Azhari A
Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

The Effect of Feeding Feed Containing of Soybean Residue Fermented byAspergillus niger on the Quality of Gallus Domesticus’ Egg Interior Rika Marwati; Azhari A; Ismail I
Jurnal Medika Veterinaria Vol 8, No 1 (2014): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.679 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v8i1.3331

Abstract

The aim of this research was to find out the egg is interior quality of Gallus domesticus fed with soybean residue fermented by Aspergillus niger. The study used fifteen productive hens with the age of 15-16 months. The hens then devided into three treatment groups, 5 hens each. Thisstudy was conducted using Completely Randomized Design. The feed used in this research was 324-2 commercial food. Group I (P0) as controlgroup was fed with 100 g commercial food daily, Group II (PI) was fed with 85 g commercial food added with 10 g of soybean nonfermentedresidu daily, and Group III (PII) was fed with 10 g of fermented soybean residu. The eggs were examined on the third day of treatmen until 30eggs/treatment. The average (SD) of native chicken egg yolk index in group P0, PI, and PII were 0.438±0.037, 0.444±0.040, and III 0.463±0.041,respectively. The result showed that egg yolk index of native of chicken fed with Aspergillus niger effect significantly (P0.01) on egg yolk indeksof native chicken fed with nonfermented soybean and control. The average of native chickens egg yolk Haugh unit on P0, PI, PII were60.16±28.39, 75.23±9.25, and 76.33±7.52, respectively. In conclusion, Haugh unit of native chicken eggs fed with soybean residu fermented withAspergillus niger effect significantly on (P0.05) control group.____________________________________________________________________________________________________________________Key words: soybean residue, Aspergillus niger, layer, Haugh unit, index yolk
POTENSI SUSPENSI DAN EKSTRAK DAUN KATUK SEBAGAI ANTELMINTIK TERHADAP NEMATODA GASTROINTESTINAL PADA TERNAK KAMBING Razali R; Azhari A; Andi Novita; Teuku Reza Ferasyi; Ridwan R; Ari Munandar
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 2 (2014): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.837 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i2.2630

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi ekstrak air dan ekstrak etanol daun katuk (Sauropus androgynus) sebagai antelmintik dalam mengurangi jumlah nematoda gastrointestinal pada ternak kambing. Dalam penelitian ini digunakan 15 ekor kambing kacang jantan lokal berumur 1 tahun dengan bobot badan awal 12,6±1,15 kg. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan. Ketiga perlakuan tersebut adalah P0 (kontrol) hanya diberi akuades; P1, diberikan ekstrak air daun katuk sebanyak 7,44 g/hari; dan P2, diberikan ekstrak etanol daun katuk sejumlah 1,89 g/hari. Perlakuan diberikan per oral sebanyak 2 kali sehari selama 40 hari. Makanan kambing berupa hijauan diberikan 2 kali sehari, sedangkan air minum diberikan ad libitum. Data berat badan dan jumlah nematoda dalam feses dihitung pada hari ke-0, 10, 20, 30, dan 40 pascaperlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak air dan ekstrak etanol daun katuk menurunkan jumlah telur nematoda gastrointestinal pada kambing secara signifikan (P
SUPLEMEN BUNGKIL INTI SAWIT TEPUNG DAUN KATUK BERPOTENSI MENINGKATKAN KUALITAS SPERMATOZOA PADA KAMBING PERANAKAN ETTAWA Muslim Akmal; Teuku Reza Ferasyi; Hamdani Budiman; Razali R; Azhari A; Anwar A; Fitra Aji Pamungkas; Saddat Nasution; T. Armansyah; Muhammad Hambal; Syafruddin S; Arman Sayuti
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 2 (2014): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.641 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i2.2638

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian suplemen bungkil inti sawit (BIS), tepung daun katuk (KAT), dan kombinasi bungkil inti sawit dan tepung daun katuk (BISKAT) terhadap peningkatan kualitas spermatozoa kambing jantan peranakan Ettawa (PE). Dalam penelitian ini digunakan 20 ekor kambing jantan PE, berumur 1,5 tahun dengan berat badan antara 15 -20 kg dan dibagi atas empat kelompok yakni P0, P1, P2, dan P3 yang masing-masing diberi akuades, BIS 100 g/hari/ekor, kombinasi BIS 100 g/hari/ekor dan KAT 15 g/hari/ekor, dan KAT 15 g/hari/ekor. Pemberian perlakuan dilakukan selama 35 hari. Pada hari ke-36 dilakukan kastrasi dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan kualitas spermatozoa yang meliputi motilitas, viabilitas, integritas membran, dan abnormalitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian suplemen kombinasi BISKAT dapat meningkatkan motilitas, viabilitas, integritas membran, dan menurunkan abnormalitas spermatozoa dibanding kelompok kontrol. Disimpulkan bahwa pemberian suplemen kombinasi BISKAT berpotensi meningkatkan kualitas spermatozoa kambing PE.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK HIPOFISA SAPI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS AYAM PETELUR PADA FASE AKHIR PRODUKSI Amiruddin A; Tongku Nizwan Siregar; Azhari A; Jalaluddi J; Zulkifli Z; Andre Afriadi Rahman; Hamdan H
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 1 (2014): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.364 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i1.1267

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penyuntikan dan dosis optimal ekstrak hipofisa sapi terhadap peningkatan produktivitas ayam petelur fase akhir produksi. Sebanyak 60 ekor ayam petelur berumur 22-44 bulan yang telah mengalami penurunan produksi sekitar 50-60% yang terdapat pada peternakan ayam petelur Jantho Farm, Aceh Besar digunakan dalam penelitian ini. Seluruh ayam dibagi 6 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri atas 10 ekor ayam petelur. Kelompok I, II, III, IV, V, dan VI masing-masing disuntik dengan 0,1 ml NaCl fisiologis, 15 IU PMSG; 0,1 ml ekstrak hipofisa sapi; 0,2 ml ekstrak hipofisa sapi; 0,3 ml ekstrak hipofisa sapi; dan 0,4 ml ekstrak hipofisa sapi. Injeksi dilakukan secara intramuskular pada otot dada setiap dua minggu sekali selama enam minggu.Total rata-rata produksi telur pada kelompok I; II; III; IV; V; dan VI masing-masing adalah 5,81+1,10; 4,28+1,04; 4,60+2,04; 5,43+1,45; 6,29+1,34; dan 5,74+1,17 butir. Total rata-rata berat telur pada kelompok I; II; III; IV; V; dan VI masing-masing adalah 65,27+1,61; 63,66+1,86; 65,38+3,51; 64,01+3,91; 66,20+1,67; dan 65,21+1,91 g sedangkan total rata-rata ketebalan cangkang telur pada kelompok I; II; III; IV; V; dan VI masing-masing adalah 0,43+0,02; 0,42+0,03; 0,43+0,02; 0,42+0,02; 0,43+0,02; dan 0,42+0,02 mm. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak hipofisa sapi dapat meningkatkan produktivitas ayam petelur pada fase akhir produksi dan dosis optimal ekstrak hipofisa adalah 0,3 ml.
POTENSI SUSPENSI DAN EKSTRAK DAUN KATUK SEBAGAI ANTELMINTIK TERHADAP NEMATODA GASTROINTESTINAL PADA TERNAK KAMBING Razali R; Azhari A; Andi Novita; Teuku Reza Ferasyi; Ridwan R; Ari Munandar
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 2 (2014): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i2.2630

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi ekstrak air dan ekstrak etanol daun katuk (Sauropus androgynus) sebagai antelmintik dalam mengurangi jumlah nematoda gastrointestinal pada ternak kambing. Dalam penelitian ini digunakan 15 ekor kambing kacang jantan lokal berumur 1 tahun dengan bobot badan awal 12,6±1,15 kg. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan. Ketiga perlakuan tersebut adalah P0 (kontrol) hanya diberi akuades; P1, diberikan ekstrak air daun katuk sebanyak 7,44 g/hari; dan P2, diberikan ekstrak etanol daun katuk sejumlah 1,89 g/hari. Perlakuan diberikan per oral sebanyak 2 kali sehari selama 40 hari. Makanan kambing berupa hijauan diberikan 2 kali sehari, sedangkan air minum diberikan ad libitum. Data berat badan dan jumlah nematoda dalam feses dihitung pada hari ke-0, 10, 20, 30, dan 40 pascaperlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak air dan ekstrak etanol daun katuk menurunkan jumlah telur nematoda gastrointestinal pada kambing secara signifikan (P
SUPLEMEN BUNGKIL INTI SAWIT TEPUNG DAUN KATUK BERPOTENSI MENINGKATKAN KUALITAS SPERMATOZOA PADA KAMBING PERANAKAN ETTAWA Muslim Akmal; Teuku Reza Ferasyi; Hamdani Budiman; Razali R; Azhari A; Anwar A; Fitra Aji Pamungkas; Saddat Nasution; T. Armansyah; Muhammad Hambal; Syafruddin S; Arman Sayuti
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 2 (2014): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i2.2638

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian suplemen bungkil inti sawit (BIS), tepung daun katuk (KAT), dan kombinasi bungkil inti sawit dan tepung daun katuk (BISKAT) terhadap peningkatan kualitas spermatozoa kambing jantan peranakan Ettawa (PE). Dalam penelitian ini digunakan 20 ekor kambing jantan PE, berumur 1,5 tahun dengan berat badan antara 15 -20 kg dan dibagi atas empat kelompok yakni P0, P1, P2, dan P3 yang masing-masing diberi akuades, BIS 100 g/hari/ekor, kombinasi BIS 100 g/hari/ekor dan KAT 15 g/hari/ekor, dan KAT 15 g/hari/ekor. Pemberian perlakuan dilakukan selama 35 hari. Pada hari ke-36 dilakukan kastrasi dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan kualitas spermatozoa yang meliputi motilitas, viabilitas, integritas membran, dan abnormalitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian suplemen kombinasi BISKAT dapat meningkatkan motilitas, viabilitas, integritas membran, dan menurunkan abnormalitas spermatozoa dibanding kelompok kontrol. Disimpulkan bahwa pemberian suplemen kombinasi BISKAT berpotensi meningkatkan kualitas spermatozoa kambing PE.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK HIPOFISA SAPI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS AYAM PETELUR PADA FASE AKHIR PRODUKSI Amiruddin A; Tongku Nizwan Siregar; Azhari A; Jalaluddi J; Zulkifli Z; Andre Afriadi Rahman; Hamdan H
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 1 (2014): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i1.1267

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penyuntikan dan dosis optimal ekstrak hipofisa sapi terhadap peningkatan produktivitas ayam petelur fase akhir produksi. Sebanyak 60 ekor ayam petelur berumur 22-44 bulan yang telah mengalami penurunan produksi sekitar 50-60% yang terdapat pada peternakan ayam petelur Jantho Farm, Aceh Besar digunakan dalam penelitian ini. Seluruh ayam dibagi 6 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri atas 10 ekor ayam petelur. Kelompok I, II, III, IV, V, dan VI masing-masing disuntik dengan 0,1 ml NaCl fisiologis, 15 IU PMSG; 0,1 ml ekstrak hipofisa sapi; 0,2 ml ekstrak hipofisa sapi; 0,3 ml ekstrak hipofisa sapi; dan 0,4 ml ekstrak hipofisa sapi. Injeksi dilakukan secara intramuskular pada otot dada setiap dua minggu sekali selama enam minggu.Total rata-rata produksi telur pada kelompok I; II; III; IV; V; dan VI masing-masing adalah 5,81+1,10; 4,28+1,04; 4,60+2,04; 5,43+1,45; 6,29+1,34; dan 5,74+1,17 butir. Total rata-rata berat telur pada kelompok I; II; III; IV; V; dan VI masing-masing adalah 65,27+1,61; 63,66+1,86; 65,38+3,51; 64,01+3,91; 66,20+1,67; dan 65,21+1,91 g sedangkan total rata-rata ketebalan cangkang telur pada kelompok I; II; III; IV; V; dan VI masing-masing adalah 0,43+0,02; 0,42+0,03; 0,43+0,02; 0,42+0,02; 0,43+0,02; dan 0,42+0,02 mm. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak hipofisa sapi dapat meningkatkan produktivitas ayam petelur pada fase akhir produksi dan dosis optimal ekstrak hipofisa adalah 0,3 ml.