Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PERANCANGAN REDESAIN LOGO MICOW PADANG M.arief Zuhri; eliya pebriyeni
DEKAVE : Jurnal Desain Komunikasi Visual Vol 10, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.197 KB) | DOI: 10.24036/dekave.v10i2.108166

Abstract

Micow is one of the shops that provide pure milk in the city of Padang. This business was initiated by Ucok Andi Oktora since October 20, 2015 which is located at Jl. Gajah 08 Air Tawar Barat Padang City. This business already has a good image, but the fundamental problem of the Micow logo is that it does not yet have a strong identity as a brand, and has not yet applied the principles of a good and correct logo design.The purpose of designing the Micow logo redesign is to design a logo by applying good, correct design principles so that later it will present a unique, simple, easy to remember, flexible, fun, communicative, and consistent placement in all types of media that will be used as Micow's attraction itself to be increasingly recognizable.The analytical method used is a SWOT analysis. This design produces a manual book as the main media that contains the design of the logo redesign starting from the moodboard, concepts, grid systems, colors, typography. Supporting media used to support the main media include Business Cards, Envelopes, Letters, Stamps, Posters, X-banners, Packaging, Menu Lists, Stickers, T-shirts, Aprons.Keywords: Redesign, Logo, Micow
PERANCANGAN VIDEO AGROWISATA SAWAH SOLOK SEBAGAI MEDIA PROMOSI D.RAVI DERAJAT, DERAJAT; Eliya Pebriyeni
DEKAVE : Jurnal Desain Komunikasi Visual Vol 11, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/dekave.v11i1.112337

Abstract

Solok City is one of the cities in West Sumatra Province which is geographically quite unique, that is, this city has various tourist sites. This diversity gives rise to natural exoticism so that it can be used as a tourist attraction. Therefore, as an introduction to tourism in the city of Solok, West Sumatra as well as to advance the tourism sector in the city of Solok, the authors put it in the form of designing a videography-based agro tourism promotion. The research method used qualitative methods with data collection techniques using observation, interviews, and existing. The concept used in the design is "promotion". This means that the concept of Sawah Solok tourism has a beauty and uniqueness in every tourist location. The concept will be applied to each design which includes video and other supporting media. The result of making videos and promotional media for agro tourism is an effort to introduce tourism in Solok City to attract tourists to visit. Besides promoting agro tourism which can be enjoyed in various media. The design produces the main media, namely videos about the natural beauty of Sawah Solok and is also supported by several other supporting media, namely: posters, t-shirts, banners, stickers, mugs, and totte bags as supporting main media and as promotional media.Keywords: Video, Promotion, Agro-tourism, Sawah Solok
KREASI KREATIF MENGGUNAKAN BAHAN KERTAS KADO DENGAN TEKNIK ANYAMAN PADA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN DI SDN 26 PARAK BURUK DAN SDN 53 KAMPUNG JAMBAK KEC. KOTO TANGAH Eliya Pebriyeni; Lisa Widiarti
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 7, No 2 (2018): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v7i2.11855

Abstract

AbstrakGuru yang mengajarkan materi pembelajaran untuk Seni Budaya dan Keterampilan, bahan yang digunakan biasanya masih berorientasi pada bahan buatan pabrik yang diperdagangkan. Namun, ternyata bahan yang digunakan sebagai bahan praktis dapat menggunakan bahan dari berbagai jenis kertas yang digunakan sebagai karya. Bahan kertas yang digunakan sebagai pekerjaan dapat diproses menggunakan teknik anyaman. Bahan kertas yang dapat digunakan sebagai karya termasuk: kertas plastik, kertas koran, kertas majalah, kertas HVS, kertas manila, kertas kado, dan sebagainya. Penggunaan kertas kado dalam membuat karya yang nantinya akan diolah menggunakan teknik anyaman sebagai bahan pembelajaran untuk Seni Budaya dan Keterampilan memberikan banyak manfaat, Selain tujuan pembelajaran dapat dicapai,  juga dapat mendidik siswa untuk dapat menggunakan objek yang ada di lingkungan. Prioritas masalah ditetapkan oleh Tim pelaksana bersama dengan Kepala SDN 26 Parak Buruk dan SDN 53 Kampung Jambak Padang. Masalah yang harus dipecahkan dilihat dari dua aspek kegiatan pembelajaran, yaitu: (1) manajemen materi praktik pembelajaran, (2) penguasaan dan penerapan bahan pembelajaran untuk Seni Budaya dan Keterampilan. Pembenaran utama dalam menentukan masalah yang harus dipecahkan adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam Seni Budaya dan Keterampilan di sekolah dasar. Prioritas masalah ditetapkan oleh Tim pelaksana bersama dengan Kepala SDN 26 Parak Buruk dan SDN 53 Kampung Jambak Padang. Masalah yang harus dipecahkan dilihat dari dua aspek kegiatan pembelajaran, yaitu: (1) manajemen materi praktik belajar, (2) penguasaan dan penerapan materi pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Pembenaran utama dalam menentukan masalah yang harus dipecahkan adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam Seni Budaya dan Keterampilan di sekolah dasar. Kegiatan pemecahan masalah dilakukan dengan pendekatan: Desain, konseling, pelatihan / lokakarya, dan implementasi. Sampai laporan kemajuan ini disiapkan, kegiatan target yang telah dicapai adalah: (1) Ada peningkatan pemahaman guru SDN Mitra di: Memahami konsep, konsep, dan proses pembuatan karya dengan menggunakan bahan kertas pembungkus dengan teknik tenunan dari 40% hingga 78%. (2) Produk yang dihasilkan berupa: (a) media pembelajaran dan model kerja, (b) identifikasi bahan praktikum dari kertas kado yang ada di lingkungan siswa, (c) kerajinan yang terbuat dari bahan sampah, yaitu kertas kado. Tahap selanjutnya dari rencana adalah melakukan kegiatan: Menulis artikel dan mengirim artikel ke jurnal ilmiah.Kata Kunci: praktikum, kertas kado, anyamanAbstractTeachers who teach learning materials for Cultural Arts and Skills, the materials used are usually still oriented to the factory-made materials that are traded. However, it turns out that the materials used as practical materials can use materials from various types of paper that are used as works. The paper material used as the work can be processed using woven techniques. Paper materials that can be used as works include: plastic paper, newsprint, magazine paper, HVS paper, manila paper, wrapping paper and so on. The use of gift paper in making works that will later be processed using woven techniques as learning material for Cultural Arts and Skills provides multiple benefits, besides learning objectives can be achieved, it can also educate students to be able to use objects that are in the environment. Priority issues were set by the Implementation Team together with the Head of SDN 26 Parak Buruk and SDN 53 Kampung Jambak Padang. Problems to be solved are seen from two aspects of learning activities, namely: (1) management of learning practice materials, (2) mastery and application of learning materials for Cultural Arts and Skills. The main justification in determining the problems to be solved is to improve the quality of learning in Cultural Arts and Skills in elementary schools. Problem solving activities are carried out with an approach: Design, counseling, training / workshop, and implementation. Until this progress report is prepared, the target activities that have been achieved are: (1) There is an increase in understanding of SDN Mitra teachers in: Understanding the concepts, concepts, and processes of making work by using wrapping paper materials with woven techniques from 40% to 78%.(2) Produced products in the form of: (a) learning media and work models, (b) identification of practicum material from wrapping paper that is in the student's environment, (c) handicrafts made from waste material, namely gift paper. The next stage of the plan is to carry out activities: Writing articles and sending articles to scientific journals. Keywords: practicum, wrapping paper, webbing 
PERKEMBANGAN FUNGSI SENI KERAJINAN TENUN SONGKET SILUNGKANG Eliya Pebriyeni
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2019): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v8i1.13585

Abstract

AbstrakMotif tenun songket Silungkang yang ada pada sehelai kain dahulu sangat kaya dengan motif-motif yang mempunyai nilai-nilai estetika yan tinggi dan membutuhkan  proses penciptaan dan pembuatan yang panjang dan lama. Sekarang motif yang ada cendrung berbentuk praktis dan sederhana, tidak memakai banyak motif,  motifnya sudah dimodifikasi sesederhana mungkin. Pada waktu sekarang unsur-unsur yang dibuat cendrung berdasarkan nilai-nilai estetika semata yang mengarah kepada fungsi dekoratif, hanya sebagai hiasan saja. Kadang kala sipemakai perlengkapan pakaian adat tidak bisa menjelaskan makna-makna filosofis apa yang terkandung didalamnya. Ada juga sipemesan pakaian adat tersebut menyerahkan sepenuhnya kepada sipenenun soal motif apa yang akan digunakan pada perlengkapan pakaian adat. Di daerah Silungkang, masyarakat perajin tenun songket untuk keperluan pakaian adat hanya memproduksi kalau ada yang memesan saja. Sehubungan dengan ini, lebih jauh seni kerajinan tenun songket bisa diamati menurut fungsi suatu karya seni. Feldman (1967: 3), menjelaskan bahwa fungsi-fungsi seni yang sudah berlangsung sejak zaman dahulu, adalah untuk memuaskan: (1) Kebutuhan-kebutuhan individu kita tentang ekspresi pribadi, (2) Kebutuhan-kebutuhan sosial kita untuk keperluan display, perayaan dan komunikasi, serta (3) Kebutuhan-kebutuhan fisik kita mengenai barang-barang dan bangunan yang bermanfaat. Lebih jauh, dalam pengertian luas, Felmand membagi fungsi seni menjadi tiga bagian, yaitu: Fungsi personal (perseonal function of art), fungsi sosial (the social function of art), dan fungsi fisik (physical function of art). Untuk mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan perkembangan fungsi seni kerajinan tenun songket silungkang sumatra Barat, digunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif ini menuntut sebanyak mungkin kepada penelitinya untuk melakukan sendiri kegiatan penelitian di lapangan (sebagai tangan pertama yang mengalami langsung di lapangan), sehingga si peneliti akan lebih mengerti dengan apa yang ditelitinya, dan juga dapat menambah wawasannya lebih jauh lagi atau lebih mendalam tentang apa yang diteliti.  . Kata Kunci: seni, kerajinan, tenun, songket, silungkang.AbstractSilungkang’s songket weaving motif on a piece of cloth was very rich with motifs that had high aesthetic values and needed a long and long process of creation and manufacture. Now the existing motifs are in the form of practical and simple, not using many motifs, the motives have been modified as simple as possible.  At present the elements that are made tend to be based on mere aesthetic values that lead to decorative functions, only as decoration. Sometimes people who wear traditional clothing can not explain what philosophical meanings are contained in it. There are also orders for traditional clothing that fully surrender to the weavers about what motifs will be used on traditional clothing. In the Silungkang area, people who produce songket weaving for custom clothing only produce it if someone orders it. In connection with this, furthermore the art of songket weaving can be observed according to the function of a work of art. Feldman (1967: 3), explained that the functions of art that had been going on since ancient times were to satisfy: (1) Our individual needs regarding personal expression, (2) Our social needs for display, celebration and communication, and (3) Our physical needs regarding useful goods and buildings. Furthermore, in a broad sense, Felmand divides the function of art into three parts, namely: (perseonal function of art), (the social function of art), and (physical function of art). To study the problems related to the development of the function of West Sumatran silungkang songket weaving craft, qualitative research methods were used. This qualitative research method requires as many researchers as possible to conduct their own research activities in the field (as first hand experience directly in the field), so that the researcher will better understand what he is researching, and can also add further insight or more depth about what her research. Keywords: art, craft, weaving, songket, silungkang.
PENINGKATAN SDM DALAM PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI KETERAMPILAN BATIK DI NAGARI KOTO SANI KEC. X KOTO SINGKARAK KAB. SOLOK Eliya Pebriyeni; San Ahdi; Erwin Erwin; Ernis Ernis
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 2 (2020): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v9i2.21046

Abstract

AbstrakPermasalahan yang dialami oleh ibu-ibu PKK Nagari Koto Sani adalah mereka belum bisa dan belum mampu untuk mengembangkan potensi diri dan mengembangkan keterampilan. Sehingga ibu-ibu PKK belum bisa meningkatkan sumber daya manusia (SDM) guna untuk menambah penghasilan baru, atau untuk meningkatkan kebutuhan hidup sehari-hari. Maka dari itu ibu-ibu PKK Nagari Koto Sani ini membutuhkan pengetahuan, tidak hanya pengetahuan dibidang keterampilan tetapi juga bagaimana hasil yang diperoleh dari keterampilan yang diberikan tersebut dipasarkan kemasyarakat luas. Masalah prioritas yang diselesaikan dilihat dari tiga aspek kegiatan pembelajaran dan keterampilan yang saling berkorelasi, yaitu masalah pada aspek: Pemahaman dan penerapan membuat pola atau mendesain, Penguasaan dan penerapan materi keterampilan membatik, Pengetahuan tentang manajemen usaha sebagai bekal mengembangkan usaha. Metode dan pendekatan yang digunakan adalah: metode ceramah dan tanya jawab, metode demontrasi untuk menjelaskan proses pembuatan batik, metode latihan dan bimbingan dan metode resitasi atau pemberian tugas. Peserta dalam mengikuti pelatihan ini memperoleh dua jenis keterampilan, yaitu  pengetahuan tentang entrepreneur/wirausaha dan mendapatkan keterampilan dalam pembuatan karya dengan menggunakan teknik batik, sekitar 80 % materi dikuasai oleh peserta. Kata Kunci: Sumber Daya Manusia, Batik, Manajemen Usaha.Kata Kunci: sumber daya manusia, batik.AbstractThe problem experienced by PKK Nagari Koto Sani mothers is that they are not yet able and unable to develop their potential and develop skills. So that PKK mothers have not been able to increase their human resources in order to add new income, or to increase their daily needs. Therefore, the women of PKK Nagari Koto Sani need knowledge, not only knowledge in the field of skills but also how the results obtained from the skills provided are marketed to the wider community. The priority problems that are resolved are seen from the three aspects of learning activities and skills that are correlated, namely problems in the following aspects: Understanding and application of making patterns or designing, Mastery and application of batik skills material, Knowledge of business management as a provision to develop a business. The methods and approaches used were: lecture and question and answer method, demonstration method to explain the batik making process, training and guidance methods and recitation or assignment methods. Participants in this training acquire two types of skills, namely knowledge of entrepreneurship / entrepreneurship and gaining skills in making works using batik techniques, about 80% of the material is controlled by participants.Keywords: human resources, batik. 
PELAKSANAANPEMBELAJARAN BERBASISPENDEKATANSAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA MATERI SENI RUPADI SMPN BUKITTINGGI Wisdiarman Wisdiarman; Eliya Pebriyeni; Yofita Sandra; Nessya Fitryona
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 7, No 2 (2018): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v7i2.11551

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang  pelaksanaan pembelajaran seni budaya materi seni rupa berbasis  pendekatan saintifik di SMP  Bukittinggi. Metode yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  metode  deskriptif  kualitatif. Subjekdalampenelitianiniadalahguru seni budaya di SMP Kota Bukittinggi. Teknik pengumpulan dat amenggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu pedoman observasi dan pedoman wawancara.Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis yang meliputi reduksi data, penyajian data, sertapenarikan kesimpulandan verifikasi. Pengujian keabsahan data dilakukan melaluiuji kredibilitas dengan triangulasi teknik dan sumber.Temuan penelitian menunjukkan bahwa: Pertama; guru seni budaya SMPN  Bukittinggi sudah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan pendekatan saintifik. Tetapi dalam perumusan masing-masing langkah belum sesuai dengan ketentuannya. Kedua; guru seni budaya SMPN Bukittinggi belum lagi melaksanakan strategi/model pembelajaran berdasarkan pendekatan saintifik sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini  karena ketidak pahaman guru terhadap penggunaan strategi/model dan langkah-langkahpembelajaran berdasarkan pendekatan saintifik. Kata Kunci: pelaksanaan pembelajaran, pembelajaran berbasis pendekatan saintifik.AbstractThis study aims to obtain an overview of the implementation of art and culture learning art material based on the scientific approach in Bukittinggi Middle School. The method used in this study is a qualitative descriptive method. The subject of this research is the teacher of cultural arts in the Bukittinggi City Middle School. The technique of collecting data uses observation, interview, and documentation techniques. The research instruments used were observation guidelines and interview guidelines. Data analysis techniques used were analytical techniques which included data reduction, data presentation, as well as drawing conclusions and verification. Testing the validity of the data is done through testing credibility with triangulation of techniques and sources. The findings of the study show that: First; Bukittinggi Public High School art teacher has made a Learning Implementation Plan (RPP) based on a scientific approach. But in the formulation of each step not in accordance with the provisions. Second; Bukittinggi Middle School teachers of cultural arts have not yet implemented strategies / learning models based on the scientific approach as expected. This is due to the teacher's lack of understanding of the use of strategies / models and learning steps based on the scientific approachKeywords: implementation of learning, learning based on scientific approaches. 
MULTIMEDIA INTERAKTIF MATERI TEKNIK BATIK JUMPUTAN PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN SDN 50 DAN 53 KAMPUNG JAMBAK PADANG San Ahdi; Eliya Pebriyeni; Erwin Erwin; Ariusmedi Ariusmedi
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 2 (2020): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v9i2.21238

Abstract

AbstrakMateri pembelajaran seni rupa sering kali dilewati guru, atau tidak diajarkan kepada murid-murid. Begitu juga pada materi batik jumputan ini guru beranggapan dalam proses pembuatan batik ini, motif yang digunakan menuntut kemampuan guru untuk mengggambar, padahal tidak. Batik jumputan ini dalam proses pengerjaannya sangatlah mudah tidak menuntut kemampuan guru untuk pandai menggambar. Batik jumputan ini hanya menggunakan 1eknik ikat celup pada sebidang kain. Kain yang sudah diikat sesuai dengan keinginan masing-masing lalu dicelupkan kedalam larutan warna batik. Kemudian guru-guru di dalam menjelaskan materi kebanyakan menggunakan metode ceramah. Sehingga siswa menjadi tidak tertarik untuk mempelajari materi yang diberikan. Oleh sebab itu guru dalam menjelaskan materi perlu dibuatkan suatu media yang menarik dengan tampilan visual yang dapat menarik siswa, seperti dibuatkan multimedia interaktif presentasinya. Masalah yang diselesaikan dilihat dari tiga aspek kegiatan pembelajaran, yaitu: (1) aspek penguasaan materi pembelajaran seni budaya dan keterampilan, (2) Aspek penerapan materi pembelajaran seni budaya dan keterampilan, (3) Aspek pembuatan multimedia interaktif presentasi materi pembelajaran seni budaya dan keterampilan. Metode pendekatan yang digunakan : Rancang bangun media dan model pelatihan, penyuluhan, pelatihan atau workshop, praktik pembelajaran. Luaran yang dihasilkan adalah sekitar 80 % materi tentang batik jumputan dikuasai oleh guru, terlihat dari karya yang sudah dihasilkan yaitu karya batik jumputan berupa alas meja. Dan telah terjadi peningkatan pemahaman guru-guru dalam menguasai materi multimedia interaktif dalam pembuatan video pembelajaran materi batik jumputan sekitar 80 % materi pelatihan dikuasai.Kata Kunci: multimedia interaktif, batik jumputan.AbstractThe teacher often skips art learning material, or isn't taught to students. Likewise in this jumputan batik material the teacher thinks that in the process of making this batik, the motive used demands the teacher's ability to draw pictures, but it is not. This jumputan batik in the process of making it very easy does not require the ability of the teacher to be good at drawing. This jumputan batik only uses the tie-dye technique on a piece of cloth. The cloth that has been tied according to their wishes is then dipped in a batik color solution. Then the teachers in explaining the material mostly used the lecture method. So that students are not interested in studying the material provided. Therefore the teacher in explaining the material needs to make an attractive media with a visual appearance that can attract students, such as making interactive multimedia presentations. The problems that are resolved are seen from three aspects of learning activities, namely: (1) aspects of mastery of art and culture learning materials and skills, (2) Aspects of application of learning materials for arts and culture and skills, (3) Aspects of making interactive multimedia presentations on learning materials for arts and culture and skills. The approach method used: Media design and training models, counseling, training or workshops, learning practices. The output produced is that about 80% of the material about jumputan batik is controlled by the teacher, it can be seen from the work that has been produced, namely the jumputan batik work in the form of table mats. And there has been an increase in the understanding of teachers in mastering interactive multimedia material in making learning videos of batik jumputan material, about 80% of the training material is mastered.Keywords: interactive multimedia, batik’s jumputan. 
KARYA SENI GLASS PAINTING SEBAGAI OBJEK PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN SENI RUPA DAN KETERAMPILAN DI SMPN 1 DAN SMPN 2 KOTA PADANG Lisa Widiarti; Eliya Pebriyeni
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2019): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v8i1.12986

Abstract

AbstrakPelaksanaan pendidikan seni rupa di sekolah umum terutama tingkat pendidikan lanjutan harus berdasarkan prinsip bahwa pendidikan seni merupakan wahana bermuatan edukatif dan membangun kreativitas siswa. Orientasi mata pelajaran Seni budaya/Seni Rupa di SMP adalah memfasilitasi pengalaman emosi, intelektual, fisik, konsepsi, sosial, estetis, artistik dan kreativitas kepada siswa dengan melakukan aktivitas apreasiasi dan kreasi terhadap berbagai produk benda di sekitar siswa yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Pemilihan media yang tepat dalam berkarya seni bagi siswa merupakan hal yang tepat untuk terciptanya hasil karya yang kreatif dan juga akan membuat siswa lebih tertarik dalam pembelajaran dan akan berlangsung dengan menyenangkan. Namun dalam pelaksanaannya, mata pelajaran Seni Budaya seringkali digantikan dengan mata pelajaran lain dikarenakan banyak guru yang tidak menguasai materi pembelajaran Seni Budaya tersebut. Kenyataan di lapangan, khususnya pembelajaran dalam bidang Seni rupa dan keterampilan dihadapkan dengan berbagai permasalahan, diantaranya kualitas keahlian tenaga pengajar serta waktu pembelajaran pada setiap pertemuan di kelas yang sangat singkat. Hal ini menjadikan guru sulit menyelesaikan materi yang digariskan oleh GBPP; dan akhirnya mengakibatkan masalah materi pembelajaran menjadi rancu karena sering berubah-ubah. PKM ini difokuskan kepada aspek pelatihan terhadap guru dalam mengatasi masalah penguasaan  materi dan alternatif bahan yang dapat dimanfaatkan untuk praktikum pada pembelajaran Seni Rupa. Salah satu upaya dalam pengembangan media berkarya yang menyenangkan bagi siswa yaitu membuat karya seni glass painting, dengan menggunakan media kaca, gelas atau memanfaatkan botol-botol kaca bekas. Dalam hal ini para guru akan diajarkan bagaimana memanfaatkan bahan bekas seperti kaca atau botol-botol kaca, untuk membuat karya seni murni atau terapan yang relatif mudah untuk diajarkan kepada murid SMP serta relatif membutuhkan waktu yang cukup singkat. Penentuan masalah prioritas dilakukan bersama antara Tim Pelaksana dengan Pimpinan Mitra. Pemecahan masalah dilakukan dengan metode: (1) ceramah, (2) demonstrasi/peragaan, dan (3) pelatihan dengan bimbingan para instruktur dan diakhiri dengan tanya jawab. Rencana target luaran kegiatan adalah: (1) mempublikasikan artikel pelatihan (2) peningkatan pemahaman guru mitra  tentang pengertian, teknik dan proses yang cukup sederhana dalam memanfaatkan media kaca, dan (3) menghasilkan produk / karya: minimal setiap peserta menghasilkan dua karya seni glass painting, berupa satu karya seni murni dan satu lagi karya seni terapan.Kata Kunci: karya seni glass painting, proses, teknik..AbstractThe implementation of fine arts education in public schools, especially the level of further education, must be based on the principle that art education is an educationally charged vehicle and builds students' creativity. The subject orientation of Cultural / Fine Arts in Middle School is facilitating emotional, intellectual, physical, conception, social, aesthetic, artistic and creativity experiences to students by carrying out activities of appreciation and creation of various objects products around students that benefit human life. Choosing the right media in creating art for students is the right thing to create creative work and will also make students more interested in learning and will take place pleasantly. But in its implementation, Cultural Arts subjects are often replaced with other subjects because many teachers do not master the Cultural Arts learning material. Reality in the field, especially learning in the field of Fine Arts and skills are faced with various problems, including the quality of the teaching staff's expertise and the learning time at each meeting in a very short class. This makes it difficult for teachers to complete the material outlined by GBPP; and finally resulting in the problem of learning material becoming ambiguous because it often changes. This PKM is focused on aspects of training of teachers in overcoming the problem of mastering the material and alternative materials that can be used for practicum in the learning of Fine Arts. One effort in developing creative media is fun for students, namely making glass painting artworks, using glass media, glass or using used glass bottles. In this case the teachers will be taught how to use used materials such as glass or glass bottles, to make pure or applied works of art that are relatively easy to teach to middle school students and relatively require a relatively short amount of time. Determination of priority issues is carried out jointly between the Implementation Team and the Partner Leaders. Problem solving is done by methods: (1) lectures, (2) demonstrations / demonstrations, and (3) training with the guidance of instructors and ending with questions and answers. The activity target plan is: (1) publishing training articles (2) improving the understanding of partner teachers about understanding, techniques and processes that are quite simple in using glass media, and (3) producing products / works: at least each participant produces two glass artworks painting, in the form of one pure art work and one applied art work. Keywords: glass painting, process, technique, artwork.
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN ENTREPRENEURSHIP ANAK-ANAK PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH DAN REMAJA MESJID RAYA PADANG BELIMBING KOTO SANI KEC. X KOTO SINGKARAK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DECOUPAGE Eliya Pebriyeni; Lisa Widiarti; San Ahdi
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 1 (2020): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v9i1.17228

Abstract

AbstrakPermasalahan yang dialami oleh anak-anak dipanti asuhan Muhammadiyah dan remaja mesjid ini adalah mereka belum bisa dan belum mampu untuk mengembangkan potensi diri dan mengembangkan keterampilan, difokuskan pada tiga aspek permasalahan utama yaitu: (1) Pemahaman dan Penerapan Enterpreneurship, (2) Manajemen bahan praktikum/prakarya dalam pengembangan Keterampilan, dan (3) penguasaan dan penerapan materi keterampilan/prakarya. Kegiatan pemecahan masalah dilaksanakan dengan pendekatan:  Rancang bangun, penyuluhan, pelatihan/workshop, dan penerapan. Target yang sudah dapat dicapai adalah Terjadi peningkatan pemahaman dalam: (1) Memahami pengertian, konsep, penerapan, dan pengembangan enterpreneurship di dalam membuka lapangan pekerjaan baru atau membuka usaha baru. (2) Dihasilkan produk berupa: media pembelajaran dan model karya, (3) identifikasi bahan praktikum dengan menggunakan media apa saja yang ada di lingkungan peserta yang bisa ditempelkan tissue napkhin dengan teknik decoupage, (4) karya yang dihasilkan berupa karya memiliki nilai fungsi pakai. Telah terjadi peningkatan pemahaman dari 40% menjadi 80% materi dikuasai oleh anak-anak panti asuhan dan remaja Mesjid.Kata Kunci: kewirausahaan, decoupage.AbstractThe problems experienced by children at the Muhammadiyah orphanage and the mosque's youth are they cannot and have not been able to develop their potential and develop their skills, focused on three main aspects of the problem, namely: (1) Understanding and Implementing Entrepreneurship, (2) Management of practicum / workshop materials in the development of skills, and (3) mastery and application of skills / crafts material. Problem solving activities carried out with the approach: Design, counseling, training / workshops, and implementation. The target that has been achieved is an increase in understanding in: (1) Understanding the meaning, concept, application, and development of entrepreneurship in opening new jobs or opening new businesses. (2) Products produced in the form of: learning media and work models, (3) identification of practicum materials using any media in the participant environment that can be affixed with tissue napkhin with decoupage techniques, (4) the work produced in the form of work has a use function value. There has been an increase in understanding from 40% to 80% of material controlled by orphanage children and Mosque youth. Keywords: entrepreneurship, decoupage.
PENGARUH SCIENTIFIC APPROACH TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SMP NEGERI 2 GUNUNG TALANG Siti Aisyah; Eliya Pebriyeni; Ferdian Ondira Asa
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.33170

Abstract

The purpose of this study was to determine the application of the scientific approach to student learning activities and student responses after being applied in learning fine arts at SMP Negeri 2 Gunung Talang, Solok Regency, West Sumatra. This study used a quasi-experimental method, while the population were all students of class VII. The sampling technique used simple random sampling with a sample size of 50 students. Data was collected using interviews, documentation, questionnaires and observations. The technique of data analysis on student activities was calculating the percentage, the questionnaire carried out descriptively. There were 3 research results, namely student activities during the learning process, student learning outcomes and student responses to the scientific approach. Student activity shows that the first trial class was 89.97% and the second trial class was 87.99%, thus, it can be concluded that the two classes with scientific approach learning were not much different and make learning activities with a high or good percentage. The results of the experimental class students' responses in general obtained positive results, namely 88.29% and negative 58.5%, and the second experimental class response was 83% positive and 61.62% negative. Based on the percentage of student responses, it showed the implementation of learning with the scientific approach was successful. Student learning outcomes showed an increase in learning outcomes before (pretest) and after (posttest) with the application of the scientific approach. So the final target with the application of the scientific approach to art learning was the formation of high learning activity.Keywords: scientific approach, learning activities.AbstrakTujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui penerapan scientific approach terhadap aktivitas belajar siswa dan  respon  siswa setelah diterapkan dalam pembelajaran seni rupa di SMP Negeri 2 Gunung Talang Kabupaten Solok Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen, adapun populasinya yaitu seluruh siswa kelas VII. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 50 siswa. Pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara, dokumentasi, angket dan observasi. Teknik analisis data terhadap aktivitas siswa melakukan perhitungan persentase, angket dilakukan secara deskriptif. Terdapat 3 hasil penelitian yaitu aktivitas siswa selama proses pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar siswa serta respon siswa terhadap scientific approach. Aktivitas siswa menunjukkan kelas uji coba pertama adalah 89,97 % dan kelas uji coba kedua 87,99 %, sehingga disimpulkan bahwa dari kedua kelas dengan pembelajaran scientific approach tidak jauh berbeda serta menjadikan aktivitas belajar dengan persentase yang tinggi atau baik. Hasil belajar siswa menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar sebelum (pretest) dan sesudah (postest) dengan penerapan scientific approach.  Hasil respon siswa kelas eksperimen secara umum memperoleh hasil yang positif yaitu 88,29% dan negatif 58,5%, dan  respon  kelas eksperimen kedua tanggapan positif  83%  dan negatif 61,62%. Berdasarkan persentase dari respon siswa menunjukkan keterlaksaan  pembelajaran dengan scientific approach berhasil. Jadi sasaran akhir dengan penerapan scientific approach pada pembelajaran seni rupa adalah terbentuknya aktivitas belajar yang tinggi. Authors: Siti Aisyah: Universitas Negeri PadangEliya Pebriyeni : Universitas Negeri PadangFerdian Ondira Asa : Universitas Negeri Padang References:Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.Agustin, M., Yensy, N. A., & Rusdi, R. (2017). Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing di smp negeri 15 kota bengkulu. Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), 1(1), 66-72.A.M, Sardiman. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Diani, R. (2016). Pengaruh pendekatan saintifik berbantukan LKS terhadap hasil belajar fisika peserta didik Kelas XI SMA Perintis 1 Bandar Lampung. Jurnal ilmiah pendidikan fisika Al-Biruni, 5(1), 83-93.Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.Hamzah B, Uno. (2012). Model Pembelajaran Menciptakan Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara.Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.Kemdikbud. (2014). Pendekatan Scientific (Ilmiah) dalam Pembelajaran. Jakarta: Pusbangprodik.Lubis, S. K., Retnowati, T. H., & Syawalina, S. (2020, July). Predictive Power of Intellectual Ability Test Score on Students’ Fine Art Learning Outcomes. In 3rd International Conference on Arts and Arts Education (ICAAE 2019) (pp. 41-44). Atlantis Press. Majid, Abdul (2014). Implementasi kurikulum 2013 kajian teoritis dan praktis. Bandung: Interes Media.Purnomo, Eko. dkk. (2014). Seni budaya. Jakara: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.Sani, Ridwan Abdullah. (2014). Pembelajaran saintifik untuk implementasi kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.Syafei, S., Efrizal, E., Sami, Y., Zubaidah, Z., Ariusmedi, A., & Kharisma, M. (2021). Penerapan Ragam Hias Minangkabau dalam Pembelajaran Membatik bagi Guru Seni Budaya SMPN dan MTsN Kabupaten Padang Pariaman. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 522-529.Yamin, Martinis. (2007). Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press.