Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Kelainan Hemostasis pada Leukemia J Budiman, Bestari; Hafiz, Al
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Faculty of Medicine Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakLatar belakang: Leukemia adalah penyakit keganasan pada jaringan hematopoietik yang ditandai denganpenggantian elemen sumsum tulang normal oleh sel darah abnormal atau sel leukemik. Salah satu manifestasi klinisdari leukemia adalah perdarahan yang disebabkan oleh berbagai kelainan hemostasis.Kelainan hemostasis yang dapat terjadi pada leukemia berupa trombositopenia, disfungsi trombosit,koagulasi intravaskuler diseminata, defek protein koagulasi, fibrinolisis primer dan trombosis. Patogenesis danpatofosiologi kelainan hemostasis pada leukemia tersebut terjadi dengan berbagai mekanisme.Kata kunci: leukemia, kelainan hemostasisAbstractBackground: AbstractLeukemia is a malignancy of hematopoietic tissue which is characterized bysubstituted of bone marrow element with abnormal blood cell or leukemic cell. One of clinical manifestation ofleukemia is bleeding that is caused by several hemostasis disorders.Hemostasis disorders in leukemia such asthrombocytopenia, platelet dysfunction, disseminated intravascular coagulation, coagulation protein defect, primaryfibrinolysis and thrombosis. Pathogenesis and pathophysiology of thus hemostasis disorders in leukemia occur withdifferent mechanism.Keywords: leukemia, hemostasis disorder
Ekstirpasi Hemangioma di Dinding Lateral Hidung dengan Pendekatan Endoskopi Bestari J Budiman; Al Hafiz
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 1, No 3 (2012)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v1i3.90

Abstract

Abstrak Pendahuluan: Hemangioma di dinding lateral hidung merupakan kasus tumor jinak pembuluh darah yang jarang angka kejadiannya. Metode: Pendekatan endoskopi memberikan hasil yang lebih baik pada penatalaksanaan kasus tumor jinak di daerah hidung dan sinus paranasal. Pada kasus-kasus tertentu, pendekatan endoskopi memberikan beberapa keuntungan lebih, seperti dapat mengangkat massa tumor dengan morbiditas yang rendah dan menghindari kerusakan yang tidak perlu pada mukosa dan struktur anatomi yang sehat. Diskusi: Telah dilakukan pengangkatan hemangioma di dinding lateral hidung dengan pendekatan endoskopi pada seorang pasien wanita berusia 33 tahun. Kata kunci: hemangioma, dinding lateral hidung, pendekatan endoskopi Abstract Introduction: The hemangioma in the lateral wall of the nose is an uncommon benign vascular neoplasm. Methods: The endoscopic approach can be succesfully employed for the treatment of benign tumor of the nose and paranasal sinuses. In selected cases, this surgical technique allows the complete removal of the tumor with less morbidity, and avoidance of unnecessary resection of healthy mucosa and anatomy structures. Discussion: A case of endoscopic management of a hemangioma in the lateral wall of the nose in a 33 years old girl is reported. Keywords:hemangioma, lateral wall of the nose, endoscopic approach
Diagnosis dan Penatalaksanaan Tragus Asesorius dan Stenosis Liang Telinga pada Hemifasial Mikrosomia Al Hafiz; Jacky Munilson; Effy Huriyati; Yan Edward; Sylvia Rachman; Gunawan Yudhistira
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i1.482

Abstract

Abstrak           Hemifasial mikrosomia (HFM) adalah diagnosis paling sering pada lesi wajah asimmetris dan merupakan kelainan kongenital wajah terbanyak kedua. HFM merupakan malformasi kongenital dimana terdapat defisiensi jaringan lunak dan tulang pada satu sisi wajah dan gangguan perkembangan telinga, terutama telinga luar. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan radiologis. HFM memiliki manifestasi klinis yang beragam, dan dipertimbangkan mendapatkan penatalaksanaan komprehensif yang melibatkan rekontruksi medik luas.               .           Sebuah kasus hemifasial mikrosomia dengan tragus asesorius dan stenosis liang telinga kanan dilaporkan pada perempuan berusia 13 tahun dan telah dilakukan rekonstruksi tragus dan kanaloplasti. Kata kunci: hemifasial mikrosomia, lesi wajah asimmetris, rekontruksi tragus, kanaloplasti. AbstractHemifacial microsomia (HFM) is the most frequent diagnosis in asymmetry facial lesions and the top second facial congenital lesion. HFM is a congenital malformation in which there is a deficiency of soft tissue and bone on one side of the face and malformation of the ear, especially outer ear. The diagnosis is based on history, physical examination, and radiological finding. HFM had various clinical manifestation and considered to comprehensive management involving extensive medical reconstruction. A hemifacial microsomia case with right tragal assesoria and ear canal stenosis has been reported in girl aged 13 years old and have performed tragus reconstruction and canaloplasty. Keywords:  hemifacial microsomia, asymmetrical facial lession, tragus reconstruction, canaloplasty
Epistaksis dan Hipertensi : Adakah Hubungannya? Bestari J. Budiman; Al Hafiz
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v1i2.245

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Epistaksis merupakan suatu kondisi klinis yang sering ditemui dan dapat terjadi pada semua umur dengan banyak variasi penyebabnya. Salah satu faktor risiko yang diduga ikut berperan dalam terjadinya epistaksis adalah hipertensi. Tujuan: Menjelaskan hubungan antara epistaksis dengan hipertensi. Tinjauan Pustaka: Hipertensi diduga tidak menyebabkan epistaksis secara langsung, tapi memperberat episode epistaksis. Mengendalikan tekanan darah sebagai salah satu faktor risiko, akan menurunkan insiden terjadinya epistaksis. Di ruang gawat darurat, pemberian obat anti hipertensi diberikan sebelum atau bersamaan dengan manajemen epistaksis itu sendiri. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara epistaksis dengan hipertensi yang berlangsung lama dan adanya hipertrofi ventrikel kiri. Kata kunci : Hipertensi, kegawatdaruratan, penatalaksanaan epistaksis. Abstract Background: Epistaxis is a common clinical problem in all age groups with varied etiological factors. Hypertension has been suggested as a risk factor in epistaxis case. Purpose: To explain relationship between epistaxis and hypertension. Review: It has been suggested that hypertension does not cause epistaxis directly, but hypertension prolongs the episode of epistaxis when it does occur. The controlling for blood pressure as a risk factor will be decreased the incidencies of epistaxis. In emergency rooms, high blood pressure is usually treated before or in parallel with the management of epistaxis. Conclusion: There was an association between epistaxis and long duration of hypertension in adult and left ventricle hypertrophy. Key words : Hypertension, emergency case, management of epistaxis.
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 MELALUI PEMBUATAN DAN PENDISTRIBUSIAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA BERBAGAI PUSKESMAS DI KOTA PADANG Efrida Efrida; Fachzi Fitri; Sukri Rahman; Ade Asyari; Al Hafiz; Dolly Irfandy; Yan Edward; Novialdi Novialdi; Bestari Jaka Budiman; Effy Huriyati; Jacky Munilson; Nirza Warto; Rossy Rosalinda
BULETIN ILMIAH NAGARI MEMBANGUN Vol 3 No 3 (2020)
Publisher : LPPM (Institute for Research and Community Services) Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/bina.v3i3.241

Abstract

The Covid-19 case that has spread in Indonesia requires efforts from various parties to resolve it. The Faculty of Medicine, Andalas University, is also making efforts to prevent and control Covid-19. The purpose of this activity is to minimize the possibility of the rapid spread of Covid-19 and preventive efforts to keep the people around Pauh, Kuranji, and Air Cold healthy and protected from Covid-19. This activity was carried out in three health centers: Pauh Puskesmas, Kuranji Health Center, and Padang City Puskesmas Air Cold. The method used is KIE (Educational Information Communication) about the COVID-19 disease in publishing articles in the mass media and giving masks. The target of the activity is the community around Pauh, Kuranji, and Air Cold Padang City. The results of the activities obtained include producing PPE (Personal Protective Equipment) as many as 80 face shields, 400 masks, and 60 hazmat suits involving MSMEs (Micro, Small, and Medium Enterprises) and convection. Furthermore, this PPE is distributed to health centers in need, namely Pauh Puskesmas, Kuranji Health Center, and Puskesmas Air Cold Padang City. Furthermore, it is distributed to parties in need, namely the public and medical personnel. The Covid-19 prevention and control program is carried out to suppress and reduce the positive number of Covid-19 and protect medical personnel from providing top service to patients. Furthermore, making PPE that involves MSMEs and convection can help the community's economy, which has declined due to this pandemic.
PARAMEDIAN FOREHEAD FLAP FOR RECONSTRUCTION OF THE NOSE Al Hafiz; Effy Huriyati; Bestari J. Budiman; Jacky Munilson
Majalah Kedokteran Andalas Vol 38, No 2 (2015): Published in September 2015
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.439 KB) | DOI: 10.22338/mka.v38.i2.p147-154.2015

Abstract

AbstrakPenutupan defek yang ditimbulkan akibat operasi di daerah kepala dan leher umumnya dapat dilakukan dengan penjahitan langsung. Untuk defek yang lebih luas, atau apabila metode penjahitan langsung tidak memungkinkan untuk dilakukan, maka dapat digunakan flap kulit. Laporan kasus ini bertujuan untuk mendemonstrasikan ke ahli THT-KL, bagaimana forehead flap dapat memperbaiki estetika dan fungsi hidung pada kasus deformitas hidung. Satu kasus deformitas pada hidung, seorang laki-laki berusia 69 tahun dengan riwayat basalioma di daerah hidung. Pada pasien dilakukan rekonstruksi hidung dengan menggunakan forehead flap. Rekonstruksi hidung menggunakan forehead flap dapat mengurangi defek pada deformitas hidung. Diperlukan analisis wajah terutama daerah hidung untuk menentukan jenis dan posisi dari flap kulit yang tepat.AbstractA Defect following head and neck surgery can often be closed using the technique of direct suture. For larger defects or in situations where direct suture is neither applicable, surgical defect in the head and neck especially at the nose, can be filled by local skin flaps. The case was reported in order to demonstrate to Otorhinolaryngology Head and Neck surgeons on how the forehead flap could restore the aesthetic and function of the nose in nasal deformity case. One case of the nasal deformity was reported in a 69 years old man with history of basal cell carcinoma on the nose. This patient was managed using the forehead flap for nasal reconstruction purpose. The employment of this technique could reduce the defects of nasal deformity. Facial analysis particularly nasal area is necessary to determine the exact kind and position of skin flap.
APLIKASI PENGHITUNGAN PEMAKAIAN LISTRIK RUMAH TANGGA BERBASIS ANDROID Al Hafiz
JURNAL PERENCANAAN, SAINS DAN TEKNOLOGI (JUPERSATEK) Vol 2 No 1 (2019): Jurnal Perencanaan, Sains, Teknologi, dan Komputer (JuPerSaTek)
Publisher : FAKULTAS TEKNIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.662 KB)

Abstract

Pengembangan berbagai aplikasi berbasis Android banyak memudahkan manusia dalam mengerjakan berbagai hal tanpa harus membuang banyak waktu. Salah satu aplikasi Android yang dapat memudahkan manusia antara lain aplikasi penghitungan pemakaian listrik rumah tangga berbasis android. Dengan adanya aplikasi ini, orang dapat dengan mudah tahu berapa jumlah tagihan listrik yang dibebankan pada tiap bulan. Oleh karena itu dalam jurnal ini dibuat aplikasi berbasis Android yang memudahkan dalam memeriksa tagihan listrik. Aplikasi cek tagihan listrik yang dibuat menggunakan pemograman android. Hasil Pengujian sudah dapat memenuhi fungsi utamanya. Aplikasi sudah dapat menampilkan hasil tagihan yang diinginkan dan menyimpan data.
Hubungan Alel Human Leukocyte Antigen A*11 dengan Kejadian Karsinoma Nasofaring pada Etnik Minangkabau di RSUP Dr. M. Djamil Padang Jenny Tri Yuspitasari; Sukri Rahman; Al Hafiz
Jurnal Otorinolaringologi Kepala dan Leher Indonesia Vol. 2 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jokli.v2i1.19

Abstract

Latar Belakang : Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan keganasan sel skuamosa nasofaring yang etiologi dan epidemiologinya dipengaruhi oleh etnik di dunia. Etiologi KNF bersifat multifaktorial yaitu interaksi antara infeksi virus Epstein-Barr (EBV), faktor lingkungan dan faktor genetik. Human Leukocyte Antigen (HLA) merupakan alel yang berperan penting dalam presentasi antigen virus yang menentukan dampak respon imun terhadap infeksi EBV. HLA bersifat polimorfisme dan sangat bervariasi pada etnik yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dengan ditemukannya hubungan antara alel HLA dengan kejadian KNF. HLA-A*11 diduga berhubungan dengan insiden KNF yang rendah karena kemampuan alel tersebut memicu sistem imun dalam melawan virus. Tujuan : Mengetahui hubungan antara HLA-A*11 dengan kejadian KNF pada etnik Minangkabau di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Metode : Penelitian analitik dengan menggunakan desain potong lintang (cross sectional), dilakukan terhadap 18 pasien KNF etnik Minangkabau dan 18 orang sehat etnik Minangkabau sebagai kontrol. Pada responden dilakukan pemeriksaan molekuler untuk melihat ekspresi HLA-A*11 dengan metode PCR-SSP (Polymerase Chain Reaction-Sequence Spesific Primer). Data dianalisis secara statistik dengan program komputer dan dinyatakan bermakna jika p <0.05. Hasil : Pada penelitian ini frekuensi HLA-A*11 ditemukan lebih banyak pada pasien kontrol (77,8%) dibandingkan dengan pasien KNF (66,7%), akan tetapi secara statistik tidak bermakna (p>0.05) Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan Alel HLA-A*11 dengan kejadian karsinoma nasofaring pada etnik Minangkabau.
Perbedaan Alel Human Leucocyte Antigen A*02 antara Pasien Karsinoma Nasofaring dengan Kontrol pada Etnik Minangkabau Debby Apri Grecwin; Sukri Rahman; Al Hafiz; Eti Yerizel; Hafni Bachtiar
Jurnal Otorinolaringologi Kepala dan Leher Indonesia Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jokli.v1i1.20

Abstract

Pendahuluan: Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari sel epitel nasofaring dengan pola epidemiologi yang unik. Etiologi keganasan ini merupakan interaksi kompleks antara faktor genetik, infeksi laten virus Epstein-Barr (VEB) dan paparan terhadap karsinogen lingkungan. Secara genetik, terdapat gen human leucocyte antigen (HLA) yang berperan pada patogenesis KNF. Gen ini dikelompokkan menjadi kelas I dan kelas II yang bersifat sangat polimorfik. Kerentanan genetik terhadap KNF pada populasi dengan risiko tinggi berhubungan dengan gen HLA kelas I. Beberapa penelitian menyatakan bahwa alel HLA-A*02 berhubungan dengan kejadian KNF. Tujuan: Mengetahui perbedaan alel HLA-A*02 antara pasien KNF dengan kontrol pada etnik Minangkabau. Metode: Penelitian analitik dengan menggunakan disain potong lintang dilakukan terhadap 16 pasien KNF etnik Minangkabau dan 16 orang sehat etnik Minangkabau sebagai kontrol. Pemeriksaan molekuler dilakukan pada responden untuk melihat ekspresi HLA-A*02 dengan metode polymerase chain reaction-sequence spesific primer(PCR-SSP). Data dianalisis secara statistik dengan program komputer dan dinyatakan bermakna jika p < 0,05. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan 6 orang pasien KNF dan 3 orang kontrol dengan HLA-A*02 positif. Secara statistik tidak didapatkan perbedaan yang bermakna alel HLA-A*02 antara pasien KNF dengan kontrol pada etnik Minangkabau. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan alel HLA-A*02 antara pasien KNF dengan kontrol etnik Minangkabau.
RESPON BIBIT EUCALYPTUS PELLITA TERHADAP MEDIA DAN CONTROL RELEASE FERTILIZER, HIGH YIELD TECHNOLOGY Al Hafiz; Sulhaswardi Sulhaswardi
DINAMIKA PERTANIAN Vol. 29 No. 2 (2014): Jurnal Dinamika Pertanian Edisi Agustus 2014
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this research was to know the effect of Eucalyptus pellita growth interactionally and individually on media treatment and control release fertilizer, high yield technology. The research was carried out at the R & D Nursery PT. Arara Abadi during four months, from October 2013 to January 2013. The completely Randomized Design with two factors was used. The first factor consisted of media (M) and the second factor by giving HYT (H). The parameters observed were plant height, stem diameter, number of leaves per plant, root length, root volume, biomass total, growing percentage, and seed quality. The results showed that Eucalyptus pellita gave a significant effect on treatment media interaction with control release fertilizer high yield technology for pant height with the best combination on M1H0 (26.77cm), number of eaves on M2H0 (10.87 sheets), root length on M2H0 (98.63 cm), root volume on M1H0 (4 cm3), seed quality on M1H1, M1H2, M1H3 and M2H0 (98.67%). Eucalyptus pellita affected significantly on media treatment for pant height with the best treatment on M1 (25.06 cm), stem diameter on M1 (2.60 mm), number of leaves on m1 (10.45), root volume on M1 (3.13 cm3), growing percentage on M3 (96.40%), and seed quality on M197.33%). Eucalyptus pellita showed the best response on giving control release fertilizer, high yield technology for plant height on H0 (24.57 cm), stem diameter on H0 (2.53 mm), number of leaves on H0 (10.32 sheets), root length on H4 (11.96 cm), root volume H0 (3.47 cm3), and seed quality on H0 (94.40%).