Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Karakteristik pasien anak dengan infeksi dengue di RSUP Sanglah tahun 2013-2014 Artawan, Artawan; Utama, I Made Dwi Lingga; Gustawan, I Wayan; Suarta, I Ketut
Medicina Vol 47 No 2 (2016): Mei 2016
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.856 KB)

Abstract

Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah dan perhatian di dunia internasional. Mengetahui tentang karakteristik anak dengan infeksi dengue merupakan hal penting sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik anak dengan infeksi dengue di RSUP Sanglah periode 2013-2014. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif retrospektif di RSUP Sanglah, subjek penelitian merupakan penderita demam berdarah dengue dan demam dengue (DD) yang didiagnosis dan dirawat selama bulan Januari 2013-Desember 2014. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif. Penelitian ini melibatkan 134 subjek. Sampel perempuan dan lelaki didapat hampir sama jumlahnya (54,5% dan 45,5%), sebanyak 52,2% berusia 5-10 tahun, status gizi baik sebesar 66,4%, perdarahan spontan 24,6%, hepatomegali 27,6%, trombosit 51-100 x 109/L 65,7%, leukosit <4 x 109/L 45,5%, hemokonsentrasi 59,0%, infeksi sekunder dengue 67,2%, diagnosis DD 41,0%, DBD 59,0%, dan DSS sebesar 31,3%. Disimpulkan bahwa rasio jenis kelamin pada pasien infeksi dengue hampir sama, terbanyak pada usia 5-10 tahun, status gizi baik, dan tanpa hepatomegali. Kebanyakan pemeriksaan laboratorium menunjukan leukopenia, hemokonsentrasi, dan trombositopenia. Diagnosis DBD merupakan diagnosis terbanyak. Dengue hemorrhagic fever (DHF) still become the major problem among the international medical society. Knowing the characteristic of pediatric patients with DHF is an important aspect as it will provide the basic information for the next research. The aim of this study was to determine the characteristics of pediatric patients with dengue infection at Sanglah hospital within period of 2013-2014. This study was a descriptive retrospective study performed at Sanglah hospital. Subjects were pediatric patients with dengue hemorrhagic fever, dengue fever (DF), and dengue shock syndrome (DSS) that diagnosed and treated from January 2013 until Desember 2014. Data analysis was performed using the descriptive statistic method. This study involved 134 subjects. Female and male subjects almost equivalent (54.5% vs 45.5%), most subjects(52.2%) were belong to 5-10 years old, good nutritional status was 66.4%, spontaneous bleeding 24.6%, hepatomegaly 27.6%, thrombocyte count 51-100 x 109/L 65.7%, leucocyte count <4 x 109/L 45.5%, hemoconcentration 59.0%, secondary dengue infection 67.2%, DF cases 41.0%, DHF cases 59.0%, and DSS cases 31.3%. The conclusion of this study were the sex ratio of dengue infection patient almost equal, mostly 5-10 years old, had good nutritional status, and without hepatomegaly. Most of laboratory results showed leucopenia, hemoconcentration, and thrombocytopenia. Diagnosis of DHF is the most common diagnosis.
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN SINDROM SYOK DENGUE PADA ANAK Ni Putu Indah Kartika Putri; I Made Gede Dwi Lingga Utama
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 11 (2020): Vol 9 No 11(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i11.P17

Abstract

ABSTRAK Selama 50 tahun terakhir, kasus DBD meningkat dan banyak menimbulkan kematian pada anak, terutama pada usia <15 tahun. Patogenesis utama kematian akibat DBD adalah sindrom syok dengue (SSD). Beberapa penelitian terkait hubungan status gizi dan kejadian SSD menyatakan bahwa obesitas merupakan faktor risiko terjadinya SSD. Adanya respon imun yang lebih kuat pada obesitas menyebabkan peningkatan ekspresi sitokin proinflamasi. Namun obesitas sebagai faktor risiko SSD masih kontroversi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara obesitas terhadap kejadian SSD pada anak. Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 56 anak berusia ?12 tahun yang dirawat di RSUP Sanglah, 28 subyek obesitas dan 28 subyek non-obesitas. Data diambil dari rekam medik. Uji statistik menggunakan uji Chi-square. Kasus SSD lebih banyak terjadi pada perempuan (56,7%) dibandingkan laki-laki (53,8%). Sebagian besar (54,9%) kasus SSD disebabkan oleh infeksi sekunder. Kejadian SSD paling banyak terjadi pada kelompok usia sekolah (5-10 tahun). Sebanyak 31 subyek mengalami SSD, 22 (78,6%) dari kelompok obesitas dan 9 (32,1%) dari kelompok non-obesitas. Analisis bivariat dengan uji Chi-square diperoleh nilai p adalah 0,000 (p < 0,05) dan prevalence ratio (PR) 2,44 (IK 95% 1,38 - 4,33). Didapatkan hasil hubungan yang bermakna antara obesitas dengan kejadian SSD pada anak berusia ? 12 tahun di RSUP Sanglah. Risiko SSD pada anak dengan obesitas adalah 2,44 (IK 95% (1,38 - 4,33) kali lebih tinggi dibandingkan pada anak tanpa obesitas. Kata kunci: Obesitas, Sindrom Syok Dengue, DBD, anak.
HUBUNGAN GOLONGAN DARAH TERHADAP DERAJAT KEPARAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI RSUP SANGLAH Pande Putu Firsta Widyaning; I Made Gede Dwi Lingga Utama
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 4 (2017): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.384 KB)

Abstract

Demam Berdarah Dengue telah menjadi salah satu  masalah kesehatan utama di dunia karena tingkat insidennya yang masih sangat tinggi meskipun angka kematiannya semakin menurun seiring tahun. Angka kematian ini dapat meningkat apabila tidak mendapatkan penanganan dengan baik sehingga pasien jatuh ke derajat DBD yang berat yakni syok. Terdapat beberapa faktor yang dapat memperberat derajat DBD. Salah satu faktornya adalah golongan darah. ;Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan golongan darah terhadap meningkatnya derajat DBD serta mencaritahu hubungan tiap-tiap golongan darah terhadap derajat keparahan DBD. Dilakukan penelitian cross sectional dengan pemilihan sampel secara total sampling terhadap anak usian 0 hingga 12 tahun yang mnederita DBD mulai grade I hingga IV berdasarkan kriteria WHO. Pemeriksaan golongan darah menggunakan metode slide test. Korelasi dihitung menggunakan uji chi square. berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa golongan darah berhubungan dengan meningkatnya derajat keparahan DBD (IK 95% >7.814 p=0.026). Berdasarkan perhitungan odd ratio didapatkan pengaruh tiap golongan darah sebagai berikut golongan darah A (OR=0,31348 IK95% 0,1-1,5), B (OR=0,308642 IK95% 0,1-1,2), O (OR=4,854369 IK95% 1,4-7,4) dan AB (OR=0,694444 IK95% 0,1-4,5). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara golongan darah dengan menigkatnya derajat keparahan DBD, dan golongna darah O memiliki pengaruh yang paling besar dibandingkan ketiga golongan darah lainnya.
TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENGENAI DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI BANGSAL ANAK RSUP SANGLAH DENPASAR Ni Wayan Ari Utami; I Made Gede Dwi Lingga Utama
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 2 (2020): Vol 9 No 02(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.337 KB) | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i2.P01

Abstract

Insiden DBD di Indonesia masih tinggi dari tahun ke tahun. Kasus DBD terutama menyerang kelompok usia 5-14 tahun. Provinsi Bali memiliki angka insiden DBD lebih tinggi dibanding angka CFR. Keberhasilan pencegahan DBD di masyarakat memerlukan partisipasi ibu yang memegang peran penting dalam keluarga, terutama dalam merawat anak. Telah dilakukan beberapa penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu mengenai DBD pada anak di bebagai daerah di Indonesia dan didapatkan hasil tingkat pengetahuan ibu adalah cukup. Namun belum dilakukan penelitian serupa di Bali sehingga penulis juga ingin melakukan penelitian tersebut. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu mengenai DBD pada anak di bangsal anak RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian ini adalah penelitian jenis deskriptif dengan desain potong-lintang dilakukan pada periode Maret-Agustus 2016. Sampel penelitian sebanyak 50 responden yang terdiri dari ibu yang memiliki anak dengan usia ? 12 tahun yang yang terjangkit DBD dan sedang dirawat inap di bangsal anak RSUP Sanglah Denpasar. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Berdasarkan analisis data menggunakan SPSS, didapat hasil tingkat pengetahuan ibu adalah cukup dengan data rata-rata 1,62 memotong kategori tingkat pengetahuan cukup. Dimana dari 50 responden sebanyak 48% memiliki pengetahuan kurang, 42% dengan pengetahuan cukup dan 10% dengan pengetahuan baik. Berdasarkan pertanyaan yang diajukan pada kuesioner didapatkan hasil sebagian besar responden sudah mengetahui gejala awal, tanda kegawatdaruratan, penanganan awal, dan pencegahan DBD pada anak. Sehingga disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu mengenai DBD pada anak di bangsal anak RSUP Sanglah Denpasar adalah cukup. Kata Kunci: pengetahuan ibu, DBD, anak.
Gambaran Gejala Klinis Demam Berdarah Dengue pada Anak di RSUP Sanglah, Denpasar Selama Bulan Januari-Desember 2013 Andi Nurul Khadijah; I Made Gede Dwi Lingga Utama
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 11 (2017): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.868 KB)

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever is an infectious disease commonly found in the tropics and is an acute dengue fever that affects children with clinical manifestations of bleeding and causes shock which can result in death. The case fatality rate of dengue fever can reach more than 20%, most cases are children. This study aims to determine the clinical picture of DF, DHF and DSS, where the clinical picture is one of the determinants of the diagnosis. This study is a descriptive study with cross-sectional design and retrospective approach. The data obtained in this study is secondary data in the form of medical records of pediatric patients treated in Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Pudak and Jempirimg wards period January to December 2013. Data processing is done by descriptive analysis using statistical software that is SPSS version 20. It was found that the dominant clinical picture (5 clinical features) in DF patients was fever (78.94%), vomiting (47.36%), decreased appetite (31.57%), nausea (26.31%), and abdominal pain (26.31%). In DHF patients, the dominant clinical symptoms were fever (100%), vomiting (58.33%), abdominal pain (54.17%), nausea (41.67%), decreased appetite and drinking (37.5%), Headache, and tourniquet test. In the DSS patients, the dominant clinical symptoms were vomiting (84.61%), fever (76.92%), cold hands and feet / extremities (53.8%), CRT ? 2 seconds and abdominal pain (46.15%), As well as a weak pulse (38,46 %). Keyword: DF, DHF, DSS, Clinical Manifestation, Platelet, Hematrocrit.
PROFIL ANAK DENGAN SINDROM SYOK DENGUE DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013 Jayadhi Widyakusuma; Dwilingga Utama
E-Jurnal Medika Udayana Vol 5, No 12 (2016): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.65 KB)

Abstract

Infeksi virus dengue merupakan masalah kesehatan utama di negara tropis dan subtropis. Syok pada pasien DBD dikenal dengan istilah sindrom syok dengue (SSD). Profil syok tidak selalu sama ditemukan di tiap daerah atau rumah sakit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil pasien anak yang mengalami sindrom syok dengue di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode 2012-2013. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan menggunakan data sekunder catatan medik pasien di RSUP Sanglah pada periode Januari 2012 - Desember 2013. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2014. Profil yang dicari yaitu usia, jenis kelamin, tempat tinggal, suku bangsa, gambaran klinis, dan gambaran laboratorium. Seluruh pasien SSD merupakan warga negara Indonesia yang beralamat dari Kota Denpasar sebanyak 28 pasien (65,1%). Lebih banyak terjadi pada laki-laki (53,4%). Kelompok usia 5-10 tahun merupakan usia terbanyak (53,5%). Status gizi kurang dan lebih masing-masing sebanyak 15 pasien (34,9%) dan status gizi baik (30,2%). Gambaran klinis yang didapatkan dari penelitian ini takikardi (72,1%), hipotermia (32,6%), dan hipotensi (53,5%). Syok banyak terjadi pada pasien dengan kadar hemoglobin menurut usia di atas normal (53,5%), hematokrit >42 vol% (74,4%), leukopenia (51,2%) dan kadar trombosit rendah (97,7%). Pemeriksaan serologis didapatkan sebanyak 26 pasien (60,5%) mempunyai IgM(-) dan IgG(+). Profil atau karakteristik dari SSD perlu diberi perhatian lebih karena gejala dan hasil laboratorium sangat berbeda dari yang dilihat pada demam berdarah dengue.
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Japanese Encphalitis di Denpasar Bali Tahun 2019 Ni Made Anggi Dwi Jayanti; dewi sutriani mahalini; I Made Gede Dwi Lingga Utama
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 11 (2021): Vol 10 No 11(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i11.P09

Abstract

Pendahuluan: Japanese Encephalitis (JE) adalah penyakit yang diawali terinfeksinya host oleh Japanese Encephalitis Virus (JEV) yang bersifat zoonosis dan sebagai salah satu penyebab utama encephalitis atau radang otak. Kasus klinis JE lebih sering pada anak-anak dibanding orang dewasa dan diperkirakan terdapat 67.900 kasus terjadi setiap tahun dan meluas meskipun ketersediaan vaksin sudah mencukupi, sekitar 13.600 hingga 20.400 kematian dan tingkat insiden secara keseluruhan meingkat hingga 1.8/100.000 di 24 negara dengan risiko JE. Meskipun JE merupakan masalah kesehatan pada anak dengan akibat yang serius, namun upaya pencegahan dan pengawasan JE dapat dilakukan dengan imunisasi. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat khususnya ibu tentang imunisasi JE. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan studi deskriptif kategorik potong lintang dengan subyek penelitian yang terdiri dari 140 ibu yang memiliki anak usia dibawah 15 tahun yang sedang berkunjung ke puskesmas di Kota Denpasar. Subyek diminta mengisi kuisioner untuk mencari data ibu untuk melihat gambaran dari tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi JE dalam rentang periode Oktober-Desember 2020. Data di analisis dengan univariate. Hasil: Hasil rata-rata penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi JE baik sebesar (65%). Simpulan: Peneliti berharap tulisan ini dapat menjadi referensi penelitian analitik untuk melihat hubungan faktor-fakor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi JE. Kata kunci: Japanese Encephalitis, imunisasi JE, Tingkat Pengetahuan, ibu
Manifestasi Perdarahan pada Pasien Demam Berdarah Dengue yang Dirawat di Ruang Rawat Inap Anak RSUP Sanglah Denpasar Nyoman Dinar Astika; I Made Gede Dwi Lingga Utama
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 12 (2017): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.923 KB)

Abstract

Bleeding is one of clinical manifestations usually found in dengue hemorrhagic fever patients. Bleeding can be manifested in various type, it can be seen through the skin, as mucosal bleeding, or as gastrointestinal bleeding. The aim of this study is to know which bleeding manifestation that usually found in patient with dengue hemorrhagic fever that treated in the inpatient child Sanglah General Hospital Denpasar. This study was a descriptive study with a cross-sectional and non-experimental design which used secondary data from medical record of dengue hemorrhagic patients in Sanglah General Hospital Denpasar. Bleeding manifestations found in samples can be seen as a positive result of tourniquet test and petechiae in 24 cases (48%) and 34 cases (68%) respectively, epistaksis in 7 cases (14%), gingival bleeding in 5 cases (10%), hematemesis in 1 case (2%), and melena in 6 cases (12%). During January 2013 until October 2014, there are 50 dengue hemorrhagic fever patients that show bleeding manifestation. It is equal for both 5 boys and 25 girls, with greatest incidence is in age group of 5 years, total 8 cases (16%). The commonest bleeding manifestation found is petechiae, total 34 cases (68%). Keywords: dengue fever, characteristic
Profil Hemodinamik Anak dengan Sindrom Syok Dengue Berdasarkan Pemeriksaan Ultrasonic Cardiac Output Monitor Ida Bagus Gede Suparyatha; Siska Permanasari Sinardja; I Nyoman Budi Hartawan; I Wayan Gustawan; Dyah Kanya Wati; I Made Gede Dwi Lingga Utama
Sari Pediatri Vol 21, No 6 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.6.2020.371-6

Abstract

Latar belakang. Pemantauan hemodinamik secara klinis masih merupakan tantangan klinisi dalam menangani kasus Sindrom syok dengue (SSD) anak. Pengukuran parameter hemodinamik dengan USCOM dapat menilai fungsi jantung dan status hemodinamik secara kuantitatif dan real-time, dengan harapan intervensi adekuat dapat diberikan untuk mengurangi morbiditas.Tujuan. Mengetahui profil hemodinamik secara kuantitatif pada anak dengan SSD.Metode. Penelitian ini merupakan pilot study pada tahun 2016 dengan mengukur parameter hemodinamik menggunakan USCOM. Pengukuran dilakukan saat awal terdiagnosis SSD selama perawatan di RSUP Sanglah. Hasil. Hasil USCOM pada 69 subjek menunjukkan rerata cardiac index, systemic vascular index, kontraktilitas jantung, dan tingkat perfusi yang rendah, yaitu 3,03 (±1,06) L/min/m2, 27,4 (±9,7) ml/m2, 0,92 (±0,27) m/s, 474 (±188) ml/min, dengan rerata afterload yang sangat tinggi, yaitu 2.409 (±950) ds cm-5m2.Kesimpulan. Terdapat hasil USCOM serupa pada SSD kompensata maupun dekompensata, dengan luaran syok hipodinamik. Kewaspadaan tentang komplikasi yang akan terjadi pada tiap kasus SSD dapat membantu klinisi untuk mencapai luaran yang lebih baik.
Uji Diagnostik C-Reactive Protein, Leukosit, Nilai Total Neutrofil dan Suhu Anak Deman dengan Penyebab yang Tidak Diketahui I Made Gede Dwi Lingga Utama
Sari Pediatri Vol 13, No 6 (2012)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp13.6.2012.412-9

Abstract

Latar belakang.Demam tanpa penyebab yang jelas cukup sering kita jumpai dalam praktek sehari-hari. Penentuan penyebab pasti dengan biakan memerlukan waktu yang lama. Di lain pihak kita harus menentukan sesegera mungkin apakah demam ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau tidak sehingga dapat segera mengambil keputusan pemberian antibiotikTujuan. Mencari pemeriksaan sederhana dan cepat untuk dapat dipakai sebagai pegangan menentukan infeksi bakteri.Metode.Penelitian uji diagnostik dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan mengambil data secara retrospektif dari catatan medis tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 (bulan Oktober). Data ditabulasi dicari nilai sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif, nilai duga negatif, rasio kemungkinan positif, rasio kemungkinan negatif dari CRP(C reactive protein), ANC (absolute neutrophil count =nilai neutrofil total),dan suhu, baik variabel tunggal maupun kombinasi dengan menggunakan baku emas biakan darah.Hasil.Jumlah kasus demam yang tidak diketahui penyebabnya didapatkan 138 dengan 39 (28,3 %) kasus yang memiliki data lengkap. Biakan positif didapatkan pada 26 kasus (prevalensi 66,6%). Umur ratarata subjek 3,5 tahun (umur termuda 2 bulan dan tertua 13 tahun), dan rerata suhu 38,80C. Sensitivitas pemeriksaan CRP, leukosit, ANC dan suhu didapatkan antara 42% sampai 65%. Spesifisitas didapatkan antara 46% sampai dengan 54%. Sensitivitas pemeriksaan kombinasi 15,4%. Spesifisitas pemeriksaan kombinasi antara 70% sampai 85%.Kesimpulan.Nilai CRP, leukosit, ANC dan suhu tidak bisa dipakai sebagai prediktor infeksi bakteri pada anak dengan demam yang tidak diketahui penyebabnya.