Al Azhar
Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KADAR GLUKOSA DARAH ANJING KAMPUNG (Canis familiaris) SEBELUM DAN SESUDAH BERBURU DI KENAGARIAN MUNGO KECAMATAN LUAK KABUPATEN LIMA PULUH KOTA PROVINSI SUMATERA BARAT (Blood Glucose Levels of Dogs (Canis familiaris) Pre and Post Hunting in Kenagarian Mungo, Luak, Lima Puluh Kota, and West Sumatera) Alkhalidri Murfi; Zuhrawati Zuhrawati; Sugito Sugito; Rusli Rusli; Al Azhar; Abdul Harris
Jurnal Medika Veterinaria Vol 10, No 1 (2016): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.032 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v10i1.4037

Abstract

The objective of this study was to examine glucose level in dog's blood before and after hunting activity. This research used 25 local dogs which is kept by Persatuan Olah Raga Buru Babi (PORBI) located at Kenagarian Mungo Sub-district Luak District Kabupaten Lima Puluh Kota West Sumatera. Data were analyzed with T-test. Results showed that average of dog blood glucose level before hunting was 91.56±7.70 mg/dl and significantly decrease (P0.05) to 57.84±5.04 mg/dL after hunting activity. As a conclusion, blood glucose level of dog before hunting activity was found in normal range but lowered glucose level were observed after hunting activity.
12. Isolate Of Bacteriua Cellulase Enzyme Production In The Rumen Of Aceh Cattle Base On Analysis Homology 16S rRNA Indah Melzana; Safika Safika; Darmawi Darmawi; Erina Erina; Fakhrurrazi Fakhrurrazi; Al Azhar
Jurnal Medika Veterinaria Vol 14, No 2 (2020): J.Med.Vet
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.med.vet..v14i2.3415

Abstract

The rumen of cattle is well known one of a bacterium cellulolitic production that have ability to degrade cellulose for produce cellulase enzymes. The aims of the present study is to determine the type of bacteria produced cellulase enzymes in the rumen of cattle aceh. The diversity of cellulolitic bacteria is determined by  analysis of 16S rRNA genes. Isolation of cellulolytic bacteria, total DNA isolation, agarose gel electrophoresis, amplification of the 16S rRNA gene, determining the DNA sequence, DNA sequence homology and alignment of DNA sequences. Isolation of bacterium cellulolitic, isolating total DNA, gel electroforesis agarosa, amplified of gen 16S rRNA, determination the DNA barcode,  homology DNA barcode, and alignment of DNA sequences. The sample of rumen liquid was taked from RPH , then maked isolation of total DNA to get pure DNA from bacterium whos result and amplification DNA of bacterium cellulolitic separated by electroforesis gel agarosa. Gene of bacterium cellulolitic was isolated based Polymerase Chain Reaction methode. Alignment is done by using BlastN program, then use CLustalW program.  It can be concluded that the species of bacteria (FKH_USK_6) in rumen has a closeness with Coronabacter sakazakii bacteria strain PNP8 of 97% according to the sizeof the DNA sequence and the same position on an existing gene in GenBank.
PROFIL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINFEKSIKAN Trypanosoma evansi DAN DIBERIKAN EKSTRAK KULIT BATANG JALOH (Salix tetrasperma Roxb) Yudha Fahrimal; Eliawardani E; Afira Rafina; Al Azhar; Nuzul Asmilia
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 2 (2014): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.256 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i2.2653

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran darah (hematokrit, eritrosit, leukosit, dan diferensial leukosit) tikus yang diinfeksi Trypanosoma evansi (T. evansi) dan diberi ekstrak kulit batang jaloh (Salix tetrasperma Roxb). Duapuluh lima ekor tikus jantan dibagi secara acak ke dalam 5 kelompok perlakuan yang masing-masing terdiri atas 5 ekor tikus. Kelompok 0 (K0) tanpa perlakuan, kelompok I (K1) hanya diinfeksikan dengan 103 T. evansi, kelompok II (K2) diinfeksikan dengan 103T. evansi dan diberikan ekstrak kulit batang jaloh 30 mg/kg bobot badan, kelompok III (K3) diinfeksikan 103 T. evansi dan diberikan ekstrak kulit batang jaloh 45 mg/kg bobot badan, dan kelompok IV (K4) diinfeksi dengan 103 T. evansi dan diberikan ekstrak kulit batang jaloh 60 mg/kg bobot badan. Infeksi T. evansi dilakukan secara intraperitoneal sedangkan ekstrak diberikan secara oral selama 3 hari berturut-turut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata ± SD nilai hematokrit dan eritrosit tikus dari K1, K2, K3 dan K4 lebih rendah dari K0. Sebaliknya, rata-rata ± SD jumlah leukosit (103/µl) lebih tinggi dari K0. Diferensial leukosit menunjukkan jumlah masing-masing sel leukosit semua tikus dalam kelompok perlakuan meningkat setelah pemberian ekstrak kulit batang jaloh kecuali eosinofil dan limfosit yang justru menurun. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa Infeksi T. evansi menurunkan kadar hematokrit dan eritrosit namun meningkatkan kadar leukosit tikus dan pemberian ekstrak kulit batang jaloh dosis rendah dalam waktu yang singkat mampu mengembalikan profil darah tikus mendekati nilai normal.
PROFIL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINFEKSIKAN Trypanosoma evansi DAN DIBERIKAN EKSTRAK KULIT BATANG JALOH (Salix tetrasperma Roxb) Yudha Fahrimal; Eliawardani E; Afira Rafina; Al Azhar; Nuzul Asmilia
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 2 (2014): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.256 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i2.2654

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran darah (hematokrit, eritrosit, leukosit, dan diferensial leukosit) tikus yang diinfeksi Trypanosoma evansi (T. evansi) dan diberi ekstrak kulit batang jaloh (Salix tetrasperma Roxb). Duapuluh lima ekor tikus jantan dibagi secara acak ke dalam 5 kelompok perlakuan yang masing-masing terdiri atas 5 ekor tikus. Kelompok 0 (K0) tanpa perlakuan, kelompok I (K1) hanya diinfeksikan dengan 103 T. evansi, kelompok II (K2) diinfeksikan dengan 103T. evansi dan diberikan ekstrak kulit batang jaloh 30 mg/kg bobot badan, kelompok III (K3) diinfeksikan 103 T. evansi dan diberikan ekstrak kulit batang jaloh 45 mg/kg bobot badan, dan kelompok IV (K4) diinfeksi dengan 103 T. evansi dan diberikan ekstrak kulit batang jaloh 60 mg/kg bobot badan. Infeksi T. evansi dilakukan secara intraperitoneal sedangkan ekstrak diberikan secara oral selama 3 hari berturut-turut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata ± SD nilai hematokrit dan eritrosit tikus dari K1, K2, K3 dan K4 lebih rendah dari K0. Sebaliknya, rata-rata ± SD jumlah leukosit (103/µl) lebih tinggi dari K0. Diferensial leukosit menunjukkan jumlah masing-masing sel leukosit semua tikus dalam kelompok perlakuan meningkat setelah pemberian ekstrak kulit batang jaloh kecuali eosinofil dan limfosit yang justru menurun. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa Infeksi T. evansi menurunkan kadar hematokrit dan eritrosit namun meningkatkan kadar leukosit tikus dan pemberian ekstrak kulit batang jaloh dosis rendah dalam waktu yang singkat mampu mengembalikan profil darah tikus mendekati nilai normal.
PROFIL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINFEKSIKAN Trypanosoma evansi DAN DIBERIKAN EKSTRAK KULIT BATANG JALOH (Salix tetrasperma Roxb) Yudha Fahrimal; Eliawardani E; Afira Rafina; Al Azhar; Nuzul Asmilia
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 2 (2014): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i2.2653

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran darah (hematokrit, eritrosit, leukosit, dan diferensial leukosit) tikus yang diinfeksi Trypanosoma evansi (T. evansi) dan diberi ekstrak kulit batang jaloh (Salix tetrasperma Roxb). Duapuluh lima ekor tikus jantan dibagi secara acak ke dalam 5 kelompok perlakuan yang masing-masing terdiri atas 5 ekor tikus. Kelompok 0 (K0) tanpa perlakuan, kelompok I (K1) hanya diinfeksikan dengan 103 T. evansi, kelompok II (K2) diinfeksikan dengan 103T. evansi dan diberikan ekstrak kulit batang jaloh 30 mg/kg bobot badan, kelompok III (K3) diinfeksikan 103 T. evansi dan diberikan ekstrak kulit batang jaloh 45 mg/kg bobot badan, dan kelompok IV (K4) diinfeksi dengan 103 T. evansi dan diberikan ekstrak kulit batang jaloh 60 mg/kg bobot badan. Infeksi T. evansi dilakukan secara intraperitoneal sedangkan ekstrak diberikan secara oral selama 3 hari berturut-turut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata ± SD nilai hematokrit dan eritrosit tikus dari K1, K2, K3 dan K4 lebih rendah dari K0. Sebaliknya, rata-rata ± SD jumlah leukosit (103/µl) lebih tinggi dari K0. Diferensial leukosit menunjukkan jumlah masing-masing sel leukosit semua tikus dalam kelompok perlakuan meningkat setelah pemberian ekstrak kulit batang jaloh kecuali eosinofil dan limfosit yang justru menurun. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa Infeksi T. evansi menurunkan kadar hematokrit dan eritrosit namun meningkatkan kadar leukosit tikus dan pemberian ekstrak kulit batang jaloh dosis rendah dalam waktu yang singkat mampu mengembalikan profil darah tikus mendekati nilai normal.
PROFIL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINFEKSIKAN Trypanosoma evansi DAN DIBERIKAN EKSTRAK KULIT BATANG JALOH (Salix tetrasperma Roxb) Yudha Fahrimal; Eliawardani E; Afira Rafina; Al Azhar; Nuzul Asmilia
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 2 (2014): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i2.2654

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran darah (hematokrit, eritrosit, leukosit, dan diferensial leukosit) tikus yang diinfeksi Trypanosoma evansi (T. evansi) dan diberi ekstrak kulit batang jaloh (Salix tetrasperma Roxb). Duapuluh lima ekor tikus jantan dibagi secara acak ke dalam 5 kelompok perlakuan yang masing-masing terdiri atas 5 ekor tikus. Kelompok 0 (K0) tanpa perlakuan, kelompok I (K1) hanya diinfeksikan dengan 103 T. evansi, kelompok II (K2) diinfeksikan dengan 103T. evansi dan diberikan ekstrak kulit batang jaloh 30 mg/kg bobot badan, kelompok III (K3) diinfeksikan 103 T. evansi dan diberikan ekstrak kulit batang jaloh 45 mg/kg bobot badan, dan kelompok IV (K4) diinfeksi dengan 103 T. evansi dan diberikan ekstrak kulit batang jaloh 60 mg/kg bobot badan. Infeksi T. evansi dilakukan secara intraperitoneal sedangkan ekstrak diberikan secara oral selama 3 hari berturut-turut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata ± SD nilai hematokrit dan eritrosit tikus dari K1, K2, K3 dan K4 lebih rendah dari K0. Sebaliknya, rata-rata ± SD jumlah leukosit (103/µl) lebih tinggi dari K0. Diferensial leukosit menunjukkan jumlah masing-masing sel leukosit semua tikus dalam kelompok perlakuan meningkat setelah pemberian ekstrak kulit batang jaloh kecuali eosinofil dan limfosit yang justru menurun. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa Infeksi T. evansi menurunkan kadar hematokrit dan eritrosit namun meningkatkan kadar leukosit tikus dan pemberian ekstrak kulit batang jaloh dosis rendah dalam waktu yang singkat mampu mengembalikan profil darah tikus mendekati nilai normal.