Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN INOVASI PRODUK UNTUK MENINGKATKAN MUTU PRODUK PADA INDUSTRI KECIL MENENGAH BERBASIS OLAHAN PANGAN DI DESA CIKUDA KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG Putri, Selly Harnesa; Ardiansah, Irfan; Rahmah, Devi Maulida
Agricore Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Cikuda merupakan desa yang bersebelahan dengan kampus Unpad Jatinangor berjarak sekitar 2,7 KM. Kurang sejahteranya masyarakat secara mandiri ditambah dengan jumlah angka pengangguran memunculkan peluang baru untuk beralih kepada pembentukan industry rumah tangga. Keberadaannya mampu memberikan ruang bagi banyak orang untuk tidak tergantung pada kerasnya persaingan dunia kerja. Permasalahan yang terdapat pada industry rumah tangga di desa tersebut adalah kualitas produk yang masih rendah, serta penampilan produk yang kurang menarik sehingga tidak berdampak pada kesejahteraan pelaku usaha. Perbaikan mutu produk dapat melalui penerapan teknologi pengemasan dan inovasi produk. Dengan adanya transfer pengetahuan pada masyarakat yang menjadi mitra dalam program ini yaitu pelaku IKM olahan pangan Desa Cikuda dapat menerapkan teknologi pengemasan dan inovasi produk, serta mendukung program pemerintah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.Kata kunci: teknologi pengemasan, inovasi produk, IKM
TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI NARONGTONG KECAMATAN JATINANGOR Ardiansah, Irfan; Putri, Selly Harnesa; Bafdal, Nurpilihan; Astriani, Elisa Dian
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish-undiksha.v10i3.38692

Abstract

Daerah Irigasi merupakan bagian penting dalam proses pertanian dan telah ditetapkan oleh pemerintah melalui peraturan pengelolaan irigasi partisipatif dan pelaksanaannya melibatkan peran serta masyarakat, masalahnya di Daerah Irigasi Narongtong masyarakat petaninya belum semua berpartisipasi dalam pengelolaannya yang berakibat kurang terawatnya daerah irigasi ini. Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana partisipasi petani terhadap pengelolaan Daerah Irigasi Narongtong Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. yang meliputi dua desa, yaitu Desa Cileles dan Desa Cilayung. Penelitian dilakukan dengan metode survey dengan menyebarkan kuesioner tertutup yang dibagikan pada para petani kemudian diolah menggunakan metode analisis deskriptif untuk mendapatkan gambaran tingkat partisipasi petani dalam pengelolaan daerah irigasi Narongtong. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa umumnya petani di kedua Desa ini tidak terlalu peduli untuk mengelola dan merawat DI Narongtong, dan lebih terfokus mengenai bagaimana sawah mereka dapat terairi air irigasi sehingga belum terjadi pemerataan terhadap penggunaan air irigasi. Hal ini dapat terjadi karena umumnya petani pada dua desa tersebut memiliki pendidikan tertinggi Sekolah Dasar (SD) yang menyebabkan pengetahuan mereka menngenai pentingnya pengelolaan Daerah Irigasi menjadi terbatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani di Daerah Irigasi Narongtong menganggap bahwa lokasi tersebut adalah milik pemerintah sehingga pengelolaannya harus dilakukan pemerintah. Untuk mengubah persepsi tersebut pemerintah Kabupaten Sumedang bertanggung jawab memberikan informasi yang benar mengenai pengelolaan daerah irigasi dan mengaktifkan Kembali P3A sebagai langkah untuk mengubah persepsi para petani.
STUDY OF PREPARATION METHOD IN ANTIOXIDANTS ANALYSIS FROM KELOR SEEDS (Moringa oleifera L.) TOFU COAGULATION Selly Harnesa Putri; Farah Nuranjani; Irfan Ardiansah
Journal of Industrial and Information Technology in Agriculture Vol 1, No 2 (2017): DECEMBER 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (865.055 KB) | DOI: 10.24198/jiita.v1i2.13362

Abstract

Currently, Indonesia is exporter of the moringa seed. Moringa seed is a plant which is contain a vegetable oil with many benefits, especially for health. In addition to the utilization of moringa seeds used as vegetable oils, the seeds of this moringa as a natural coagulant, supported by its antioxidant is suitable combined in its use as a natural coagulant on tofu. The analytical method used in the antioxidant content testing using DPPH method is an easy, fast and sensitive method using DPPH free radical (1,1-diphenyl-2-picrilhidrazil). In antioxidant analysis required materials of extract, which high yield and purity consisting of extraction method of multilevel maceration extraction with 3 solvents (n-hexane, 70% of acetone and 96% of ethanol) 1: 3 solvent and solvent ratio and Ultrasonic Assisted Extraction (UAE). The result of the research showed that the extraction process using multilevel maceration extraction with high yield and purity. Determination of extract concentration for IC50 calculation measured by using a spectrophotometer so that the percentage of inhibition is 722,01 which concentration needed to 50 % can inhibit free radical in antioxidants analysis. The impact of research results is utilized optimally on extract moringa seeds with many benefits especially for health.   
Optimization of Ultrasonic Assisted Extraction Process on Antioxidant Activity of Honje Fruit Extract (Etlingera elatior) Using Surface Response Method Artta Gracia Malau; Asri Widyasanti; Selly Harnesa Putri
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Kimia VALENSI Volume 7, No. 2, November 2021
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jkv.v7i2.21396

Abstract

Honje fruit (Etlingera elatior) contains bioactive compounds as antioxidants. An antioxidant can be obtained by extraction. This research aimed to determine the best combination of solvent amount and extraction time to produce the optimal yield and antioxidant activity. The extraction method was UAE (Ultrasound Assisted Extraction) using ethanol 96% solvent amount 125 mL to 250 mL and time level of 30 to 60 minutes. The RSM (Response Surface Methodology) in the Design Expert 11 application was used to arrange the extraction combination treatment, which resulted in 13 runs. Parameters analyzed were total yield, antioxidant activity, pH, specific gravity, and color. The results showed that total yield was revealed quadratic, Y1 = 19.05 – 1.76A + 0.32B – 0.002AB + 0.023A2 – 0.0005B2 and the antioxidant activity was revealed linear, Y2 = 408.147 – 6.424A + 0.326B. The optimum treatment was achieved in the amount of solvent 174.815 ml and extraction time of 60 minutes resulted in a total yield of 17.125% and antioxidant activity of 77.55 ppm that could be classified as strong.
OPTIMIZATION OF MICROWAVE ASSISTED EXTRACTION PROCESS ON OLEORESIN OF KUWENI MANGO PEELS EXTRACTS USING SURFACE RESPONSE METHODOLOGY Abdurrahman Hanif; Asri Widyasanti; Selly Harnesa Putri
AGROINTEK Vol 15, No 4 (2021)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v15i4.10175

Abstract

Mango peel is a byproduct that is wasted when processing the fruit into certain products. One mango peel utilization is by extracting the oleoresin content in it. Oleoresin is a spice extractive that contains the main components of flavoring in the form of volatile and non-volatile substances. The research objective was to determine the optimum microwave-assisted extraction (MAE) process condition to produce oleoresin yield of the kuweni mango peel using a combination of two variables: the volume of solvent and length of extraction. The optimization method used was the response surface method (RSM) application. The extraction was carried out in two solvents namely n-hexane and 96% food-grade ethanol. The parameters measured in this study were the yield, residual solvent content, and specific gravity. The results showed that the optimum solution for the extraction process using n-hexane solvent had a combination of 7 minutes extraction time and 200 ml of solvent with the mathematical equation Y = 0.04A + 0.69B - 3.09. The optimum solution for the extraction process using ethanol solvent is in a combination of 3 minutes extraction time and 200 ml of solvent with the mathematical equation Y = 0.07A - 0.46B + 3.14. 
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA MINYAK BIJI KELOR (Moringa oleifera L.) DENGAN METODE SOKLETASI MENGGUNAKAN PELARUT N-HEKSAN, METANOL DAN ETANOL Sudaryanto Zain; Totok Herwanto; Selly Harnesa Putri
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 10, No 2 (2016): TEKNOTAN, November 2016
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.386 KB)

Abstract

Saat ini Indonesia menjadi salah satu negara pengekspor biji kelor. Biji kelor merupakan bagian tanaman kelor yang mengandung minyak nabati yang tinggi dan memiliki banyak manfaat terutama bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan biji kelor menjadi minyak dengan potensi kandungan antioksidan sebagai bahan baku industri farmasi dan kimia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental laboratorium dengan analisis deskriptif. sehingga diharapkan dapat memberikan informasi tentang pemanfaatan biji kelor yang berpotensi sebagai sumber antioksidan alami namun masih minim informasi untuk menjelaskan hal-hal tersebut secara ilmiah. Ekstrak akan diuji menggunakan radikal bebas DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Hasil penelitian menunjukan bahwa, etanol merupakan pelarut organik yang dapat menghasilkan rendemen ekstraksi paling tinggi dan kandungan asam oleat yang tinggi pula. Kandungan asam oleat yang dihasilkan pelarut n-hexana dan etanol berturut-turut yaitu 66,8% dan 70,4%.Kata kunci: antioksidan, metode DPPH, minyak biji kelor
Antioksidan Pada Produk Tahu Hasil Koagulasi Menggunakan Biji Kelor (Moringa oleifera L.) Selly Harnesa Putri; Irfan Ardiansah; In-in Hanidah
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 12, No 1 (2018): TEKNOTAN, April 2018
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3064.456 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol12n1.8

Abstract

Saat ini Indonesia menjadi salah satu negara pengekspor biji kelor. Terkait manfaatnya yang besar di pasaran, minyak kelor memiliki harga jual yang tinggi terutama di pasar bebas internasional. Nilai ekspor minyak biji kelor sebesar 129.839 ton dan mengalami pertumbuhan rata-rata 15% setiap tahunnya. Selain pemanfaatan biji kelor yang dijadikan minyak nabati, bagian biji dari tanaman kelor ini juga dapat dimanffaatkan sebagai bahan koagulan alami yang membantu proses koagulasi. Riset ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan biji kelor sebagai koagulan alami dengan nilai tambah antioksidan. Metode yang digunakan dalam pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dengan metode ekstraksi maserasi menggunakan tiga pelarut berbeda. Metode ekstraksi ini dipilih karena memiliki tingkat kemurnian ekstrak yang sangat tinggi. Perlakuan yang diberikan berupa perbedaan kosentrasi koagulan. Berdasarkan hasil perhitungan nilai IC50, maka didapatkan nilai IC50 tertinggi adalah sampel D dan nilai IC50 terendah adalah sampel B ( B < A < C < D). Nilai IC50 yang rendah menunjukkan bahwa sampel tersebut memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, nilai IC50 yang paling rendah adalah sampel B, yaitu 722,01 ppm sehingga dapat dikatakan jika sampel B memiliki aktivitas antioksidan yang paling tinggi dibandingkan dengan ketiga sampel lainnya. Sampel B adalah tahu yang dibuat dengan konsentrasi biji kelor 50 % untukproses koagulasi tahu.Kata Kunci: antioksidan, DPPH, biji kelor
PENGARUH RASIO BUNGA DENGAN PELARUT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU MINYAK MELATI (JASMINUM SAMBAC) MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI PELARUT MENGUAP (SOLVENT EXTRACTION) Nur Oktavia Benedicta; Sudaryanto Zain; Sarifah Nurjanah; Asri Widyasanti; Selly Harnesa Putri
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 10, No 2 (2016): TEKNOTAN, November 2016
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.845 KB)

Abstract

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengekstraksi minyak melati adalah metode ekstraksi pelarut menguap. Metode ekstraksi pelarut menguap memiliki kelebihan yaitu mudah dan cepat dilakukan namun rendemen yang dihasilkan masih rendah. Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan, peningkatan rasio bunga dengan pelarut dapat meningkatkan rendemen minyak melati yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh rasio bunga dengan pelarut terhadap rendemen dan mutu minyak melati menggunakan metode ekstraksi pelarut menguap. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen laboratorium dengan analisis deskriptif. Rasio bunga melati dengan pelarut n-heksan yang digunakan adalah 1:2, 1:3, dan 1:4, masing-masing diulang sebanyak 2 kali. Hasil penelitian menunjukkan nilai rendemen berkisar antara 0,15 – 0,27%. Minyak melati yang dihasilkan berwarna kuning dengan nilai bobot jenis 0,8379 – 0,8805, indeks bias 1,369 – 1,396, bilangan asam 4,4173 – 8,2800 mg KOH/g, kelarutan dalam alkohol 1:1, dan kadar sisa pelarut 26,00 – 40,00%.Kata kunci: rasio, bunga melati, n-heksan, pelarut menguap.
PENGARUH LAMA EKSTRAKSI TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU MINYAK BUNGA MELATI PUTIH MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI PELARUT MENGUAP (SOLVENT EXTRACTION) Jeremia Kristian; Sudaryanto Zain; Sarifah Nurjanah; Asri Widyasanti; Selly Harnesa Putri
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 10, No 2 (2016): TEKNOTAN, November 2016
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.838 KB)

Abstract

Melati merupakan salah satu komoditas bernilai ekonomi tinggi. Namun, permasalahannya adalah bunga melati tidak terjual ke pasar pada saat melimpah ketika panen tiba. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan proses pengolahan terhadap bunga melati yaitu menjadi minyak bunga melati. Salah satu metode pengambilan minyak bunga melati adalah ekstraksi dengan pelarut menguap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari lama ekstraksi terhadap rendemen dan mutu minyak bunga melati putih dengan menggunakan metode ekstraksi pelarut menguap. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental laboratorium dengan menggunakan analisis deskriptif. Lama ekstraksi yang digunakan yaitu 8 jam, 12 jam, dan 16 jam dengan perbandingan massa  bunga dan pelarut yaitu 1:2. Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen pada perlakuan lama ekstraksi 16 jam yang paling tinggi yaitu 0,18% dengan aroma agak wangi dan warna minyak bunga melati kuning. Untuk nilai hasil uji parameter mutu yaitu rata-rata bobot jenis sebesar 0,8675, indeks bias 1,3677, bilangan asam 6,6611 mg KOH/g, kelarutan dalam alkohol 1:1, dan kadar sisa pelarut 28%. Dengan komponen minyaknya adalah eicosanol (39,10%) dan linalool (10,94%), pentacosanol (7,20%), farnasense (4,01%), tetracontane (3,58%), ethyl linoleolate (2,76%), dan acetic acid/benzyl acetate (2,02%).Kata Kunci: bunga melati, minyak bunga melati, pelarut menguap.
Kajian Kombinasi Daun Pepaya (Carica papaya L.) dan Daun Surian (Toona sureni (Bl.) Merr.) serta Aplikasinya pada Produk Mie Basah Selly Harnesa Putri; Kesuma Sayuti; Hazli Nurdin
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 11, No 1 (2017): TEKNOTAN, April 2017
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (981.908 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol11n1.3

Abstract

Menurut Persatuan Ahli Gizi Indonesia, daun papaya memiliki kandungan betakaroten yang lebih tinggi daripada wortel yaitu sebesar 18.250 µg, sedangkan pemanfaatannya masih sangat terbatas dikarenakan rasanya yang pahit.  Salah satu alternative yang dapat digunakan adalah dengan penambahan daun surian (Toona sureni, Bl, Merr) yang dapat mengikat alkaloid penyebab rasa pahit pada daun papaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan daun pepaya pada produk pangan melalui proses ekstraksi alkaloid oleh daun surian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental laboratorium dengan analisis deskriptif. Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan mie basah daun pepaya dengan kombinasi tingkat penambahan daun surian  sebesar 0%, 25%, 50%, dan 75 % dari jumlah daun papaya serta lama proses perebusan selama 5, 10 dan 15 menit. Masing-masing produk tersebut dilakukan identifikasi kimia, fisik dan organoleptik. Produk terbaik dianalisa kandungan betakaroten dan kandungan proksimatnya. Hasil penilaian secara subjektif dan objektif menunjukan bahwa mie basah daun papaya dengan tingkat penambahan daun surian sebesar 75 % dengan lama proses perebusan 15 menit merupakan produk terbaik dengan kadar betakaroten sebesar 6.748,4902 µg, kadar protein sebesar 9,15%, kadar lemak sebesar 8,32%, kadar karbohidrat sebesar 34,79 %, kadar air sebesar 47,01%, serta kadar abu sebesar 0,6 %.Kata kunci: alkaloid, betakaroten, mie basah, daun papaya