Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Landscape Layout in Taman Tugu Suharto Semarang by Implementing Green City Development (P2KH) Isna Pratiwi; Dimas Wicaksono; Retno Mayasari; Azzah Balqis Sabbah
Civilla : Jurnal Teknik Sipil Universitas Islam Lamongan Vol 6, No 1 (2021): March
Publisher : Litbang Pemas - Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/cvl.v6i1.527

Abstract

City Parks as open spaces in urban areas should function as spaces for the interaction of city residents for various useful activities, functions, and interests. The existence of open space is an important element that can maintain the ecological sustainability of a city. Taman Tugu Suharto is located in Kelurahan Bendan Duwur, Semarang, a place marked by an 8- meter high monument, which is the meeting point between Kaligarang and Kali Kreo. At the turn of the Javanese New Year (1 sura), people perform kungkum rituals (is a kind of rituals for local people to bathe in the river) they believe, with the kungkum ritual on the night of 1 Sura, they will always get blessings and safety in the future and their wishes will be granted. Taman Tugu Suharto is one of the parks in Semarang that is unique and has the potential to be developed into a tourist attraction, especially to support the Green City in Semarang. This study aims at designing Taman Tugu Suharto. This park is belonging to the City Government has several obstacles, such as the unorganized park area, the absence of adequate facilities, difficult access from the riverbank to the Tugu Suharto, the limitate of the parking area, and little attention of the government to develop this area. So far, people rarely visit and use the park for purpose of recreation. Taman Tugu Suharto using 8 (eight) attributes the Green City such as green planning, green design, green community, green space, green building, green energy, green transportation, green water, and green waste. These attributes, are used as a reference in planning or developing city parks and developing more comfortable city parks that fulfill the Green Space standards in Semarang. Therefore, it is necessary to develop a landscape layout design appropriately so that it can be utilized optimally and sustainably by Semarang citizens.
ALTERNATIF STABILITAS TIMBUNAN DENGAN BATASAN KORELASI PARAMETER TANAH SEPANJANG TOL SERANG-PANIMBANG MENGGUNAKAN SLOPE-W Azzah Balqis Sabbah; Retno Mayasari; Isna Pratiwi
Konstruksia Vol 12, No 1 (2020): Jurnal Konstruksia Vol 12 No. 1 Tahun 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.487 KB) | DOI: 10.24853/jk.12.1.53-60

Abstract

Penelitian ini mengkaji mengenai variasi batas tinggi timbunan jalan yang dapat dibangun pada proyek Tol Serang - Panimbang umumnya berada pada tanah kohesif. untuk lokasi yang berada pada tanah khusus seperti tanah organik tidak dibahas dalam artikel ini. Hasil parameter tanah diambil melalui dua tahap yaitu site investigation dan pengujian laboratorium. Parameter yang digunakan sebagai dasar perhitungan yaitu NSPT, c, ϕ, dan ϒ. Untuk menyederhanakan analisa dibuat korelasi  parameter-parameter tanah dasar dari kombinasi antara hasil data pengujian lapangan dan data laboratorium yaitu berat jenis tanah, kohesi dan sudut geser menghasilkan 5 layer tanah yaitu layer 1 (Nspt: 0 - 4, c:4 kPa, ϕ:10o, ϒ:15 kN/m³), layer 2 (Nspt: 5 - 8, c:10 kPa, ϕ:10 o, ϒ:16 kN/m³), layer 3 (Nspt: 9 - 12, c:18 kPa, ϕ:10 o , ϒ:16 kN/m³), layer 4 (Nspt: 13 - 15, c:26 kPa, ϕ:10 o , ϒ:17 kN/m³), layer 5 (Nspt: 16 - 20, c:30 kPa, ϕ:10 o , ϒ:17 kN/m³). Pemodelan tinggi timbunan sepanjang 50 km berkisar pada 0 - 15 m dari permukaan tanah dasar dengan slope 1:2 menggunakan Slope-W 2012. Tiap layer dimodelkan dengan variasi tinggi timbunan 0 - 15 m. Apabila faktor keamanan slope sudah lebih dari 1.5 maka variasi tersebut yang menjadi batas minimum tinggi timbunan dan minimum nilai Nspt tanah dasar timbunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa slope dengan ketinggian maksimum 7 m harus berada di tanah dasar Nspt minimum 5 - 8, ketinggian 8 - 11 m harus berada di tanah dasar Nspt minimum 9 - 12, ketinggian 12 - 15 m harus berada di tanah dasar Nspt minimum 13 - 15.
Pendekatan Arsitektur Perilaku pada Perancangan Perpustakaan Daerah Kota Mataram: The Design of Mataram City's Regional Library through a Behavioral Architecture Approach Apri Yuda Andrean; Isna Pratiwi; Didik Nopianto; Teguh Prihanto
SARGA: Journal of Architecture and Urbanism Vol. 18 No. 1 (2024): January 2024
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/sarga.v18i1.1364

Abstract

Pendekatan Arsitektur Perilaku dalam perancangan Perpustakaan Daerah Kota Mataram merujuk pada penggunaan prinsip-prinsip perilaku manusia untuk membentuk dan meningkatkan desain perpustakaan. Pendekatan ini mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi pengguna sebagai panduan utama dalam menciptakan lingkungan perpustakaan yang lebih responsif dan sesuai dengan pola perilaku masyarakat di Kota Mataram. Perencanaan dan perancangan perpustakaan umum di Kota Mataram merupakan salah satu solusi dari pemerintah daerah dalam membangun Kota Mataram dalam berbagai aspek, terutama aspek pendidikan. Adapula fungsi dari perpustakaan ini adalah sebagai tempat yang menyediakan informasi dan ruang baca. Pendekatan yang diusung adalah pendekatan perilaku dimana bentuk dan desain bangunan mengutamakan kenyamanan pengguna maupun pengunjung disesuaikan dengan misi pengembangan di Kota Mataram, dengan meningkatkan infrastruktur kota, sarana, dan prasarana dasar serta pemanfaatan tata ruang uang berwawasan lingkungan.