Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

UPAYA MEMPERTAHANKAN KABUPATEN KARAWANG SEBAGAI LUMBUNG PADI NASIONAL Chofyan, Ivan; Rustan, Uton; Hariyanto, Asep
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 4 No.1 (Januari 2016) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian (Sains & Teknologi)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Karawang dikenal sebagai lumbung padi nasional dan tercatat sebagai daerah produsen beras terbesar kedua setelah Kabupaten Indramayu. Sebagai lumbung padi nasional, Kabupaten Karawang ditugaskan untuk surplus gabah sebanyak 1,5 juta ton. Di sisi lain, meningkatnya jumlah penduduk dan perkembangan Kabupaten Karawang sebagai salah satu kawasan strategis ekonomi mengakibatkan permintaan lahan meningkat dan berpengaruh terhadap sawah yang ada. Tujuan studi ini adalah untuk menemukenali keberadaan Kabupaten Karawang sebagai sebagai lumbung padi nasional, menetapkan luas lahan sawah yang harus diproteksi sebagai upaya mempertahankan produksi padi, dan mengidentifikasi ketersediaan air yang dapat dipergunakan sebagai air irigasi, sebagai faktor pendukung dalam meningkatkan produksi padi. Analisis yang digunakan dalam studi ini adalah proyeksi penduduk, analisis surplus defisit, analisis kebutuhan lahan sawah dan anilisis kebutuhan air irigasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) Kabupaten Karawang tidak dapat memenuhi target surplus gabah sebesar 1,5 juta ton apabila penyelenggaraan kegiatan pertanian dilakukan seperti sekarang; 2) Apabila luas sawah tidak berkurang, peningkatan produktivitas tanah dan intensitas pertanaman secara bersamaan dapat menghasilkan surplus gabah sebesar 1,5 juta ton. Walaupun demikian, target surplus 1,5 juta ton ini hanya berlangsung sampai dengan Tahun 2017; dan 3) Debit air sungai yang melalui Kabupaten Karawang lebih besar jika dibandingkan dengan kebutuhan air irigasi, sehingga dimungkinkan adanya penambahan lahan sawah. Beberapa rekomendasi yang dapat diajukan sehubungan dengan kesimpulan di atas adalah sebagai berikut: 1) Lahan sawah yang ada di Kabupaten Karawang perlu diproteksi, sehingga pengembangan kawasan permukiman dan industri harus dijauhkan dari lahan sawah; 2) Peningkatan produktivitas tanah dan intensitas pertanaman harus didukung oleh jaringan irigasi yang memadai, sehingga jaringan irigasi yang ada harus dipelihara dan ditingkatkan penggunaannya; dan 3) Dalam jangka panjang, percetakan sawah baru di Kabupaten Karawang harus dilakukan agar target surplu gabah 1,5 juta ton dapat dicapai.
PERCEPATAN PENGEMBANGAN WILAYAH MELALUI STRATEGI IMPLEMENTASI WILAYAH PENGEMBANGAN (WP) DAN HIRARKI KOTA-KOTA (Studi Kasus : Kabupaten Subang) HARIYANTO, ASEP
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA Vol 7, No 1 (2007): MARET 2007
Publisher : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.604 KB)

Abstract

Percepatan pengembangan wilayah melalui Strategi Implementasi Wilayah Pengembangan (WP) dan Hirarki Kota-kota merupakan suatu upaya untuk pelaksanaan kebijakan pengembangan wilayah yang memungkinkan hirarki kota-kota dan wilayah pengembangan (WP) dapat berjalan sesuai dengan fungsi dan peranan yang sudah ditetapkan, sehingga memungkinkan terciptanya pola pengembangan wilayah yang lebih seimbang. Pengembangan wilayah sendiri merupakan manifestasi ruang dari pengembangan ekonomi secara keseluruhan. Pengembangan ekonomi cenderung mengisi kawasan geografis tertentu, sehingga menimbulkan kesenjangan ruang (spatial inegualities) berdasarkan pendapatan, kemakmuran dan kesejahteraan material. Oleh karena itu pemerintah perlu mengitervensi secara cermat proses pengembangan wilayah tersebut melalui perencanaan wilayah yang salah satu bentuknya adalah pembagian struktur ruang wilayah berdasarkan wilayah pengembangan (WP) dan hirarki kota-kota
STRATEGI PENANGANAN KAWASAN KUMUH SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG SEHAT (Contoh Kasus : Kota Pangkalpinang) HARIYANTO, ASEP
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA Vol 7, No 2 (2007): AGUSTUS 2007
Publisher : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.226 KB)

Abstract

Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan faktor penting dalam meningkatkan harkat dan martabat serta mutu kehidupan yang sejahtera dalam masyarakat yang adil dan makmur. Perumahan dan permukiman juga merupakan bagian dari pembangunan nasional yang perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan secara terpadu, terarah, terencana, dan berkesinambungan. Pembangunan perumahan dan permukiman yang kurang terpadu, terarah, terencana, dan kurang memperhatikan kelengkapan prasarana dan sarana dasar seperti air bersih, sanitasi (jamban), sistem pengelolaan sampah, dan saluran pembuangan air hujan, akan cenderung mengalami degradasi kualitas lingkungan atau yang kemudian diterminologikan sebagai “Kawasan Kumuh”.
KAJIAN IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN SUMBERDAYA AIR (Studi Kasus : Kabupaten Belitung) Hariyanto, Asep; Iskandar, K. Herry
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 11, No 2 (2011): Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.725 KB) | DOI: 10.29313/jpwk.v11i2.1381

Abstract

This study aims to provide an overview of potential and problems of water resources contained in Belitung District, as well as inputs for the Government Belitung Regency in order management and utilization of water resources. The method used is the primary method of survey and secondary survey methods. Primary survey methods include: surveys of ground water, spring surveys, and surveys of surface water. While the method of secondary survey conducted through secondary data collection and is a confirmation of the results of previous studies or Based on the information from the agencies related to water resource management. The method of analysis used in this study is "Mock method". Mock The method is a method for estimating the presence of water based on the concept of water balance. Overall discharge calculations with Method Mock refers to water balance, where the volume of total water on earth is fixed, only the circulation, and distribution varied. Based on the results of the analysis has been done, can know the potential water resources are owned Belitung Regency include: watershed and river discharge that has a large enough reliable; under-mined under the savings used as raw water sources as ponds that use river water reservoir and water rain; and groundwater. In addition to the potential, there are some problems related to water resources management in Belitung District include: water pollution; flooding problems; dryness; as well as deterioration of water quality problems. Key words: identification, potential and problems, water resources
KAJIAN IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN SUMBERDAYA AIR: Studi Kasus : Kabupaten Belitung HARIYANTO, ASEP; ISKANDAR, K. HERRY
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 11 No. 2 (2011)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, UPT Publikasi Publikasi Ilmiah UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.725 KB)

Abstract

This study aims to provide an overview of potential and problems of water resources contained in Belitung District, as well as inputs for the Government Belitung Regency in order management and utilization of water resources. The method used is the primary method of survey and secondary survey methods. Primary survey methods include: surveys of ground water, spring surveys, and surveys of surface water. While the method of secondary survey conducted through secondary data collection and is a confirmation of the results of previous studies or Based on the information from the agencies related to water resource management. The method of analysis used in this study is "Mock method". Mock The method is a method for estimating the presence of water based on the concept of water balance. Overall discharge calculations with Method Mock refers to water balance, where the volume of total water on earth is fixed, only the circulation, and distribution varied. Based on the results of the analysis has been done, can know the potential water resources are owned Belitung Regency include: watershed and river discharge that has a large enough reliable; under-mined under the savings used as raw water sources as ponds that use river water reservoir and water rain; and groundwater. In addition to the potential, there are some problems related to water resources management in Belitung District include: water pollution; flooding problems; dryness; as well as deterioration of water quality problems.
STUDI PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL TERKAIT INTERAKSI DESA-KOTA: Studi Kasus: Kawasan Sentra Airguci, Kabupaten Banjar HARIYANTO, ASEP; YUGANDHINI, HISTA
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 14 No. 1 (2014)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, UPT Publikasi Publikasi Ilmiah UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1102.086 KB)

Abstract

Study of Local Economic Development (LED) in Banjar district is determined from the determination Spatial Plans (RTRW) Banjar district regarding domestic Airguci handicraft industry which is in East Martapura Sub-district, precisely in the Mekar Village and the Melayu Ulu Village. This study starts from the initial assumption that there is no balance in the construction planning for urban and rural areas. The purpose of this study are: first, to develop the local economy Airguci craft based on the potential problems, opportunities and threats in order to improve the economy of rural communities, both improving the relationship of mutual support (interaction) between villages and cities in an effort to reduce the inequality between regions. The research method uses a combination of approaches, methods of qualitative and quantitative methods. Source of data derived from primary and secondary survey. Data collection techniques performed through questionnaires, interviews, observation and documentation. Data were analyzed using analysis of Diamond Porter, SWOT analysis, and analysis of the gravity of the rural-urban interactions. The results showed that the implementation of LED in the Airguci centers undeveloped and still is as a sideline activity. People especially women are actively involved in this business activity. But unfortunately, see the existing condition in the Airguci centers are not supported by good infrastructure such as roads and institutions that have not been running for the establishment of a business group that Airguci craft business activities can continue to survive. So many women who have been married, moved to the outside of the village. There are still many who choose to work in the city. Factors to be driving at the same obstacle in the implementation of the LED Airguci centers include: human resources, capital, marketing and institutional. The economic impact of the implementation of the LED in the Airguci centers, namely the local communities to help increase revenue and reduction in unemployment has not yet arrived when the harvest season.
Identifikasi Sektor Potensial Penggerak Kegiatan Ekonomi Kecamatan Kurang Berkembang di Kab. Tangerang Asep Hariyanto; Dadan Mukhsin
MIMBAR (Jurnal Sosial dan Pembangunan) Volume 24, No. 1, Year 2008
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.771 KB) | DOI: 10.29313/mimbar.v24i1.254

Abstract

The success of regional development depend on some factors, especially economic activity. This study tries to illustrate potential economic factors to develop household economy over several sub-districts of Tangerang, particularly in less developed area. Several approach were carried out, i.e. economic, social, and physical, by employing some analysis methods such as Location Quotient, Shift Share, and SWOT Analysis. This study has found promising sectors to be developed in less economy capability subdistricts of Tangerang. Those sectors are food crop, fishery, farming, natural-based tourism, pilgrimage, small and medium scale industries.
UPAYA MEMPERTAHANKAN KABUPATEN KARAWANG SEBAGAI LUMBUNG PADI NASIONAL Ivan Chofyan; Uton Rustan; Asep Hariyanto
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 4 No.1 (Januari, 2016) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian (Sains & Teknologi)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ethos.v0i0.1685

Abstract

Kabupaten Karawang dikenal sebagai lumbung padi nasional dan tercatat sebagai daerah produsen beras terbesar kedua setelah Kabupaten Indramayu. Sebagai lumbung padi nasional, Kabupaten Karawang ditugaskan untuk surplus gabah sebanyak 1,5 juta ton. Di sisi lain, meningkatnya jumlah penduduk dan perkembangan Kabupaten Karawang sebagai salah satu kawasan strategis ekonomi mengakibatkan permintaan lahan meningkat dan berpengaruh terhadap sawah yang ada. Tujuan studi ini adalah untuk menemukenali keberadaan Kabupaten Karawang sebagai sebagai lumbung padi nasional, menetapkan luas lahan sawah yang harus diproteksi sebagai upaya mempertahankan produksi padi, dan mengidentifikasi ketersediaan air yang dapat dipergunakan sebagai air irigasi, sebagai faktor pendukung dalam meningkatkan produksi padi. Analisis yang digunakan dalam studi ini adalah proyeksi penduduk, analisis surplus defisit, analisis kebutuhan lahan sawah dan anilisis kebutuhan air irigasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) Kabupaten Karawang tidak dapat memenuhi target surplus gabah sebesar 1,5 juta ton apabila penyelenggaraan kegiatan pertanian dilakukan seperti sekarang; 2) Apabila luas sawah tidak berkurang, peningkatan produktivitas tanah dan intensitas pertanaman secara bersamaan dapat menghasilkan surplus gabah sebesar 1,5 juta ton. Walaupun demikian, target surplus 1,5 juta ton ini hanya berlangsung sampai dengan Tahun 2017; dan 3) Debit air sungai yang melalui Kabupaten Karawang lebih besar jika dibandingkan dengan kebutuhan air irigasi, sehingga dimungkinkan adanya penambahan lahan sawah. Beberapa rekomendasi yang dapat diajukan sehubungan dengan kesimpulan di atas adalah sebagai berikut: 1) Lahan sawah yang ada di Kabupaten Karawang perlu diproteksi, sehingga pengembangan kawasan permukiman dan industri harus dijauhkan dari lahan sawah; 2) Peningkatan produktivitas tanah dan intensitas pertanaman harus didukung oleh jaringan irigasi yang memadai, sehingga jaringan irigasi yang ada harus dipelihara dan ditingkatkan penggunaannya; dan 3) Dalam jangka panjang, percetakan sawah baru di Kabupaten Karawang harus dilakukan agar target surplu gabah 1,5 juta ton dapat dicapai.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kunjungan Wisata Hutan Pinus PAL 16 di Desa Cikole, Kabupaten Bandung Barat Suci Rachmawati; Asep Hariyanto
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.897 KB) | DOI: 10.29313/bcsurp.v2i2.3257

Abstract

Abstract. PAL 16 Pine Forest Tour is one of the recommended tours in Cikole Village. The existence of PAL 16 Pine Forest Tourism has a positive impact on the people of Cikole Village, one of which can improve the economy of the local community. With a fairly high average of tourists, this shows that the interest of tourists to visit is large enough so that tourism development can be carried out. To carry out tourism development, it is necessary to pay attention to environmental aspects so that the environment is not damaged due to the PAL 16 Pine Forest Tourism and with this tourism development it can maximize the number of tourist visits. This study aims to determine the factors that influence the number of visits to PAL 16 Pine Forest Tourism. The approach used in this study is a quantitative approach with the method used is multiple linear regression analysis. The sampling used was random sampling of 100 people for PAL 16 Pine Forest Tourism tourists. Based on the results of the analysis it is known that the total cost, satisfaction and accessibility have a significant influence on the number of PAL 16 tourist visits, while age, occupation, income, distance and tourist information does not significantly affect the number of PAL 16 tourist visits. Abstrak. Wisata Hutan Pinus PAL 16 merupakan wisata salah satu wisata yang direkomendasikan di Desa Cikole. Adanya Wisata Hutan Pinus PAL 16 memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Cikole salah satunya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Dengan rata-rata wisatawan yang cukup tinggi ini menunjukan minat wisatawan untuk berkunjung cukup besar sehingga dapat dilakukan pengembangan wisata. Untuk dilakukan adanya pengembangan wisata perlu memperhatikan aspek lingkungan sehingga lingkungan tidak rusak akibat adanya Wisata Hutan Pinus PAL 16 serta dengan adanya pengembangan wisata tersebut dapat memaksimalkan jumlah kunjungan wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan Wisata Hutan Pinus PAL 16. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dengan metoda yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda. Pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling sebanyak 100 orang kepada wisatawan Wisata Hutan Pinus PAL 16. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa total biaya, kepuasan dan aksesibilitas memiliki pengaruh sigifikan terhadap jumlah kunjungan wisata PAL 16, sedangkan usia, pekerjaan, pendapatan, jarak dan informasi wisata tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kunjungan wisata PAL 16.
Nilai Ekonomi Total Pengolahan Sampah Organik dengan Biodigester: Studi Kasus : RW 09 Desa Gudang, Kecamatan Tanjungsari Arum Ayu Pebriyanti; Asep Hariyanto
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.517 KB) | DOI: 10.29313/bcsurp.v2i2.4008

Abstract

Abstract. The volume of organic waste generation is increasing along with the increase in population, changes in consumption patterns and people's lifestyles. One way to reduce the generation of organic waste is by processing organic waste with a biodigester. Gudang Village has implemented an organic waste processing system with a biodigester where the final product is biogas and organic liquid fertilizer which can be used as alternative energy for household and agricultural needs so that it can generate economic value for the community. The economic value generated from waste processing needs to be quantified. This study aims to identify the total economic value of processing organic waste with a biodigester in RW 09, Gudang Village. The sampling method used in this study used the Slovin method. The analytical methods used in this research are analysis of organic waste generation and analysis of economic valuation using Willingness to Pay and Total Economic Value methods. The results of this study are that from one portable biodigester unit in RW 09, Gudang Village, the economic value of biogas is Rp. 117,517 and the economic value of liquid organic fertilizer is Rp. 150,000. The economic value obtained from the processing of organic biodigester waste consists of a direct benefit value of Rp. 77,044,896 a year, and an indirect benefit value of Rp. 83,198,952 a year. The total economic value obtained from the processing of organic biodigester waste in RW 09 of Gudang Village is Rp. 160,243,848 a year. Abstrak. Volume timbulan sampah organik semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat. Salah satu cara untuk mengurangi timbulan sampah organik yaitu dengan melakukan pengolahan sampah organik dengan biodigester. Desa Gudang telah menerapkan sistem pengolahan sampah organik dengan biodigester dimana produk akhirnya berupa biogas dan pupuk cair organik yang dapat dimanfaatkan sebagai energi alternative untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian sehingga dapat menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat. Nilai ekonomi yang dihasilkan dari pengolahan sampah perlu dikuantifikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai ekonomi total dari pengolahan sampah organik dengan biodigester di RW 09 Desa Gudang. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Slovin. Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis timbulan sampah organic dan analisis valuasi ekonomi dengan menggunakan metode Willingness to Pay dan Total Economic Value. Hasil penelitin ini yaitu dari satu unit biodigester portabel di RW 09 Desa Gudang menghasilkan nilai ekonomi biogas sebesar Rp 117.517 dan nilai ekonomi pupuk organik cair sebesar Rp 150.000. Nilai ekonomi yang diperoleh dari pengolahan sampah organik biodigester ini terdiri dari nilai manfaat langsung sebesar Rp 77.044.896 per tahun, serta nilai manfaat tidak langsung sebesar Rp 83.198.952 per tahun. Nilai ekonomi total yang diperoleh dari pengolahan sampah organik biodigester di RW 09 Desa Gudang ini sebesar Rp 160.243.848 per tahun.