Meskipun wisata alam di Manggarai Barat seperti Taman Nasional Komodo telah terkenal mendunia, wisata budayanya masih relatif sepi peminat. Padahal di wilayah ini tersimpan potensi wisata lain berupa kekayaan budaya yang dipelihara oleh warga melalui sanggar swadaya. Salah satu contohnya adalah Sanggar Compang Toé di Kampung Melo yang terletak tidak jauh dari Labuan Bajo, ibukota Manggarai Barat. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, penelitian ini berupaya mengidentifikasi potensi wisata budaya di Kampung Melo serta peran Sanggar Compang Toé dalam mewujudkan destinasi wisata budaya. Pengambilan data primer dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi pustaka. Sebagai hasilnya, ditemukan bahwa sedikitnya terdapat tiga bentuk budaya yang dapat diangkat dan dikelola menjadi daya tarik wisata. Pengelolaan daya tarik wisata dapat dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat yang tergabung dalam Sanggar Compang Toé agar manfaatnya kembali ke masyarakat itu sendiri. Diperlukan kajian lebih mendalam untuk memaksimalkan peran para pemangku kepentingan yang lain dalam mendukung terwujudnya destinasi wisata budaya.