Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

TUTURAN PENDERITA AFASIA BROCA PASCA STROKE YUNITA SURYANI
Sasando Vol 2 No 2 (2019): OKTOBER 2019
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Pancasakti Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24905/sasando.v2i2.71

Abstract

Speech sufferers of post-stroke of broca’s aphasia is the language ability of brain injury sufferers. Brain injury or aphasia in stroke sufferers can be in the form of blocked arteries or ischemic and ruptured blood vessels or called hemorrhagic. In this study, focused on hemorrhagic type post-stroke aphasia sufferers. Post-stroke sufferers experience changes in behavior, one of the changes is a change in language or in this study stated by speech when communicating. The field of study of this research is pragmatics, namely pragmatically describing speech of aphasia sufferers after stroke which includes the ability to state the truth (representative), the ability to rule (directive), the ability to say thank you, praise, complain, blame, and congratulate (expressive), the ability to carry out commands (commissive), and the ability to decide, cancel, prohibit, permit, grant, request an explanation (declarative).
Language Variations on TikTok Social Media Shofiyatul Indah Setya; Siti Tuhfatus Solihah; Yunita Suryani

Publisher :

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.8 KB)

Abstract

Language variation is the non-uniformity in one language. This study discusses variations in Indonesian on TikTok social media. TikTok is now a popular social media for all ages, especially youth. The purpose of this study is to describe language variations on TikTok social media. This study was studied using a sociolinguistic approach, the theory of linguistic variation. This research is descriptive qualitative, the data analyzed is in the form of speech in which there are variations in Indonesian regional dialects. The data source in this study was obtained from the social media TikTok. The results of this study indicate that there are language variations in terms of speakers in the form of Jakarta dialect, Betawi dialect, and Surabaya dialect; while the language variation in terms of formality uses a casual variety. 
Linguistik Forensik Ujaran Kebencian terhadap Artis Aurel Hermansyah di Media Sosial Instagram Yunita Suryani; Rika Istianingrum; Siti Umi Hanik
Belajar Bahasa Vol 6, No 1 (2021): BELAJAR BAHASA : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indone
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/bb.v6i1.4167

Abstract

Instagram merupakan salah satu akun media sosial online yang digunakan untuk menyampaikan pesan, baik dalam bentuk teks, gambar, audio, maupun video. Pesan yang disampaikan dapat bervariasi, bergantung maksud dan tujuan pemilik akun. Salah satunya adalah ujaran kebencian. Ujaran kebencian pemilik akun @mantanaurelhermansyahdalam bentuk teks bermaksud menghina dan mencemarkan nama baik Aurel Hermansyah, dan bertujuan merusak hubungan Aurel Hermansyah dengan Atta Halilintar yang sengaja di-tag atau ditandai akun instagramnya.Tujuan penelitian ini mendeskripsikan bentuk tindak tutur ilokusi-perlokusi, kalimat tabu, dan ujaran kebencian oleh pemilik akun @mantanaurelhermansyah. Metode dalam penelitian ini padan ortografis.Hasil analisis data ditemukan: 1) tindak tutur ilokusi jenis direktif kategori bertanya, kalimat tabu kategori penghinaan dengan menyebut nama, ujaran kebencian kategori menghasut; 2) tindak tutur ilokusi jenis komisif kategori menawarkan  dan tindak tutur ilokusi ekspresif kategori menyatakan perasaan, kalimat tabu kategori pelecehan seksual, ujaran kebencian kategori penghinaan; 3) tindak tutur ilokusi direktif kategori bertanya, kalimat tabu kategori perbuatan tidak senonoh, ujaran kebencian kategori menghasut; 4) tindak tutur ilokusi asertif kategori mengakui, kalimat tabu kategori pelecehan seksual, ujaran kebencian kategori penyebaran berita bohong penghinaan dan pencemaran nama baik. Tindak tutur perlokusi dari ujaran kebencian tersebut adalah Atta Halilintar memberikan komentarburuk dan berusaha mencari tahu siapa pemilik akun tersebut.
Tindak Tutur Kebencian dalam Status Whatsapp Yunita Suryani; Rika Istianingrum; Idhoofiyatul Fatin
SUAR BETANG Vol 17, No 1 (2022): June 2022
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/surbet.v17i1.330

Abstract

Hate speech acts on social media often become criminal law complaints offenses with the aim of obtaining justice. This study uses a qualitative descriptive method that aims to describe hate speech acts on Whatsapp status. The research data comes from the screenshot of the Whatsapp status obtained by the researcher from BAP (News of the Judiciary), the researcher as a linguist witness. The data presented in the BAP according to the chronology or context of the event were analyzed using Searle's speech acts. Based on the analysis, the writer found several kinds of hate speech acts, namely (1) insulting expressive and warning directives; (2) derogatory expressive and directive (giving warning); (3) expressive accusing and assertive (giving statements); (4) assertive accusing, assertive inciting, expressive insulting, and threatening commissive; (5) commissive, challenging, and expressive insulting; (6) expressive contempt and assertive accusing; (7) derogatory expressiveness; (8) assertive accusing, expressive insulting; (9) commissive threats; (10) expressive insulting, assertive admitting, and assertive accusing.AbstrakTindak tutur kebencian dalam media sosial sering menjadi delik aduan hukum pidana dengan tujuan memperoleh keadilan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan bertujuan mendeskripsikan tindak tutur kebencian dalam status Whatsapp. Data penelitian berasal dari tangkapan layar status Whatsapp yang diperoleh peneliti dari BAP (Berita Acara Peradilan) peneliti sebagai ahli bahasa. Data yang disajikan dalam BAP sesuai dengan kronologi atau konteks peristiwa dan dianalisis menggunakan teori tindak tutur Searle (1975). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa tindak tutur kebencian, yaitu (1) ekspresif menghina dan direktif memberi peringatan; (2) ekspresif menghina dan direktif (memberi peringatan); (3) ekspresif menuduh dan asertif (memberikan pernyataan); (4) asertif menuduh, asertif menghasut, ekspresif menghina, dan komisif mengancam; (5) komisif, menantang, dan ekspresif menghina; (6) ekspresif menghina dan asertif menuduh; (7) ekspresif menghina; (8) asertif menuduh, ekspresif menghina; (9) komisif mengancam; (10) ekspresif menghina, asertif mengakui, dan asertif menuduh. 
Forensic Linguistic in Online Business Yunita Suryani; Agus Wardhono; Syehfani Alif Akbar; Suantoko Suantoko
Pioneer: Journal of Language and Literature Vol 15 No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Letters, Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/pioneer.v15i1.2835

Abstract

Forensic linguistics is a science that examines language in relation to legal science as a device for proving judicial cases. Forensic linguistics in online business in this study was found in online buying and selling accounts that sell illegal products or are categorised as non-halal. Products are presented in the form of images and descriptions that use language. The sale and purchase are criminal acts of violating the ITE (Informasi dan Teknologi Elektronik or Electronic Information and Technology) Law regarding online transactions. The purpose of the study is to describe linguistic forensics in online business in buying and selling transactions using the persuasive theory of Keraf (1994), including rationalization, identification, suggestion, conformity, compensation, substitution, and projection. For this purpose, the qualitative descriptive research method has been employed. The results of the study indicate violations of the ITE Law related to online buying and selling of mustika (gemstone or talisman) products or talismans in the form of agate.
Ngendau Sebagai Nyanyian Ungkapan Perasaan Masyarakat Dayak Kenyah Rika Istianingrum; Yunita Suryani; Ari Musdolifah; Idhoofiyatul Fatin
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 4 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i4.4724

Abstract

Suku Dayak Kenyah pada umumnya gemar melantunkan syair ungkapan hati dan perasaan yang merepresentasikan kehidupan mereka. Lantunan ungkapan kisah-kisah kehidupan sukunya dituangkan dalam sebuah kidung atau nyanyian dengan kalimat berirama secara lisan. Kegiatan menyanyikan syair-syair tersebut dinamakan ngendau. Ngendau merupakan tradisi lisan berbentuk syair atau puisi yang dinyanyikan secara bersahut-sahutan ataupun bersamaan antara kaum laki-laki dan perempuan, biasanya diiringi dengan alat musik sapeq dan tarian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ungkapan perasaan apa saja yang terdapat di dalam nyanyian syair ngendau masyarakat Dayak Kenyah. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode etnografi. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, rekam, serta catat. Teknik analisis data menggunakan teknik interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam tradisi lisan ngendau terdapat ungkapan perasaan lebih dominan pada perasaan gembira, kemudian perasaan syukur, dan perasaan rindu.