Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

KAJIAN DAYA DUKUNG RUANG TERBUKA HIJAU TERHADAP KINERJA GEDUNG KAMPUS KONSERVASI Prihanto, Teguh
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 13, No 2 (2011): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aims of this research are: (1) to review the application of green architecture concept to the design of the campus green open space, (2) to assess the physical carrying capacity of green open spaces of the existence of campus buildings and surrounding environment as a conservation area ;(3) to provide open space design recommendations green campus, if not in harmony with the concept of green architecture and do not have a strong bearing on the campus buildings and environment conservation.This research takes place in the region Unnes Campus Faculty of Engineering. In particular review the open spaces that have a direct relationship with the building Building E1 and E2, they are: vehicle parking, sitting groups, parks and forests campus. This was a "descriptive-analytic , which aims to get the measured values of physical comfort level environment of green open space of the measurement of temperature, wind speed, air humidity and solar intensity level. Size of comfort will be dealing with the carrying of open space to the function of E1 and E2 building as offices and lecture halls. The variables used in this study include: (1) thermal comfort and (2) green open space.The results say that in general, environmental conditions in the area of Building Engineering Faculty of E1 and E2 Unnes very conducive and in accordance with conservative aspect. Penelitian ini memiliki tujuan antara lain: (1) mengkaji penerapan green architecture terhadap desain ruang terbuka hijau kampus; (2) mengkaji daya dukung fisik ruang terbuka hijau terhadap keberadaan bangunan kampus dan lingkungan sekitarnya sebagai kawasan konservasi dan (3) memberikan rekomendasi desain ruang terbuka hijau kampus jika tidak selaras dengan konsep green architecture dan tidak memiliki daya dukung kuat terhadap bangunan kampus konservasi beserta lingkungannya.Penelitian ini mengambil lokasi di kawasan Kampus Fakultas Teknik Unnes. Secara khusus meninjau ruang-ruang terbuka yang mempunyai hubungan langsung dengan bangunan Gedung E1 dan E2, yaitu antara lain: parkir kendaraan, sitting group, taman dan hutan kampus. Penelitian ini bersifat “deskriptif-analitis”, yang bertujuan untuk mendapatkan nilai terukur tingkat kenyamanan fisik lingkungan ruang terbuka hijau dari hasil pengukuran suhu, kecepatan angin, kelembaban udara dan tingkat intensitas matahari. Ukuran kenyamanan akan berhubungan dengan daya dukung ruang terbuka terhadap fungsi gedung E1 dan E2 sebagai kantor dan ruang kuliah. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: (1) kenyamanan thermal dan (2) ruang terbuka hijau.Hasil penelitian menyebutkan bahwa secara umum, kondisi lingkungan di kawasan Gedung E1 dan E2 Fakultas Teknik Unnes sangat kondusif dan sesuai dengan aspek konservatif.
PERUBAHAN SPASIAL DAN SOSIAL-BUDAYA SEBAGAI DAMPAK MEGAURBAN DI DAERAH PINGGIRAN KOTA SEMARANG Prihanto, Teguh
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 12, No 2 (2010): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract:    The  research  of  spatial  and  socio-cultural  changes  as megaurban  impacts  in  urban fringe  area  of  Semarang  has  several  aims:  (1)  to  discover  and  examine  what  factors  cause megaurban process,  (2)  to  find a mechanism or process megaurban place, and  (3)  to  study  the effects of the process (especially spatial, socio-cultural, economics and demography. The  location  of  this  study  is  the  outskirts  of  Semarang.  The  city  was  chosen  because  it  has  a strategic  role.  This  research  will  be  approached  in  an  integrated  paradigm  is  naturalistic  or phenomenology.  This  approach  does  not  mean  denying  the  positivistic  paradigm,  but  instead attempt  to  "complement  each  other."  In  the  understanding  of  positivism,  its main  approach  is  a quantitative method with  key words  such as: hypothesis,  test  the  sample,  population,  deduction, theorem,  generalization,  and  so  on,  whereas  in  a  more  naturalistic  approach  leaning  towards qualitative analysis method. The research concluded that the development of Semarang as a major city in the fields of industry, commerce, services and education have an  impact on suburban areas.  Influence are:  (1) Aspects of demography:  there  is  livelihoods suburbs change  from agriculture  to non-agriculture,  (2) sociocultural  aspects:  acculturation  occurred  between  the  settlers  and  natives  suburbs,  (3)  physical aspects  of  spatial  :  land  conversion  occurs  suburbs,  from  agricultural  land  into  residential  land, trade and industry. Keywords: megaurban, Semarang city, the suburbs, social culture   Abstrak: Penelitian  tentang perubahan spasial dan sosial-budaya sebagai dampak megaurban di daerah pinggiran Kota Semarang memiliki  tujuan:  (1) menemukan dan mengkaji  faktor-faktor apa yang menyebabkan  terjadinya proses megaurban;  (2) menemukan mekanisme kerja atau proses megaurban  berlangsung;  dan  (3)  mengkaji  dampak  yang  timbul  dari  proses  tersebut  (terutama spasial, sosial-budaya, ekonomi dan kependudukan. Lokasi penelitian ini adalah daerah pinggiran Kota Semarang. Kota ini dipilih karena memiliki peran yang  strategis.  Penelitian  ini  akan  didekati  dengan  paradigma  terpadu  secara  naturalistik  atau fenomenologi.  Pendekatan  ini  bukan  berarti  mengingkari  paradigma  positivistik,  namun  justru upaya untuk ”saling melengkapi”. Dalam paham positivisme, pendekatan utamanya adalah metode kuantitatif  dengan  kata-kata  kunci  seperti:  hipotesis,  uji  sampel,  populasi,  deduksi,  dalil, generalisasi,  dan  sebagainya,  sedangkan  dalam  pendekatan  naturalistik  lebih  condong  ke  arah metode analisis kualitatif Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Perkembangan Kota Semarang sebagai kota besar di bidang industri, perdagangan,  jasa dan pendidikan memiliki pengaruh  terhadap daerah-daerah pinggiran kota.  Pengaruh  tersebut  adalah:  (1)  Aspek  kependudukan:  terjadi  pergeseran  mata  pencarian penduduk daerah pinggiran kota dari pertanian ke non pertanian;  (2) aspek sosial budaya:  terjadi akulturasi budaya antara para pendatang dan penduduk asli daerah pinggiran kota; (3) aspek fisik spasial:  terjadi  alih  fungsi  lahan  daerah  pinggiran  kota,  dari  lahan  pertanian  menjadi  lahan permukiman, perdagangan dan industri. Kata Kunci: megaurban, kota semarang, daerah pinggiran kota, sosial budaya
KAJIAN SPASIAL DAERAH PINGGIRAN KOTA SEMARANG BERDASARKAN RPJMD TAHUN 2010 – 2015 Prihanto, Teguh
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 15, No 1 (2013): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semarang has a geostrategic position because they are on the path of economic traffic island of Java , and is a development corridor in Central Java . In the implementation of the management and development of the city , Semarang City Government has strategic plans set out in the Medium Term Development Plan (RPJMD ) Year 2010-2015 . RPJMD is one document that contains the Municipal Government policy during a period of 5 years , adjusted to the tenure of the Mayor of Semarang . But there are times when each policy was accompanied by deviations or adjustments in the field , both technically , economically and politically . Physical elements that are often experienced deviation function is the spatial pattern of change ( land ) , especially Suburbs Semarang , among which are the sub Ngaliyan and Tembalang . The second area is experiencing dynamic growth and change in the use of spatial functions , modes of movement , trade and economic development . In the District Ngaliyan spatial changes that form concentric spatial pattern changes because of the main access , which is a class 1 road connecting or cutting suburban communities ( urban fringe ) . While the District Tembalang spatial changes that shape the spatial dispersion pattern changes due to the uneven spatial distribution of a group of urban fringe communities , as dibangunya impact of feeder roads ( the environment ) . Kota Semarang memiliki posisi geostrategis karena berada pada jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa, dan merupakan koridor pembangunan Jawa Tengah. Dalam pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan kota, Pemerintah Kota Semarang memiliki rencana-rencana strategis  yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2010-2015. RPJMD adalah salah satu dokumen yang berisi kebijakan Pemerintah Kota selama kurun waktu 5 tahun yang disesuaikan dengan masa jabatan Walikota Semarang. Namun ada kalanya setiap kebijakan juga dibarengi dengan penyimpangan atau penyesuaian di lapangan, baik secara teknis, ekonomis maupun politis. Unsur fisik yang sering kali mengalami penyimpangan fungsi adalah pola perubahan spasial (lahan), terutama Kawasan Pinggiran Kota Semarang, di antaranya adalah wilayah Kecamatan Ngaliyan dan Tembalang. Kedua wilayah ini mengalami perkembangan dinamis dalam pemanfaatan dan perubahan fungsi spasial, pergerakan moda, perkembangan perdagangan serta perekonomian. Di wilayah Kecamatan Ngaliyan mengalami perubahan spasial yang membentuk pola perubahan konsentris spasial karena adanya akses utama, yakni berupa jalan kelas 1 yang menghubungkan atau memotong komunitas daerah pinggiran kota (urban fringe). Sedangkan wilayah Kecamatan Tembalang mengalami perubahan spasial yang membentuk pola perubahan dispersi spasial karena adanya pembagian spasial secara merata dari suatu kelompok komunitas urban fringe, sebagai dampak  dibangunya jalan-jalan penghubung (jalan lingkungan). 
PERANCANGAN FASILITAS PEJALAN KAKI DI KORIDOR HIJAU KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Prihanto, Teguh
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 14, No 2 (2012): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Universitas Negeri Semarang (Unnes) as The Conservation University will implements the policies of internal transportation which guide movement of users by walking or cycling into campus buildings. Pedestrian facilities is seen fulfills the eligibility and comfort, espescially in the east corridor of campus area. The research objective is to assess the user’s convenience factor and find some alternative facility design concepts of green corridor. Tha variables of study include several aspects: functional, accessible, comfortable and aesthetics. The results showed the the exixting pedestrian still not up to functional standards, both the comfort and safety of users. These can be seen in: open channel which is located on the edge of the pedestrian, cover drain holes at the bottom of an open pedestrian, narrowing pedestrian by other infastructures and trees and lots of pedestrian areas those are not shaded by vegetation shading. Sebagai Kampus Konservasi, Universitas Negeri Semarang  (Unnes) akan menerapkan kebijakan transportasi internal yaitu pergerakan pengguna dengan berjalan kaki atau bersepeda menuju gedung kampus. Fasilitas pejalan kaki ini dipandang masih belum memenuhi aspek kelayakan dan kenyamanan, terutama di koridor kawasan kampus timur. Tujuan penelitian adalah mengkaji faktor kenyamanan pengguna dan menemukan alternatif konsep perancangan fasilitas koridor hijau di kawasan kampus timur. Variabel penelitian meliputi aspek: fungsional, aksesibel, kenyamanan dan estetika. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Pedestrian yang ada masih belum mencapai standar fungsional, baik kenyamanan maupun keamanan pengguna. Hal ini dapat dilihat pada: saluran terbuka yang berada tepat di sisi tepi pedestrian, penutup lubang saluran di bawah pedestrian yang terbuka, penyempitan pedestrian oleh prasaraana lain dan pohon dan banyak area pedestrian yang tidak ternaungi oleh vegetasi peneduh
PENGARUH KEHIDUPAN SOSIO-KULTURAL TERHADAP SPASIAL PERMUKIMAN DI KELURAHAN SEKARAN SEBAGAI DAERAH PINGGIRAN KOTA SEMARANG Prihanto, Teguh
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 10, No 2 (2008): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aims of This research are: (1) to explain The Government’s policies which applied to Sekaran Village as urban fringe area; (2) to explain the influences of Unnes Campus to the socio-cultural life of Sekaran peoples; (3) to explain the physical configuration of spatial settlements of Sekaran Village since Unnes Campus existed. The researcher applied rationalistic which based on the grand concept that may be as the grand theory. The design of rationalistic approach built from the results of previous research, the contextual theories and the expert’s minds. The results of this research are generally describes that Sekaran Village as the hinterland of Semarang City is the sprouting up area as well as the city agglomeration. That was regulated by Detailed Urban Plan 2000-2001 section 13 of Semarang City which located on Part of Urban Region VIII. One of the regulations is determined that Sekaran Village as an higher educational area. The specific results of this research are: (1) There is a socio-cultural change, from mutual cooperation to profit; (2) Based on the typological study, the first building is the owner house and the last is the commercial building which grew up nearest the main street since 1990; (3) Commonly, the functions of spatial are: external yard, internal yard, owner  house, boarding house, shop and toilet; (4) In hierarchy, the outer side is a shop and the inner side is a boarding house; (5) The communal places existed in a boarding house terrace and a owner house terrace (6) There are open accesses between owner house, boarding house and external yard which has more less owner’s control.Tujuan penelitian ini adalah: (1) menjelaskan penerapan kebijakan Pemerintah terhadap spasial Kelurahan Sekaran sebagai daerah pinggiran kota; (2) menjelaskan pengaruh Kampus Unnes terhadap kehidupan sosio-kultural masyarakat Sekaran; dan (3) menjelaskan pola perubahan spasial permukiman Kelurahan Sekaran sejak keberadaan Kampus Unnes. Peneliti menggunakan pendekatan rasionalistik yang bertolak dari konstruksi “grand concept” yang mungkin sudah merupakan “grand theory”. Desain penelitian rasionalistik yang bertolak dari kerangka teori, dibangun dari pemaknaan hasil penelitian terdahulu, teori-teori yang dikenal dan pikiran para pakar. Kesimpulan umum menggambarkan bahwa Kelurahan Sekaran merupakan kawasan tumbuh kembang seiring terjadinya aglomerasi Kota Semarang. Hal tersebut telah diatur dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota  (RDTRK) Tahun 2000 – 2010  pasal 13 Kota Semarang Bagian Wilayah Kota (BWK) VIII, yang salah satunya sebagai kawasan perguruan tinggi. Kesimpulan khusus penelitian adalah: (1) Adanya perubahan sosial dari kehidupan gotong royong ke arah profit; (2) Dari kajian tipologi bangunan ditemukan bahwa: bangunan pertama berfungsi sebagai rumah hunian pemilik dan yang terbaru berfungsi sebagai tempat usaha komersial yang tumbuh mendekati jalan utama sejak Tahun 1990an; (3) Secara umum, fungsi spasial permukiman berupa: halaman luar, rumah pemilik, rumah kos, kios, halaman dalam dan kamar mandi; (4) Hierarki ruang terluar adalah kios yang terdalam adalah rumah kos; (5) Ruang komunal berada di teras rumah kos dan teras rumah pemilik; (6) Terbukanya akses antara pemondok dan lingkungan luar secara tidak langsung memberikan keleluasaan kontrol pemilik kos.
KAJIAN RUANG TERBUKA TERHADAP INTERAKSI ANTAR PENGHUNI DI PERUMAHAN TEPI KOTA SEMARANG Taveriyanto, Arie; Prihanto, Teguh
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 15, No 1 (2013): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Target that wish reached in this research are: to find the planning pattern of  housing open spaces in urban fringe area, to study the impacts of open space to social living; and to find the functional factors of open space toward the housing environment.The researcher applied a rationalistic approach which the objects are not detached from the context. Rationalistic based on grand concept that may be as grand theory. The design of rationalistic approach built from the results of previous research, the contextual theories and the expert’s minds.The results of this research: First, the planning pattern of housing open spaces are: (1) located at the centre of site and became the orientation of the houses where placed around it; (2) a part of housing main street; (3) formed in a geometrical pattern (rectangular or triangular pattern); (4) the rectangular pattern used as a playground and the triangular pattern used as a green open space; (5) used cut and fill method to manage the topographical condition. Riset ini memiliki tujuan untuk: menemukan pola perencanaan ruang terbuka perumahan di urban fringe area, mengkaji dampak keberadaan ruang terbuka perumahan terhadap kehidupan sosial penghuninya dan menemukan faktor-faktor pendukung peran ruang terbuka terhadap lingkungan perumahan. Peneliti menggunakan pendekatan rasionalistik yang menuntut sifat holistik, obyek diteliti tanpa dilepaskan dari konteksnya. Rasionalistik bertolak dari konstruksi teori, “grand concept” yang mungkin sudah merupakan “grand theory”. Desain penelitian rasionalistik yang bertolak dari kerangka teori, dibangun dari pemaknaan hasil penelitian terdahulu, teori-teori yang dikenal dan buah pikiran para pakar. Pola perencanaan ruang terbuka di perumahan urban fringe area (daerah pinggir kota) pada umumnya adalah: (1) terletak di tengah area perumahan dan menjadi pusat orientasi bangunan-bangunan (rumah) yang ada di sekelilingnya, sehingga organisasi ruang yang terbentuk adalah organisasi memusat; (2) merupakan bagian dari jaringan jalan utama perumahan; (3) mempunyai bentuk geometris persegi maupun segitiga; (4) bentuk geometris persegi umumnya berfungsi sebagai lapangan olah raga (ruang terbuka berbentuk geometris persegi) dan sebagai ruang terbuka hijau (ruang terbuka berbentuk segitiga); (5) perlakuan terhadap kondisi topografi berkontur dengan pernyesuaian lereng dan perataan lahan menggunakan metode cut and fill.
KAJIAN PERUBAHAN SPASIAL KAWASAN PINGGIRAN KOTA SEMARANG DITINJAU DARI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TAHUN 2010 – 2015 Prihanto, Teguh
Sainteknol : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 10, No 2 (2012): December 2012
Publisher : Unnes Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sainteknol.v10i2.5555

Abstract

Kota Semarang memiliki posisi geostrategis karena berada pada jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa, dan merupakan koridor pembangunan Jawa Tengah. Dalam pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan kota, Pemerintah Kota Semarang memiliki rencana-rencana strategis yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2010-2015. RPJMD adalah salah satu dokumen yang berisi kebijakan Pemerintah Kota selama kurun waktu 5 tahun yang disesuaikan dengan masa jabatan Walikota Semarang. Namun ada kalanya setiap kebijakan juga dibarengi dengan penyimpangan atau penyesuaian di lapangan, baik secara teknis, ekonomis maupun politis. Unsur fisik yang sering kali mengalami penyimpangan fungsi adalah pola perubahan spasial (lahan), terutama Kawasan Pinggiran Kota Semarang, di antaranya adalah wilayah Kecamatan Ngaliyan dan Tembalang. Kedua wilayah ini mengalami perkembangan dinamis dalam pemanfaatan dan perubahan fungsi spasial, pergerakan moda, perkembangan perdagangan serta perekonomian. Di wilayah Kecamatan Ngaliyan mengalami perubahan spasial yang membentuk pola perubahan konsentris spasial karena adanya akses utama, yakni berupa jalan kelas 1 yang menghubungkan atau memotong komunitas daerah pinggiran kota (urban fringe). Sedangkan wilayah Kecamatan Tembalang mengalami perubahan spasial yang membentuk pola perubahan dispersi spasial karena adanya pembagian spasial secara merata dari suatu kelompok komunitas urban fringe, sebagai dampak dibangunya jalan-jalan penghubung (jalan lingkungan).
PENGEMBANGAN PROGRAM TRANSPORTASI HIJAU PENDUKUNG MOBILITAS DAN KINERJA CIVITAS AKADEMIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Prihanto, Teguh; Liesnoor, Dewi; Windraswara, Rudatin
Sainteknol : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 12, No 2 (2014): December 2014
Publisher : Unnes Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sainteknol.v12i2.5418

Abstract

Lingkungan kampus merupakan tempat publik yang penting di mana banyak orang beraktivitas selama sehari penuh. Salah satu pendukung utama dari pergerakan manusia dan barang adalah transportasi yang efektif dan efisien. Transportasi Internal, Infrastruktur dan Mobilitas menjadi hal penting dalam kerangka untuk mengetahui kinerja sebuah sistem transportasi internal dan implementasinya di lapangan. Beberapa hal yang terkait dengan kajian meliputi tiga aspek yaitu: (1) sistem tata kelola transportasi internal; (2) sarana prasarana transportasi internal dan (3) pergerakan pengguna. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) Mengembangkan sarana prasarana pendukung program transportasi hijau; (2) Mengembangkan kesehatan lingkungan kampus Unnes yang optimal; (3) Mengembangkan sistem transportasi hijau yang mendukung mobilitas civitas akademika Unnes; dan (4) Mengembangkan sistem transportasi hijau yang mendukung kinerja civitas akademika Unnes. Penelitian ini akan dilaksanakan dengan desain riset dan pengembangan (research and development/ R and D) dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipandang sangat tepat karena berkaitan dengan tujuan umum penelitian yaitu: (1) Mengembangkan sarana prasarana pendukung program transportasi hijau; (2) Mengembangkan kesehatan lingkungan kampus Unnes yang optimal; (3) Mengembangkan sistem transportasi hijau yang mendukung mobilitas civitas akademika Unnes; (4) Mengembangkan sistem transportasi hijau yang mendukung kinerja civitas akademika Unnes. Berdasarkan identifikasi kondisi di lapangan, sistem transportasi internal Kampus Unnes di Sekaran sebagian telah terimplementasi dalam bentuk elemen-elemen fisik, yaitu infrastruktur transportasi internal Kampus Unnes, sarana transportasi dan sistem pengaturannya. Meski telah tersedia, sarana dan infrastruktur masih belum optimal dalam mendukung pergerakan dan kenyamanan civitas akademika sebagai pengguna. Kenyamanan civitas akademika dan kesehatan lingkungan juga dipengaruhi oleh tingkat polutan yang ada dalam kawasan kampus.
KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI R.M, Teguh Prihanto; K.P, Bambang Setyohadi
Sainteknol : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 9, No 2 (2011): December 2011
Publisher : Unnes Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sainteknol.v9i2.5535

Abstract

Usaha-usaha untuk lebih mengoptimalkan fungsi bangunan yang responsif terhadap konservasi energi dengan pemanfaatan sumber energi matahari dan angin dalam desain arsitektur menjadi sebuah tuntutan ke depan dan kearifan untuk memanfaatkan potensi alam ke dalam ranah arsitektur. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji tingkat responsibilitas gedung perkuliahan E2 Fakultas Teknik Unnes terhadap potensi pencahayaan dan penghawaan alami sebagai langkah konservasi energi. Bahan penelitian adalah ruang perkuliahan pada Gedung E2 Fakultas teknik Universitas Negeri Semarang (Unnes).Variabel yang digunakan adalah: (1) Penghawaan alami, meliputi: suhu ruang, kelembaban udara dalam ruang dan kecepatan angin dalam ruang; (2) Pencahayaan alami, yaitu intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam ruang; (3) Kondisi dan lingkungan gedung. Pembahasan berdasarkan pada kesesuaian dengan standard yang telah ditetapkan sebagai acuan tingkat kenyaman pengguna. Hasil penelitian terhadap aspek penghawaan alami adalah: (1) suhu lingkungan dalam zona nyaman optimal (24,8oC – 25 C); (2) kelembaban udara lingkungan >60% (melebihi batas nyaman); (3) Kecepatan angin lingkungan 0,26 m/det – 0,87 m/det (melebihi batas nyaman); (4) suhu rata-rata ruang termasuk dalam skala hangat 27,0 o C – 33,2 o C >25,8 0 o C (max nyaman optimal); (5) kelembaban udara rata-rata >60% (max kelembaban udara relatif); (6) kecepatan angin ratarata variatif antara 0 – 1,33 m/det (kenyamanan antara 0,15– 0,25 m/det); (7) Gedung E2 memiliki bukaan yang cukup untuk merespon penghawaan alami dari lingkungan luar. Faktor yang berpengaruh antara lain: kondisi iklim dan cuaca, bukaan gedung, vegetasi, dan pengguna ruang. Hasil penelitian terhadap aspek pencahayaan alami adalah: (1) intensitas cahaya lingkungan adalah 383 lx – 2567 lx; (2) ruang kuliah rata-rata memiliki intensitas cahaya cukup (220 lx – 480 lx) dan intensitas cahaya tinggi (500 lx – 770 lx); (3) terdapat titik-titik dalam ruang kuliah yang memiliki intensitas cahaya rendah. Faktor yang berpengaruh antara lain: kondisi cuaca, waktu kuliah, jenis dan kondisi kaca jendela, penutupan kaca jendela, tritisan, dan vegetasi.
PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI HIJAU KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEBAGAI PENDUKUNG MOBILITAS CIVITAS AKADEMIKA Prihanto, Teguh
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 16, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Campus environment is an important public place where many people move for a full day. One of the main supporters of the movement of people and goods is an effective and efficient transportation. Internal Transport, Infrastructure and Mobility become important in the framework to determine the performance of an internal transport system and its implementation in the field. Some aspects related to the study include three aspects, namely: (1) internal transport system of governance; (2) internal transportation infrastructure, and (3) the movement of the user. The purpose of this study was to: (1) Develop supporting infrastructure green transportation program; (2) Develop environmental health Unnes optimal campus; (3) Develop a green transportation system that supports mobility Unnes academic community; and (4) Develop a green transportation system that supports the academic community Unnes performance. This study will be conducted by the research design and development (research and development / R and D) with a qualitative approach. This approach makes it very appropriate because it relates to the general purpose of the research: (1) Develop infrastructure supporting green transportation program; (2) Develop environmental health Unnes optimal campus; (3) Develop a green transportation system that supports mobility Unnes academic community; (4) Develop a green transportation system that supports the academic community Unnes performance. Based on the identification of conditions in the field, the internal transport system in Campus Unnes have now been partially implemented in the form of physical elements, namely Campus Unnes internal transport infrastructure, transportation and system settings. Although it has been available, facilities and infrastructure are still not optimal in supporting the movement and the academic community as a user convenience. Comfort academic community and environmental health is also affected by the level of pollutants present in the campus area.Lingkungan kampus merupakan tempat publik yang penting di mana banyak orang beraktivitas selama sehari penuh. Salah satu pendukung utama dari pergerakan manusia dan barang adalah transportasi yang efektif dan efisien. Transportasi Internal, Infrastruktur dan Mobilitas menjadi hal penting dalam kerangka untuk mengetahui kinerja sebuah sistem transportasi internal dan implementasinya di lapangan. Beberapa hal yang terkait dengan kajian meliputi tiga aspek yaitu: (1) sistem tata kelola transportasi internal; (2) sarana prasarana transportasi internal dan (3) pergerakan pengguna. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) Mengembangkan sarana prasarana pendukung program transportasi hijau; (2) Mengembangkan kesehatan lingkungan kampus Unnes yang optimal; (3) Mengembangkan sistem transportasi hijau yang mendukung mobilitas civitas akademika Unnes; dan (4) Mengembangkan sistem transportasi hijau yang mendukung kinerja civitas akademika Unnes. Penelitian ini akan dilaksanakan dengan desain riset dan pengembangan (research and development/ R and D) dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipandang sangat tepat karena berkaitan dengan tujuan umum penelitian yaitu: (1) Mengembangkan sarana prasarana pendukung program transportasi hijau; (2) Mengembangkan kesehatan lingkungan kampus Unnes yang optimal; (3) Mengembangkan sistem transportasi hijau yang mendukung mobilitas civitas akademika Unnes; (4) Mengembangkan sistem transportasi hijau yang mendukung kinerja civitas akademika Unnes. Berdasarkan identifikasi kondisi di lapangan, sistem transportasi internal Kampus Unnes di Sekaran sebagian telah terimplementasi dalam bentuk elemen-elemen fisik, yaitu infrastruktur transportasi internal Kampus Unnes, sarana transportasi dan sistem pengaturannya. Meski telah tersedia, sarana dan infrastruktur masih belum optimal dalam mendukung pergerakan dan kenyamanan civitas akademika sebagai pengguna. Kenyamanan civitas akademika dan kesehatan lingkungan juga dipengaruhi oleh tingkat polutan yang ada dalam kawasan kampus.