Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Penetapan Kebijakan Persediaan Spare Parts : Studi Kasus Pabrik Perakitan Sepeda Motor Meriem Octaviana; Imam Baihaqi; Geodita Woro Bramanti
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.624 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.28685

Abstract

Persediaan merupakan hal yang perlu mendapat perhatian lebih bagi perusahaan. Tingginya jumlah persediaan akan berdampak buruk dalam segi keuangan perusahaan dan segi operasional. Penelitian ini berbentuk studi kasus dengan hasil penelitian berupa penyelesaian masalah pada perusahaan dalam objek amatan. Hasil dari penyelesaian masalah adalah penentuan kebijakan persediaan yang meliputi kuantitas pemesanan (Q), level stok minimum dan level stok maksimum. Penentuan kebijakan persediaan disesuaikan dengan kharakteristik yang berjalan di perusahaan. Penyelesaian masalah dilakukan dengan menggunakan metode economic order quantity (EOQ) dengan sistem kontrol pengendalian kebijakan menggunakan continuous review control (S,s).
Membangun Green Supply Chain Management (GSCM) Scorecard Regita Irvastava Pramesti; Imam Baihaqi; Geodita Woro Bramanti
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.54504

Abstract

Green supply chain management (GSCM) merupakan konsep yang mengintegrasikan aspek-aspek lingkungan ke dalam manajemen rantai pasok, termasuk desain produk, pengadaan, pemilihan bahan baku, proses manufaktur, pengiriman produk akhir ke konsumen hingga pengaturan alur produk setelah digunakan oleh konsumen (Srivastava, 2007). Evaluasi praktik dan kinerja GSCM sudah banyak diteliti, tetapi belum ada publikasi mengenai matriks pengukuran yang jelas tentang tingkat implementasi GSCM pada perusahaan. Matriks pengukuran tingkat implementasi GSCM berfungsi untuk mengetahui sejauh mana implementasi GSCM melalui tingkatan level atau tingkat penerapannya. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk membangun matriks pengukuran tingkat implementasi GSCM atau Green Supply Chain (GSCM) Scorecard pada perusahaan. Metode yang digunakan yaitu literature review karena, serta memiliki output berupa level implementasi GSCM di perusahaan sehingga mempermudah dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini menggunakan acuan model SCOR diantaranya Plan, Source, Make, Deliver dan Return dalam penerapan GSCM. Dimana measurement items yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil dari kombinasi measurement items melalui penelitian terdahulu. Berdasarkan hasil analisis diperoleh dimensi-dimensi yang digunakan dalam penyusunan GSCM Scorecard, di antaranya green design, green purchasing, green transformation/production, green logistics, reverse logistics dan internal environmental management.
Evaluasi Tingkat Kesiapan Manajemen Risiko Rantai Pasok PT Pertamina EP Asset 4: Poleng Field Bagaspati Atibrata Cahyolaksono; Imam Baihaqi; Geodita Woro Bramanti
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.54644

Abstract

Ketersediaan cadangan minyak dan gas bumi yang semakin menipis menyebabkan pemerintah berupaya untuk meningkatkan cadangan minyak dan gas bumi. Salah satu cara pemerintah mencapai hal tersebut adalah dengan melakukan eksploitasi minyak dan gas bumi melalui badan usaha milik negara (BUMN). PT Pertamina EP adalah salah satu anak perusahaan dari perusahaan BUMN milik Indonesia yaitu PT Pertamina (Persero) yang berfokus pada kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi. PT Pertamina EP memiliki lima area kerja (asset), yang terbagi lagi menjadi 22 field yang tersebar di seluruh Indonesia, salah satunya adalah Poleng Field yang merupakan field offshore milik PT Pertamina EP. Sebagai salah satu field offshore yang dimiliki PT Pertamina EP, Poleng Field memerlukan supply chain management (SCM) yang tepat dan efektif. Salah satu cara untuk mengendalikan SCM adalah dengan pengendalian risiko pada kegiatan manajemen rantai pasok Poleng Field. Dalam pelaksanaan manajemen risiko rantai pasok, perlu didukung dengan adanya pengelolaan risiko yang dievaluasi secara terus menerus oleh perusahaan. PT Pertamina EP Asset 4: Poleng Field sampai saat ini belum pernah melakukan evaluasi kesiapan perusahaan dalam melaksanakan supply chain risk management (SCRM). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan PT Pertamina EP Asset 4: Poleng Field dalam menerapkan SCRM. Penelitian ini menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan prioritas perusahaan pada proses SCRM dan metode Likert Summated Ratings (LSR) untuk melakukan penilaian kesiapan pada masing-masing proses SCRM. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa nilai kesiapan manajemen risiko rantai pasok 3,9904. Dengan jumlah enam belas indikator penilaian yang sesuai dengan proses manajemen risiko rantai pasok di Poleng Field, terdapat tujuh indikator yang nilainya sedikit dibawah dari nilai kesiapan manajemen risiko pada kegiatan rantai pasok perusahaan. Sehingga perusahaan masuk dalam kategori siap dalam melaksanakan manajemen risiko.
Analisis Risiko Supply Chain pada Peternakan Itik Petelur Menggunakan Metode SCOR: Studi Kasus pada Peternakan Itik Petelur di Kabupaten Nganjuk Maulana Yusuf Mahroby; Imam Baihaqi; Geodita Woro Bramanti
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i2.68143

Abstract

Salah satu usaha peternakan itik petelur berada di kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk. Sistem pemeliharaan ternak dilakukan secara tradisional, sedangkan untuk manajemen perorganisasian dan pengelolaan dirasa masih kurang, karena kebanyakan peternak hanya mengandalkan ingatan saja, pendistribusian telur itik masih sangat sederhana. Supply chain merupakan jaringan dari sejumlah organisasi dalam berbagai proses dan kegiatan dengan keterkaitan mulai dari hulu hingga hilir, untuk menghasilkan value produk dan service untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Supply Chain Operations Reference (SCOR). SCOR adalah suatu model acuan dari operasi supply chain yang mengintegrasikan business process reengineering, benchmarking, dan process measurement. Tahapan pada penelitian ini yaitu mengidentifikasi kejadian risiko dan penyebab risiko, menentukan hubungan antara kejadian dan penyebab risiko, dan menentukan mitigasi yang dilakukan untuk mengurangi atau meminimalisir dampak risiko. Dalam penelitian ini teridentifikasi 24 risk event dan 32 risk agent. Tahap selanjutnya terdapat 6 usulan perbaikan yang yang dapat peternak lakukan. Urutan usulan perbaikan yang dapat diterapkan pada peternakan itik petelur adalah pembuatan prosedur pembelian dan atau kontrak dengan supplier, pembuatan SOP pekerjaan dalam pemeliharaan itik, mengkaji pemeliharaan itik melalui literatur ataupun membandingkan dengan peternak lain, menggunakan aplikasi yang mudah diakses untuk ketersediaan pakan, telur dan koordinasi dengan pembeli, pembuatan prosedur pembelian dan atau kontrak dengan konsumen atau retailer, dan melakukan peramalan permintaan telur itik secara global.
Analisis Pengaruh Atribut Kemitraan Terhadap Kolaborasi dan Kinerja Pada Industri Foodservice Di Surabaya Anggita Elfrida Rani; Imam Baihaqi; Geodita Woro Bramanti
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.298 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v6i2.25721

Abstract

Industri foodservice di  Indonesia tumbuh semakin pesat dan diprediksi akan mengalami pertumbuhan lebih dari 20 persen pada tahun 2019. Di Surabaya, jumlah restoran untuk segmen menengah ke atas berjumlah sekitar 600 usaha dan segmen menengah ke bawah  mencapai 2000 usaha pada akhir tahun 2016. Namun pada kenyataannya, pertumbuhan jumlah bisnis restoran tersebut tidak sejalan dengan laju kinerja bisnis. Merencanakan pengadaan bahan baku yang mayoritas adalah perishable goods, menjadi tantangan serius bagi bisnis foodservice, hal ini diperparah oleh harga bahan baku yang tergolong sangat fluktuatif. Menghadapi tantangan yang terjadi serta persaingan yang semakin ketat tersebut, mengharuskan setiap bisnis untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya agar tetap mampu bersaing, salah satunya melalui kolaborasi rantai pasok. Kolaborasi mengharuskan perusahaan untuk menjaga pasokan bahan baku di tengah fluktuasi harga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh atribut kemitraan terhadap kolaborasi rantai pasok, khususnya dengan supplier, dan dampak kolaborasi tersebut terhadap kinerja operasional bisnis foodservice di Surabaya. Dengan menggunakan data dari 65 sampel bisnis foodservice di Surabaya, penelitian ini menunjukkan bahwa koordinasi dan kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap kolaborasi rantai pasok. Ketergantungan berpengaruh signifikan namun memiliki nilai koefisien pengaruh yang negatif. Sedangkan variabel komitmen tidak berpengaruh signifikan terhadap kolaborasi. Kolaborasi rantai pasok berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja operasional bisnis.
Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Switching Intention dalam Memprediksi Switching Behavior Nasabah Bank Konvensional yang Beralih ke Bank Syariah Maulidati Rahmah Setioputri; Janti Gunawan; Geodita Woro Bramanti
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373520.v9i2.55067

Abstract

Islam menjadi agama dengan penganut terbanyak di Indonesia. Dalam ekonomi islam, bunga dikatakan sebagai riba yang artinya haram. Hal ini diperkuat oleh fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia pada tahun 2004. Adanya bank syariah menambah alternatif bagi masyarakat untuk memilih jasa perbankan. Sehingga terdapat peluang adanya switching behavior dari nasabah bank konvensional beralih ke bank syariah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi switching behavior nasabah bank konvensional yang beralih ke bank syariah serta mengetahui sejauh mana nasabah bank konvensional beralih ke bank syariah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan eksploratori. Data didapatkan melalui kuesioner online yang disebarkan serta diisi secara mandiri oleh responden. Pengolahan data menggunakan analisis regresi linier berganda yang dibantu dengan software Statistical Package for the Social Sciences (SPSS). Data yang didapatkan dalam penelitian ini adalah 63 responden. Berdasarkan hasil analisis data kuantitatif didapatkan bahwa mayoritas nasabah bank syariah adalah wanita dengan rentang usia 18 hingga 27 tahun yang berstatus mahasiswa maupun pegawai swasta. Kemudian hasil analisis regresi menunjukkan attitude towards switching dan subjective norms tidak berpengaruh positif terhadap switching intention. Perceived behavioral control berpengaruh positif terhadap switching intention. Terdapat implikasi manajerial yang dapat diaplikasikan oleh bank syariah antara lain memberikan edukasi mengenai keuntungan penggunaan bank syariah kepada konsumennya, menjadikan hasil analisis kuantitatif sebagai referensi menentukan pasar yang dituju, membuat sebuah strategi pemasaran yang efektif agar nasabah bank syariah tidak kembali menggunakan bank konvensional.
Perancangan Model Bisnis Berkelanjutan, Elemen Branding dan Instagram Marketing untuk Kampung Wisata Sejarah Peneleh Dendy Ramadhan; Berto Mulia Wibawa; Geodita Woro Bramanti
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373520.v10i1.60039

Abstract

Kampung wisata sejarah Peneleh terletak di Kota Surabaya yang memiliki sekitar 7 titik lokasi wisata bersejarah. Diantaranya terdiri dari rumah H.O.S Tjokroaminoto, makam Belanda Peneleh, toko buku Peneleh,masjid Peneleh, sumur jobong majapahit, rumah kelahiran bung Karno dan rumah kelahiran Roeslan Abdulgani. Akan tetapi kampung wisata sejarah Peneleh tidak memiliki model bisnis yang terintegrasi dengan baik dan berkelanjutan, terlebih lagi di kampung wisata sejarah Peneleh tidak memiliki elemen place branding dan mengakibatkan masyarakat Surabaya tidak mengetahui keberadaan kampung wisata sejarah Peneleh. Dari semua permasalahan yang ditemukan diperlukan rancangan model bisnis berkelanjutan sebagai suatu sistem berjalannya wisata sejarah di kampung Peneleh, lalu elemen place branding sebagai estetika dan identitas visual untuk kampung wisata sejarah Peneleh dan terakhir yakni distribusi pemasaran melalui Instagram marketing sebagai media penetrasi pengenalan wisata sejarah di kampung Peneleh. Proses teknis perancangan tiga aspek tersebut dimulai dengan observasi dan identifikasi karakteristik kampung wisata sejarah Peneleh melalui wawancara dengan sosok yang bertanggung jawab dan mengerti tentang Peneleh. Proses selanjutnya yakni menganalisis sustainable business model canvas eksisting untukmengetahui kelemahan dan potensi dari kampung Peneleh, lalu konsep desain yang berporos pada karakteristik kampung Peneleh yakni culture, heritage, dan minimalism. Hasil dari elemen place branding diantaranya adalah logo, slogan, poster, brosur, peta lokasi wisata, street banner, billboard, promotional video place branding, photobooth dan merchandise. Untuk Instagram menghasilkan milestone atau standart operating procedure agar feed Instagram kampung wisata sejarah Peneleh linear dengan brand identity yang telah dirancang. Sehingga hasil akhir dari penelitian ini menghasilkan rancangan sustainable business model canvas (usulan), elemen branding dankonsep Instagram marketing untuk kampung wisata sejarah Peneleh.
Analisis Model Struktural Faktor-Faktor Pembentuk Fashion-Oriented Impulse Buying Produk Ritel Fashion Berdasarkan Sudut Pandang Konsumen Usia Remaja [Structural Model Analysis of Fashion-Oriented Impulse Buying of Retail Products Based on the Teenage Customer's Perspective] Berto Mulia Wibawa; Geodita Woro Bramanti
DeReMa (Development Research of Management): Jurnal Manajemen Vol 13, No 1 (2018): May
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/derema.v13i1.790

Abstract

The impact of globalization encourages many retailers from abroad with great capital to perform business activities especially in Indonesia. This also supported by the fashion industry which is currently growing. Unplanned purchases (or impulse buying) is an act of purchase made by consumers who previously had no plans to buy the product. This study examines how fashion involvement influences positive emotion, hedonic consumption tendency, and fashion-oriented impulse buying at the retail fashion at Galaxy Mall Surabaya. The method of this study is using conclusive descriptive design with a multiple cross-sectional and judgmental sampling type. The distribution of questionnaires was done by direct survey to 188 customers of Zara, Pull & Bear and Stradivarius aged 15-21 who made purchases in one of those three stores in the last 1 month. The results of this study showed that fashion involvement has a positive effect on positive emotion, hedonic consumption tendency, and fashion-oriented impulse buying. A hedonic consumption tendency has a positive effect on positive emotions and fashion-oriented impulse buying. Other findings show that positive emotions have no influence towards fashion-oriented impulse buying. The results also recommended that retail mix strategy can be applied by Zara, Pull & Bear and Stradivarius to maximize retail revenue from potential customers by using the advantage of impulse buying behavior.Bahasa Indonesia Abstrak: Dampak globalisasi mendorong banyak pengusaha ritel dari luar negeri dengan kemampuan kapital yang besar melakukan aktivitas bisnis di Indonesia. Hal ini didukung oleh fenomena industri fashion yang saat ini semakin berkembang di Indonesia. Pembelian tak terencana (impulse buying) merupakan tindakan pembelian yang dilakukan konsumen dimana sebelumnya belum ada rencana untuk membeli produk tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan fashion involvement, positive emotion, hedonic consumption tendency, dan fashion-oriented impulse buying pada ritel fashion di Galaxy Mall Surabaya. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif konklusif dengan tipe multiple cross-sectional dan judgmental sampling. Penyebaran kuesioner telah dilakukan dengan cara survei langsung ke 188 pelanggan Zara, Pull&Bear, dan Stradivarius yang berusia 15-21 yang pernah melakukan aktivitas pembelian di salah satu dari ketiga ritel tersebut dalam 1 bulan terakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fashion involvement memiliki pengaruh positif terhadap positive emotion, hedonic consumption tendency, dan fashion-oriented impluse buying. kemudian hedonic consumption tendency memiliki pengaruh positif terhadap positif emotion dan fashion-oriented impulse buying, Temuan lainnya menunjukkan positive emotion tidak berpengaruh terhadap fashion-oriented impulse buying. Hasil penelitian ini juga merekomendasikan strategi retail mix dapat diterapkan oleh Zara, Pull&Bear, dan Stradivarius untuk memaksimalkan pendapatan ritel dari calon pelanggan dengan memanfaatkan perilaku impulse buying. 
Desain Elemen Branding dan Implementasi Digital Marketing untuk Penguatan Citra Destinasi Benteng Kedung Cowek Surabaya Berto Mulia Wibawa; Gita Widi Bhawika; Geodita Woro Bramanti; Anandita Ade Putri; Rachma Rizqina Mardhotillah
JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 1 No 3 (2020)
Publisher : Politeknik Dharma Patria

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37339/jurpikat.v1i3.365

Abstract

Benteng Kedung Cowek (BKC) dengan keindahan destinasi benteng kuno dan cerita sejarah kepahlawanan yang terkandung dibaliknya, sangat berpotensi untuk menjadi tujuan wisata sejarah yang terkenal di Kota Surabaya. Tetapi, kawasan tersebut belum sepenuhnya dikembangkan untuk keperluan pariwisata, sehingga belum banyak dikenal oleh masyarakat maupun wisatawan. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk membantu pengelola dan stakeholders BKC dalam merancang aspek branding kawasan dan peningkatan citra destinasi. Melalui desain elemen merek dan implementasi strategi digital marketing yang tepat, diharapkan BKC yang sejak Tahun 2019 telah menyandang predikat bangunan cagar budaya, akan semakin dikenal dan berdampak positif bagi peningkatan kontribusi sektor pariwisata di Jawa Timur, peningkatan aspek perekonomian kota, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tinggal disekitar BKC.
Membangun Ekosistem Halal Kantin Asrama Institut Teknologi Sepuluh Nopember Mushonnifun Faiz Sugihartanto; Nugroho Priyo Negoro; Geodita Woro Bramanti; Nabila Silmina Hakim; Gita Widi Bhawika
JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 3 No 1 (2022)
Publisher : Politeknik Piksi Ganesha Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37339/jurpikat.v3i1.777

Abstract

Program pengabdian masyarakat untuk membangun ekosistem halal Kantin Asrama ITS merupakan program pendampingan para pelaku UMKM di Kantin Asrama ITS untuk mendapatkan sertifikat halal. Hal ini dilatarbelakangi oleh pentingnya memberdayakan stakeholder terdekat yang tentu saja harus merasakan kebermanfaatan dan keilmuan dari civitas akademika ITS. Konsep pendampingan ini akan dilakukan dengan tujuan agar produk makanan dan minuman di Kantin Asrama ITS dapat memenuhi sertifkasi halal agar dapat meningkatkan kepercayaan konsumen (penghuni asrama ITS), serta value dari layanana asrama ITS. Kegiatan ini berbentuk pelatihan dan pendampingan kepada UMKM serta pembinaan saat pendaftaran sertifikasi, hingga membantu publikasi dan sosialisasi setelah UMKM mendapatkan sertifikat halal. Luaran dari kegiatan ini adalah produk makanan dan minuman yang tersertifikasi serta pemasangan plakat halal pada kantin asrama ITS.