Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Sesebanua

STUDI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PENYAKIT DIABETES MELITUSDI RSUD LIUNKENDAGE TAHUNA Citra Anggreny Nabu; Iswanto Gobel
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.433 KB)

Abstract

Diabetes Melitus (DM) memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih merupakan kumpulan gejala yang timbul dari seseorang yang disebabkanoleh adanya peningkatan glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolute maupun relatif. Menurut laporan WHO, Indonesia menempati urutan keempat terbesar dari jumlah penderita diabetes mellitus dengan prevalensi 8,6 persen dari total penduduk sedangkan posisi urutan diatasnya yaitu India, China dan Amerika Serikatdan WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Senada dengan WHO, International Diabetes Foundation (IDF) padatahun 2009 memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM dari 7 juta pada tahun 2009 menjadi 12 juta pada tahun 2030. PadaTahun 2012 data dari RSUP. Kandou Manado di dapatkan jumlah penderita penyakit diabetes mellitus berjumlah 17,3 persen. Tujuan Penelitian adalah diketahuinya gambaran penerapan asuhan keperawatan pada pasien penyakit diabetes melitus di RSUD Liunkendage Tahuna. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif, dengan pendekatan serial kasus, sampel dalam penelitan ini sebanyak 18 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluhan utama terbanyak yaitu lemah badan berjumlah 18 orang, riwayat penyakit dahulu terbanyak yaitu hipertensi 14 orang, riwayat penyakit keluarga terbanyak yaitu diabetes mellitus 17 orang, 11 pola gordon yang paling bermasalah yaitu pola persepsi sebanyak 18 orang dan pola nutrisi dan metabolic sebanyak 18, pola eliminasi sebanyak 10 orang, diagnosa keperawatan yang sering muncul yaitu pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, perfusi, dan kelelahan sebanyak 14 orang.
STUDI PENATALAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTERMI DI RUANG RAWAT INAP BLUD RSD LIUN KENDAGE TAHUNA Vinny A. Kahine; Iswanto Gobel
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.816 KB)

Abstract

Tindakan mandiri merupakan rangkaian tindakan yang dapat dilakukan oleh perawat dalam mengatasi masalah pasien dan berdasarkan aspek legal etis mendapatkan perlindungan berdasarkan perundang-undangan. Dalam mengatasi masalah Hipertermia banyak tindakan mandiri perawat yang dapat dilakukan, Namun fenomena dilapangan saat ini perawat cenderung mengabaikan tindakan dimaksud, mereka justru hanya mengandalkan tindakan kolaboratif, perawat merasa tidak percaya diri dengan ilmunya sehingga merasa tindakan mandiri keperawatan seolah-olah tidak dapat menyelesaikan masalah pasien. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni deskriptif dengan pendekatan serial kasus yang bertujuan untuk mengetahui gambaran penatalaksanan keperawatan pada pasien hipertermi di BLUD RSD Liun KendageTahuna. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dengan keluhan hipertermi yang dirawat di Ruangan Anggrek, Boegenvile, Crisant, Dahlia, dan Edelweis BLUD RSD Liun Kendage Tahuna sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling yakni seluruh pasien yang dirawat dengan masalah keperawatan hipertermi sejak tanggal 12 s/d 26 mei 2017 sebanyak 30 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa penatalaksanaan tindakan keperawatan pada pasien hipertermi diruang rawat inap BLUD RSD Liun Kendage tidak dilakukan dengan sempurna (97 persen). Saran penulis kiraanya perawat dapat meningkatkan kemampuan hard maupun soft skill dalam proses keperawatan serta dapat meningkatkan pemberian tindakan mandiri terutama pada pasien dengan hipertermi.
GAMBARAN TINDAKAN KEPERAWATAN PENATALAKSANAAN NYERI BERRDASARKAN PERSEPSI PASIEN DI RUANG PERAWATAN BLUD RSU LIUN KENDAGE TAHUNA Asmita Aprilia Lumape; Iswanto Gobel; Ferdinand Gansalangi
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.753 KB) | DOI: 10.54484/jis.v2i1.167

Abstract

Nyeri merupakan fenomena yang ditemukan hampir disemua bidang keperawatan. Tanpa peduli keadaan, termasuk perawatan intensif neonatal, intra operative, home care, atau klinik, semua berhadapan dengan manajemen nyeri (White, 2011). Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual maupun potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (White, 2011). Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui penatalaksanaan nyeri berdasarkan persepsi pasien diruang perawatan BLUD RSU Liunkendage Tahuna. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang dirawat dengan keluhan nyeri di Ruang Perawatan Bougenvile, Chryzant, dan Edelweis BLUD RSU Liunkendage Tahuna, sedangkan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling yaitu semua klien yang mengalami keluhan nyeri di Ruang perawatan Bougenvile, Chryzant, dan Edelweis RSUD Liunkendage Tahuna. Hasil penelitian berdasarkan tindakan keperawatan, didapat tindakan yang sering dilakukan oleh perawat dalam mengatasi nyeri berdasarkan persepsi pasien didapatkan tindakan yang paling sering dilakukan adalah tindakan kolaborasi yaitu 30 responden dan tindakan yang jarang dilakukan adalah tindakan mandiri yaitu 17 responden yaitu 68 persen yang tidak melakukan. Kesimpulan dari penelitian didapatkan Hasil penelitian tentang Gambaran tindakan keperawatan Penatalaksanaan nyeri berdasarkan persepsi pasien di Ruang Perawatan BLUD RSU Liun Kendage Tahuna menunjukkan bahwa perawat lebih banyak melakukan tindakan kolaborasi.
USIA DAN RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA BERISIKO TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI KAMPUNG PETTA SELATAN Jelita Siska Herlina Hinonaung; Iswanto Gobel; Meistvin Welembutu; Conny Surudani
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.313 KB)

Abstract

salah satu problem masalah kesehatan utama di negara maju adalah penyakit jantung koroner (PJK). Setiap 40 detik terdapat 1 orang meninggal akibat PJK di dunia (AHA, 2017). Di Indonesia PJK menempati urutan pertama penyakit kardiovaskular. Prevalensi PJK di Indonesia sebesar 1,5 persen yang terdiagnosis. Di Sulawesi Utara prevalensi PJK sebesar 1,7 persen atau diperkirakan sebesar 11,892 orang. Tujuan: mengetahui usia dan riwayat penyakit keluarga berisiko terhadap kejadian penyakit jantung koroner. Metode: desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan besar sampel sebanyak 32 responden yang diambil secara simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berada pada kelompok umur 45-54 tahun sebanyak 14 responden (44 Persen), tidak ada riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung koroner sebanyak 28 responden (88 persen), tidak ada riwayat keluarga hipertensi sebanyak 20 responden (63 persen), tidak memiliki riwayat diabetes mellitus sebanyak 30 responden (30 persen). Kesimpulan: umur, riwayat keluarga penyakit jantung koroner, riwayat keluarga hipertensi, riwayat keluarga diabetes mellitus tidak berisiko terjadinya penyakit jantung koroner (PJK). Saran: perlu untuk memeriksakan diri secara teratur karena penyakit jantung koroner dapat menyebabkan kematian.
GAMBARAN KELUHAN PENYAKIT DEKOMPRESI PADA PENYELAM TRADISIONAL DI KAMPUNG SIMUENG KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE TAHUN 2017 Meylan L. W. Takalelumang; Meistvin Welembuntu; Iswanto Gobel
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.864 KB)

Abstract

Pada dasarnya nelayan penyelam tradisional yang sering disebut dengan nelayan kompresor yaitu penyelam yang menggunakan peralatan sangat terbatas. Potensi bahaya dapat dilihat juga dari perilaku nelayan yang bekerja tanpa memperhatikan aspek keselamatan (safety diving), keluhan yang sering terjadi antara lain rasa kesemutan pada daerah persendihan, gatal, keluar darah dari hidung bahkan dapat terjadi kelumpuhan (Navisah 2016). Metode yang digunakan dalam Penelitian ini ialah deskriptif dengan pendekatan survey pada 40 orang penyelam tradisional yang juga berprofesi sebagai nelayan di Kampung Simueng, Kabupaten Kepulauan Sangihe yang dilaksanakan selang bulan Mei 2017. Hasil penelitian menunjukan bahwa gejala ringan 35 persen dan berat 27 persen. Gejala ringan dialami berupa nyeri sendi, gatal – gatal, timbul bercak darah pada kulit dan kesemutan, adapun selain itu gejala berat yang dialami responden berupah pecah pembuluh darah, lumpuh, dan tuli. Kesimpulan dalam penelitian yakni sebagian responden mengalami gangguan akibat penyelaman, hal tersebut diakibatkan karena penyelam tidak mengikuti aturan serta standar penyelaman yang baik dan menurut para nelayan mereka belum pernah mendapatkan materi/penyuluhan tentang standar penyelaman oleh karena itu pelulis menyarankan kepada Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan pelatihan standar penyelaman kepada para Nelayan tersebut.
UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS PADA PASIEN STROKE DI RSD LIUN KENDAGE TAHUNA Intan Puspita Dolontelide; Iswanto Gobel; Jelita Siska Herlina Hinonaung
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stroke merupakan kondisi yang dapat memengaruhi jutaan orang di dunia, mengakibatkan keterbatasan fungsional kronis secara signifikan dan penurunan kualitas hidup penderita. Mobilisasi pada penderita stroke di rumah sakit tidak hanya dilakukan oleh petugas fisioterapi tetapi juga sebagai kewajiban seorang perawat. Tujuan: menggambarkan upaya pemenuhan kebutuhan mobilitas pada pasien stroke di RSD Liun Kendage. Metode: Deskriptif dengan pendekatan studi kasus di RSD Liun Kendage. Subyek studi kasus sebanyak 2 orang. Pengumpulan data dengan cara observasi, pemeriksaan fisik, rekam medik, dan wawancara. Hasil: Pasien I belum menunjukkan pemenuhan kebutuhan mobilitas, sedangkan pasien II menunjukkan pemenuhan kebutuhan mobilitas setelah dilakukan tindakan. Kesimpulan: Masalah gangguan pemenuhan kebutuhan mobilitas pada pasien stoke dapat teratasi setelah dilakukan asuhan keperawatan. Saran: Perawat diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal pada pasien stroke dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Stroke is a condition that can affect millions of people in the world, impact in significant chronic functional limitations and decreased quality of lives of sufferers. Mobilization of stroke patients in hospital were not only did by physiotherapists, but also as a nurse's duty. The aim of this reaseach to describe efforts to meet the mobility needs of stroke patients at Liun Kendage Hospital Tahuna. Method: Descriptive with a case study approach in Liun Kendage Hospital. The case of this study subjects were two people. Data collection were observation, physical examination, medical records, and interviews. Results: I (first) Patient have not shown the fulfillment of mobility needs, while II (second) patient showed the fulfillment of mobility needs after the action. Conclusion: The problem of impaired mobility needs in stoke patients can be resolved after nursing care. Suggestion: Nurses can improve the quality of optimal nursing care services in the stroke patients by following the development of science.
THE GAMBARAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN NYERI PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOKARD AKUT DI RSD LIUN KENDAGE TAHUNA Cynthia Makanaung; Iswanto Gobel; Meistvin Welembuntu
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gejala yang paling sering dirasakan oleh pasien dengan Infark Miokard Akut (IMA) adalah Nyeri dada. Nyeri dada merupakan salah satu keluhan yang paling banyak dijumpai di Rumah Sakit dan sangat menganggu serta menyulitkan seseorang. Tujuan Studi Kasus ini yaitu diketahuinya gambaran penerapan asuhan keperawatan kebutuhan rasa nyaman nyeri pada pasien IMA. Metode yang digunakan penulis adalah deskriptif yang berfokus pada kebutuhan rasa nyaman nyeri pada pasien infark miokard akut. Penelitian dilaksanakan di RSD liun Kendage Tahuna pada bulan April dan Mei 2018, instrumen yang digunakan yaitu pengkajian Keperawatan Medikal Bedah (KMB) dan pengkajian nyeri Numerik. Data dikumpulkan melalui wawancara, hasil Lab dan rekam medik pasien. Hasil yang didapatkan pada kedua pasien subjek studi kasus setelah dilakukan proses keperawatan yakni nyeri berkurang dari skali 7 menjadi skala 3. Kesimpulan: Semua proses keperawatan dapat dilaksanakan. Saran : Pasien dan keluarga terus melakukan teknik yang sudah diajarkan dalam mengatasi nyeri, untuk perawat agar lebih meningkatkan pelayanan yang ada terutama dalam tindakan mengatasi gangguan rasa nyaman nyeri dan untuk peneliti selanjutnya hasil karya ilmiah ini dapat dijadikan referensi serta acuan untuk dikembangkan. The most common symptom felt by patients with Acute Myocardial Infarction is chest pain. Chest pain is one of the most common complaints in hospitals, very disturbing and complicated. This study aimed to recognize the need for pain reliefs in patients with Acute Myocardial Infarction. The method used in this study was descriptive study which focuses on the need for pain relief in patients with acute myocardial infarction. The study was conducted at Public Hospital Liun Kendage Tahuna on April and May 2018, the instruments used were the Surgical Medical Nursing assessment and Numerical pain assessment. Data was collected through interviews, Lab results and patient medical records. The results obtained from the two patients after received the nursing care was the pain reliefs from scale 7 reduce to scale 3. Conclusions: All nursing processes could be implemented. Suggestion: Patients and families should continue for doing the techniques to reduce pain; The nurses should improve nursing services, especially in pain reliefs; and for further researchers the results of this study can be used as references and the basic knowledge for the development of the futher study.
HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI KAMPUNG PETTA SELATAN Jelita Siska Herlina Hinonaung; Iswanto Gobel; Meistvin Welembuntu; conny surudani
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di dunia setiap 40 detik terdapat satu orang meninggal akibat penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner (PJK) menempati urutan pertama penyakit kardiovaskuler di Indonesia. Faktor risiko PJK yaitu faktor risiko yang dapat dikurangi, diperbaiki atau dimodifikasi dan faktor risiko yang bersifat alami atau tidak dapat dicegah. Jenis kelamin merupakan salah satu faktor risiko yang tidak dapat diubah sedangkan Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan salah satu faktor yang dapat dimodifikasi. Adanya faktor risiko menyebabkan seseorang akan menderita penyakit jantung koroner. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan penelitian tentang faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner. Tujuan: mengetahui jenis kelamin dan Indeks Massa Tubuh (IMT) berisiko terhadap kejadian Penyakit Jantung Koroner. Metode: Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan besar sampel sebanyak 32 responden yang diambil secara total sampling. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berjenis kelamin perempuan (59 persen) dan IMT dalam kategori normal (53 persen). Kesimpulan: jenis kelamin dan IMT tidak berisiko menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner. Saran: Diharapkan masyarakat adanya kesadaran untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan secara teratur. In the world every 40 seconds there be one person dying from coronary heart disease. Coronary heart disease (CHD) ranks first in cardiovascular disease in Indonesia. CHD risk factors are risk factors that can be reduced, corrected or modified and risk factors that are natural or cannot be prevented. Gender is one of the risks factors that cannot be changed while Body Mass Index (BMI) is one of the factors that can be modified. The existence of risk factors causes a person will suffer from coronary heart disease. Therefore, it is important to conduct research on risk factors that can cause coronary heart disease. Objective: To determine sex and body mass index (BMI) at the risk of coronary heart disease. Method: This research design used cross-sectional with a sample size of 32 respondents taken in total sampling. The results showed the majority of respondents were female (59 percent) and BMI in the normal category (53 percent). Conclusion: Gender and BMI have no risk of causing coronary heart disease. Suggestion: Hoped that the community will have awareness to check themselves into health facilities regularly.
HUBUNGAN PENDIDIKAN STATUS KEPEGAWAIAN DAN LAMA KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN Meistvin Welembuntu; Iswanto Gobel
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v4i1.293

Abstract

Pelayanan keperawatan merupakan salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan yang sangat penting di masyarakat/puskesmas, pelayanan tersebut berfokus pada penerapan asuhan keperawatan yang berkualitas dimana hal itu dapat tercapai bila diberikan oleh perawat profesional yang memiliki motivasi serta berkinerja tinggi. Kemampuan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang bisa bersumber dari diri perawat itu sendiri maupun faktor eksternal lainnya, oleh karena itu pihak manajemen harus mampu mengidentifikasi hal diatas sehingga dapat memberikan solusi guna tercapainya penerapan asuhan keperawatan yang bermutu. Tujuan penelitian untuk melihat hubungan antara karakteristik responden dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di Puskesmas rawat inap Kabupaten Kepulauan Sangihe. Metode yang digunakan yakni cross sectional melihat hubungan antara pendidikan, status kepegawaian dan lama kerja dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan sedangkan pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling dari 3 populasi terjangkau yang dipilih berdasarkan claster pada tiga puskesmas rawat inap yakni PKM Enemawira, PKM Kuma dan PKM manganitu sebanyak 60 orang. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa 48,3 persen perawat yang berkinerja baik dan 51,7 persen perawat memiliki kinerja kurang. Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan terakhir, status kepegawaian, dan lama bekerja dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi organisasi profesi perawat agar memberikan pembimbingan dan penyegaran keilmuan kepada para perawat yang kerja di puskesmas, juga penelitian ini menjadi acuan dalam pembelajaran mempersiapkan mahasiswa untuk bekerja di puskesmas di masa yang akan datang. Nursing services are one of the spearheads of very important health services in the community, these services focus on the application of quality nursing care which can be achieved if provided by professional nurses who are highly motivated and high-performance. This ability can be influenced by various factors comes from the nurses themselves and external factors, therefore the management must be able to identify the factors so that it can provide solutions in order to achieve the application of quality nursing care. This study aimed to know the relationship between respondent characteristics and nurse performance in implementing nursing care at the inpatient health center Sangihe Island district. The method used was cross sectional to see the relationship between education, employment status and length of work with nurses' performance in carrying out nursing care while sampling used was the total sampling of 3 affordable populations selected based on clusters at three inpatient health centers namely PKM Enemawira, PKM Kuma and PKM manganitu as many as 60 people. The results of this study indicated that 48.3 percent of nurses were performing well and 51.7 percent of nurses have poor performance. In this study also found that there was no significant relationship between recent education, employment status, and length of work with the performance of nurses in implementing nursing care. Hopely this research can be an evaluation material for professional nurses organizations to provide scientific guidance and as the refreshment for the nurses who are working at the Puskesmas, also this research become a reference for preparing students to work at the puskesmas in the future.
GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PUSKESMAS DI DAERAH KEPULAUAN Meistvin Welembuntu; Iswanto Gobel
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v5i2.471

Abstract

Salah satu prioritas reformasi kesehatan adalah meningkatkan dan pemerataan pelayanan yang bermutu bagi masyarakat di daerah terpencil dan kepulauan. Salah satu permasalahan di daerah kepulauan dan daerah terluar seperti pada wilayah kerja Puskesmas Nusa Tabukan adalah sistem rujukan dari Puskesmas menuju Rumah Sakit Tipe C yaitu RSD Liun Kendage Tahuna. Oleh karena itu perlunya suatu studi untuk memiliki gambaran pelaksanaan sistem rujukan puskesmas di daerah Kepulauan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan rancang bangun cross sectional. Penelitian ini dilakukan di kampung Nipa, Pulau Nusa yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Nusa Tabukan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang pernah mendapatkan pelayanan rujukan berupa pendampingan oleh perawat atau petugas kesehatan rerata dalam 3 tahun terakhir dengan jumlah sampel sebanyak 59 orang. Hasil Penelitian ini menunjukkan pelaksanaan rujukan pasien di wilayah kepulauan Puskesmas Nusa Tabukan berjalan dengan baik walaupun belum terdapat perahu/ambulance laut yang terstandar dan masih menggunakan perahu komersil/masyarakat yang dimodifikasi sementara untuk SOP pelaksanaan rujukan secara baku belum ditetapkan dan masih bersifat fleksibel. Diharapkan kerjasama antara pihak pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan dan perangkat kampung dalam memfasilitasi transportasi rujukan pasien. One of the priorities for health reformation is to improve and equal health services to the community in remote areas and archipelagos. One of the problems in the islands and outermost areas, for example in the working area of ​​the Nusa Tabukan Health Center, is the referral system from the Public Health to Type C Hospital, namely RSD Liun Kendage Tahuna. Therefore, a study is needed to have an overview of the implementation of the Public Health center referral system in the Archipelago area. This research was a descriptive study, with a cross-sectional design. This research was conducted in Nusa Utara Island, which is the working area of ​​the Nusa Tabukan Health Center. The population of this study was all people who had received referral services in the form of assistance by nurses or health workers in the last 3 years on average with a total sample of 59 participants. The results of this study indicate that the implementation of patient referrals in the islands of Nusa Tabukan Health Center is going well even though there is no standardized boat/ambulance and still uses modified commercial/community boats, while the operating standard procedure (SOP )referral has not been established and it depends on the situation. This research recommends that cooperation between local government through the Health Department and village officials should facilitate the transportation of the patient.