Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Kecernaan In Vitro Jerami Padi Fermentasi Dengan Menggunakan Berbagai Level Inokulum Aspergillus niger dan Lactobacillus plantarum T. W, Saputro , R. A.; N., Ngadiyono,; M, Yusiati, L.; G. S., Budisatria, I.
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol 11, No 22 (2015): Desember
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1148.239 KB) | DOI: 10.36626/jppp.v11i22.144

Abstract

Pemanfaatan sisa hasil pertanian (jerami padi) sebagai pakan dasarmenjadi hal yang strategis untuk dikembangkan guna memenuhi kebutuhan pakan berserat bagi ternak sapi potong. Mikrobia selulolitik dan bakteri asam laktat merupakan salah satu sumber inokulum yang dapat meningkatkan kualitas jerami padi sebagai pakan dasar berserat. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan sumber karbon yang tepat untuk pertumbuhan Aspergillus niger(AN) dan Lactobacillus plantarum(LP).Penelitian ini dilakukan dengan menfermentasi jerami padi menggunakan AN dan LP. Perlakuan sumberkarbon yang diberikan dua macam substrat, yaitu molasses dan dedak. Perlakuan level AN sebesar 0, 5, 10, dan 15%. Pemberian LP sebesar 10% pada setiap perlakuan. Fermentasi dilakukan selama 21 hari,sedang nilai kecernaannyadievaluasi dengan menggunakan metode in vitro Tilley andTerrydan Gas Test. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah pH, asam laktat,BK, BO, PK, SK, NDF, ADF, dan TDN. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis varian rancangan acak lengkap (Completely Randomized Design/CRD) pola searah dan pola faktoril (2 x 3), bila terdapat pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan?s Multiple Range Test). Hasil penelitian menunjukkan penggunaan Aspergillus nigerdan Lactobacillus plantarumuntuk fermentasi jerami padi yang terbaik adalah  15% Aspergillus nige rdan  10% Lactobacillus plantarum dari bahan kering. Penggunaan substrat molases lebih baik jika dibandingkan dengan dedak, hal ini terlihat dari hasil analisis PK, SK, LK, ADF, dan hasil uji fisik jerami padi fermentasi.
PENGARUH METODE PEMANASAN DALAM OVEN DAN REFLUKS PADA SINTESIS ZEOLIT ZSM-5 DARI LIMBAH AMPAS TEBU ., Ngadiyono; ,S.Si, M.Si, Sriatun; ,M.Si, Dra. Taslimah
Chem Info Journal Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Chem Info Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The synthesis of ZSM-5 was done from bagasse waste ash and sodium silicate as source of silica and aluminium hydroxide as source of alumina with use heating method on oven and reflux. The synthesis was done by reacting sodium silicate and sodium aluminate at pH 11-12 until is formed gel. Gel through are taken to caried out heating on oven and reflux at 1100C for 1, 3, 5, dan 7 days. Product which obtained are washed by aquades until pH neutral, through are dried at 1100C for 10 hours.Characterization of product are carried out by Fourrier Transform InfraRed (FTIR) and X-Ray Diffraction (X-RD). Heating use reflux more effective than oven. Optimum result are obtained for heating at 5 days. Diffractogram are obtained showed that mixture of mineral such as Nacrite, Aluminum Silicate Oxide Hydrate, and ZSM-5. Spectrum FTIR showed that heating on reflux at wavenumber 609,51 cm-1 are showed double ring vibration of ZSM-5 framework.
PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI DAN MASSAGE ENDORPHIN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PREMENOPAUSE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMARANG BARAT KOTA SEMARANG Shinta P, Riadinata; Thaufik H, Syarief; -, Ngadiyono
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 6, No 1 (2014): Juni 2014
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan : Menopause merupakan kejadian yang normal pada seorang wanita dan setiap wanita pasti akan mengalami masa menopause. Keluhan pada wanita menopause umur 45-54 tahun antara lain mudah tersinggung, takut, gelisah, mudah marah sebesar 90%; gejolak panas (hot flushes), cemas dan depresi sebesar 80%, sakit kcpala 70%; cepat lelah, sulit berkonsentrasi, mudah lupa sebesar 65%. Aromaterapi dapat menjadi pengobatan yang efektif dari gejala menopause seperti hot flushes, depresi dan rasa sakit pada wanita. Massage endorphin adalah salah satu cara untuk merangsang endorphin agar dapat keluar dari tubuh manusia. Tujuan penelitian : Untuk menganalisis adakah pengaruh aromaterapi dan massage endorphin terhadap mengurangi kecemasan pada wanita premenoupause Metode penelitian : Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperiment dengan rancangan One Group Pre-test and Post-test Desain Without Control Group. Terdapat tiga kelompok perlakuan, sample yang digunakan adalah 16 setiap kelompok. Hasil penelitian : Hasil yang didapat adalah nilai signifikansi kelompok kombinasi aromaterapi dan massage endorphin adalah 0,0210,05. Perbedaan ini adalah paling besar dibandingkan dengan dua kelompok lain, yaitu signifikasi kelompok perlakuan massage endorphin 0,972 dan signifikasi kelompok perlakuan aromaterapi 0,037. Kesimpulan : Perlakuan kombinasi aromaterapi dan massage endorphin dapat menurunkan tingkat kecemasan premenopause paling besar dibandingkan dengan dua kelompok lainnya dengan nilai signifikansiKata Kunci : aromaterapi, massage endorphin, premenopause
The Nutritional Value of Intercropping Forage of Arbila (Phaseolus lunatus) Inoculated by Rhizobium With Sorghum (Sorghum bicolor) at Different Planting Space of Arbila and Different Row Number of Sorghum B. B. Koten; R. D. Soetrisno; N. Ngadiyono; B. Soewignyo
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Vol. 3 No. 1 (2013)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.365 KB) | DOI: 10.20956/jitp.v3i1.723

Abstract

The study was conducted to evaluate intercropping forage production between inoculated arbila (Phaseolus lunatus) and sorghum (Sorghum bicolor) at different planting space of arbila and different row number of sorgum. The experiment was arranged factorially according to completely randomised design. The first factor was two planting space of arbila i.e. J1 (120 cm) and J2 (180 cm). The second factor was three different row number of sorghum i.e. P1 (1 row), P2 (2 rows), P3 (3 rows). The replication for each treatment combination was three giving total number of experimental units of 18. Variables abserved were organic matter (OM), crude protein (CP), crude fiber (CF), nitrogen free ekstract (NFE), ether extract (EE), and ash contents of intercropped forage. Results showed that nutritional value of intercropping forage between  arbila and sorgum was better compared with monoculture crop of either arbila or sorghum. At intercropping, OM content of all treatments were high, except for treatment  J1P1. The lowest CF was noticed for treatment J1P2 (30.64%). The highest CP content was for J1P1 (16.16%) but  the CP content of J1P2 was still quiet good (13.36%). EE values were relatively similar for all treatments. The highest value for NFE was for J1P3 (48.35%) and J2P1 (48.45%) but the value for J1P2 was still reasonably good (48.35%). The ash content for treatment J1P1, J1P2, and J1P3 was 8.62%, 7.51%, and 7.15% respectively, and it was considered good enough for forage. In conclusion, intercropping between arbila at 120 cm planting space and 2 or 3 rows of sorghums produces the best nutritive content of forage for ruminant feed.
Supplementing energy and protein source at different rate of degradability to mixture of corn waste and coffee pod as basal diet on rumen fermentation kinetic of beef cattle Dicky Pamungkas; R. Utomo; N. Ngadiyono; M. Winugroho
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner Vol 15, No 1 (2010): MARCH 2010
Publisher : Indonesian Center for Animal Research and Development (ICARD)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.431 KB) | DOI: 10.14334/jitv.v15i1.674

Abstract

The use of corn waste and coffee pod as basal diet needs energy and protein supplementation in order to optimize rumen microbial growth. A research was done to study the appropriate supplement which is suitable based on the result of rumen fermentation kinetics. Four ruminally canulated cows, (205-224 kg of live weight) were placed in individual cages. The basal diet (BD) offered were corn waste and coffee pod mixture (80:20). Source of high degradable energy (HDE) was cassava pomace; while the low degradable energy (LDE) was arenga piñata waste. The high degradable protein (HDP) was mixed-concentrate while the low degradable protein (LDP) was leucaena leave meal. The supplementation of energy and protein to basal diet was in ratio of 50:50 based on dry matter. Feed offered were basal diet and the supplement at ratio of 60: 40 (3 % of LW). Observation was carried out for 4 periods (10 days/period). In each period, animal was fed one of the following diets:  A = BD, B = BD+ HDE+LDP, C = BD+LDE+LDP, and D = BD+HDE+HDP. Rumen kinetics observed were: pH, and VFA, NH3 and rumen microbial protein concentrations. Rumen fluid was taken at the end of each period gradually along the course of 24 hours fermentation. The results showed that the diets gave significant effect (P < 0.05) on rumen pH. The lowest rumen pH (5.76) was observed on diet D  at 2:00, 12 hours after feeding. Meanwhile, the highest pH (7.22) was found in animal fed diet A at 16:00. The total VFA on diet D of periode:1, 3 and 4 showed the highest level: 68.1 mmol/l; 75.37 mmol/l and 85.14 mmol/l respectively. The highest NH3 concentration was found in diet D followed  by diet C, B and A. At 12:00 observation or at 4 h after morning feeding the highest NH3 was observed from diet D (41.94 mg/100 ml). It is concluded that diet D resulted in the best rumen fermentation kinetic, therefore it could be used in feed formulation in cattle diets. Key words: Corn Waste, Coffee Pod, Degradation, Rumen Fermentation
Policy Study Refleksi Kebijakan Jurusan Pendidikan Ekonomi Daru Wahyuni; - Ngadiyono
Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Vol 7, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.815 KB) | DOI: 10.21831/jep.v7i2.570

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penilaian mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi terhadap kinerja akademik dan administratif jurusan dan untuk menggali aspek-aspek kinerja jurusan yang memerlukan pengelolaan dan pembinaan yang lebih baik.Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitif deskriptif. Pendekatan ini juga dilakukan untuk mengeksplorasi apa yang selama ini dirasakan dan diinginkan oleh mahasiswa sehingga ada butir-butir pertanyaan yang ada dalam instrumen penelitian merupakan semi open questioner. Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini maka dilakukan pemaparan statistik deskriptif berupa frekuensi, persentase, dan pie chart. Data diperoleh dengan cara sengaja dari mahasiswa angkatan tahun 2006, 2007, dan 2008 Jurusan Pendidikan EkonomiKesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) Secara umum kinerja jurusan Pendidikan Ekonomi UNY yang mengimplementasikan berbagai komponen standar nasional pendidikan yang dijalankan mendapatkan nilai cukup berdasarkan persepsi mahasiswa. 2) Tidak ada satupun dari 7 standar pendidikan tersebut dalam aplikasinya mendapatkan nilai baik. 3) Standar pendidikan yang mendapatkan nilai kurang adalah standar penilaian pendidikan dan yang mendapatkan nilai cukup namun relative kurang adalah sarana dan prasarana.
PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI DAN MASSAGE ENDORPHIN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PREMENOPAUSE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMARANG BARAT KOTA SEMARANG Riadinata Shinta P; Syarief Thaufik H; Ngadiyono -
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 1, No 10 (2014): Juni 2014
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (881.494 KB)

Abstract

Pendahuluan : Menopause merupakan kejadian yang normal pada seorang wanita dan setiap wanita pasti akan mengalami masa menopause. Keluhan pada wanita menopause umur 45-54 tahun antara lain mudah tersinggung, takut, gelisah, mudah marah sebesar 90%; gejolak panas (hot flushes), cemas dan depresi sebesar 80%, sakit kcpala 70%; cepat lelah, sulit berkonsentrasi, mudah lupa sebesar 65%. Aromaterapi dapat menjadi pengobatan yang efektif dari gejala menopause seperti hot flushes, depresi dan rasa sakit pada wanita. Massage endorphin adalah salah satu cara untuk merangsang endorphin agar dapat keluar dari tubuh manusia. Tujuan penelitian : Untuk menganalisis adakah pengaruh aromaterapi dan massage endorphin terhadap mengurangi kecemasan pada wanita premenoupause Metode penelitian : Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperiment dengan rancangan One Group Pre-test and Post-test Desain Without Control Group. Terdapat tiga kelompok perlakuan, sample yang digunakan adalah 16 setiap kelompok. Hasil penelitian : Hasil yang didapat adalah nilai signifikansi kelompok kombinasi aromaterapi dan massage endorphin adalah 0,021<0,05. Perbedaan ini adalah paling besar dibandingkan dengan dua kelompok lain, yaitu signifikasi kelompok perlakuan massage endorphin 0,972 dan signifikasi kelompok perlakuan aromaterapi 0,037. Kesimpulan : Perlakuan kombinasi aromaterapi dan massage endorphin dapat menurunkan tingkat kecemasan premenopause paling besar dibandingkan dengan dua kelompok lainnya dengan nilai signifikansiKata Kunci : aromaterapi, massage endorphin, premenopause
PENERAPAN PEMROSESAN PARALEL UNTUK MENGUJI WAKTU RENDERING DESIGN WEB DENGAN FRAMEWORK TERHADAP PROCESSOR MELALUI LAN, ROUTER DAN EKSTRANET Ngadiyono Ngadiyono; Hero Wintolo
Compiler Vol 4, No 1 (2015): Mei
Publisher : Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.777 KB) | DOI: 10.28989/compiler.v4i1.88

Abstract

Designing a website is the first step to build website that gives the appearance of an interface to the website visitor. the appearence web design that interesting can be gived conveniences for visitors to browse the contents of any website content. designing of the website, skill are required several to be master multiple web programming languages, the programming language are  HTML, CSS and Javascript. In the overall control of the programming language takes time to be master and understand each other codes. Therefore, to built application that allows users to create a website design. This application is called WebEditor is built using CodeIgniter and Twitter Bootstrap framework. In the rendering process design needed parallel processing techniques to the process. so, the impact in terms of rendering time speed to website design. Throughout this system, users can design a website easily and quickly, and in the process of rendering design does not require for long time. the results of study case have done that it can be seen that influences of the implementation of rendering speed transmission media based on the number of processors and computers server. The percentage of the speed to rendering of design does not using a grid server on the LAN network are 33.7 %, 33.3 % and internet routers 33 %. While using a part of grid servers on the LAN network are 33.6 %, 33.4 % and internet routers 33 % and the final grid using 2 servers on the LAN network are 44 %, 33 % and internet routers 26 %. So the highest rendering speed on the LAN router network for further 44 % and 30 % at the latest on the Internet 26 % by using 2 part of grid servers. Thus rendering the best in the website design is using LAN with 2 part of grid servers.
ANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PENCAHAYAAN PADA RUANG KELAS DAN LABORATORIUM BERDASARKAN INTENSITAS PENERANGAN Yakob Liklikwatil; Ngadiyono Ngadiyono
Jurnal Online Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Vol. 10 No. 2 (2015): Jurnal Isu Teknologi
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruang kelas dan ruang laboratorium merupakan fasilitas pendidikan yang rentang waktu penggunaannya cukup padat. Supaya kegiatan belajar mengajar di ruang kelas dan ruang laboratorium nyaman dan berjalan dengan baik dibutuhkan intensitas penerangan yang cukup, yaitu intensitas penerangan yang didesain sesuai dengan standar, dari 11 (sebelas) ruang kelas dan 17 (tujuh belas) ruang laboratorium, lampu yang digunakan kurang lebih 1.063 (seribu enam puluh tiga) buah lampu dengan jenis lampu TL tipe TL-D36W/54-765ISL. Hal tersebut tentunya menyerap energi listrik yang besar apabila desain sistem pencahayaan tidak sesusai standar, tidak dioperasikan dengan benar dan pemeliharaan sistem pencahayaan tidak dilakukan. Supaya konsumsi energi listrik pencahayaan sesuai dengan standar, maka dalam penelitian ini dilakukan analisa dengan 6 (enam) cara pengoperasian: (1) Pengoperasian sesuai jadwal perkuliahan dan jumlah lampu sesuai dengan yang terpasang, (2) Pengoperasian seuai jadwal perkuliahan dan jumlah lampu sesuai standar (ruang kelas 250lux, lab. Komputer 350lux, laboratorium 500lux), (3) Pengoperasian sesuai jadwal perkuliahan dan jumlah lampu sesuai intensitas penerangan hasil pengukuran, (4) Pengoperasian dari jam 08.00-18.00 WIB dan jumlah lampu sesuai yang terpasang, (5) Pengoperasian dari jam 08.00-18.00 WIB dan jumlah lampu sesuai standar (ruang kelas 250lux, lab. Komputer 350lux, laboratorium 500lux), (6) Pengoperasian dari jam 08.00-18.00 WIB dan jumlah lampu sesuai intensitas penerangan hasil pengukuran.