Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Makna serta Interaksi Sosial tentang Kue Keranjang Perayaan Imlek Di Indonesia Kelvin Carrie
Altasia Jurnal Pariwisata Indonesia Vol 2 No 2 (2020): Jurnal ALTASIA (Edisi Spesial Seminar Nasional Pariwisata)
Publisher : Program Studi Pariwisata - Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/altasia.v2i2.5064

Abstract

Pada perayaan Imlek terdapat jenis pangan atau makanan yang tidak dapat ditemukan pada hari-hari perayaan atau hari besar umat beragama lainnya, yaitu jenis panganan yang bernama Kue Keranjang. Banyak kalangan milenial di Indonesia tidak mengetahui sejarah dan makna mengenai Kue Keranjang dalam perayaan Imlek bahkan tidak mencicipinya. Tujuan penelitian ini yaitu memperluas wawasan mengenai Kue Keranjang ke lebih banyak orang agar mengenalnya terutama pada kalangan milenial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana penulis membuat kuesioner yang berfungsi sebagai media wawancara daring (online) yang dibagikan ke responden, kemudian dianalisis lebih lanjut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa banyak dari kalangan milenial tidak mengetahui tentang Kue Keranjang, baik dari sejarahnya, maknanya, rasanya, teksturnya, dan cara membuatnya. Maka dari itu, penulis meneliti ini agar memperluas wawasan Kue Keranjang pada orang yang lebih banyak.
Makna Serta Interaksi Sosial Tentang Kue Keranjang Perayaan Imlek di Indonesia Kelvin Carrie; Suwandi Suwandi
Altasia Jurnal Pariwisata Indonesia Vol 3 No 2 (2021): Jurnal ALTASIA (Agustus)
Publisher : Program Studi Pariwisata - Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/altasia.v3i2.5396

Abstract

‘Kue keranjang’ disajikan dalam perayaan Tahun Baru Imlek setiap tahun, diolah secara khusus, dan bentuk kuenya bulat berwarna kecoklatan dengan rasa manis. Terbuat dari bahan tepung beras ketan putih. Walaupun bentuk dan warnanya kurang menarik, tetapi ‘kue keranjang’ wajib dan harus ada disajikan pada saat perayaan tahun baru Imlek. Banyak diantara para generasi muda etnis Tionghoa kurang memahami sejarah dan makna ‘kue keranjang’. Bahkan banyak dari mereka tidak mencicipinya karena rasa yang terlalu manis, dan lengket seperti dodol. ‘Kue keranjang’ merupakan salah satu makanan tradisional bagi etnis Tionghoa, kini kurang popular di kalangan generasi melenial. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan sejarah dan makna ‘kue keranjang dalam perayaan tahun baru Imlek, untuk melestarikan ‘kue keranjang’ agar tetap menjadi bagian warisan budaya Indonesia. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Alasannya masalah yang diteliti merupakan masalah fenomena social yang di teliti pada suatu daerah yaitu Kota Batam. Data yang dikumpulkan melalui media wawancara daring (online), dilakukan verifikasi dan reduksi, penyajian data, dan validasi. Hasil penelitian bahwa generasi melenial etnis Tionghoa kurang memahami sejarah dan makna, ‘kue keranjang’ hal tersebut dikarenakan tidak ada penyampaian secara khusus kepada anak-anak. Bentuk yang kurang menarik, rasa yg manis serta lengkep di makan sehingga yang menyebabkan tidak menggugah selera untuk di cicipi. Diharapkan ‘kue keranjang’sebagai warisa budaya dapat dilestarikan dengan cara, menyampaikan cerita yang menarik bagi anak-anak dan dalam bentuk drama untuk para remaja tentang sejarah dan makna ‘kue keranjang’ yang mengadung makna filosofis, rasa syukur atas limpahan rejeki, tahun yang akan semakin berlimpah lagi.
Bakti Sosial Di Panti Asuhan Istana Yatim Al-Jufri Stella Stella; Oktavina Oktavina; Evelyn Evelyn; Jennifer Jennifer; Kelvin Carrie; Joviki Rahman; Kelvin Kelvin; Azhar Maulana
National Conference for Community Service Project (NaCosPro) Vol 1 No 1 (2019): The First National Conference of Community Service Project 2019 (Accepted Papers)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

As we study higher education, the least we can do is contribute back to society. We need to apply the rule of “ Give and Take”. Inspired by our lecturer giving us support and encouragement. We, eight people, decided to visit an orphanage called “Panti Asuhan Istana Yatim Al-Jufri” which located at sekupang as our class’s devotion target is in this area. We donate things such as food & drink, snack, stationery stuff and teaching the kids mandarin language based on our ability. We believe that even though we are not giving them much, but it’s better than no. right ? Seeing the kids smile and laughing is the best satisfaction we get from this implementation program. It may sounds like there’s no innovation, we do admit that. However, we thought that the outcome we get is far more important than innovation that we don’t even have any ideas.