengabdian ini adalah peningkatan presepsi dan pengetahuanpeternak tentang potensi ternak kambing kacang, manajemen ternak kambingkacang, manajemen kesehatan, manajemen pakan, selain itu perlu peningkatanskill atau kemampuan peternak dalam membuat diversifikasi produk pengawetanpakan dan pengolahan limbah.