Eka Gunawijaya
Departemen/KSM Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah, Denpasar

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Sari Pediatri

Peran Nitrogen Oksida pada Infeksi Eka Gunawijaya; Arhana BNP
Sari Pediatri Vol 2, No 2 (2000)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.55 KB) | DOI: 10.14238/sp2.2.2000.113-9

Abstract

Nitrogen oksida (NO) merupakan molekul kimia reaktif, disintesis dari L-Arginin denganbantuan NO synthase (NOS) dan ko-faktor. Aktifitas biologis NO terbatas dekat tempatbiosintesisnya, karena waktu paruh yang singkat. Nitrogen oksida menyebabkan relaksasiotot polos, menghambat agregasi dan adhesi trombosit, serta menghambat proliferasisel. Otot polos yang dipengaruhi ialah otot polos vaskular, traktus respiratorius,gastrointestinal, dan uterus. Relaksasi otot polos vaskular terjadi setelah sintesis sel endotelvaskular, sedangkan yang non vaskular melalui perannya sebagai neurotransmiter nonadrenergik non kolinergik.Dalam proses imunologis, NO dihasilkan oleh sel yang terpapar infeksi. Meliputi selmakrofag, sel neutrofil, sel Kupffer, sel hepatosit, sel astrosit dan mikroglial, sel kondrosit,sel otot polos vaskular, dan sel otot jantung. Pada keadaan infeksi Nitrogen oksidadisintesis dalam jumlah besar. Nitrogen oksida yang dihasilkan bersifat sitotoksik terhadapsel target, mikroorganisme patogen, dan juga pada sel tubuh normal. Inhibitor enzimNOS dan guanilat siklase bisa mengatasi sepsis, tetapi harus diberikan dini sebelumterjadi syok septik berkepanjangan. Inhibitor tersebut meliputi: deksametason, L-NAME,metilin blue, yomogin, aminoguanidin, econazol, dan indometasin. Nitrogen oksida jugaberperan menimbulkan kerusakan jaringan dan organ akibat terapi reoksigenasi padasyok septik yang mengalami hipoksia.
Korelasi antara Kadar Seng Serum dengan Kadar Interleukin-6 dan Skor PELOD-2 pada Sepsis Defranky Theodorus; Dyah Kanya Wati; I Gusti Ngurah Sanjaya Putra; Ida Bagus Subanada; Eka Gunawijaya; Komang Ayu Witarini; Wayan Gustawan
Sari Pediatri Vol 23, No 4 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.4.2021.262-9

Abstract

Latar belakang. Sepsis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak dengan penyakit kritis yang dirawat di unit perawatan intensif anak (UPIA). Pada 24 jam sepsis, terjadi penurunan kadar seng serum dan secara bersamaan terjadi peningkatan kadar interleukin-6 (IL-6) dan skor PELOD-2. Hasil sebaliknya terjadi pada 72 jam sepsis.Tujuan. Untuk membuktikan korelasi negatif antara kadar seng serum dengan IL-6 dan skor PELOD-2 pada sepsis.Metode. Penelitian dengan rancangan potong lintang dua kali pengukuran dari Januari - Desember 2019 di UPIA RSUP Sanglah Denpasar. Subjek penelitian adalah anak berusia 29 hari sampai 18 tahun dengan sepsis berdasarkan skor PELOD-2 > 7 menggunakan metode consecutive sampling. Uji korelasi Pearson untuk menilai korelasi bivariat dan uji multivariat menggunakan uji korelasi parsial.Hasil. Empatpuluh subjek memenuhi kriteria inklusi. Rerata kadar seng serum pada 24 dan 72 jam adalah 59,5 µg/dl versus 64,2 µg/dl. Median IL-6 pada 24 dan 72 jam adalah 8,6 pg/dL versus 4,4 pg/dL, rerata skor PELOD-2 24 dan 72 jam adalah 11,2 versus 11,0. Korelasi Pearson kadar seng serum dengan kadar IL-6 pada 24 dan 72 jam adalah r= -0,078, p= 0,632 versus r= -0,218, p= 0,178. Korelasi Pearson kadar seng serum dengan skor PELOD-2 pada 24 dan 72 jam adalah r= -0,513, p= 0,001 versus r= 0,242, p= 0,132. Analisis korelasi parsial kadar seng serum dengan PELOD-2 pada 24 jam adalah r= -0,493, p= 0,002.Kesimpulan. Terdapat korelasi negatif sedang bermakna pada 24 jam sepsis antara kadar seng serum dengan skor PELOD-2 setelah mengontrol variabel kendali.