Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PELATIHAN PEMBUATAN HAND SANITIZER ALAMI DI KAWASAN OBJEK WISATA PESISIR PANTAI EMBUHANGA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE dhitodwi pramardika; Gracia Christy Tooy; Melanthon Junaedi Umboh
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pantai Embuhanga merupakan objek wisata terkenal di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Pantai ini berada pada Desa Petta Selatan, Kecamatan Tabukan Utara. Terdapat 6 toilet yang disediakan namun hanya 4 toilet yang dapat digunakan. Ketersediaan air merupakan masalah yang dialami warga sehingga berpengaruh pada kesehatan terutama personal higiene seperti mencuci tangan sebelum makan. Di daerah tersebut juga terdapat bahan alami yang dapat dimanfaatkan menjadi hand sanitizer, namun selama ini belum dimanfaatkan. Bahan alami tersebut berupa daun jeruk purut. Daun jeruk purut tersebut terdapat kandungan minyak atsiri yang dapat membunuh kuman. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diberikan pelatihan pembuatan hand sanitizer alami. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan personal higiene dan PHBS terutama mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, meningkatkan pemanfaatan tanaman jeruk purut sebagai hand sanitizer alami. Kegiatan yang dilakukan berupa memberikan penyuluhan mengenai hand sanitizer dan pelatihan pembuatan hand sanitizer alami serta melakukan monitoring dan Evaluasi terhadap program tersebut. Berdasarkan hasil pre test dan post test dari hasil penyuluhan menggunakan metode ceramah dengan media LCD dan melalui diskusi didapatkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan rata-rata sebesar 30. Sementara berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan sebulan setelah pelaksanaan kegiatan diketahui bahwa pembuatan hand sanitizer alami masih dilakukan sebanyak 2 orang. Target luaran yang dihasilkan berupa jurnal ilmiah Tetengkorang, video dan publikasi di surat kabar Koran SINDO. Embuhanga Beach is a famous tourist destination, located in Petta Selatan village, North Tabukan District, Sangihe Islands Regency. The village lacked in water supply and appropriate sanitary facilities with only 4 out of 6 toilets available remaining functional, seemingly unsupportive for the implementation of personal hygienic program such as washing hand before eating (shorten for PHBS) in the village and kaffir lime (Citrus hystrix) grew well in Embuhanga village and because its leaves are known to contain antimicrobial essential oil, they are a good source for natural homemade hand sanitizer. Together with an appropriate training in homemade hand sanitizing agent, they could help the implementation of PHBS program in the village. Thus, the purpose of this communtity service (PKM) was to improve personal hygiene of the people in the village by training them to make natural hand sanitizing agent from the leaves of the kaffir lime and to daily practice PHBS using the natural homemade hand sanitizer. This PKM was implemented in form of training on homemade hand saitizer making and mentoring/discussion on daily PHBS practice with the training, monitoring and evaluation of the program conducted mainly by means of LDC presentation. Whereas pre-test and post-test showed an increase in knowledge of hand sanitizing making and PHBS by an average of 30 point, monitoring and evaluation conducted a month after this community service showed that only two people continued to practice making the natural hand sanitizer. The output of this PKM included publication in scientific journal, Tetengkorang and in Sindo newspaper as well as a video of the community service.
HIGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN DI KAWASAN OBYEK WISATA PESISIR PANTAI EMBUHANGA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Gracia Christy Tooy; Grace Angel Wuaten; Melanthon Junaedi Umboh
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesehatan lingkungan menjadi penting untuk diperhatikan agar tidak menimbulkan munculnya suatu penyakit. Perhatian harus diarahkan kepada pemenuhan fasilitas sanitasi di tempat wisata, sanitasi makanan, hingga pengelolaan limbah. Sehingga hal yang menjadi fokus pengabdian kemitraan masyarakat stimulus adalah higiene dan sanitasi lingkungan tempat wisata pesisir pantai Embuhanga. Metode pengabdian masyarakat secara keseluruhan terdiri dari tiga tahap, yang terdiri dari tahap pertama persiapan awal, tahap kedua penyuluhan dan pengadaan perlengkapan pengabdian, tahap ketiga evaluasi kegiatan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang higiene sanitasi lingkungan dan masyarakat dapat menerapkannya sesuai ketentuan yang ada. Berdasarkan analisis kesiapan kampung dalam pelaksanaan higiene sanitasi lingkungan obyek wisata pesisir pantai yang didapatkan dari Kapitalaung bahwa kebijakan kampung tentang higiene sanitasi wisata pesisir pantai secara khusus belum ada, pengembangan kegiatan berbasis kesehatan lingkungan belum ada, dan pengelolaan sarana dan prasarana sanitasi lingkungan belum optimal. Selanjutnya dilakukan penyuluhan tentang higiene sanitasi lingkungan dan pengadaan sarana sanitasi serta sign mark kesehatan lingkungan. Setelahnya dilakukan evaluasi ke lokasi obyek wisata hal-hal yang sudah direalisasikan dari kegiatan sebelumnya. Kesimpulannya higiene sanitasi lingkungan belum optimal dan kegiatan pengabdian masyarakat membantu masyarakat dalam penerapan higiene sanitasi lingkungan terutama untuk obyek wisata pesisir pantai Embuhanga. Environmental health plays a crucial role in preventing the emergence of any kind of diseases. Therefore, attention should be given to meet various sanitary standards such as intourist destination, local culinary and waste management. This community service focused on hygiene and environmental sanitation of Embuhanga coastal tourist destination. A three stages method was applied in this community service including preparation, extension and provision of the community service as well as evaluation of the program with the aim of increasing public knowledge on environmental sanitation and community hygiene to meet the existing regulation. Based on our analysis of readiness, it was found that the village was unready to implement the environmental sanitation and hygiene program on the coastal tourist destination mainly because of the absence of the village’s policy on sanitation and health-based activities in addition to unoptimal management of environmental and sanitary facilities and infrastructure in the village. As a result, environmental sanitation and hygienic program was introduced and campaigned by our team to the village, which was further supported by provision of sanitary facilities and health sign marks by the team to the village. Finally,this community service was evaluated by our team. In conclusion, this community service helped the community in Embuhanga village implement the environmental sanitation and hygiene program for Embuhange’s coastal tourist destination.
FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ULKUS KAKI DIABETIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGANITU SANGIHE Melanthon Junaedi Umboh; Gracia Christy Tooy; Chatrina Maria Agustina Bajak; Meityn Disye Kasaluhe
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 6 No 1 (2022): Jurnal IlmiahSesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v6i1.492

Abstract

Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019 menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes di wilayah Indonesia yaitu 3.9 juta orang dan untuk wilayah Sulawesi Utara penderita diabetes berjumlah 59.229 orang. Pasien diabetes mellitus di wilayah kerja puskesmas semakin meningkat pada tiga tahun terakhir yakni sejak 2018 hingga tahun 2020. Pada tahun 2020, jumlah pasien diabetes mellitus dua kali lebih banyak dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan jumlah 85 orang. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor –faktor yang berhubungan dengan kejadian ulkus kaki diabetik pada penderita diabetes melitus (DM) di Wilayah Kerja Puskesmas Manganitu. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling dengan besar sampe 41 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 48.8 persen responden mengalami ulkus kaki diabetik. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan chi square menunjukkan bahwa probabilitas ulkus kaki dengan umur p sama dengan 0,139 (p lebih dari 0,05), jenis kelamin p sama dengan 0,552 (p lebih dari 0,05), lama menderita DM p sama dengan 0.595 (p lebih dari 0,05), aktivitas fisik p sama dengan 0,585 (p lebih dari 0,05), obesitas p sama dengan 0.001 (p kurang dari 0,05), hipertensi p sama dengan 0.001 (p kurang dari 0,05), riwayat ulkus kaki p sama dengan 0.000 (p kurang dari 0,05). Kesimpulan penelitian ini bahwa tidak terdapat hubungan antara umur, jenis kelamin, lama menderita DM, aktivitas fisik dengan kejadian ulkus kaki diabetic serta terdapat hubungan antara obesitas, hipertensi dan riwayat ulkus kaki diabetic dengan kejadian ulkus kaki diabetik. Diabetes is a chronic disease that occurs when the pancreas does not produce enough insulin or when the body cannot effectively use the insulin it produces. Indonesian Health Profile in 2019 shows that the number of people with diabetes in are 3.9 million people and for the North Sulawesi region there are 59,229 people with diabetes. Diabetes mellitus patients in Manganitu health centers have increased from 2018 to 2020. In 2020, the number of diabetes mellitus patients was twice as high as the previous year with 85 people. The purpose of the study was to determine the factors associated with the incidence of diabetic foot ulcers in diabetes Mellitus (DM) patients in Manganitu Health Center. This research is an analytic survey research using a cross-sectional approach. Sampling method using purposive sampling with 41 respondents. The results showed that 48.8 percent of respondents had diabetic foot ulcers. Chi-square statistic result shows that the probability of foot ulcers with age age p same as 0.139 (p more than 0.05), gender p same as 0.552 (p more than 0.05), length of suffering from DM p same as 0.595 (p more than 0.05), physical activity p same as 0.585 (p more than 0.05), obesity p same as 0.001 (p less than 0.05), hypertension p same as 0.001 (p less than 0.05), history of foot ulcers p same as 0.000 (p less than 0.05). There is no correlation between age, gender, duration of diabetes mellitus, physical activity with the incidence of diabetic foot ulcers, and there is a correlation between obesity, hypertension, and a history of diabetic foot ulcers with the incidence of diabetic foot ulcers in the Managnitu health center.
PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN Yeanneke Liesbeth Tinungki; Santi Dainga; Gracia Christy Tooy
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 6 No 1 (2022): Jurnal IlmiahSesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v6i1.428

Abstract

Pada tahun 2018, di Sulawesi Utara angka kematian ibu sebanyak 49 kasus, data di Kabupaten Kepulauan Sangihe pada angka kematian ibu tahun 2017 sebanyak 2 orang. Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga dalam mengenali tanda-tanda bahaya kehamilan akan menyebabkan keterlambatan dalam mencapai akses pelayanan kesehatan, sehingga menyebabkan kematian pada ibu. Tujuan penelitian diketahuinya pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan di Puskesmas Tahuna timur. Penelitian menggunakan rancangan studi kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan dengan jenis penelitian kualitatif. Subjek penelitian adalah seorang ibu hamil usia kehamilan 31 – 36 minggu, di wilayah kerja Puskesmas Tahuna timur. Instrumen penelitian menggunakan format pengkajian maternitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien Ny. J. B berusia 35 tahun dengan masa gestasi 31 minggu. Mengalami deficit pengetahuan karena hanya mengetahui satu tanda bahaya kehamilan yaitu perdarahan dari 3 tanda bahaya kehamilan yakni perdarahan pervaginam, mual dan muntah yang parah, kontraksi rahim. Diagnosis keperawatan sesuai adalah defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi. Intervensi keperawatan yang muncul adalah 2 buah tindakan observasi, 3 buah tindakan terapeutik, 3 buah tindakan edukasi. Implementasi keperawatan dilaksanakan selama 2 hari dan sesuai dengan rencana tindakan yang ditegakkan. Evaluasi keperawatan bahwa semua masalah telah teratasi. Kesimpulan penelitian adalah Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan yang kurang dapat diatasi dengan adanya pemberian informasi kesehatan. Saran sebaiknya ibu hamil dapat menambah informasi lewat petugas kesehatan atau media lainnya agar pengetahuan yang kurang tentang bahaya kehamilan dapat diatasi. More than half a million women aged 15-49 years die from causes related to pregnancy and childbirth, and it is the leading cause of death for women in that age group. In North Sulawesi in 2018, the maternal mortality rate was 49 cases, and data in Sangihe Island Regency on the 2017 maternal mortality rate were 2 people. Lack of knowledge of the mother and their families in recognizing dangerous signs of pregnancy will causes delays in reaching access to health services, leading to maternal death. The research objective was to find out a deficit of knowledge among pregnant women about the danger signs in the health center in Tahuna Timur. The Method of research uses a case study design with nursing care. The type of research is descriptive research, the research only describes the phenomena found. The research subject was 1 pregnant woman gestational aged 31-36 weeks, in the work area of the east Tahuna Health Center. The research instrument used a maternity assessment format. The research location was in the work area of East Tahuna in April 2021. The result showed that the patient in NY. J. B is 35 years old and a freelance worker at TK Pertiwi Tahuna, currently, the patient is pregnant with a gestation period of 31 weeks. Experience a knowledge deficit because they only know one danger sign of pregnancy, namely bleeding. The intervention of nursing according to the Indonesian Nursing Diagnosis Standards (SDKI) is the deficit of knowledge related to a lack of exposure to information. Nursing interventions that appear in accordance with the Indonesian Nursing Intervention Standards (SIKI) are 2 observation actions, 3 therapeutic actions, and 3 educational actions. Nursing implementation was carried out for 2 days and is in accordance with the action plan that was enforced. The nursing evaluation was carried out on Thursday, April 29, 2021, and all problems had been resolved. The conclusion of this study is the knowledge of pregnant women about the dangerous signs of pregnancy that cannot be overcome by providing health information. Suggestions that pregnant women should be able to add information through health workers or other media so that the lack of knowledge about the dangers of pregnancy can be overcome.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI MAHASISWA INDEKOS TERHADAP TINDAKAN SEKSUAL PRANIKAH DI KECAMATAN MANGANITU Gracia Christy Tooy; Grace Angel Wuaten; Melanthon Junaedi Umboh; Maryati Agustina Tatangindatu
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 7 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v7i1.576

Abstract

Seorang individu yang memasuki masa kuliah umumnya berada pada tahapan remaja akhir, yaitu berusia 18-21 tahun. Sesuai dengan karakteristik perkembangan seksualnya, siswa biasanya mengembangkan perilaku seksualnya dalam bentuk hubungan heteroseksual atau pacaran. Perilaku seksual pranikah menjadi lebih umum di kalangan mahasiswa, terutama mahasiswa indekos, yang kurang mendapat pengawasan orang tua, masyarakat, dan konseling yang seharusnya mereka terima. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan motivasi tindakan seksual pranikah di tempat indekos. Jenis penelitian survei yang bersifat deskriptif analisis dengan ransangan cross-sectional. Responden penelitian adalah mahasiswa laki-laki dan perempuan usia 18-24 tahun yang tinggal di kontrakan atau kos di Kecamatan Manganitu. Instrumen dengan menggunakan kuesioner. Analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square. Hasil tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan motivasi dengan tindakan seksual pranikah. Kesimpulan pada pengetahuan dan motivasi H0 diterima sedangkan H1 ditolak. An individual person who enters a college is generally in a late teenager stage, which is 18-21 years old. According to the characteristics of their sexual development, students generally have developed their sexual behavior in the form of heterosexual relationships or dating. Premarital sexual behavior has become lively among college students, especially boarding students who have minimal parental control, society and the guidance they should receive. The purpose of this study was to determine relationship between knowledge and motivation of boarding students towards sexual acts. The type of this survey research is descriptive analytic study using a cross-sectional design. The research respondents were male and female students aged 18 to 24 years old who lived in rented or boarding house in Manganitu District. The instrument for data collection was using a questionnaire form. Data were analysis using univariate and bivariate of the chi-square test. The results show there were no significant relationship between knowledge and motivation with premarital sexual acts, moreover these were in acccordance with acceptance of H0.
EDUKASI BAHAYA SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI JEMAAT GMIST BANALANG DUATA PEKAKENTENGAN Meityn Disye Kasaluhe; Yana Sambeka; Jelita Siska Herlina Hinonaung; Astri Juwita Mahihody; Gracia Christy Tooy; Chatrina Maria Agustina Bajak; Maryati Agustina Tatangindatu; Melanthon Junaedi Umboh; Yuliana Varala Tatontos
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku seks pranikah yang dilakukan oleh remaja menjadi salah satu perilaku menyimpang yang sering dilakukan oleh remaja saat ini. Penggunaan teknologi dengan akses tanpa batas terhadap informasi terkadang digunakan untuk hal-hal yang tidak baik sehingga memicu munculnya perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan norma yang ada dalam masyarakat (perilaku menyimpang), sehingga melanggar hukum yang ada dalam masayarakat. Sebagai salah satu upaya mencegah terjadinya perilaku menyimpang yakni seks pranikah pada remaja maka perlu dilaksanakannya kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tujuan meningkatkan pengetahuan remaja tentang bahaya seks pranikah. Tahapan pelaksanaan kegiatan ini yakni tahap penjajakan dan identifikasi masalah, koordinasi dan persiapan, pelaksanaan, serta evaluasi. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada remaja di GMIST Banalang Duata Pekakentengan memberikan dampak yang positif. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rerata pengetahuan remaja sebelum dan setelah dilakukannya penyuluhan tentang bahaya perilaku seks pranikah.