Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DENGAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL Muchtar, Asrianti Safitri
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Vol 14 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.553 KB) | DOI: 10.35892/jikd.v14i2.145

Abstract

Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum sewaktu persalinan. Diklasifikasikan menjadi Ruptur perineum spontan dan ruptur perineum yang disengaja (episiotomi) yang disebabkan oleh: kepala anak terlalu cepat lahir, anak besar, persalinan buatan, arkus pubis sempit, vagina sempit, perineum yang kaku, posisi oksipito posterior, persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya, sebelumnya pada perineum terdapat banyak jaringan parut, pada persalinan dengan distosia bahu. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang pula pada persalinan berikutnya. Berat badan lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang 24 jam pertama kelahiran. Semakin besar berat bayi yang dilahirkan meningkatkan risiko terjadinya ruptur perineum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara berat badan lahir bayi dengan ruptur perineum pada persalinan normal. Populasi penelitian ini adalah ibu yang melahirkan normal di Puskesmas Dua Boccoe bulan Januari - Agustus Tahun 2011. Jumlah keseluruhan sampel dalam penelitian ini adalah 216 yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode survei analitik. Dari Hasil penelitian diperoleh kasus ruptur perineum sebanyak 71 (32,9%), terdiri dari 46 ibu yang melahirkan dengan BB lahir > 3.200 gr (64,8 %) dan 25 ibu yang melahirkan dengan BB lahir ? 3.200 gr (35,2 %). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara berat badan bayi baru lahir dengan kejadian ruptur perineum. Semakin besar berat badan bayi baru lahir, semakin besar pula peluang untuk terjadi ruptur perineum.
HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DENGAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL Asrianti Safitri Muchtar
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Vol. 14 No. 2 (2019): Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum sewaktu persalinan. Diklasifikasikan menjadi Ruptur perineum spontan dan ruptur perineum yang disengaja (episiotomi) yang disebabkan oleh: kepala anak terlalu cepat lahir, anak besar, persalinan buatan, arkus pubis sempit, vagina sempit, perineum yang kaku, posisi oksipito posterior, persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya, sebelumnya pada perineum terdapat banyak jaringan parut, pada persalinan dengan distosia bahu. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang pula pada persalinan berikutnya. Berat badan lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang 24 jam pertama kelahiran. Semakin besar berat bayi yang dilahirkan meningkatkan risiko terjadinya ruptur perineum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara berat badan lahir bayi dengan ruptur perineum pada persalinan normal. Populasi penelitian ini adalah ibu yang melahirkan normal di Puskesmas Dua Boccoe bulan Januari - Agustus Tahun 2011. Jumlah keseluruhan sampel dalam penelitian ini adalah 216 yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode survei analitik. Dari Hasil penelitian diperoleh kasus ruptur perineum sebanyak 71 (32,9%), terdiri dari 46 ibu yang melahirkan dengan BB lahir > 3.200 gr (64,8 %) dan 25 ibu yang melahirkan dengan BB lahir ≤ 3.200 gr (35,2 %). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara berat badan bayi baru lahir dengan kejadian ruptur perineum. Semakin besar berat badan bayi baru lahir, semakin besar pula peluang untuk terjadi ruptur perineum.