Fauziah, Nisa
Division Of Parasitology Department Of Biomedical Science Faculty Of Medicine Universitas Padjajaran, Jalan Raya Bandung Sumedang KM. 21, Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Indonesia

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Efek Pemberian Ekstrak Etanol akar Alang-alang (Imperata cylindrical L) terhadap Perubahan Berat Badan dan Organ Reproduksi Mencit Jantan (Mus musculus Albinus) (The Effect Cogong Grass (Imperata cylindrical L) Root Ethanol Extract to the Changing of Body Weight and Reproductive Organ in Male Mice (Mus musculus Albinus)) Rini Widyastuti; siti Darodjah Rasad; Dwi Wahyudha Wira; Tya Gita; Nisa Fauziah; Mas Rizky A.A Syamsunarno
Jurnal Ilmu Ternak Vol 17, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.286 KB) | DOI: 10.24198/jit.v17i1.14828

Abstract

Alang-alang (Imperata cylindrica L) merupakan salah satu jenis tanaman herbal yang mempunyai banyak kegunaan diantaranya sebagai antipiretik dan antihipertensi. Namun demikian informasi efek alang-alang terhadap pertambahan bobot badan dan organ reproduksi masih terbatas. Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi tentang pengaruh penambahan ekstak akar alang-alang terhadap perubahan berat badan dan organ reproduksi mencit jantan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan Laboratorium Reproduksi, Inseminasi Buatan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian ekstrak akar alang-alang sebagai pakan tambahan dengan dosis 90mg/kgBB dan 115mg/kgBB secara oral selama 14 hari. Pemberian ekstrak akar alang-alang tidak menunjukkan perubahan yang signifikan pada penambahan bobot badan mencit jantan. Namun, secara umum menyebabkan gangguan pada organ reproduksi yang ditunjukkan dengan rendahnya bobot organ reproduksi pasca pemberian ekstrak akar alang-alang. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, ekstrak akar alang-alang tidak menyebabkan penurunan berat badan tetapi berpengaruh terhadap berat organ reproduksi. Kata Kunci: ekstrak ethanol akar alang-alang, berat badan, organ reproduksi
KUALITAS MIKROBIOLOGI SUSU KAMBING SEGAR DARI SEBUAH PETERNAKAN KAMBING PERAH SKALA KECIL DI DESA CIMALAKA, SUMEDANG Gita Widya Pradini; Nisa Fauziah; Rini Widyastuti; Mas Rizky Anggun Adipurna Syamsunarno
Dharmakarya Vol 10, No 2 (2021): Juni, 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v10i2.24991

Abstract

ABSTRAK. Susu kambing merupakan salah satu sumber susu yang dipercaya memiliki banyak manfaat oleh masyarakat. Dalam praktik penjualannya, sebagian besar peternak skala kecil di Indonesia tidak melakukan proses sterilisasi atau pasteurisasi susu. Adanya kepercayaan masyarakat bahwa susu kambing mentah lebih berkhasiat menjadi perhatian akan risiko penularan mikroba patogen. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kualitas mikrobiologi susu kambing mentah dari sebuah peternakan kambing perah di Desa Cimalaka serta memberikan penyuluhan dan survey kepada masyarakat dan peternak kambing perah di desa tersebut. Dari salah satu peternakan, didapatkan 6 ekor kambing perah peranakan Etawah. Setiap kambing dilakukan pemerahan susu sebanyak ±10ml. Sampel susu kemudian dinilai kualitas mikrobiologi berdasarkan hasil perhitungan angka lempeng total (ALT) serta identifikasi bakteri Staphylococcus koagulase positif dan bakteri koliform. Batas maksimal jumlah bakteri dalam ALT ditentukan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 1788:2009. Dalam kegiatan penyuluhan terdapat 20 responden yang mengikuti survey, 14 di antaranya merupakan peternak kambing perah. Hasil pemeriksaan mikrobiologi menunjukkan seluruh sampel susu memenuhi kriteria SNI berdasarkan ALT. Pertumbuhan bakteri koliform tidak ditemukan pada seluruh sampel. Ditemukan cemaran Staphylococcus koagulase positif pada dua sampel dan cemaran bakteri enterik non-koliform pada dua sampel lainnya yang berpotensi sebagai patogen. Hasil survey menunjukkan sebagian besar responden terbiasa mengonsumsi susu mentah, dan praktik peternak dalam menjaga sanitasi kandang dan higienitas susu masih belum baik Temuan ini menunjukkan pentingnya peningkatan pengetahuan dan praktik peternak dalam manajemen hewan ternak dan susu segar. Praktik meminum susu kambing mentah perlu dihindari karena berisiko tinggi terkontaminasi mikroba patogen.
Mosquito Nets Use in South Central Timor District is Significantly Liked to Incidence of Malaria Nisa Fauziah; Reyhan Luthfierza Fauzan; Naufal Fakhri Nugraha; Lia Faridah; Jontari Hutagalung
Majalah Kedokteran Bandung Vol 54, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15395/mkb.v54n1.2481

Abstract

Ninety percent of malaria cases in Indonesia come from Papua, West Papua, and East Nusa Tenggara provinces. The country has declared a target of malaria elimination by 2030. Malaria elimination efforts have been performed through case finding, treatment, surveillance, and risk factor prevention and control. Personal protection is crucial in preventing and reducing the risk for malaria infection. This study aimed to assess the significance of personal protection against mosquitoes in eastern Indonesia. This was a cross-sectional study using the secondary data from a previous study of malaria in eastern Indonesia in 2013–2014. Data were collected using a questionnaires and direct observation and analyzed using the chi-square with α 0.05 and 95% CI. A total of 551 data were collected (180 positive vs 371 negative). The use of mosquito nets at night (p-value: 0.038; OR: 3.127) has a significant relationship with the incidence of malaria while the use of ventilation screen (p-value: 0.191; OR: 0.839), vector shelter (p-value: 0.493; OR: 0.852), and mosquito repellent (p-value: 0.564; OR: 1.585) did not have significant relationships to the incidence of malaria. Mass distribution of mosquito nets by the local governments can constitute one of the efforts to prevent and control malaria in South Central Timor District.
Potential Vector Shelter for Malaria in South Central Timor Regency in Indonesia Nisa Fauziah; Arie Galih Mohamad; Naufal Fakhri Nugraha; Lia Faridah; Jontari Hutagalung
Majalah Kedokteran Bandung Vol 52, No 4 (2020)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15395/mkb.v52n4.2092

Abstract

More than half of the areas in East Nusa Tenggara province, a province in the eastern part of Indonesia, are planned to be free from malaria by the end of 2030. However, one of the critical indicators for malaria elimination is still lacking, i.e. vectors’ environment and  breeding place indicators. South Central Timor (SCT) District is one of the areas with the highest Annual Parasite Incidence (API) >2‰ with the majority of the population works as farmers. The purpose of this study was to capture the relationship between environmental factors and the prevalence of malaria. This study was a cross-sectional analytic retrospective study using data from a previous malaria study conducted in August 2013 to September 2014 in 5 sub-districts of SCT district. All respondents were selected using the systematic random sampling approach from the population of healthy people. Data were collected using a standard questionnaire and an observation environment form. Malaria was confirmed through microscopic and Polymerase Chain Reaction (PCR) examinations. Data were then analyzed using the bivariate and multivariate analysis with 95% CI and α:0.05. Of 357 data collected, 35% (125/357) were malaria positive based on PCR examination. Two variables (living nearby lagoon and nearby rice field) were significant (p-value<0.05) as vector shelters for Anopheles sp. Thus, these have to be included as inputs to formulate effective and efficient malaria elimination strategies and programs in 2030. Lokasi Potensial Perkembangbiakan Vektor Malaria di Kabupaten Timor Tengah Selatan, IndonesiaLebih dari setengah Provinsi Nusa Tenggara Timur di Indonesia timur akan menghadapi bebas malaria pada akhir tahun 2030. Namun, salah satu indicator penting untuk eliminasi malaria adalah pengukuran lingkungan dan tempat berkembang biak vector masih kurang. Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah daerah dengan salah satu Insidensi Parasit Tahunan tertinggi di Indonesia dan mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari hubungan antara faktor lingkungan dengan prevalensi malaria. Penelitian ini menggunakan studi potong lintang metode analitik, menggunakan data retrospektif dari penelitian sebelumnya yang dilakukan pada Agustus 2013 hingga September 2014 di 5 kecamatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan pada. Responden dipilih secara acak sistematik dari orang sehat. Pengumpulan data dengan kuesioner standar dan formulir observasi lingkungan. Konfirmasi malaria dengan menggunakan metode mikroskopis dan PCR. Data dianalisis dengan bivariat dan multivariate dengan 95% CI dan α: 0,05. Total 357 data dikumpulkan, 35% (125/357) positif malaria dengan pemeriksaan PCR. Dua variabel (dekat dengan laguna dan dekat dengan sawah) signifikan (nilai-p<0,05) sebagai tempat perlindungan vector untuk Anopheles sp. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi rinci untuk merumuskan strategi dan program eliminasi malaria pada tahun 2030 yang efektif dan efisien.
Effectiveness of Various Mosquito Attractant Solutions to Control Mosquito Population Lia Faridah; Christian Albert; Nisa Fauziah
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (777.125 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v7i1.2974

Abstract

The vector-borne disease is a disease caused by an organism that can transmit disease between human or animal to human. In Indonesia, several vector-borne diseases are a burden of the government including dengue fever, chikungunya, filariasis, and malaria. The attractive baited lethal ovitrap (ALOT) is a novel strategy to alleviate mosquito populations in three main actions: attraction, an adulticide, and larvacide. Research using plant infusion can attract mosquitoes to lay their eggs is needed. This study aims to compare the effectiveness of the mosquito repellent solution using materials from organic waste in Bandung. This study was a quantitative analytic study with a quasi-experimental design conducted in the Faculty of Medicine Universitas Padjadjaran area in October 2016–July 2017. Research subjects are mosquito eggs in a solution which placed at 25 different places for every solution. The analysis was performed using Kruskal-Wallis test followed by the Dunn test. The result of the Kruskal-Wallis test indicates the difference of effectiveness of each solution (p<0.05). Based on the results of the Dunn test, the most significant difference found in the solution of wood shavings with the vegetable waste solution and the solution of wood shavings with corn straw (p<0.05). In conclusion, there is a difference in the effectiveness of the mosquito repellent solutions and the most attractive solution for mosquitoes to oviposit is the corn straw solution. EFEKTIVITAS BERBAGAI LARUTAN PENARIK NYAMUK UNTUK MENGONTROL POPULASI NYAMUKPenyakit tular vektor adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme yang dapat mentransmisikan penyakit antarmanusia atau hewan ke manusia. Di Indonesia, terdapat beberapa penyakit tular vektor yang masih menjadi beban pemerintah, di antaranya demam berdarah, chikungunya, penyakit kaki gajah, dan malaria. Attractive baited lethal ovitrap (ALOT) merupakan strategi baru untuk menurunkan populasi nyamuk dalam tiga aksi utama, yaitu attraction, adulticide, dan larvacide. Penelitian terkait larutan dari tanaman yang dapat menarik nyamuk sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan membandingkan efektivitas larutan penarik nyamuk dengan menggunakan bahan dari limbah organik yang ada di Kota Bandung. Penelitian ini adalah penelitian analitik kuantitatif dengan desain quasi-eksperimental yang dilakukan di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran pada bulan Oktober 2016–Juli 2017. Subjek penelitian merupakan telur nyamuk yang ada pada larutan yang diletakkan pada 25 titik untuk setiap larutan. Analisis dengan Uji Kruskal-Wallis yang dilanjutkan dengan Uji Dunn. Hasil penelitian dengan Uji Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan efektivitas tiap-tiap larutan (p<0,05). Berdasar atas hasil Uji Dunn, perbedaan yang paling signifikan terdapat pada larutan serutan kayu dengan larutan sampah sayur dan larutan serutan kayu dengan jerami jagung (p<0,05). Simpulan, terdapat perbedaan efektivitas larutan penarik nyamuk dan larutan yang menarik nyamuk paling banyak untuk bertelur adalah larutan jerami jagung.
Upaya Pengendalian Aedes aegypti di Desa Cibeusi dan Cikeruh Kecamatan Jatinangor berdasar atas Populasi Nyamuk Lia Faridah; Cica Lavemita; Uun Sumardi; Nisa Fauziah; Dwi Agustian
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.325 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v6i1.2586

Abstract

Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang umum terjadi dalam beberapa tahun terakhir adalah penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes spp. Salah satu daerah endemis DBD adalah Kecamatan Jatinangor, kasus DBD tertinggi terjadi di Desa Cibeusi dan kasus terendah di Desa Cikeruh pada tahun 2014. Penelitian ini menggunakan rancangan potong lintang (cross sectional) dilaksanakan dari bulan September hingga November 2016. Teknik pengambilan sampel diambil secara sengaja (purposive sampling) dari dalam rumah di Desa Cibeusi dan Cikeruh. Setiap desa dipasang 10 perangkap nyamuk untuk 10 rumah meliputi luas wilayah 100×100 m2. Evaluasi hasil tangkapan dilakukan setiap 3 hari untuk setiap minggu selama 3 bulan. Data yang dicari adalah perbedaan jumlah nyamuk rata-rata dan upaya pengendalian Aedes aegypti di kedua desa. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t tidak berpasangan. Pada equal variance assumed, Sig. (2-tailed) sebesar 0,711 (p<0,05), hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah nyamuk rata-rata di kedua desa tidak berbeda bermakna secara statistik pada probabilitas 0,05. Upaya pengendalian Aedes aegypti yang telah dilaksanakan di Desa Cibeusi pada tahun 2016 adalah larvasidasi, sementara Desa Cikeruh melaksanakan fogging. Simpulan, upaya pengendalian vektor yang dilaksanakan Puskesmas Jatinangor dalam menurunkan angka kejadian DBD masih kurang. ASSESSMENT OF AEDES AEGYPTI CONTROL EFFORT IN CIBEUSI AND CIKERUH VILLAGES JATINANGOR SUB-DISTRICT BASED ON THE POPULATION OF MOSQUITOThe dengue hemorrhagic fever (DHF) is a common public health problem in Indonesia over the past few years which is transmitted by the bite of Aedes spp. One of the DHF endemic area is the Jatinangor sub-district, in 2014 Cibeusi village that had the highest number of DHF cases whereas the lowest number was recorded in Cikeruh village. This study used cross sectional design and it was conducted from September until November 2016. The sampling technique was purposive sampling from the residencies in Cibeusi and Cikeruh village. Each village was set up 10 mosquito traps for 10 houses covering an area 100×100 m2. Evaluation of the catches was done every 3 days per week for 3 months. Data to be found is the difference in mean number of mosquitoes and Aedes aegypti control efforts in both villages. The data collected was analyzed with unpaired t-test. Sig. (2-tailed) value at equal variance assumed was 0.711 (p<0.05), this showed that there was no statistically significant difference in the mean number of Aedes aegypti or it is not significant at 0.05 probability in both villages. Aedes aegypti control efforts on 2016 which have been held in Cibeusi village was larvaciding, while fogging activities in Cikeruh village as a control efforts. In conclusion, there is still lacking of vector control efforts undertaken by Jatinangor Public Health Center in reducing DHF incidence.
Knowledge Level of Community Participant on Dengue Fever Symptoms and Early Treatment in Bandung City Lia Faridah; Nisa Fauziah; Savira Ekawardhani
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 15 Nomor 1 Juni 2019
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1750.201 KB) | DOI: 10.22435/blb.v15i1.1561

Abstract

In tropical countries, dengue fever is often confused with other common tropical infections. There are no specific therapeutic treatment for dengue infections, and the key of successful dengue case management are a timely and judicious supportive care. Community knowledge about dengue fever and treatment at home, particularly for children is crucial to reduce the burden of dengue infection. Unfortunately, studies on community's knowledge of dengue fever are still very limited. The aims of this study are to measure people's knowledge about dengue fever and to determine the main predictors of a high index on dengue knowledge, in Bandung City. Data collection was carried out by interviewing respondents from each household. Multivariate analysis with logistic regression was used to determine the odds-ratio demographic factors that reached a high index. Study participants generally showed medium-to-high level of knowledge regarding Dengue fever symptoms and its first aid. This group accounts for more than 70% of all respondents This study also showed that the likeliness of having high-score of knowledge was correlated with being a female, having at least an undergraduate level of education, and being an entrepreneur
Potential Zoonotic Gastrointestinal Nematode Infection from Goat in Sumedang Nisa Fauziah; Hazel Faras Alhafiz; Naufal Fakhri Nugraha; Ita Krissanti; Muhammad Ersyad Hamda; Lia Faridah
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 17 Nomor 1 Juni 2021
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/blb.v17i1.2671

Abstract

Potential of zoonotic gastrointestinal nematode infection from livestock in Indonesia is still often overlooked. Farms with a risk for nematodes infection would create a risk of infecting the local community with zoonotic gastrointestinal nematodes. This study aimed to assess the risk of gastrointestinal nematodes from goats that have zoonotic potential in Cibeureum Wetan, Sumedang, and to identify the incidence of nematodes infection among goats. This was a cross-sectional study conducted in August to November 2019 with a total of 52 samples of feces collected directly from goat’s rectum to prevent soil contamination. Sampling was performed randomly from goats raised at the Agriculture and Self-Sustaining Village Training Center (Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya, P4S) Simpay Tampomas, Sumedang, Indonesia. The GPS point of the sampling location was recorded. Samples were then examined using the concentration sedimentation method at the Parasitology Laboratory, Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran. Results showed that 22 of 52 samples were positive for gastrointestinal helminth eggs, contained of Bunostomum sp., Strongyloides sp., Haemmonchus sp., Trichostrongylus sp., Toxocara sp. and Trichuris sp. The nematode parasites found are parasites that often infect goats.
DAMPAK TINGKAT STRES TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR DI UNIVERSITAS BINAWAN Legina Anggraeni; Nisa Fauziah; Irwanti Gustina
Jurnal Education and Development Vol 10 No 2 (2022): Vol. 10 No. 2. 2022
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.87 KB) | DOI: 10.37081/ed.v10i2.3491

Abstract

Stres adalah suatu keadaan yang menekan diri individu yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kemampuan yang dimiliki dengan tuntutan yang ada. Mahasiswi dapat mengalami stres dalam pengerjaan tugas akhir sehingga dapat menimbulakan berbagai perubahan metabolisme salah satunya adalah siklus menstruasi yang tidak teratur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat stres dengan gangguan siklus menstruasi pada mahasiswa tingkat akhir di Universitas Binawan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel pada penelitian ini adalah 50 orang mahasiswa tingkat akhir dari berbagai macam program studi. Lokasi penelitian ini berada di Universitas Binawan Jakarta Timur pada bulan Agustus-September 2021. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi variabel independent yaitu tingkat stres dan variabel dependen yaitu siklus menstruasi. Teknik analisis data menggunakan uji Chi Square dan dari hasil Analisa univariat didapatkan hasil bahwa sebanyak 44 responden (88%) mengalami Stres. Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p value 0,036 (<0,05). Terdapat pengaruh stres dengan gangguan siklus menstruasi pada mahasiswa tingkat akhir di universitas binawan. Pada mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir disarankan untuk melakukan pengelolaan stress dengan cara yang positif.