Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Phytoplankton and Physics Chemical Parameters in Estuary Waters, West Coast of South Sulawesi, Indonesia Muh. Farid Samawi; Akbar Tahir; Rahmadi Tambaru; Khairul Amri; Mahatma Lanuru; Nur Khairunisa Armi
Torani Journal of Fisheries and Marine Science VOLUME 3 NOMOR 2, JUNI 2020
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35911/torani.v3i2.11370

Abstract

This paper provides an explanation of the condition of phytoplankton in the estuary waters of the west coast of South Sulawesi. The study was carried out on four estuaries namely Tallo, Marusu, Polong and Battoe with spatial sampling from inside the estuary to the outside of the estuary. The results obtained were found in three classes, namely Bacillariophyceae class, Cyanophyceae class, and Dinophyceae class with 19 phytoplankton genera. With an abundance of phytoplankton ranging from 352 - 5304 cells / L, the highest abundance is in the Tallo estuary. Meanwhile, the highest diversity index (H ') was found in Tallo estuary and the highest dominance index (D) was in Tallo estuary. Parameters that characterize high abundance estuaries are nitrate and TSS.
SPESIES TUMBUHAN ASLI, INTRODUKSI DAN INVASIF DI PULAU BARRANGCADDI SULAWESI SELATAN Dody Priosambodo; Khairul Amri; Mahatma Lanuru
Jurnal Ilmu Kelautan SPERMONDE VOLUME 5 NOMOR 1, 2019
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jiks.v5i1.7036

Abstract

Penelitian tentang inventarisasi spesies tumbuhan di pulau Barrangcaddi yang berpenduduk padat telah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan asli, tumbuhan introduksi dan tumbuhan invasif di Pulau Barrangcaddi. Kegiatan sampling dilakukan dengan metode purposive sampling. Data diambil dengan mencatat semua spesies tumbuhan yang ditemukan selama penjelajahan di pulau Barrangcaddi. Seluruh sampel di foto. Sampel tumbuhan yang tidak diketahui namanya, di ambil bagian-bagiannya, kemudian dikoleksi dan diidentifikasi di laboratorium Ilmu Lingkungan dan Kelautan, Departemen Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Hasanuddin. Identifikasi sampel menggunakan buku: An Annotated Check-List of The Vascular Plants of The South China Sea and Its Shores oleh Turner et al. (2000) dan Mangrove Guidebook for Southeast Asia oleh Wim Giesen et al. (2007) untuk spesies hutan pantai; Tropical flowering plants: a guide to identification and cultivation oleh Kirsten Albrecht Llamas (2003) untuk spesies tanaman hias dan tanaman budidaya/introduksi serta Nonnative Invasive Plants of Pacific Coast Forest. A Field Guide for Identification oleh Gray et al. (2011) dan Guide to The Naturalized and Invasive Plants of Southeast Asia oleh Arne Witt (2017) untuk spesies tumbuhan invasif. Dari hasil penelitian di pulau Barrangcaddi tercatat sebanyak 142 spesies tumbuhan dari 51 suku. Sebagian besar didominasi oleh tanaman hias dan budidaya (introduksi) dengan 103 spesies dari 42 suku diikuti spesies asli (native species) dengan jumlah 29 spesies dari 19 suku. Spesies invasif tercatat paling sedikit dengan jumlah 10 spesies dari 5 suku. Sebagian besar tutupan vegetasi dari spesies asli telah hilang akibat alih fungsi lahan menjadi permukiman.
Hubungan Antara Persen Penutupan dan Simpanan Karbon Lamun Supriadi Mashoreng; Muhammad Banda Selamat; Khairul Amri; Yayu Anugerah La Nafie
Akuatika Indonesia Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.307 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v3i1.23437

Abstract

Padang lamun merupakan salah satu ekosistem pesisir yang berperan sebagai penyimpan karbon yang cukup penting.  Selama ini estimasi karbon tersimpan pada komunitas lamun masih dilakukan menggunakan metode pencuplikan secara langsung. Namun untuk kepentingan survey pada kawasan yang luas, cara tersebut membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu diperlukan metode untuk mengestimasi karbon tersimpan lamun dengan memanfaatkan citra satelit sehingga dapat dilakukan secara cepat, mudah dan murah. Sebagai tahap awal untuk mengestimasi karbon tersimpan menggunakan citra satelit, diperlukan model hubungan antara tutupan jenis lamun dengan karbon tersimpannya sebagaimana yang dilakukan pada penelitian ini. Penelitian dilakukan pada bulan September-Oktober 2016 di Pulau Barranglompo Makassar. Penelitian diawali dengan mengambil biomassa 6 jenis lamun yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, Halophila ovalis dan Syringodium isoetifolium pada area seluas 25cm x 25 cm. Pengambilan biomassa setiap jenis lamun dilakukan untuk masing-masing jenis dengan 10 tingkatan persentase tutuapn lamun. sebanyak 10 kali pada persen tutupan jenis lamun yang berbeda-beda, mulai dari tutupan rendah sampai tutupan tertinggi yang ditemukan di lapangan. Penentuan penutupan lamun dilakukan dengan cara visual pada plot berukuran 50cm x 50cm. Selanjutnya dilakukan analisis karbon organik jaringan lamun (daun, rhizoma, akar dan seludang) masing-masing jenis, dengan ulangan 5 kali.  Hasil perkalian antara biomassa lamun dengan kandungan karbonnya merupakan karbon tersimpan lamun tersebut. Hubungan antara persen tutupan jenis lamun dan karbon tersimpan dianalisis menggunakan regresi polynomial.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada semua jenis lamun yang diamati, hubungan antara persen tutupan dengan simpan karbonnya mempunyai hubungan positif yang kuat. Koefisien determinasi, r2 berkisar 0,7413-0,9838 untuk simpanan karbon bagian bawah dan 0,8017-0,9683 untuk simpanan karbon bagian atas.
The Strategy of Phytoplankton on Critical Conditions in Coastal Waters Rahmadi Tambaru; Muh. Farid Samawi; Khairul Amri
International Journal of Agriculture System VOLUME 8 ISSUE 1, JUNE 2020
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.548 KB) | DOI: 10.20956/ijas.v8i1.2272

Abstract

The productivity of phytoplankton found best in coastal waters is on a critical aquatic environmental condition for the life of phytoplankton (incubation time : 10.00-14.00). At that incubation time, the sun reached the apex of illumination (12.00). Theoretically, the best productivity is unlikely to happen because the activity of phytoplankton is not perfect. To answer that doubt, the research deals with the strategy of life phytoplankton on critical conditions in coastal waters. To achieve the desired results, multivariate analysis is used Correspondent analysis (CA) and Principal Components Analysis (PCA). The results showed that based on the analysis of Factorial Koresponde (CA), there were two grouping of phytoplankton  abundance. Group I showed that the grouping of phytoplankton  abundance of occurred at A depth of 10 m at the sampling  time A (10.00 : normal conditions). Group II occurs at a depth of 5 and 15 m at sampling time B (14.00: critical condition). Furthermore, the shift in grouping phytoplankton occurs at the sampling  time A at a depth of 10 m into the sampling time B in 5 m depth, not at at a depth of 0 m. This is due to the very strong sunlight intensity that can lead to death in the genera of phytoplankton that exist. It turns out that the strategy and the dynamics of phytoplankton abundance at critical time is not doing the grouping at the surface depth (0 m), but at a deeper depth (5 m) in order to keep the activity well done.
Proportion Of Daily Abundance Of Phytoplankton Based On Time Changes In Periods Of The Best Incubation Time In Marine Waters Rahmadi Tambaru; Arniati Massinai; Khairul Amri; Amran Saru; Erwin Pratama Umar
Barakuda'45 Vol 4 No 2 (2022): Edisi November
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47685/barakuda45.v4i2.279

Abstract

The research aimed to analyzing the proportion of the daily abundance of phytoplankton based on the change in time in the best incubation time period. The implementation of the research from November 2018 to January 2019 in the marine waters of Barrang Lompo Island. Water samples to identify the daily phytoplankton abundance were taken by filtering 100 liters of seawater using a plankton net. Water sampling was carried out at the observation time at 10:00; 11.00; 12.00; 13.00; 14.00 in the best incubation time period (10.00-14.00). Based on the results of the study, the change in the proportion of daily phytoplankton abundance did not differ significantly based on the change in time in the best incubation time period.