Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Bandung Conference Series: Urban

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kunjungan Wisata Hutan Pinus PAL 16 di Desa Cikole, Kabupaten Bandung Barat Suci Rachmawati; Asep Hariyanto
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.897 KB) | DOI: 10.29313/bcsurp.v2i2.3257

Abstract

Abstract. PAL 16 Pine Forest Tour is one of the recommended tours in Cikole Village. The existence of PAL 16 Pine Forest Tourism has a positive impact on the people of Cikole Village, one of which can improve the economy of the local community. With a fairly high average of tourists, this shows that the interest of tourists to visit is large enough so that tourism development can be carried out. To carry out tourism development, it is necessary to pay attention to environmental aspects so that the environment is not damaged due to the PAL 16 Pine Forest Tourism and with this tourism development it can maximize the number of tourist visits. This study aims to determine the factors that influence the number of visits to PAL 16 Pine Forest Tourism. The approach used in this study is a quantitative approach with the method used is multiple linear regression analysis. The sampling used was random sampling of 100 people for PAL 16 Pine Forest Tourism tourists. Based on the results of the analysis it is known that the total cost, satisfaction and accessibility have a significant influence on the number of PAL 16 tourist visits, while age, occupation, income, distance and tourist information does not significantly affect the number of PAL 16 tourist visits. Abstrak. Wisata Hutan Pinus PAL 16 merupakan wisata salah satu wisata yang direkomendasikan di Desa Cikole. Adanya Wisata Hutan Pinus PAL 16 memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Cikole salah satunya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Dengan rata-rata wisatawan yang cukup tinggi ini menunjukan minat wisatawan untuk berkunjung cukup besar sehingga dapat dilakukan pengembangan wisata. Untuk dilakukan adanya pengembangan wisata perlu memperhatikan aspek lingkungan sehingga lingkungan tidak rusak akibat adanya Wisata Hutan Pinus PAL 16 serta dengan adanya pengembangan wisata tersebut dapat memaksimalkan jumlah kunjungan wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan Wisata Hutan Pinus PAL 16. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dengan metoda yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda. Pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling sebanyak 100 orang kepada wisatawan Wisata Hutan Pinus PAL 16. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa total biaya, kepuasan dan aksesibilitas memiliki pengaruh sigifikan terhadap jumlah kunjungan wisata PAL 16, sedangkan usia, pekerjaan, pendapatan, jarak dan informasi wisata tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kunjungan wisata PAL 16.
Nilai Ekonomi Total Pengolahan Sampah Organik dengan Biodigester: Studi Kasus : RW 09 Desa Gudang, Kecamatan Tanjungsari Arum Ayu Pebriyanti; Asep Hariyanto
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.517 KB) | DOI: 10.29313/bcsurp.v2i2.4008

Abstract

Abstract. The volume of organic waste generation is increasing along with the increase in population, changes in consumption patterns and people's lifestyles. One way to reduce the generation of organic waste is by processing organic waste with a biodigester. Gudang Village has implemented an organic waste processing system with a biodigester where the final product is biogas and organic liquid fertilizer which can be used as alternative energy for household and agricultural needs so that it can generate economic value for the community. The economic value generated from waste processing needs to be quantified. This study aims to identify the total economic value of processing organic waste with a biodigester in RW 09, Gudang Village. The sampling method used in this study used the Slovin method. The analytical methods used in this research are analysis of organic waste generation and analysis of economic valuation using Willingness to Pay and Total Economic Value methods. The results of this study are that from one portable biodigester unit in RW 09, Gudang Village, the economic value of biogas is Rp. 117,517 and the economic value of liquid organic fertilizer is Rp. 150,000. The economic value obtained from the processing of organic biodigester waste consists of a direct benefit value of Rp. 77,044,896 a year, and an indirect benefit value of Rp. 83,198,952 a year. The total economic value obtained from the processing of organic biodigester waste in RW 09 of Gudang Village is Rp. 160,243,848 a year. Abstrak. Volume timbulan sampah organik semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat. Salah satu cara untuk mengurangi timbulan sampah organik yaitu dengan melakukan pengolahan sampah organik dengan biodigester. Desa Gudang telah menerapkan sistem pengolahan sampah organik dengan biodigester dimana produk akhirnya berupa biogas dan pupuk cair organik yang dapat dimanfaatkan sebagai energi alternative untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian sehingga dapat menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat. Nilai ekonomi yang dihasilkan dari pengolahan sampah perlu dikuantifikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai ekonomi total dari pengolahan sampah organik dengan biodigester di RW 09 Desa Gudang. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Slovin. Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis timbulan sampah organic dan analisis valuasi ekonomi dengan menggunakan metode Willingness to Pay dan Total Economic Value. Hasil penelitin ini yaitu dari satu unit biodigester portabel di RW 09 Desa Gudang menghasilkan nilai ekonomi biogas sebesar Rp 117.517 dan nilai ekonomi pupuk organik cair sebesar Rp 150.000. Nilai ekonomi yang diperoleh dari pengolahan sampah organik biodigester ini terdiri dari nilai manfaat langsung sebesar Rp 77.044.896 per tahun, serta nilai manfaat tidak langsung sebesar Rp 83.198.952 per tahun. Nilai ekonomi total yang diperoleh dari pengolahan sampah organik biodigester di RW 09 Desa Gudang ini sebesar Rp 160.243.848 per tahun.
Pengaruh Keberadaan Ekowisata di Desa Wisata Ciburial terhadap Pendapatan Masyarakat Armeyliana Safna; Asep Hariyanto
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsurp.v3i2.8120

Abstract

Abstract. Ciburial Village is a village located in the nortern region of Bandung City which is a protected area. The contour of the Ciburial Village area which is a hilly area is highly utilized by business people to build attractive tourist attractions. So that the Ciburial Village area has great potential in the type of nature tourism or referred to as Ecotourism. The formulation of the problem in this study is how the existence of Ecotourism in Ciburial Village affects people’s income. The purpose of this study was to determine the effect of the existence of Ecotourism in Ciburial Village on community income. This research uses quantitative methods. With data sources in the form of questionnaires through purposive sampling techniques, the sample amounted to 100 respondents from the community in the Ciburial Village tourism area. Furthermore, it is tested using SPSS in the form of validity test, Reliability Test, Classical Assumption Test, Multiple linear regression test T test, F test and R-square test. In this study the variables used include location variables (X1), attractiveness (X2), environmental approach (X3), participation and empowerment (X4), ecotourism management (X5), and community income (Y). The data collected were then analyzed using multiple linear regression methods with a significance level 5%. The results showed that partially the variables of locaton, environmental approach, community participation, and ecotourism management had positive effect on local community income. While the attraction variable has no effect on community income. Furthermore, all variables simultaneously (together) have an influence on community income in Ciburial Village. The contribution of these variables was 65.7% and the remaining 34.3% was explained by other variables. Abstrak. Desa Ciburial merupakan sebuah desa yang berada di wilayah utara Kota Bandung yang merupakan kawasan lindung. Kontur wilayah Desa Ciburial yang merupakan kawasan perbukitan sangat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha untuk membangun tempat wisata yang menarik. Sehingga wilayah Desa Ciburial memiliki potensi besar dalam jenis wisata alam atau disebut sebagai Ekowisata. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh keberadaan Ekowisata di Desa Wisata Ciburial terhadap pendapatan masyarakat. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keberadaan ekowisata di Desa Wisata Ciburial terhadap pendapatan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Dengan sumber data berupa kuesioner melalui teknik purposive sampling sampel berjumlah 100 responden yang berasal dari masyarakat di kawasan wisata Desa Ciburial. Selanjutnya di uji menggunakan SPSS berupa uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda Uji T, Uji F dan Uji R-square. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan meliputi variabel lokasi (X1), daya tarik (X2), pendekatan lingkungan (X3), partisipasi dan pemberdayaan (X4), pengelolaan ekowsiata (X5), dan pendapatan masyarakat (Y). Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode regresi linier berganda dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel lokasi, pendekatan lingkungan, partisipasi dan pemberdayaan, dan pengelolaan ekowisata berpengaruh positif terhdap pendapatan masyarakat setempat. Sedangkan variabel daya tarik tidak berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat. Selanjutnya, seluruh variabel secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap pendapatan masyarakat di Desa Ciburial. Kontribusi variabel-variabel tersebut sebesar 65.7% dan sisanya sebesar 34.3% dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya.
Identifikasi Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Pendapatan masyarakat Desa Lebakmuncang Tiara Aisyah; Asep Hariyanto
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsurp.v3i2.8530

Abstract

Abstract. Tourism is one of the solutions to overcome economic problems because it can create new jobs, increase income and trigger other sectors to develop. Lebakmuncang Village is a tourist village located in Ciwidey District, Bandung Regency, West Java, which has natural beauty and potential as a tourist spot. Besides that, based on the results of observations, Lebakmuncang Village still has several problems such as poor accessibility conditions such as poor road conditions, lack of lighting, inadequate public toilets, inadequate public facilities for tourists, lack of directions to get to tourist attractions. Apart from these problems, the reduction in the number of visitors is also a major problem because tourism activities depend on whether or not tourists come. So that there is a change in the income conditions of the people in the Lebakmuncang Village. Therefore, this research is in order to find out what factors influence changes in people's income in Lebakmuncang Village. The method used in this study is a quantitative approach method with data collection methods using questionnaires, interviews, observation and documentation and the analytical method is Likert scale analysis with the results of the analysis namely accessibility being the main factor (> 70%) which has a strong influence on changes in income what happened in the Lebakmuncang Village. Abstrak. Pariwisata merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan ekonomi karena dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru, peningkatan pengahasilan dan memicu sektor – sektor lainnya untuk berkembang. Desa Lebakmuncang adalah salah satu desa wisata yang terletak di Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat yang memiliki keindahan alam dan potensi sebagai tempat wisata. Disamping itu, berdasarkan hasil observasi Desa Lebakmuncang masih memiliki beberapa permasalahan seperti kondisi aksesibilitas yang buruk seperti kondisi jalan yang buruk, kurangnya penerangan, toilet umum yang kurang memadai, fasilitas umum untuk wisatawan masih kurang memadai, kurangnya petunjuk arah untuk menuju tempat wisata. Selain dari permasalahan tersebut, adanya pengurangan jumlah pengunjung juga menjadi masalah utama karena aktivitas wisata tergantung kepada datang atau tidaknya wisatawan. Sehingga terjadi perubahan dalam kondisi pendapatan masyarakat di Desa Lebakmuncang tersebut. Oleh karena itu adanya penelitian ini guna untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi pengaruh dalam perubahan pendapatan masyarakat di Desa Lebakmuncang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan kuantitatif dengan metode pengumpulan data menggunakan metode kuisioner, wawancara, observasi dan dokumentasi dan metode analisis adalah analisis skala likert dengan hasil analisis yaitu aksesibilitas menjadi faktor utama (>70%) yang memiliki pengaruh kuat dalam perubahan pendapatan yang terjadi di masyarakat Desa Lebakmuncang.
Strategi Pengembangan Komoditas Unggulan Perikanan Tangkap di Kabupaten Teluk Bintuni dalam Mendukung Perekonomian Daerah Siti Nur Azisyah; Asep Hariyanto
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsurp.v3i2.8698

Abstract

Abstract. Fisheries production in Teluk Bintuni Regency is still far from the existing production potential, where in 2020 it was only 893.41 tons. This analysis uses mixed methods with the aim of knowing the leading commodities, the role of leading commodities and the right strategy in Teluk Bintuni Regency in the capture fisheries sector. The method used is secondary data collection through institutions and primary data through interviews and observations. To analyze the data, Location Quantient, Shift Share, Porter's Diamond Theory and SWOT analysis techniques were used. Based on the results of the analysis, it is known that the leading commodities in Teluk Bintuni Regency are crab, manyung, sembilang and shrimp which can be the main driving commodity in the capture fisheries sector. Based on the results of the LQ<1 and Shift Share<0 analysis and the comparison score of porter's diamond theory, it is concluded that the contribution of capture fisheries to the economy does not have a special role. SWOT analysis obtained diagram results are in quadrant 1. The strategy used has strengths and opportunities. For this reason, the strategy on S-O is (1) Preparation of regulations / policies in supporting integrated and sustainable resource management and utilization (2) Making innovations in producing other products from superior commodity catches, namely, crabs, Manyung, sembilang and shrimp. (3)Increase the production of commodity catches of Black Bawal, White Bawal, Gulamah, Black Snapper, White Snapper, Grouper, Kuwe, Layur, Manyung, Pari and Sembilang which are included in reef and demersal fish species. (4) Improvement of adequate facilities and infrastructure such as the average type of boat used by fishermen >10GT, using technology such as GPS and Image. The existing TPI is utilized according to its function, improving the infrastructure of the Bintuni-Sorong and Bintuni-Manokwari trans roads and (5)Improving the function of cooperatives for fishermen. Abstrak. Produksi perikanan di Kabupaten Teluk Bintuni masih jauh dari potensi produksi yang ada, dimana pada tahun 2020 hanya sebesar 893,41 ton. Analisis ini menggunakan mixed method dengan tujuan yaitu mengetahui komoditas unggulan, peranan komoditas unggulan serta strategi yang tepat di Kabupaten Teluk Bintuni pada sektor perikanan tangkap. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data sekunder melalui instansional dan data primer melalui wawancara dan observasi. Untuk menganalisis data digunakan teknik analisis Location Quantient, Shift Share, Teori Berlian Porter dan SWOT. Berdasarkan hasil analisis diketahui komoditas unggulan di Kabupaten Teluk Bintuni yaitu kepiting, manyung, sembilang dan udang yang dapat menjadi komoditas penggerak utama pada sektor perikanan tangkap. Berdasarkan hasil analisis LQ<1 dan Shift Share<0 dan skor perbandingan teori berlian porter disimpulkan kontribusi perikanan tangkap untuk perekonomian belum memiliki peran khusus. Analisis SWOT didapatkan hasil diagram berada pada kuadran 1. Strategi yang digunakan memiliki kekuatan dan peluang. Untuk itu strategi pada S-O yaitu (1)Penyusunan regulasi/kebijakan dalam mendukung pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu serta berkelanjutan (2)Membuat inovasi dalam memproduksi produk lain dari hasil tangkapan komoditas unggulan yaitu, Kepiting, Manyung, sembilang dan udang. (3)Meningkatkan produksi hasil tangkap komoditas Bawal Hitam, Bawal Putih, Gulamah, Kakap Hitam, Kakap Putih, Kerapu, Kuwe, Layur, Manyung, Pari dan Sembilang yang termasuk pada jenis ikan karang dan demersal. (4)Peningkatan sarana dan prasarana yang memadai seperti rata-rata jenis kapal yang digunakan nelayan >10GT, menggunakan teknologi seperti GPS dan Citra. TPI yang ada dimanfaatkan sesuai fungsinya, melakukan perbaikan infrastruktur jalan trans Bintuni-Sorong dan Bintuni-Manokwari dan (5)Meningkatkan fungsi koperasi untuk nelayan.