Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

VARIASI AGREGAT PIPIH TERHADAP KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati Sumiati; Arfan Hasan
PILAR Vol. 7 No. 2 (2012): PILAR 07092012
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lapis permukaan konstruksi perkerasan jalan adalah lapisan yang paling besar menerima beban. Oleh sebab itu material penyusun lapisan ini haruslah material yang  berkualitas baik. Kadar agregat dalam perkerasan lentur umumnya berkisar antara 90-95% dari berat total.  Partikel pipih dan kelonjongan dari agregat pada perbandingan antara 1:5, tidak boleh lebih besar dari 10 % (spesifikasi  divisi 6, 2010). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh agregat pipih dalam campuran aspal beton dengan menambahkan kadar agregat pipih yang bervariasi: 0%; 5%; 10%; 15%; 20% dan 25% pada campuran aspal beton yang mempunyai kombinasi agregat yaitu: 18% Batupecah 2/3 + 17% Batupecah 1/2 + 19% Batu pecah 1/1 + 44% abubatu + 2% Filler. Setelah dibuat masing-masing 3 benda uji dengan kadar aspal  berkisar antara: 5%; 5,5%; 6,0%; 6,5% dan 7,0%, maka didapat kadar aspal  sebesar 6% yang akan dipergunakan untuk pembuatan sampel benda uji untuk menentukan pengaruh agregat pipih terhadap nilai karaktristik aspal beton. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar agregat yang akan dipergunakan pada campuran aspal beton tidak boleh >10% karena hal ini akan mempengaruhi stabilitas dari aspal beton.
KERUSAKAN DINI LAPISAN PERKERASAN ASPAL BETON AC-BC Sumiati Sumiati; Arfan Hasan
PILAR Vol. 9 No. 2 (2013): PILAR 09092013
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerusakan dini lapisan perkerasan jalan umumnya dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang saling kait- mengait. Menurut Manual Pemeliharaan Jalan No: 03/MN/B/1983 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal  Bina Marga, kerusakan-kerusakan jalan  yang  disebabkan  oleh  bahan  perkerasan/material yang digunakan kurang  baik  diantaranya :  retak  halus , Retak  selip (slippage cracks ), cacat permukaan dan terlepasnya  butir-butir  agregat  di  mana  tidak  adanya ikatan  antar  butir  agregat. Dengan mengambil sampel di lapangan pada daerah yang terjadi kerusakan sebanyak 7 sampel, maka akan diteliti apakah bahan/material yang digunakan memenuhi persyaratan berdasarkan spesifikasi lapis aspal beton menurut BinaMarga. Dari Hasil pengujian didapatkan bahwa agregat yang digunakan banyak mengandung lumpur dengan  kadar  lumpur  >  1%.  Dan  agregat  halus  yang  digunakan ternyata  mengandung  pasir> 15%. Hal ini tentunya akan mempengaruhi daya ikat aspal tehadap agregat.
STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN BAHAN KIMIA ASAM FOSFAT SEBAGAI LAPISAN FONDASI JALAN Ibrahim Ibrahim; Arfan Hasan; Yuniar Yuniar
PILAR Vol. 8 No. 1 (2013): PILAR 08032012
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Land is a part of the most structure as a foundation  that supporting the construction above it. The quality and durability of a construction can’t be separated from the nature of soil, some of them may cause problems.  These problems usually occurred because of the unstable soil condition. The settlement that have done so far is to fix the top layer of the road but it doesn’t solve the problem cause unstable road not only the structure on the road but also on the subgrade. The repair on the soft subgrade  cause water content can be done with stabilization. This research is analyze about behavior of clays  from Soekarno-Hatta Palembang which obtained  the density soil maximum and water content optimum with acid phosphate increment as 0% , 2.5% ,  5% , 7.5% , 10% and 12.5% of the land, and then do testing of index properties soil and California Bearing Ratio (CBR) test. From the research according to Unifed Soil Classification System (USCS) these soil at this area is included in the OH category, while according to American Association of State Highway an Transportation Officials (AASHTO) these soil is included in the A-7-5 category. The mixture soil with increment acid phosphate than original soil are showed that the liquid limid (LL) and plastic limid (PL) has decreased, it’s mean index plastic (IP) tended to decrease. CBR value with increament of additive tend to increase and attain a peak increase from 7.5% while 10% and 12.5 % decrease.
POLA KONSUMSI AIR BERSIH PADA KAMPUS POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA Arfan Hasan
PILAR Vol. 10 No. 1 (2014): PILAR 10032014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suatu lembaga pendidikan yang modern, harus didukung oleh sarana dan fasilitas yang dapat menunjang segala aktivitas yang berlangsung di dalam kampus, termasuk tersedianya sarana jaringan dan penyediaan air bersih yang memadai. Pendistribusian air bersih tentunya juga harus merata baik debit maupun tekanannya, karena itu diperlukan suatu sistem pendistribuaian yang handal sehingga dapat menjamin tersedianya air setiap saat dengan debit dan tekanan yang memadai. Politeknik Negeri Sriwijaya mempunyai jaringan distribusi air bersih yang sudah berusia lebih dari 30 tahun, sementara pada saat ini beban pendistribusiannya jauh lebih besar dibandingkan dengan beban di saat berdirinya kampus politeknik di awal tahun delapanpuluhan. Mengingat jumlah civitas akademika pada saat ini jauh meningkat dibandingkan dengan awal berdirinya politeknik, diperlukan pengkajian ulang tentang beban pendistribusian pada jaringan pipa distribusi air bersih di dalam kampus. Untuk pengkajian beban pendistribusian air bersih tersebut dilakukan penelitian untuk mengetahui realita pemakaian air bersih serta pola konsumsinya. Penelitian dilakukan dengan mengambil empat gedung utama sebagai sample untuk mendapatkan data konsumsi air bersih. Data yang didapatkan diolah dan dianalisis sehingga hasilnya dapat mencerminkan pola konsumsi air bersih di kampus Politeknik Negeri Sriwijaya.
PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN TAMBAH AGREGAT HALUS UNTUK MENINGKATKAN KUAT TEKAN BETON Kosim Kosim; Arfan Hasan
PILAR Vol. 10 No. 2 (2014): PILAR 0902014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Concrete is a building which is composed by an aggregate (sand rocks), cement and water (plus the other ingredients can be additive or admixture). Much research has been done on the concrete technology to meet the needs in infrastructure development started from the street, buildings, bridges, etc. The more concrete and more widespread use of the increasing scale of development also shows the more concrete needs in the foreseeable future, thus affecting the development of concrete technology which will demand new innovations regarding the concrete itself The times in the era of globalization, this resulted in a rapid increase of the number of goods waste residu which existence can be a problem for life, one of which is the presence of household glass waste. In this regard the efforts made are the utilization of powder glass as fine aggregate additive to enhance strong press concrete. Glass powder is used as a supplement for is smooth, with the addition of different variations, it is hoped to provide strong value press the concrete which is more varied and can be determined the  optimum levels of glass powder. As for the variation of the addition of powder glass used is 0 %, 25 %, 50 %, 75 %, and 100 %, with tests on a 3-day, 7-day, 14-day and 28 days. The result shows that glass powder can increase the strength of the concrete of compressive strength of concrete press 12 % normal, whereas for the optimum proportion is 25%.
PENGARUH PENGGUNAAN BATU KAPUR SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL BETON (AC-BC) Arfan Hasan; Sumiati Sumiati
PILAR Vol. 10 No. 2 (2014): PILAR 0902014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asphalt Concrete - Binder Course (AC-BC) merupakan salah satu bagian dari perkerasan yang berfungsi sebagai lapis antara yang menahan beban maksimum akibat beban lalu lintas. Batukapur merupakan salah satu bahan mineral industri yang banyak digunakan oleh sektor industri, tapi belum termanfaat secara optimal sebagai bahan penstabilan jalan raya. Selama ini sebagai bahan pengisi pada aspal beton biasanya digunakan batupecah, oleh sebab itu pada kesempatan ini penggunaan batupecah sebagai agregat halus akan diganti dengan batukapur.Dengan membuat benda uji marshall dengan variasi batu kapur sebagai pengganti agregat halus pada kadar 10%, 25%, 50%, 75%, dan 100% serta kadar aspal yang direncanakan adalah 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, 10%, 11%,12%, dan 13% yang kemudian dibandingkan dengan aspal beton lapis AC-BC yang menggunakan agregat halus batu pecah, maka akan diketahui Kadar Aspal Optimum, stabilitas, kelelehan, VIM, VMA, VFA, dan MQ pada campuran aspal beton AC-BC yang menggunakan batu kapur sebagai pengganti agregat halus.Berdasarkan hasil pengujian Marshall diperoleh KAO dengan proporsi batu kapur 0%, 10%, 25%, 50%,   75%, dan 100% adalah 6,5%, 7,4%, 7,55%, 8,05%, 9,25%, dan 10,05%. Nilai untuk stabilitas proporsi batu kapur 0%, 10%, 25%, 50%, 75%, dan 100% adalah 2400kg, 2600 kg, 2700 kg, 3200 kg, 2800 kg dan 2750 kg. Setelah dianalisa tentang kadar Aspal Optimum, stabilitas, kelelehan, VIM, VMA, VFA, dan MQ, bahwa penggunaan batu kapur sebagai pengganti agregat halus pada aspal beton AC-BC maksimum pada kadar 50%.
BATU KAPUR BATURAJA SEBAGAI FILLER PADA LAPIS ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) CAMPURAN PANAS Hamdi Hamdi; Arfan Hasan; Sudarmadji Sudarmadji
PILAR Vol. 11 No. 1 (2015): PILAR 05032015
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daerah Baturaja merupakan  kawasan penghasil batu kapur yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Dengan tersedianya batu kapur yang berlimpah, peneliti mencoba menggunakannya sebagai bahan pengisi (filler) alternatif  dalam campuran aspal beton. Tujuan dari pemanfaatan filler batu kapur Baturaja ini untuk meningkatkan kemampuan suatu perkerasan aspal dalam mendukung beban lalu-lintas yang dapat diindikasikan dari properties campuran yang dihasilkan.Penelitian ini menggunakan aspal AC Pen 60/70 produk Pertamina dengan nilai kadar sesuai spesifikasi Bina Marga yaitu 4,5%, 5%, 5,5%, 6% dan 6,5% dan dengan variasi kadar filler 1%, 2% dan 3%, untuk memperoleh komposisi campuran Laston Binder Course (AC – BC) yang paling baik. Pelaksanaan penelitian ini dalam pengujian campuran dilakukan dengan menggunakan metode Maeshall Test. Hasil pengujian Marshall di laboratorium disimpulkan bahwa; pada kadar aspal optimum (KAO) filler batu kapur 3% didapat nilai yang paling bagus yaitu sebesar 5,75 % dengan nilai Stabilitas  sebesar 2020 kg, Marshall Quotient (MQ)  sebesar 570 kg/mm, Rongga Dalam Agregat (VMA) sebesar 17 %, Rongga Dalam Campuran (VIM) sebesar 3,9 %, Kelelehan (Flow) sebesar 3,63 mm, Rongga Terisi Aspal (VFA) sebesar 77 % dan nilai kepadatan sebesar 2,362 gr/cc. Filler tersebut dapat digunakan sebagai alternatif campuran AC-BC pada perkerasan Laston.
ANALISIS SPASIAL ASPEK TOPOGRAFI MENGGUNAKAN CITRA DEMSRTM SEBAGAI DASAR PERENCANAAN JALAN ( 12-16 ) Arfan Hasan; Andi Herius; Mrs. Indrayani Indrayani; Darma Prabudi
PILAR Vol. 13 No. 2 (2018): Pilar: September 2018
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aspek topografi merupakan salah satu faktor penting dalam perencanaan galian dan timbunan.  Mengingat perlunya dipertimbangkan aspek topografi yaitu faktor ketinggian permukaan dari muka laut dalam perencanaan jalan maka perlu ditemukan suatu metode untuk memudahkan penentuan ketinggian permukaan tanah dari muka laut.  Pengukuran ketinggian yang dilakukan secara manual tentunya membutuhkan biaya dan waktu yang sangat besar.  Untuk itu perlu dilakukan suatu penelitian yang menganalisis ketinggian secara spasial menggunakan metode penginderaan jauh dengan memanfaatkan citra Digital Elevation Model (DEM) SRTM (Shuttle Radar Topography Mission), sehingga didapatkan klasifikasi ketinggian yang dapat dipergunakan sebagai dasar dalam perencanaan jalan.  Metode yang digunakan dalam pengklasifikasian ketinggian adalah metode intrpolasi dari hasil overlay peta ruang terbuka dengan citra DEMSRTM.  Dari hasil analisis didapatkan persentase perbandingan hasil klasifikasi ketinggian terhadap kontur adalah 9,359 % dan terhadap topografi adalah 8,139 %, hal ini menunjukkan bahwa metode interpolasi dapat digunakan dalam pengklasifikasian ketinggian dengan menggunakan peta DEMSRTM.
PREDIKSI DAN ANALISIS BERAT GEDUNG DENGAN STRUCTURAL ANALYSIS PROGRAM 2000 (SAP 2000) DAN METODE ARTIFICIAL NEURAL NETWORK Fadhila Firdausa; Arfan Hasan
Jurnal Deformasi Vol 5, No 1 (2020): JURNAL DEFORMASI
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/deformasi.v5i1.4236

Abstract

Kemajuan pengembangan teknologi telah mengalami banyak kemajuan, salah satunya terus berkembangnya software. Salah satu contoh perkembangan software saat ini adalah software dibidang struktur dan matlab.Software struktur yang dimaksud salah satunya adalah aplikasi Structural Analysis Program (SAP 2000). Program SAP 2000 ini sudah banyak berkembang dan sering digunakan sebagai alat bantu untuk penelitian.  Selain program SAP 2000 program matlab juga sering digunakan dalam penelitian bahkan sebagai alat pembelajaran. Program matlab saat ini juga mampu digunakan untuk memprediksi dan menganalisis suatu masalah yang ada. Banyak penelitian yang telah dilakukan dengan penggunaan software matlab. Gedung merupakan salah satu konstruksi bangunan yang sering digunakan dalam penelitian. Banyak hal yang dapat diteliti dari gedung. Salah satunya adalah berat gedung itu sendiri. Berat gedung ini dapat dilihat dari hasil running program SAP 2000. Program SAP 2000 sendiri mampu menganalisis dan mendesain konstruksi bangunan. Berat gedung ini nantinya dapat digunakan untuk memudahkan rencana anggaran biaya yang akan digunakan. ANN sendiri juga telah sering digunakan untuk memprediksi berbagai macam hal. Karena hal menarik itulah dan karena penggunaaan ANN dalam penelitian prediksi telah sering  Hasil eror terkecil berhenti pada trial epoch 200. Trial epoch 200 tersebut menghasilkan eror terbesar 38% dan eror terkecil 0,02%. Hasil penelitian ini, didapatkan ANN cukup mampu menghitung prediksi berat gedung yang divariasi panjang dan tinggi
PPTTG PENERAPAN INSTALASI PENGOLAHAN BERSIH MENGGUNAKAN SISTEM FILTRASI BERTINGKAT Leila kalsum; Abu Hasan; Arfan Hasan
Aptekmas Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 2 No 3 (2019): APTEKMAS Volume 2 Nomor 3 2019
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.417 KB) | DOI: 10.36257/apts.v2i3.1843

Abstract

Application of technology to the community program is intended to help solve the problem of clean water that exists in SMP Negeri 3 and SMP PPT in Kenten Laut, Talang Kelapa District, Banyuasin. Before this program was held, the condition of the water used by the school was quite apprehensive because it only utilized the water available in the swamps and rivers around the school. The available water has poor characteristics, especially containing turbidity and iron that have not yet met the standard. Considering such conditions, we apply the results of our research to be able to assist these two schools in providing clean water through the Application of Water Treatment Plants. This installation is quite simple and easy to operate, where the installation consists of several main process such as netralitation, coagulation, floculation, sedimentation, and stage of filtration. The quality of clean water product from the installation has fulfill the requirements as a source of clean water based on Permenkes RI No.492 / Menkes / Per / IV / 2010.