Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

ANALISIS KINERJA OPERASIONAL BONGKAR MUAT PETI KEMAS PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG Handajani, Mudjiastuti
Jurnal Transportasi Vol 4, No 1 (2004)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.5 KB)

Abstract

Abstrak Pelabuhan Tanjung Emas Semarang merupakan pelabuhan besar, di samping melayani angkutan penumpang dan barang umum, juga melayani bongkar muat peti kemas. Volume pengiriman barang menggunakan peti kemas melalui pelabuhan Tanjung Emas terus meningkat dari tahun ke tahun. Pengiriman barang dengan peti kemas memungkinkan barang digabung menjadi satu sehingga waktu pengoperasian lebih cepat, efektif, dan efisien. Selain itu, penggunaan peti kemas juga diharapkan dapat meningkatkan jumlah muatan yang bisa ditangani. Namun, pelayanan peti kemas pada terminal peti kemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang saat ini mengalami beberapa hambatan yang mempengaruhi kecepatan pelayanan peti kemas. Hambatan tersebut disebabkan antara lain: (1) kurang maksimalnya penggunaan gantry crane dan rubber tyred gantry dalam melayani bongkar muat peti kemas, (2) penataan peti kemas yang kurang teratur di lapangan penumpukan, (3) waktu pelayanan truk dari luar yang membawa peti kemas ekspor yang bersamaan dengan chassis truck yang melayani pemuatan ke kapal, sehingga memperlambat suatu proses; hal yang sama juga terjadi pada proses bongkar (impor), dan (4) jumlah chassis truck tidak memenuhi konfigurasi standar operasional. Penelitian ini bertujuan meningkatkan efisiensi pelayanan peti kemas dengan cara memperbaiki sistem penataan peti kemas di container yard sesuai dengan urutan pemuatan kapal dan memberikan prakiraan jumlah chassis truck yang digunakan untuk mencapai produksi gantry crane yang optimal. Metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data primer melalui survei di lapangan dan data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teori antrean, sedangkan prakiraan arus peti kemas dengan perangkat lunak SPSS. Survei di lapangan dilakukan pada saat kapal sedang melakukan bongkar muat peti kemas, dengan asumsi bahwa tiap kapal akan dilayani secepat mungkin. Waktu pengamatan dilakukan sekitar 30 menit setelah proses bongkar/muat dimulai + 90 menit, pada waktu proses sudah mulai stabil. Hasil yang didapat dari penelitian ini berupa data dan informasi mengenai pola operasi dan proses bongkar muat peti kemas dan informasi mengenai kinerja alat yang digunakan dalam pelayanan bongkar muat peti kemas. Dari analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kelancaran operasi sangat bergantung pada pelayanan chassis truck di container yard berupa pengaturan pola penumpukan peti kemas di container yard maupun penggunaan rubber tyred gantry secara optimal. Dari kesimpulan di atas dapat direkomendasikan beberapa hal: (1) pengaturan penumpukan peti kemas di container yard sesuai dengan urutan berat dan tujuan, (2) penambahan jumlah chassis truck dari 22 unit menjadi 30 unit, sehingga kondisi pelayanan lebih optimal, dan (3) perlunya keberadaan seorang pengawas yang mengatur antrean chassis truck di gantry crane maupun di container yard.Kata-kata kunci: peti kemas, lapangan penumpukan, pola operasi
KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK KOTA SEMARANG DAN KOTA SURAKARTA DITINJAU DARI SISTEM TRANSPORTASI DAN TIPOLOGI KOTA Handajani, Mudjiastuti; Aksa, Mustakim
Jurnal Transportasi Vol 13, No 3 (2013)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.168 KB)

Abstract

Fuel oil is the main fuel in the transportation sector. Transportation system and the city typology influence the fuel consumption of a city. This study aims to analyze and to compare the relationship of transportation system and the typology of the City of Semarang and the city of Surakarta to the fuel consumption of those cities. An analysis was performed using bivariate and multivariate-multivariable regression techniques. Uneven distribution of the population, public transport services dominated by passenger cars, and radial road network result in inefficient fuel consumption in the city of Semarang (0.27 kl/person). Meanwhile an even distribution of the population, public transport services dominated by public bus, and grid road network make fuel consumption more efficient in the city of Surakarta (0.18 kl/person). The use of large-capacity public transport and compact land use can make more efficient use of fuel.
TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN BONGKAR-MUAT BARANG PADA TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG Handajani, Mudjiastuti; Janto, Yoeli
Jurnal Transportasi Vol 15, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.045 KB)

Abstract

Abstract This study aimed to analyze the level of consumer expectations and the performance of the service and the satisfaction level of stevedoring service users at the Container Terminal of Semarang. It also analyzes the factors that have to be maintained, the main priority, and low priority of customer satisfaction. The samples are 73 respondents (companies) with the data analysis performed using the Important Performance Analysis. Based on the Cartesian diagram analysis, it is known that factors considered essential are in accordance with the reality perceived by the customer so that the satisfaction level is relatively high for the clarity of service personnel, service personnel discipline, fairness of service, and comfort environment. While the factors that are considered less important by customers and in fact not very special are service procedures, service attendant responsibilities, service speed and courtesy and hospitality workers. Key words: performance, interest, satisfaction, service, quality  Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat harapan konsumen dan kinerja layanan serta tingkat kepuasan pengguna jasa bongkar muat pada Terminal Peti Kemas Semarang. Selain itu juga menganalisis faktor yang harus dipertahankan, prioritas utama dan  prioritas rendah dari kepuasan customer. Sampel yang digunakan sebanyak 73 responden (perusahaan) dengan analisis data menggunakan Important Performance Analysis. Berdasarkan hasil analisis diagram Kartesius diketahui bahwa faktor-faktor yang dianggap penting telah sesuai dengan kenyataan yang dirasakan oleh pelanggan sehingga tingkat kepuasan relatif tinggi terdapat pada kejelasan petugas pelayanan, kedisiplinan petugas pelayanan, keadilan mendapatkan pelayanan dan kenyamanan lingkungan. Sedangkan faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan pada kenyataannya tidak terlalu istimewa adalah faktor prosedur pelayanan, tanggungjawab petugas pelayanan, kecepatan pelayanan, serta kesopanan dan keramahan petugas. Kata-kata kunci: kinerja, kepentingan, kepuasan, layanan, kualitas
ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KOTA - SISTEM TRANSPORTASI - KONSUMSI BBM KOTA-KOTA DI JAWA Handajani, Mudjiastuti
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 12, No 2 (2010): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract:  Transportation    sector  is  sector with  the most  customer  fuel,  so  fuel  consumption  for transportation  activity  should  appropriately    get  more  attention.  The  increasing  activity  of transportation syatem especially  triggered by  the  increase of ownership and private vehicle usagegive negative impacts on towns. Ttransportation is sector taking the most fuel got from fossil source which  is getting  rare and unrenewable. Data collected  in  this  research  is: a) data of  length of  the road,  the  length  of  the  road,  only  calculated  for  asphalted  road  or  reinforced  concrete,  b)  road network pattern,   in the field condition, road network pattern   does not always have the same form as  road  network  pattern  in  the  theory,  of  (grid,  radial/concentric,  linear),  but  there  are  some modifications, c)  road condition, consisting of good,  relatively good, poor, and very poor condition category,  d)  passenger’s  public  transportation,  consisting  of  public  passenger  transportation  and public  bus,  e)goos  transportation/truck,  f)  private  vehicle  consisting  of  passenger  car,  bus  and motorcycle, g)  the  length of designated  route of public  transportation. The highest  influence of  the town  structure  on  fuel  consumption  is  the  number  of  people,  that  is  0,986.Town  transportation system  also  has  the  high  influence  values  on  fuel  consumption,  that  is  0,907.  Town  structure strongly  influences  fuel  consumption  is  stronger  compared  to  the  transportation  system  on  fuel consumption. Key word:  influence, town structure, transportation system, fuel consumption.   Abstrak:  Sektor  transportasi  merupakan  konsumen  yang  paling  banyak  menggunakan  BBM, sehingga konsumsi BBM untuk kegiatan transportasi selayaknya mendapat perhatian. Peningkatan kegiatan sistem  transportasi khususnya yang dipicu oleh peningkatan pemilikan dan penggunaan kendaraan pribadi memberikan dampak negatif  terhadap kota. Transportasi merupakan penyerap bahan  bakar  terbesar  yang  berasal  dari  sumber  fosil  yang  semakin  langka  dan  tidak  dapat diperbaharui. Data yang dikumpulkan dalam penelitian  ini adalah  : a) data panjang  jalan, panjang jalan, dihitung hanya  jalan yang aspal atau beton bertulang saja b) pola  jaringan  jalan, kondisi di lapangan pola  jaringan  jalan  tidak selalu membentuk persis seperti pola  jaringan  jalan dalam  teori (grid,  radial/konsentrik,  linear)  tetapi  ada  beberapa  modifikasi  c)  kondisi  jalan  yang  terdiri  dari kondisi baik, sedang,  rusak dan sangat  rusak, d) kendaraan umum penumpang, yang  terdiri dari MPU  (mobil  penumpang  umum)  dan  bus  umum  d)  angkutan  barang  (truk)  e)  kendaraan  pribadi yang  terdiri  dari  mobil  penumpang,  bus,  dan  sepeda motor  f)  panjang  trayek  angkutan  umum. Pengaruh paling  tinggi dari struktur kota  terhadap  konsumsi BBM adalah Jumlah penduduk yaitu 0,986. Sistem  transportasi    kota  juga mempunyai  nilai  pengaruh  yang  tinggi  terhadap  konsumsi BBM  yaitu  0,907. Struktur  kota mempengaruhi  konsumsi BBM  sangat  kuat  dengan  nilai  loading 0,976.  Hubungan  struktur  kota  terhadap  konsumsi  BBM  lebih  kuat  dibanding  dengan  sistem transportasi terhadap konsumsi BBM. Kata kunci: pengaruh, struktur kota, sistem transportasi, konsumsi BBM.
ANALISIS PANJANG JALAN TERHADAP KONSUMSI BBM PADA BAGIAN WILAYAH KOTA (BWK) I SEMARANG Handajani, Mudjiastuti; Muldiyanto, Agus; Paramita, Nur Indah; Permata, Aulia Nur
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 14, No 1 (2012): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fuel consumption is closely related with transportation, then when we conservation about efficiency of fuel consumption, we also must give attention for transportation system. The development of transportation system give impact for each region, such as air pollution and increase fuel consumption. Fuel consumption influenced by several factors, it is number of people, length of roads, and road conditions. Number of people for each region depend of number of births, number of deaths and migration. Length of roads depend from needs of the transportation facilities and access for mobilizing. Road conditions influenced by several factor, such as: planing of road, implementation of road construction, road used and natural condition. The growth length of roads less than quantity of vehicles, it means there are over weight on the road that made damage on the road. Correlation analysis from length of road, number of people and road condition with fuel consumption needed for give information to public about impact of it. . Highest influence of fuel consumption is length of road (R2= 0,804). Number of people also give high influence for fuel consumption (R2= 0,768). While influence for road conditions on fuel consumption is 0.617.Konsumsi BBM erat hubungannya dengan sektor transportasi, sehingga dalam memperhatikan efisiensi konsumsi BBM, hendaknya diperhatikan pula sistem transportasinya. Perkembangan sistem transportasi dapat berdampak negatif pada suatu wilayah, antara lain tercemarnya suatu lingkungan, dan kebutuhan bahan bakar yang meningkat. Kebutuhan bahan bakar dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya jumlah penduduk, panjang jalan, dan kondisi jalan. Jumlah penduduk tiap tahun sebuah wilayah tergantung pada jumlah kelahiran, kematian dan migrasi. Panjang jalan suatu wilayah tergantung pada tingkat kebutuhan penduduk akan sarana transportasi dan akses dalam bermobilisasi. Faktor yang mempengaruhi kondisi jalan antara lain: faktor perencanaan jalan, pelaksanaan pembuatan jalan, penggunaan jalan dan kondisi alam. Pertumbuhan jalan jauh lebih kecil daripada tingkat pertumbuhan kendaraan, hal ini berarti menunjukkan terjadinya pembebanan yang belebihan pada jalan, sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan pada jalan. Analisa hubungan panjang jalan, jumlah penduduk dan kondisi jalan terhadap konsumsi BBM dibutuhkan agar masyarakat tahu seberapa besar pengaruh ketiga faktor tersebut dengan peningkatan konsumsi BBM. Pengaruh paling tinggi terhadap konsumsi BBM adalah panjang jalan, (R2= 0,804). Jumlah penduduk juga berpengaruh kuat dalam konsumsi BBM (R2= 0,768). Sedangkan pengaruh kondisi jalan terhadap konsumsi BBM yaitu 0,617
ANALISIS GRADIEN KEPADATAN PENDUDUK DAN KONSUMSI BBM Handajani, Mudjiastuti
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 11, No 2 (2009): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of challenges of sustainable transportation is a mobile activity that protects thesoure of urban resource conserving mobility. Gradient analysis is one of the methods to comparetrend pattern from several locations by observing the level of line declivity which is bridging twovariables. In the research, gradient analysis is used to observe linear relation between variable ofpeople density and premium necessity. Gradient line declivity of linear relation variable of peopledensity and premium necessity. Gradient line declivity of linear relation between of people densityand fuel consumption has a relatively-the- same pattern, that is, low declivity in middle town andhigh declivity in metropolitan cities. Middle town with less number of people (30% of all town peopleresearched) and low density, so fuel necessity increases a bit. Meanwhile metropolitan cities withlarge number of people (70%) and the high density will increase fuel consumption of towns aroundJava every year. Salah satu butir tantangan dalam transportasi berkelanjutan (sustainable transportation),adalah kegiatan mobilitas yang melindungi sumber/urban resource conserving mobilit. Analisisgradien adalah salah satu metode untuk membandingkan pola trend (kecenderungan) daribeberapa lokasi dengan mengamati tingkat kemiringan garis yang menghubungkan antara duabuah variabel. Dalam penelitian ini analisis gradien digunakan untuk mengamati hubungan linearantara variabel kepadatan penduduk dan konsumsi premium. bahwa kemiringan garis (gradient)hubungan linear antara kepadatan penduduk dan konsumsi BBM memiliki pola yang relative sama,yaitu kemiringan rendah di kota sedang dan kemiringan tinggi di kota metropolitan. Kota sedangdengan jumlah penduduk yang rendah (30% dari seluruh penduduk kota yang diteliti) dankepadatan rendah maka konsumsi BBM meningkatnya rendah, sedangkan kota metropolitanjumlah penduduk tinggi (70%) dan kepadatan tinggi pula, akan meningkatkan konsumsi BBMpertahun kota – kota di Jawa.
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN BONGKAR-MUAT BARANG PADA TERMINAL PETIKEMAS SEMARANG Handajani, Mudjiastuti; Janto, Yoeli
Prosiding Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi Vol 3 No 1 (2015): The 17th FSTPT of International Symposium
Publisher : FSTPT Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to analyze the level of consumer expectations and service performance and user satisfaction level loading service at Semarang Container Terminal. It also analyzes the factors that must be maintained, high priority, low priority and customer satisfaction. Total samples are 73 respondents (companies) with data analysis using Important Performance Analysis.Based on the analysis Cartesian diagram is known that factors are considered important in accordance with the reality perceived customer so there is relatively high level of satisfaction on factors Clarity Services, Disciplinary Service Officer, Justice of service and comfort environment. While the factors are considered less important by customer and in fact not too special in which an increase in attributes in this quadrant can be reconsidered due to influence on perceived benefits by small customer are factor procedures, responsibilities, speed of service and courtesy and hospitality workers.
ANALISA PARKIR PARAGON MALL SEMARANG Handajani, Mudjiastuti; Handayani, Tut Wuri
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 18, No 1 (2016): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pull traffic that occurs in complex Paragon Mall affect parking demand in these locations. For that we need research to obtain data - data that is requirsed by way of observations of drivers and parking attendants. The intent and purpose of this paper is to get the amount of traffic traveling tug toward Paragon Mall shopping complex and to determine parking demand at Paragon Mall shopping complex.  Furthermore, based on the data that has been obtained so that data processing is done to obtain the desired result of which the accumulated maximum parking, towing trips, towing traffic, parking demand factors. From the calculation it is known that the maximum accumulation occurs on a Saturday, which is 173 to 295 types of automobiles and vehicle type motorcycle. Pull the whole trip occurred on Sunday at 4.76 people / 100m2 Floor Area Groos. The amount of traffic tug Day on Saturday by 219 smp / hour for this type of car and 108 smp / hour for this type of motorcycle. Thus Paragon Mall has considerable pull the trip and have enough parking area where the number of plots for the car park as many as 260 plots for motorcycle parking and 800 parking plots.  Tarikan lalu lintas yang terjadi pada kompleks Paragon Mall mempengaruhi kebutuhan parkir di lokasi tersebut. Untuk itu diperlukan penelitian untuk mendapatkan data – data yang diperlukan yaitu dengan cara pengamatan pengemudi dan petugas parkir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan besarnya tarikan perjalanan lalu lintas yang menuju kompleks pertokoan Paragon Mall dan untuk mengetahui faktor kebutuhan parkir pada kompleks pertokoan Paragon Mall. Berdasarkan data yang telah didapatkan maka dilakukan pengolahan data tersebut untuk mendapatkan hasil yang diinginkan diantaranya akumulasi parkir maksimum, tarikan perjalanan, tarikan lalu lintas, faktor kebutuhan parkir. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa akumulasi maksimum terjadi pada hari Sabtu, yaitu 173 untuk jenis kendaraan mobil dan 295 untuk jenis kendaraan sepeda motor. Tarikan perjalanan orang keseluruhan terbanyak terjadi pada hari Minggu sebesar 4,76 orang/100m2 Groos Floor Area. Besarnya tarikan lalu lintas Harian pada Sabtu sebesar 219 smp/jam untuk jenis mobil dan 108 smp/jam untuk jenis sepeda motor. Dengan demikian Paragon Mall memiliki tarikan perjalanan orang yang cukup dan memiliki lahan parkir yang cukup dimana jumlah petak parkir untuk mobil sebanyak 260 petak parkir dan untuk sepeda motor sebanyak 800 petak parkir. 
ANALISIS PANJANG JALAN TERHADAP KONSUMSI BBM PADA BAGIAN WILAYAH KOTA (BWK) I SEMARANG Handajani, Mudjiastuti; Muldiyanto, Agus; Paramita, Nur Indah; Permata, Aulia Nur
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 14, No 1 (2012): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v14i1.7099

Abstract

Fuel consumption is closely related with transportation, then when we conservation about efficiency of fuel consumption, we also must give attention for transportation system. The development of transportation system give impact for each region, such as air pollution and increase fuel consumption. Fuel consumption influenced by several factors, it is number of people, length of roads, and road conditions. Number of people for each region depend of number of births, number of deaths and migration. Length of roads depend from needs of the transportation facilities and access for mobilizing. Road conditions influenced by several factor, such as: planing of road, implementation of road construction, road used and natural condition. The growth length of roads less than quantity of vehicles, it means there are over weight on the road that made damage on the road. Correlation analysis from length of road, number of people and road condition with fuel consumption needed for give information to public about impact of it. . Highest influence of fuel consumption is length of road (R2= 0,804). Number of people also give high influence for fuel consumption (R2= 0,768). While influence for road conditions on fuel consumption is 0.617.Konsumsi BBM erat hubungannya dengan sektor transportasi, sehingga dalam memperhatikan efisiensi konsumsi BBM, hendaknya diperhatikan pula sistem transportasinya. Perkembangan sistem transportasi dapat berdampak negatif pada suatu wilayah, antara lain tercemarnya suatu lingkungan, dan kebutuhan bahan bakar yang meningkat. Kebutuhan bahan bakar dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya jumlah penduduk, panjang jalan, dan kondisi jalan. Jumlah penduduk tiap tahun sebuah wilayah tergantung pada jumlah kelahiran, kematian dan migrasi. Panjang jalan suatu wilayah tergantung pada tingkat kebutuhan penduduk akan sarana transportasi dan akses dalam bermobilisasi. Faktor yang mempengaruhi kondisi jalan antara lain: faktor perencanaan jalan, pelaksanaan pembuatan jalan, penggunaan jalan dan kondisi alam. Pertumbuhan jalan jauh lebih kecil daripada tingkat pertumbuhan kendaraan, hal ini berarti menunjukkan terjadinya pembebanan yang belebihan pada jalan, sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan pada jalan. Analisa hubungan panjang jalan, jumlah penduduk dan kondisi jalan terhadap konsumsi BBM dibutuhkan agar masyarakat tahu seberapa besar pengaruh ketiga faktor tersebut dengan peningkatan konsumsi BBM. Pengaruh paling tinggi terhadap konsumsi BBM adalah panjang jalan, (R2= 0,804). Jumlah penduduk juga berpengaruh kuat dalam konsumsi BBM (R2= 0,768). Sedangkan pengaruh kondisi jalan terhadap konsumsi BBM yaitu 0,617
ANALISIS KINERJA OPERASIONAL BONGKAR MUAT PETI KEMAS PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG Handajani, Mudjiastuti
Jurnal Transportasi Vol 4, No 1 (2004)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.5 KB) | DOI: 10.26593/jt.v4i1.1761.%p

Abstract

Abstrak Pelabuhan Tanjung Emas Semarang merupakan pelabuhan besar, di samping melayani angkutan penumpang dan barang umum, juga melayani bongkar muat peti kemas. Volume pengiriman barang menggunakan peti kemas melalui pelabuhan Tanjung Emas terus meningkat dari tahun ke tahun. Pengiriman barang dengan peti kemas memungkinkan barang digabung menjadi satu sehingga waktu pengoperasian lebih cepat, efektif, dan efisien. Selain itu, penggunaan peti kemas juga diharapkan dapat meningkatkan jumlah muatan yang bisa ditangani. Namun, pelayanan peti kemas pada terminal peti kemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang saat ini mengalami beberapa hambatan yang mempengaruhi kecepatan pelayanan peti kemas. Hambatan tersebut disebabkan antara lain: (1) kurang maksimalnya penggunaan gantry crane dan rubber tyred gantry dalam melayani bongkar muat peti kemas, (2) penataan peti kemas yang kurang teratur di lapangan penumpukan, (3) waktu pelayanan truk dari luar yang membawa peti kemas ekspor yang bersamaan dengan chassis truck yang melayani pemuatan ke kapal, sehingga memperlambat suatu proses; hal yang sama juga terjadi pada proses bongkar (impor), dan (4) jumlah chassis truck tidak memenuhi konfigurasi standar operasional. Penelitian ini bertujuan meningkatkan efisiensi pelayanan peti kemas dengan cara memperbaiki sistem penataan peti kemas di container yard sesuai dengan urutan pemuatan kapal dan memberikan prakiraan jumlah chassis truck yang digunakan untuk mencapai produksi gantry crane yang optimal. Metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data primer melalui survei di lapangan dan data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teori antrean, sedangkan prakiraan arus peti kemas dengan perangkat lunak SPSS. Survei di lapangan dilakukan pada saat kapal sedang melakukan bongkar muat peti kemas, dengan asumsi bahwa tiap kapal akan dilayani secepat mungkin. Waktu pengamatan dilakukan sekitar 30 menit setelah proses bongkar/muat dimulai + 90 menit, pada waktu proses sudah mulai stabil. Hasil yang didapat dari penelitian ini berupa data dan informasi mengenai pola operasi dan proses bongkar muat peti kemas dan informasi mengenai kinerja alat yang digunakan dalam pelayanan bongkar muat peti kemas. Dari analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kelancaran operasi sangat bergantung pada pelayanan chassis truck di container yard berupa pengaturan pola penumpukan peti kemas di container yard maupun penggunaan rubber tyred gantry secara optimal. Dari kesimpulan di atas dapat direkomendasikan beberapa hal: (1) pengaturan penumpukan peti kemas di container yard sesuai dengan urutan berat dan tujuan, (2) penambahan jumlah chassis truck dari 22 unit menjadi 30 unit, sehingga kondisi pelayanan lebih optimal, dan (3) perlunya keberadaan seorang pengawas yang mengatur antrean chassis truck di gantry crane maupun di container yard.Kata-kata kunci: peti kemas, lapangan penumpukan, pola operasi