Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) Hesty Fitria Wulandari; Entin Jubaedah
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol. 17 No. 3 (2022): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode September- Desember 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.256 KB) | DOI: 10.36911/pannmed.v17i3.1400

Abstract

The percentage of PMS occurrence in Indonesia at the age of 16-45 years is 80-90%. Factors causing PMS occur because of stress levels, diet, and exercise activity experienced by adolescents. Therefore, one of the efforts to prevent the occurrence of PMS symptoms is by changing adolescent lifestyle. This study aims to determine the factors that influence PMS in adolescents.This research uses Cross Sectional. The sample of this study used a total sampling technique with consideration of inclusion and exclusion criteria, total of respondents in this study were 70 College Students Nursing Diploma III Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya. Data collection using a questionnaire through Google form which was analyzed by Chi-Square test, Kruskall Wallis, Mann-Whitney.The results showed as many as 55.7% experienced moderate symptoms during PMS, experiencing moderate stress as much as 81.4%, doing enough exercise activity as much as 80%, and doing unhealthy diet as much as 84.3%. Based on the bivariate results the relationship between stress levels with PMS obtained p value 0.102 (p ? 0.05). For the relationship with exercise activity obtained p value 0.900 (p ? 0.05), and for the relationship with diet obtained p value 0.194 (p ? 0.05). So it can be concluded that there is no influence between stress level, exercise activity, and diet with the incidence of PMS in adolescents
PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO DAN KOMIK PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI TENTANG BAHAYA PERNIKAHAN DINI BAGI SISWA/I SMP TAHUN 2020 Diyah Sri Yuhandini Diyah; Entin Jubaedah; Sriyatin Sriyatin
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 9 No. 1 (2022): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.3 KB) | DOI: 10.33867/jka.v9i1.269

Abstract

Kurangnya pengetahuan remaja mengenai pernikahan dini memberikan risiko 2,3 kali lebih besaruntuk melakukan pernikahan dini. Promosi kesehatan berupa video dan komik merupakan salahsatu sarana yang dapat menampilkan informasi kesehatan kepada remaja sehingga meningkatkanpengetahuan yang diharapkan dapat merubah perilaku yang mendukung kesehatan. Penelitianini bertujuan untuk melakukan pengembangan media video dan komik pendidikan kesehatanreproduksi tentang bahaya pernikahan dini bagi siswa/i SMP di Kota Cirebon. Metode penelitianadalah metode penelitian pengembangan (RnD). Prosedur penelitian yang dilakukan dalampenelitian ini 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain,5) revisi desain, 6) uji coba produk, 7) revisi produk, 8) uji coba pemakaian, 9) revisi produk,10) produksi masal. Hasil Uji Validasi Desain dari ahli materi video sebesar 93,8%, 97,7%, dan100% dan dari ahli materi komik sebesar 100%, 95%, dan 98% dan dari ahli media video sebesar100% dan komik sebesar 100%. Tahap uji coba produk pada lapangan utama (kelompok terbatas)dengan subyek 13 siswa, untuk video dengan hasil sebesar 92,90% dan untuk komik sebesar95,5% (sangat baik). Dengan demikian hasil temuan video dan komik edukatif tentang bahayapernikahan dini dikategorikan layak untuk dilanjutkan pada uji coba pemakaian pada kelompokyang lebih luas.
“REPRODUCTIVE HEALTH GO TO SCHOOL” MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA SISWA SD Lia Nurcahyani; Dyah Widiyastuti; Entin Jubaedah
Abdimas Galuh Vol 5, No 2 (2023): September 2023
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v5i2.10477

Abstract

Masalah yang sering terjadi pada remaja adalah perilaku seksual yang berisiko. Batasan usia remaja berdasarkan WHO adalah 10-19 tahun. Berdasarkan batasan ini, maka siswa SD yang berusia 10-12 tahun sudah memasuki masa remaja dan perlu diberikan pendidikan kesehatan reproduksi. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah memberdayakan guru dengan meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada siswa SD yang telah memasuki usia remaja, agar dapat mencegah perilaku seksual yang berisiko. Metode penerapan “Reproductive Health Go to School” melalui rangkaian kegiatan sosialisasi materi pendidikan kesehatan reproduksi, Focus Group Discussion kepada guru kelas, guru agama, serta guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) serta penyampaian materi pendidikan kesehatan reproduksi oleh guru kepada siswa kelas V yang berjumlah 30 orang. Hasil yang dicapai nilai rata-rata pre-test pengetahuan guru sebesar 88,3 dan rata-rata post-test sebesar 95. Nilai rata-rata pre-test pengetahuan siswa sebesar 82,1 dan rata-rata post-test sebesar 87,1. Materi pendidikan kesehatan reproduksi sebagian besar sudah termuat dalam mata pelajaran PJOK, serta Pendidikan Agama Islam. Terdapat beberapa pesan utama untuk remaja pada masa pubertas yang belum tersampaikan pada materi tersebut, selanjutnya telah disepakati akan ditambahkan untuk melengkapi materi yang sudah ada.
Formulasi Minuman Fungsional Berbasis Daun Ubi Jalar Entin Jubaedah; Suratmi; Moh. Hisyam Hermawan
Media Informasi Vol. 19 No. 2 (2023): November
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37160/mijournal.v19i2.148

Abstract

Latar Belakang: Minuman fungsional merupakan salah satu pangan fungsional. Sebagai pangan fungsional minuman tentunya harus memenuhi dua fungsi utama yaitu memberikan asupan gizi serta pemuasan sensori seperti rasa yang enak dan tekstur yang baik. Tujuan: Menemukan formula minuman fungsional berbasis daun ubi jalar yang terbaik dan paling disukai remaja. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif untuk mendeskripsikan formulasi minuman fungsional berdasarkan uji laboratorium yang dilakukan di Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor (IPB) dan pengujian nutrifact di Saraswanti Indo Genetech (SIG). Hasil: Hasil pengujian menunjukkan bahwa formulasi minuman fungsional tersebut adalah negatif tidak mengandung flavonoid, alkaloid, tannin, saponin, quinon, steroid, triterpenoid dan koliform. Minuman fungsional dilakukan fermentasi dengan menambahkan fruity enzym dan glukosa secara Unaerob selama 1 bulan menggunakan sediaan Lactobacylus SP dari alam/Mikroba Fermentor yang terbuat dari buah kesemek (persimmon) dan dilakukan penambahan nira kelapa untuk memberikan efek manis pada minuman tersebut. Kesimpulan: Formulasi minuman fungsional ini akan memberikan rasa kekinian dan meningkatkan kandungan vitamin dan mineral pada formulasi minuman tersebut. Permentasi minuman juga akan menghasilkan poliferol yang sangat bermanfaat buat tubuh.