saifuddin saifuddin
Universitas Islam Majapahit

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KIAI DAN PENGEMBANGAN NILAI-NILAI MULTICULTURAL DI PONDOK PESANTREN AMANATUL UMMAH, PACET MOJOKERTO saifuddin saifuddin; Yaqub Cikusin
Jurnal Ijtihad Vol 5, No 1 (2021): FEBRUARI
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/multikultural.v5i1.10318

Abstract

 Multikulturalisme sesungguhnya sangat dekat dengan Islam. Nilai-nilai multicultural berjalan beriringan dengan nilai-nilai ajaran Islam. Implementasi dan praktik multikulturalisme di dunia pendidikan Islam telah berjalan dalam kehidupan alamiah masyarakat pesantren. Namun, multikulturalisme di pesantren tidak dapat dipisahkan dari peran serta seorang kiai sebagai pimpinan tertinggi. Tulisan ini mengungkap nilai multikultural yang terdapat dalam kehidupan alamiah masyarakat pesantren; ketika santri belajar, di asrama, mengaji, ketika santri makan, shalat, membaca wirid dan sebagainya. Selain itu, tulisan ini mengungkap keberadaan sosok kiai yang menjadi aktor dibalik berkembangnya nilai multikultural. Nilai-nilai multicultural diungkap dengan menelisik kehidupan sehari-hari santri, yang dalam pembumian nilai-nilai multicultural berjalan dengan alami. Dibalik itu semua, terdapat pola atau model yang dikembangkan oleh kiai yaitu; membentuk komunitas multicultural menghindari konflik sectarian menumbuhkan Islam moderat dan menangkal ideologi radikal.Kata Kunci: Kiai, Pondok Pesantren, Nilai-nilai Multikultural Multiculturalism is highly relevant to Islam.  Multicultural values go alongside Islamic values.  The implementation and practice of multiculturalism in Islamic education has been running in the natural life of the pesantren community.  However, multiculturalism in pesantren cannot be separated from the participation of a kiai as the highest leader. This paper reveals the multicultural values found in the natural life of the pesantren community; when the students study, in the dormitory, the Koran, when they eat, pray, read wirid and so on.  In addition, this paper reveals the existence of a kiai figure who is the actor behind the development of multicultural values.  Multicultural values are revealed by examining the daily life of students, which in the grounding of multicultural values runs naturally.  Behind all that, there are patterns or models developed by the kiai, namely; building multicultural communities — avoiding sectarian conflicts — fostering moderate Islam and countering radical ideologies.Keywords: Kiai, Islamic Boarding School, Multicultural Values 
Meruntuhkan Narasi Radikalisme (Studi Tentang Ayat-Ayat Moderasi Beragama dalam Alquran) Saifuddin Saifuddin; Hajar Nurma Wachidah; M. Syarif
Proceedings of Annual Conference for Muslim Scholars Vol 6 No 1 (2022): AnCoMS, APRIL 2022
Publisher : Koordinatorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta Wilayah IV Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/ancoms.v6i1.374

Abstract

Islam menawarkan jalan hidup damai, saling menghormati antar sesama dan mengakui keragaman dan perbedaan. Jalan hidup dalam kedamaian yang ditawarkan bahkan sangat sesuai dengan nama yang disandangnya yakni Islam yang bermakna “selamat” dan “damai”. Ke-Islaman seseorang yang telah diikrarkan dalam jiwa dan pemikirannya sepatutnya mengantarkannya menjadi duta perdamaian dimanapun dalam kondisi apapun. Dalam kenyataannya, ajaran damai dalam Islam acapkali disalahartikan oleh sebagian pemeluknya. Terdapat kelompok dalam Islam yang mengimplementasikan ajaran Islam dengan perangai yang sangat kaku dan kasar, memonopoli kebenaran agama dari perspektif kelompoknya saja. Pada titik tertentu, cara beragama yang mengedepankan kepongahan dan arogansi seperti ini, akan menjebak seseorang dalam perilaku ekstrimisme. Ekstrimisme sendiri terdiri dari tiga unsur; ekstrimisme ideologi, ekstrimisme takfiri dan ekstrimisme jihadis. Ketiganya merupakan benalu bagi kelangsungan peradaban umat manusia. Maka dari itu, konsep “damai” dalam beragama harus terus menerus diberikan penggung yang luas. Agar konsep ini mendapatkan legitimasi yang kokoh, maka harus digagas sebuah konstruksi pemikiran yang bersumber dari kitab suci Alquran. Dalam tulisan ini, penulis menyajikan ayat-ayat Alquran yang berperspektif perdamaian dan moderasi beragama serta multikulturalisme sebagai landasan untuk membangun kontra-narasi terhadap merebaknya fenomena keberagamaan yang anti keragaman dan berujung pada sikap ekstrimisme. Sudah menjadi keharusan bagi umat manusia sebagai “pengguna” kitab untuk membumikan kalam tersebut agar tujuan diciptakannya manusia sebagai khalifah fil ardl. Khalifah yang dikehendaki Tuhan tentu bukanlah sekelompok manusia beringas yang gemar menebar ancaman dan ketakutan kepada sesama manusia. Tetapi khalifah yang membangun peradaban umat manusia yang mengedepankan kesantunan dan harmoni.
Religious Moderation Education in the Serambi Jombang Learning House Through the Study of The Interpretation of Moderate Verses Tri Wahyudi Ramdhan; Saifuddin Saifuddin; Musohihul Hasan; Diana Trisnawati
Syaikhuna: Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam Vol. 14 No. 02 (2023): October
Publisher : STAI Syaichona Moh. Cholil Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58223/syaikhuna.v14i02.6910

Abstract

Basic tenet that religiously motivated violence results from a narrow and intolerable interpretation of religion that has to be addressed and, as much as possible, restrained from spreading. The Serambi Jombang Learning House's study of the interpretation of moderate verses is intended to give guidance and knowledge of religious consciousness that is moderate, inclusive, and tolerant. A study on the interpretation of mild verses by 60 participants is conducted as part of this activity using the Action Research methodology. Selected verses, especially those pertaining to the ideals and principles of religious moderation, are delivered to the community as part of the activity material relevant to the topic of religious moderation education. The outcome of this activity is that it will be carried out in three stages, each of which will focus on the first subject of the activity, which is the study of non-Muslims in the Qur'an. The second discusses how the Qur'an reflects human ideals. The third discusses moderation in religion from the viewpoint of the Qur'an. Because there is a strong attitude toward moderation in religion, it is anticipated that this research will have positive effects and advantages, including helping people understand the community's religion, which tends to be moderate
HUBUNGAN PAMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU PENYEBARAN HOAKS DI MEDIA SOSIAL SISWA Farda Afrina; Ainul Yaqin; Saifuddin Saifuddin
IMTIYAZ: Jurnal Ilmu Keislaman Vol. 6 No. 2 (2022): September
Publisher : LPPM STAI Muhammadiyah Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46773/imtiyaz.v6i2.365

Abstract

Pemahaman terhadap materi PAI yang diajarkan di sekolah penting bagi siswa karena melalui pemahaman itu akan muda bagi siswa untuk menerapkan ilmu kedalam kegiatan sehari. Sehingga perilakunya akan berubah kearah yang lebih baik. Namun, kecanggihan teknologi tidak dipungkiri cukup mempengaruhi perilaku seseorang. Efek negatif dari kemajuan teknologi ini adalah terjadi penyimpangan dalam dunia sosial media yakni penyebaran hoaks. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasi untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel. Hasil dari penelitian ini didapati bahwa ada hubungan yang signifikan dengan arah hubungan positif antara Pemahaman Pendidikan Agama Islam terhadap Perilaku Penyebaran Hoaks di Media Sosial Siswa Kelas VIII SMPN 2 Ngoro. Hal tersebut terlihat pada hasil korelasi sebasar 0,399 dengan nilai dignifikan sebesar 0,002 dengan taraf signifikan 0,05 sehingga 0,002 < 0,05, dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak. Interpretasi hasil hitung korelasi menunjukkan bahwa nilai 0,399 berada pada 0,200 - 0,400 yang berarti korelasi antar variabel X dan variabel Y adalah rendah.