Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

FAKTOR KEHAMILAN MULTI FETAL TERHADAP KEJADIAN PRE EKLAMPSI DI RSD IDAMAN Januarsih Januarsih; Ahmad Rizani
Jurnal Midwifery Update (MU) Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Midwifery Update (MU)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jmu.v3i1.107

Abstract

Preeklampsi terjadi pada 5% - 8% dari kehamilan, yang menyebabkan tingginya morbiditas dan mortilitas pada ibu dan janin. Di RSD Idaman Banjarbaru, kejadian Preeklampsi meningkat setiap tahun. Tahun 2017 sebanyak 265 (4,4%) dari 5961 persalinan dan meningkat pada tahun 2019 sebanyak 363 (7,6%) dari 4776 persalinan. Instrumen pada penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku register persalinan di RSD Idaman Banjarbaru tahun 2019 dan data primer yang diperoleh dari pengisian kuisioner yang diberikan kepada responden tentang Determinan ibu dengan Kejadian Preeklampsi di RSD Idaman Banjarbaru  Tahun 2020. Dari 100 orang ibu yang mengalami PEB ada5 (2,5%) yang dengan kehamilan muti fetal dan sisanya sebanyak 95 orang (97,5%) tidak dengan kehamilan multi fetal. Dari 100 ibu yang tidak mengalami PEB semuanya tidak dengan kehamilan multi fetal. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan Spearman Rank, di dapatkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kehamilan multi fetal dengan kejadian Preeklampsi Berat (PEB) yang ditunjukan dengan nilai yang diperoleh yaitu (0,024<0,05). Besar kolerasi yang terjadi antara kedua variabeladalah 0,160. Hal tersebutberarti, hubungan antara kehamilan multi fetal dengan kejadian PEB adalah lemah.
PROSESPENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESARIADI RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA TAHUN 2013 Nirwana Per-angin2; Isnaniah Isnaniah; Ahmad Rizani
Jurnal Skala Kesehatan Vol 5 No 1 (2014): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.376 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v5i1.1

Abstract

Penyembuhan luka SC secara fisiologis berkisar antara   10 hari-14 hari (Morison,2003). Penyembuhan luka SC juga sangat dipengaruhi oleh asupan gizi, umur, berat badan dan personal higiene1.Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan proses penyembuhan luka post operasi SC di RSUD Ratu Zaleha Martapura tahun 2013.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional dengan subjek penelitian seluruh ibu nifas post operatif SC yang melakukan kunjungan rawat jalan ke Poliklinik Kandungan RSUD Ratu Zaleha Martapura tahun 2013 sebanyak 197 orang. Analisis yang digunakan adalah Chi Square dengan α 0,05.Hasil penelitian analisa univariat umur responden aman sebanyak 153 orang (77,7%), berat badan normal 145 orang (73,6%), personal hygiene 173 orang baik. Hasil uji statistik untuk umur p 0,628 > α 0,05,  berat badan p 0,936 > α  0,05, personal hygiene p 0,621 > α 0,05.Penelitian ini dapat disimpulkan tidak ada hubungan umur, berat badan, personal hygiene dengan penyembuhan luka SC di poliklinik kandungan RSUD Ratu Zaleha Martapura tahun 2013. Kata Kunci  : Umur, Berat badan, Personal hygiene, Proses pennyembuhan luka post    operasi sectio caesaria.
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN FISIK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEBATUNG KOTABARU TAHUN 2014 Isnaniah Isnaniah; Nirwana Per-angin2; Ahmad Rizani
Jurnal Skala Kesehatan Vol 6 No 2 (2015): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.775 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v6i2.42

Abstract

Di negara berkembang, angka kesakitan dan kematian pada anak balita banyak dipengaruhi oleh keadaan gizi.Gizi kurang dan gizi buruk berdampak serius terhadap kualitas generasi mendatang. Anak yang menderita gizi kurang akan mengalami gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan mentalnya. Dalam masa perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan/stimulasi yang berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu mendapat perhatian lebih.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan status gizi dengan perkembangan pada balita usia 24-59 bulan di Puskesmas Sebatung Kotabaru tahun 2014.Rancangan penelitian ini adalah Analitikkorelasidengan pendekatan cross sectional menggunakan teknik Total sampling, jumlah responden 41 anak. Alat ukur yang digunakan pengukuran berat badan per tinggi badan (BB/TB) dan lembar DDTK. Data disajikan dalam distribusi frekuensi dan dianalisis dengan uji statistik spearman rankdengan taraf signifikansi α 0.05.Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar 27 (65,9%) dengan status gizi normal dan sebagian besar 29 (70,7%) responden dengan status perkembangan abnormal. Uji Statistik dengan menggunakanspearman rankdengan taraf signifikansi α = 0.05didapatkanρ-value = 0,699Kesimpulan hasil penelitian tidak ada hubungan status gizi dengan perkembangan balita usia 24-59 bulan. Jadi, peran orang tua sangat penting dan dibutuhkan, agar dapat mengubah pola pemberian makanan yang tepat dan memberikan stimulasi kepada balitanya demi kelangsungan tumbuh kembang balita secara optimal. Kata kunci: status gizi, perkembangan balita
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KEJADIAN PRE-MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI Isrowiyatun Daiyah; Ahmad Rizani; Eryna Rezki Adella
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 2 No 7: Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v2i7.1108

Abstract

Premenstrual syndrome (PMS) is a set of physical and mental symptoms that occur one week to several days before menstruation and vanish until menstruation arrives. Premenstrual syndrome (PMS) is characterized by severe pain. While premenstrual syndrome is not life threatening, it can have a negative impact on a woman's mental health and productivity. Physical activity and Body Mass Index (BMI) are two factors that affect the occurrence of premenstrual syndrome. The aim of this research was to see if there was a connection between physical activity and body mass index (BMI), as well as the prevalence of premenstrual syndrome in young women. The approach used in this analysis was a literature review. Data was gathered from 10 relevant journals, 7 of which were national and 3 of which were foreign. Secondary data was used in the review, and data analysis was completed in September 2020. Both trials with the dependent variable premenstrual syndrome and associated physical activity as well as the independent variables body mass index (BMI) were included in this study. Journals and academic papers for this study were collected from an online database that was available from 2015 to 2020.
FAKTOR GENETIK TERHADAP KEJADIAN PREEKLAMPSI DI RSD IDAMAN BANJARBARU Januarsih Januarsih; Ahmad Rizani
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 3 No 1: Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v3i1.1654

Abstract

Preeclampsy occurs in 5% - 8% of pregnancies, leading to high morbidity and mortality in both mother and fetus. In RSD Idaman Banjarbaru, the incidence of Preeclampsy increases every year. In 2014 there were 265 (4.4%) of the 5961 deliveries and increased in 2017 by 363 (7.6%) from 4776 deliveries. The instrument in this study used secondary data, namely data obtained from the childbirth register book at Idaman Banjarbaru Hospital in 2017 and primary data obtained from filling out a questionnaire given to respondents about maternal determinants with Preeclampsy incidence at RSD Idaman Banjarbaru in 2017. Out of 100 people 6 (6%) of mothers who had PEB had a genetic history of the mother and the rest had no genetic history of their mother. Meanwhile, of the 100 mothers who did not experience PEB, all of them had no maternal genetic history. Based on the results of calculations that have been carried out, the results of hypothesis testing using the Spearman Rank show that there is no significant relationship between genetic factors and the incidence of severe preeclampsia (PEB) as indicated by the value obtained, namely (0.013 <0.05). The amount of correlation that occurs between the two variables is 0.76, which means that the relationship between genetic factors and the incidence of PEB is weak.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEIKUTSERTAAN WUS (WANITA USIA SUBUR) DALAM PEMERIKSAAN IVA (INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT) TAHUN 2021 Febriyanti Marantika; Isrowiyatun Daiyah; Ahmad Rizani
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 3 No 1: Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v3i1.1777

Abstract

Ca. Cervix or cervical cancer ranks second in cancer to women after breast cancer. According to WHO (World Health Organization), 490,000 in the world each year are diagnosed with Ca. Cervix and 80% are in developing countries including Indonesia. Cervix can be done with a screening program through a method that is cheaper, easier, and simpler but has a fairly high diagnostic accuracy among others, by effort to get more early Ca. Cervix findings through visual inspection by applying acidic applications acetate as know as IVA examination. The factors that influence women of childbearing age in doing IVA examination include age, knowledge, parity, and attitude. The purpose of this study was to determine the factors that influence the participation of women of childbearing age in the IVA examination. Sources of data were obtained from 9 journals, consisting of 7 national journals and 2 international journals. Based on the literature study conducted, it was concluded that age (100%), knowledge (100%), parity (60%), and husband’s support (67%) were factors that influenced the participation of women of childbearing age (WUS) in carrying out IVA examinations
ANALISIS PADA SIKAP WUS TERHADAP IMUNISASI TETANUS TOKSOID Ahmad Rizani
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 3 No 7: Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v3i7.2221

Abstract

Imunisasi tetanus toksoid (TT) wanita usia subur (WUS) merupakan tindakan meningkatkan kekebalan tubuh wanita usia 15-49 tahun, terdiri dari WUS hamil dan tidak hamil terhadap infeksi tetanus. Rendahnya pencapaian imunisasi TT pada WUS memerlukan perhatian serius bagi pengelola imunisasi sehingga memberikan manfaat dan mengurangi risiko infeksi tetanus. Walaupun tidak melakukan imunisasi TT tidak secara langsung dapat mengancam nyawa, namun mempengaruhi dalam mengendalikan infeksi tetanus yang merupakan salah satu faktor risiko kematian ibu dan kematian bayi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Usia yang Mempengaruhi Wanita Usia Subur (WUS) dalam Melakukan Imunisasi Tetanus Toksoid (TT). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode penelitian studi literatur. Sumber data diperoleh dari 10 artikel yang terdiri dari 7 artikel nasional dan 3 artikel internasional. Data disajikan dalam bentuk tabel analisis bivariat dan univariat dengan tingkat kemaknaan α<0,05. Populasi yang digunakan yaitu WUS dengan sampel calon pengantin (catin) dan ibu hamil. Hasil dari studi literatur 10 artikel didapatkan tindakan melakukan imunisasi tetanus toksoid (71,87%-33,9%), sikap (83,3%-51%). Berdasarkan studi literatur yang dilakukan diperoleh kesimpulan, semua artikel yang membahas sikap (100%), menyatakan hal tersebut mempengaruhi wanita usia subur (WUS) dalam melakukan imunisasi tetanus toksoid (TT).
UMUR WANITA USIA SUBUR DALAM MELAKUKAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID Ahmad Rizani
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 3 No 7: Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v3i7.2222

Abstract

Usaha menghilangkan Tetanus Maternal dan Neonatal (TMN) memiliki tujuan menyusutkan terjadinya kasus tetanus pada ibu dan bayi hingga TMN tidak lagi menjadi permasalahan utama kesehatan masyarakat.. Rendahnya pencapaian imunisasi TT pada WUS memerlukan perhatian serius bagi pengelola imunisasi sehingga memberikan manfaat dan mengurangi risiko infeksi tetanus. Walaupun tidak melakukan imunisasi TT tidak secara langsung dapat mengancam nyawa, namun mempengaruhi dalam mengendalikan infeksi tetanus yang merupakan salah satu faktor risiko kematian ibu dan kematian bayi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Usia yang Mempengaruhi Wanita Usia Subur (WUS) dalam Melakukan Imunisasi Tetanus Toksoid (TT). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode penelitian studi literatur. Sumber data diperoleh dari 10 artikel yang terdiri dari 7 artikel nasional dan 3 artikel internasional. Data disajikan dalam bentuk tabel analisis bivariat dan univariat dengan tingkat kemaknaan α<0,05. Populasi yang digunakan yaitu WUS dengan sampel calon pengantin (catin) dan ibu hamil. Hasil dari studi literatur 10 artikel didapatkan tindakan melakukan imunisasi tetanus toksoid (71,87%-33,9%), umur (99%-6,25%). Berdasarkan studi literatur yang dilakukan diperoleh kesimpulan, semua artikel yang membahas usia (100%), menyatakan hal tersebut mempengaruhi wanita usia subur (WUS) dalam melakukan imunisasi tetanus toksoid (TT).
STUDI LITERATUR HUBUNGAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEPATUHAN MENGONSUMSI TABLET FE Dhea Fauziah Nuraprilia; Januarsih Januarsih; Ahmad Rizani
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 4 No 1: Juni 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v4i1.2606

Abstract

Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia kehamilan disebut “potential danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada lini terdepan. Cakupan pemberian TTD pada Ibu hamil di Indonesia tahun 2019 adalah 64,0%. Angka ini belum mencapai target Renstra tahun 2019 yaitu 98%. Pada Provinsi Kalimantan Selatan Cakupan Pemberian TTD (81,8%). Jenis penelitian ini menggunakan metode literatur review dari 11 jurnal, yaitu 8 jurnal Nasional dan 3 jurnal internasional. penelitian ini menggunakan data sekunder, instrumen penelitian yang digunakan adalah jurnal nasional dan jurnal internasional. Hasil penelitian literatur review 11 jurnal angka sikap Ibu hamil yang sikap kurang dan tidak patuh tertinggi berkisar (100%),. Bagi calon Ibu Hamil dan ibu hamil disarankan untuk Meningkatkan sikap dengan cara menambah informasi tentang pentingnya mengkonsumsi tablet Fe melalui media massa, media elektronik, media komunikasi serta bertanya kepada bidan ataupun petugas kesehatan lainnya, agar ibu tetap patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe, Mempertahankan dan meningkatkan sikap ibu agar selalu patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Kehamilan Remaja terhadap Kejadian Anemia Di Wilayah Puskesmas Cempaka Kota Banjarbaru Hapisah Hapisah; Ahmad Rizani
Jurnal Vokasi Kesehatan Vol 1, No 4 (2015): Juli 2015
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.654 KB) | DOI: 10.30602/jvk.v1i4.24

Abstract

Abstract: The Correlation Of Teenage Pregnancy With Anemia In Region Cempaka Health Centers Banjarbaru. The purpose of research is to know the correlation of teenage pregnancy with anemia in regional Cempaka Health Centers Banjarbaru. The research is using the design of survey analyzing with the cross-sectional approach. The population is all of the pregnant women in working area of Cempaka Health Centers Banjarbaru from January to July in 2013 is 382 people with the sample is 80 people. The sampling uses Random sampling with (systematic sampling). The result of research showed 18 people (22.5%) respondent with teenage pregnancy, respondent have anemia during pregnancy is 31 people (38.75%) and there is a correlation between teenage pregnancy with anemia cases, the result of Chi-Square test showed the value of p = 0.013 < α = 0.05.Abstrak : Kehamilan Remaja Terhadap Kejadian Anemia Di Wilayah Puskesmas Cempaka Kota Banjarbaru. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan kehamilan remaja dengan kejadian anemia di wilayah Puskesmas Cempaka Kota Banjarbaru. Penelitian menggunakan rancangan Survei analitik dengan pendekatan adalah cross sectional. Populasi adalah semua ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Cempaka Banjarbaru dari bulan Januari sampai dengan Juli tahun 2013 sebanyak 382 orang dengan sampel sebanyak 80 orang. Pengambilan sampel dengan cara Random Sampling dengan sistematis (systematic sampling). Hasil penelitian didapatkan sebanyak 18 orang (22,5%) responden dengan kehamilan remaja, sebanyak 31 orang (38.75%) responden mengalami anemia dalam kehamilan dan terdapat hubungan antara kehamilan remaja dengan kejadian anemia, hasil uji Chi-Square didapatkan nilai p = 0,013<α = 0,05.