Bambang Yatnawijaya
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Pusat Informasi Wisata (PIW) Pendakian Gunung Semeru dengan Pemanfaatan Bahan Alami Ahmad Farid Ardiansyah; Edi Hari Purwono; Bambang Yatnawijaya
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dasar diangkatnya judul ini adalah salah satu upaya untuk mengembangkan pusat informasi wisata yang memiliki potensi yang besar terhadap sistem pariwisata pendakian Gunung Semeru. Terutama pada bidang wisata alam yang mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dengan tujuan wisata pendakian Gunung Semeru. Gunung Semeru terletak di Kabupaten Lumajang, memiliki potensi alam yang besar baik dari sektor wisata maupun dalam menghasilkan potensi bahan alam. Lokasi yang dipilih pada objek kajian jauh dari pusat kota, oleh karena itu pemilihan bahan alami merupakan alternatif solusi yang paling tepat dalam perancangan. Perancangan ini diawali dengan identifikasi bahan alami di sekitar lokasi. Analisis didasari pada teori Arsitektur Ekologis. Hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan bahan alami dalam bahan bangunan sebagai solusi dari permasalahan lingkungan dan pendekatan terhadap Arsitektur Ekologis.Kata kunci: Pusat Informasi, Gunung Semeru, bahan alami, ekologis
Perancangan Bali Memorial Park dengan Pendekatan Metode Metafora Studi Kasus Ground Zero Bom Bali Chalidian Putra Pamungkas; Tito Haripradianto; Bambang Yatnawijaya
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 4 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (916.098 KB)

Abstract

Isu terorisme terus berkembang. Bukan hanya di Indonesia tapi juga seluruh dunia. Bali punya tragedi kelam yang menjadi sejarah terorisme terburuk dan paling dikenang di Indonesia. Bom Bali I dan Bom Bali II yang terjadi pada tanggal 12 oktober 2002 yang menelan 411 korban. Dan Bom Bali II yang terjadi pada tanggal 1 oktober 2005 yang menelan 219 korban. Tragedi Bom Bali I dan II berdampak pada sektor pariwisata Bali. Jumlah wisatawan berkurang drastis pada masa itu. Wisatawan mancanegara maupun lokal khawatir akan keamanan Pulau Bali karena tragedi bom sudah terjadi dua kali. Perekonomian Bali sempat terpuruk beberapa tahun karena pendapatan utama daerah berasal dari sektor pariwisata. Peristiwa Bom Bali I dan II merupakan sejarah yang seharusnya dikenang dan memori kelam yang bisa menjadi pelajaran dan pengetahuan untuk generasi masa depan. Sejarah yang seharusnya bisa menjadi sarana edukasi tentang tindakan terorisme supaya tidak terulang kembali. Di Bali terdapat monumen bom Bali yang terletak di Legian Kuta dimana tercatat nama-nama korban Bom Bali I untuk mengenang tragedi kelam tersebut. Namun itu hanya sekedar monumen. Tidak ada ruang intim sebagai bentuk rasa prihatin dan peduli untuk membangkitkan sebuah memori atau ingatan akan pentingnya sejarah itu. Penulis memberikan rekomendasi perancangan sebuah memorial park dan museum sebagai ruang untuk mengenang dan menceritakan kembali tragedi Bom Bali.Kata kunci: Bali, bom Bali, tragedi, memorial park, museum
Penerapan Struktur Rumah Gadang terhadap Hotel Resor di Kawasan Wisata Mandeh, Sumatera Barat Rony Dwi Rizantana; Tito Haripradianto; Bambang Yatnawijaya
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1304.394 KB)

Abstract

Kawasan Wisata Mandeh merupakan salah satu kawasan wisata pantai di Sumatera Barat yang sedang menjadi tren. Kawasan ini berada di dua wilayah administratif daerah tingkat dua yaitu Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan sehingga peraturan yang dibuat untuk perencanaan pengembangan kawasan ini dilakukan oleh PemProv Sumatera Barat, PemKot Padang dan PemKab Pesisir Selatan. Perda yang mengatur perencanaan wilayah ini menyebutkan bencana yang sering mengancam wilayah ini adalah gempa sedangkan untuk gelombang besar tidak karena kawasan ini memiliki perairan yang relatif tenang akibat gugusan pulau-pulau kecil. Konsep bangunan tahan gempa sangat diperlukan pada setiap rancangan bangunan yang akan dibangun di daerah tersebut. Rumah Gadang yang merupakan Rumah Tradisional masyarakat setempat telah terbukti dapat bertahan terhadap bencana gempa. Perancangan Hotel Resor pada kawasan ini selanjutnya diarahkan untuk menerapkan struktur Rumah Gadang. Berdasarkan hasil perancangan, konsep struktur yang akan diterapkan untuk Hotel Resor ini mengacu pada Struktur Rumah Gadang daerah Pesisir yang merupakan tipe dari Rumah Gadang sebagai kearifan lokal masyarakatnya.Kata Kunci: Wisata Pantai, Rumah Gadang, Struktur Tahan Gempa, Hotel Resor
Trash Art Gallery Di Yogyakarta dengan Penerapan Material Daur Ulang Nico Aditya; Tito Haripradianto; Bambang Yatnawijaya
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 4 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1560.924 KB)

Abstract

Mengurangi penggunaan material baru atau penghematan kebutuhan untuk mengurangi proses daur ulang dan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan dapat dilakukan dengan memanfaatkan sampah atau menggunakan barang bekas. Sampah adalah masalah universal dan seni adalah bahasa universal. Seni mendaur ulang sampah menjadi sesuatu yang memiliki nilai seni tinggi merupakan salah satu terobosan yang akan mampu mengurangi jumlah sampah yang ada di sekitar kita. Serta dapat memberikan manfaat yang besar bagi keselamatan lingkungan hidup di bumi. Pesan-pesan untuk menjaga keselamatan lingkungan hidup tersebut dapat disampaikan melalui seni, sehingga seni merupakan salah satu media yang mampu mempengaruhi masyarakat agar berperilaku positif bagi bumi. Semakin banyak seniman yang mengolah sampah menjadi sesuatu yang bernilai seni tinggi, tetapi wadah untuk memamerkannya masih terbatas. Saat ini belum ada galeri khusus yang mewadahi kebutuhan seni dan lingkungan hidup yang menerapkan material bekas sebagai elemen bangunan, sedangkan sudah banyak karya arsitektur yang mampu membantu mengurangi sampah di lingkungan sekitarnya melalui penerapan material daur ulang botol bekas, kayu bekas, ban bekas, kertas karton, dan bahan daur ulang lainnya.Kata kunci: seni, galeri, material, daur ulang, bekas
Penerapan Material Kayu Pada Konstruksi Bangunan Kampung Lumbung Di Kota Batu Rizki Kunang A. Nindyaputra; Chairil Budiarto Amiuza; Bambang Yatnawijaya
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 4 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.833 KB)

Abstract

Kota Batu merupakan kota yang berbasis pariwisata yang menonjolkan dengan konsep wisata alam. Untuk mewujudkan konsep wisata alam pada perancangan Bangunan Kampung Lumbung di Kota Batu ini dibutuhkan renovasi salah satunya pengguaan material kayu yang menimbulkan kesan alam sehingga konsep wisata alam dapat terpenuhi. Hal ini dapat dilakukan dengan sifat-sifat dan jenis-jenis kayu serta mempengaruhi kekuatan kayu, sambungan dan alat-alat penyambung serta keawetan kayu. Ditinjau dari segi arsitektur, bangunan kayu mempunyai estetika yang tinggi. Pada penggunaan konstruksi di bangunan Kampung Lumbung menggunakan beberapa jenis kayu yang akan digunakannya antara lain: kayu jati, kayu glugu dan kayu pinus. Dari beberapa 3 jenis kayu yang akan digunakkannya memiliki segi keawetan dan kekuatan yang berbeda-beda dan sesuai akan penggunaannya untuk konstruksi pada bagian bangunan. Metode deskriptif digunakan dalam pemaparan issue sebagai latar belakang penerapan material kayu. Pada aspek programatik membahas akan aktivitas dan fungsi pada bangunan 3 villa bangunan kampung lumbung pada penggunaan konstruksi kayu. Khususnya pada penggunaan struktur utama menggunakan kayu jati dan kayu glugu. Dan untuk penggunaan strukutur pendukung menggunakan jensi kayu pinus.Kata kunci : Materal Kayu, Konstruksi Bangunan, Kampung Lumbung
Membaca Pola Geometri pada Gereja Katolik Palasari Aminah Inoue Sjaharia; Chairil Budiarto Amiuza; Bambang Yatnawijaya
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 4 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (843.605 KB)

Abstract

Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa dengan penduduknya yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, budaya maupun agama. Bangsa Indonesia sendiri terkenal sebagai masyarakatnya yang religius, yang dimana dalam setiap aktivitas kehidupannya bertitik-tolak pada ajaran agama yang dianutnya masing-masing. Agama Katolik termasuk salah satu dari enam agama yang diakui di Indonesia, dengan gereja sebagai tempat peribadatannya. Gereja Katolik Palasari merupakan salah satu gereja Katolik yang berada di Bali yang memiliki langgam bangunan yang sedikit berbeda dengan bangunan gereja pada umumnya. Gereja Katolik yang dibangun pada tahun 1958 tersebut dianggap sebagai bangunan bertema heritage yang merupakan bangunan inkulturasi, yakni antara arsitektur Bali yang merupakan arsitektur lokal dengan arsitektur Gereja Katolik Gotik. Penelitian ini akan meneliti apakah benar adanya proses inkulturasi yang terjadi pada Gereja Katolik Palasari yang dilihat dari kacamata geometri. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis korelasi dengan aspek geometri sebagai alatnya. Peneliti melakukan sebuah kategorisasi, dengan cara menyajikan data-data serta penarikan kesimpulan sebagaimana yang pada umumnya dilakukan pada tahap analisa data dalam sebuah penelitian yang bersifat kualitatif.Kata Kunci: Inkulturasi, Geometri Arsitektur
Redesain Museum Airlangga dengan Pendekatan Simbolik Kerajaan Kediri Muhammad Syafrudin Hilal; Herry Santosa; Bambang Yatnawijaya
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Museum Airlangga merupakan museum yang mengelola benda peninggalan masa lalu di Kota Kediri. Museum ini mengelola benda peninggalan dari Kerajaan Kediri mulai awal masa berdiri hingga berakhir pemerintahan Kerajaan Kediri. Museum Airlangga termasuk jenis museum arkeologi karena jenis peninggalan yang termasuk peninggalan sejarah masa lampau. Museum Airlangga yang sekarang dijadikan satu-satunya fasilitas pemerintah kota untuk menampung, memelihara dan menjaga barang arkeologi peninggalan Kerajaan Kediri. Museum Airlangga keadaannya memprihatikan. Kondisi Museum Airlangga memprihatinkan, sebab bagian bangunan di museum tersebut roboh dan tidak kunjung diperbaiki. Museum Airlangga kurang mencerminkan museum kekinian jika ditinjau dari teori seven trend museum. Menjawab permasalahan tersebut, perancangan ulang merupakan salah satu pemecahan yang solutif untuk memecahkan masalah dalam museum. Pengkajian yang mendalam dan hasil evaluasi yang selektif mampu memberikan jawaban sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan museum zaman sekarang. Museum Airlangga yang akan dirancang ulang merupakan salah satu ikon Kota Kediri karena merupakan salah satu museum arkeologi terbesar kedua di jawa timur. Peninggalan Kerajaan Kediri yang kental di dalam museum membawa filosofi yang kuat sehingga mampu menjadi materi yang kuat dalam merancang ulang museum. Sejarah Kerajaan Kediri merupakan interpretasi dari keberadaaan Kerajaan Kediri sehingga mampu dijadikan simbol yang tepat dalam merancang ulang dengan pendekatan simbolik.Kata Kunci: museum, sejarah, perancangan ulang, simbolik,
Rumah Sejahtera Susun untuk Buruh Pabrik di PIER dengan Konsep Bioklimatik Dimas Fajar Agung Priambodo; Agung Murti Nugroho; Bambang Yatnawijaya
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1399.447 KB)

Abstract

Kabupaten Pasuruan merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur. Dengan adanya kawasan industri mendorong meningkatnya kebutuhan akan rumah tinggal. Pembangunan rumah susun ini merupakan solusi di kawasan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi.Akan tetapi permasalahan yang muncul dari pembangunan rumah susun yaitu memiliki kenyamanan thermal yang rendah akibat paparan radiasi matahari. Dalam permasalahan ini selalu dislesaikan dengan peralatan mekanikal – elektrikal. Konsep arsitektur bioklimatik merupakan konsep arsitektural yang mampu menjawab permasalahan iklim dengan sadar akan potensi sumber daya alam seperti cahaya matahari angin dan suhu di daerah tersebut. Hasil yang diharapkan adalah desain yang mampu menerapkan konsep tanggap iklim pada tapak dan bangunan melalui orientasi bangunan, peletakan servis core, bukaan, desain pada dinding,penggunaan alat pembayangan pasif dan vegetasi.Kata kunci: rumah susun, buruh, bioklimatik
Pengembangan Bangunan Industri Makanan Olahan Buah Belimbing di Desa Karangsari Blitar Thahta Firmanila; Subhan Ramdlani; Bambang Yatnawijaya
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Blitar khususnya Desa Karangsari merupakan salah satu daerah penghasil buah belimbing terbesar di Indonesa, setiap panen raya menghasilkan ± 300 ton (BPTP 2013). Buah belimbing merupakan salah satu bahan baku buah yang banyak diolah menjadi produk makanan olahan di Indonesia, karena sifatnya mudah rusak dan umur simpannya tergolong pendek yaitu 3 sampai 4 hari. Perkembangan Desa Karangsari menjadi desa agroindustri didukung oleh pemerintah dengan meresmikan bangunan industri saribuah belimbing pada tahun 2012. Upaya peningkatan produksi makanan olahan buah belimbing terkendala oleh lokasi bangunan industri yang sulit dijangkau. Mengembangkan bangunan industri tersebut dengan menambahkan kapasitas produksi dan jenis produk pada lokasi yang berdekatan menjadi pilihan utama yang dapat dilakukan. Bangunan industri yang dikembangkan harus memiliki faktor higienis ruang produksi yang memenuhi persyaratan kesehatan dan sanitasi yang ditunjang dengan penggunaan material yang sesuai dengan persyaratan ruang setiap proses produksi, standar higienis pengolahan pangan, serta sistem pengolahan limbah. Faktor higienis ruang produksi juga ditunjang dengan ruang sterilisasi pekerja, ruang quality control, ruang loker pekerja serta sistem penghawaan menggunakan exhaust fan yang dilengkapi dengan HEPA filter dan turbine cyclone ventilator. Lokasi tapak perancangan berada pada area perkebunan belimbing untuk meminimalkan waktu tempuh pengangkutan.Kata kunci: bangunan industri, belimbing, higienis
Revitalisasi Bangunan Pusat Perbelanjaan Sebagai Pusat Produk UMKM di Pusat Kota Kabupaten Sidoarjo Christian Egeune Hargianto; Subhan Ramdlani; Bambang Yatnawijaya
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tingginya perkembangan UMKM di Kabupaten Sidoarjo sangat berpotensi besar bagipeningkatan perekonomian Kabupaten Sidoarjo. Dengan potensi perkembangan yang besarproduk yang dihasilkan beberapa produk kurang dikenal oleh masyarakat. Oleh karena ituUMKM di Kabupaten Sidoarjo membutuhkan wadah untuk mempromosikan produk mereka.Pusat kota menjadi potensial bagi UMKM untuk mempromosikan produk-produknya. JalanGajah Mada merupakan salah satu pusat keramaian kota di Kabupaten Sidoarjo dan terdapatbangunan pusat perbelanjaan yang dapat digunakan oleh UMKM. Bangunan pusat pusatperbelanjaan ini tidak terawat dan mengalami kerusakan, selain itu beberapa fasilitas umumtidak tersedia. Kekurangan ini yang menyebabkan citra bangunan menurun dan pengunjungtidak tertarik untuk berkunjung lagi, agar minat pengunjung kembali berkunjungmerevitalisasi pusat perbelanjaan merupakan salah satu cara memperbaiki kekurangantersebut. Dalam merevitalisasi perbaikan fisik merupakan salah satu cara memperbaiki citrabangunan, dengan demikian aktivitas sosial akan hidup kembali pada kawasan tersebut danmeningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten Sidoarjo khususnya penggiat UMKM.Kata kunci: revitaslisasi, pusat produk umkm, Sidoarjo