Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PEMBERITAAN MEDIA TENTANG KEMATIAN, ANTARA VULGAR DAN PEMBENTUKAN KOMUNITAS VIRTUAL (Studi Antropologi Visual Atas Kasus Liputan 5 Media Terhadap Kematian Michael Jackson) Sari, Nanik Riandita; Hendra, Hendra
Academica Vol 6, No 1 (2014)
Publisher : Academica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.564 KB)

Abstract

Kematian adalah sebuah akhir dari siklus hidup manusia yang mesti dilalui, karena tak adasatupun manusia yang tidak akan melewatinya. Kematian, dengan begitu akan menjadi prosespenting bagi seseorang terutama bagi mereka yang menjadi tokoh publik ataupun pernahmenjadi orang yang terkenal terutama di zaman digital saat ini tak terkecuali kematianMichael Jackson. Kematian menjadi konsumsi berita terutama media elektronik. Tulisan inimengangkat tema tentang berita kematian, bagaiman peranan media mengupas tuntaskematian Michael Jackson dari beragam aspek sehingga kemudian terbentuk konsentrasi opinimassa. Bagaimanapun berita kematian kemudian menguntungkan semua pihak tanpaterkecuali, bagi yang mati adalah kenangan tentangnya, bagi media elektronik adalah beritasementara bagi yang menikmati berita adalah cara untuk mengenang yang mati baik dalambentuk mengkonsumsi segala bentuk kenangan berkenaan Michael Jackson maupun membaurdalam komunitas-komunitas fans Michael Jackson.Keyword: Berita, Media, Vulgar, komunitas Virtual.
TEKNOLOGI FOTOGRAFI : DIALEKTIS ANTARA SUBYEK DAN OBYEK Hendra, Hendra
Academica Vol 2, No 1 (2010)
Publisher : Academica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.06 KB)

Abstract

Perkembangan kelimuwan modern dengan prinsip bahwa buktitentang adanya diri kita tidaklah bisa disangkal lagi, tidak tergoyahkan.Kita bisa saja mengkritik atau menyangsikan pendirian yang semata-mataintrospektif, tetapi kita tidak perlu membungkamnya ataumencampakannya. Tanpa introspeksi, tanpa penyadaran-langsung atasperasaan, keharuan-keharuan, persepsi-persepsi, pikiran-pikiran, kitamalah tidak dapat menentukan lapangan psikologi. Intropeksi takkan penahmampu menyoroti seluruh sektor fenomena manusiawi. Bahkan andaikatakita berhasil mengumpulkan dan menyatukan seluruh data, kita barulahmemiliki gambaran fragmentaristis dan amat tidak lengkap-torso belakadarikodrat manusia. Aristoteles, seorang tokoh Filsafat mengungkapkanbahwa Semua orang secara kodrati ingin tahu. Petunjuknya adalahkegembiraan yang kita alami dalam penginderaan-penginderaan kitakarena terlepas dari kegunaannya, penginderaan-penginderaan itu kitasenangi demi dirinya sendiri, terlebih-lebih penglihatan. Tidak hanyamelihat-lihat sebelum berbuat sesuatu, bahkan bila kita hendak melakukanapa-apa pun kita senang melihat-lihat saja. Alasannya adalah bahwapenginderaan-penginderaan pada umumnya membuat kita tahu berbagaiperbedaan di antara benda-benda. (Cassirer, 1987 : 4)Kata Kunci : Teknologi Fotografi, Dialektis Subyek dan Obyek
PEMBERITAAN MEDIA TENTANG KEMATIAN, ANTARA VULGAR DAN PEMBENTUKAN KOMUNITAS VIRTUAL (Studi Antropologi Visual Atas Kasus Liputan 5 Media Terhadap Kematian Michael Jackson) Sari, Nanik Riandita; Hendra, Hendra
Academica Vol 6, No 1 (2014)
Publisher : Academica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.564 KB)

Abstract

Kematian adalah sebuah akhir dari siklus hidup manusia yang mesti dilalui, karena tak adasatupun manusia yang tidak akan melewatinya. Kematian, dengan begitu akan menjadi prosespenting bagi seseorang terutama bagi mereka yang menjadi tokoh publik ataupun pernahmenjadi orang yang terkenal terutama di zaman digital saat ini tak terkecuali kematianMichael Jackson. Kematian menjadi konsumsi berita terutama media elektronik. Tulisan inimengangkat tema tentang berita kematian, bagaiman peranan media mengupas tuntaskematian Michael Jackson dari beragam aspek sehingga kemudian terbentuk konsentrasi opinimassa. Bagaimanapun berita kematian kemudian menguntungkan semua pihak tanpaterkecuali, bagi yang mati adalah kenangan tentangnya, bagi media elektronik adalah beritasementara bagi yang menikmati berita adalah cara untuk mengenang yang mati baik dalambentuk mengkonsumsi segala bentuk kenangan berkenaan Michael Jackson maupun membaurdalam komunitas-komunitas fans Michael Jackson.Keyword: Berita, Media, Vulgar, komunitas Virtual.
TEKNOLOGI FOTOGRAFI : DIALEKTIS ANTARA SUBYEK DAN OBYEK Hendra, Hendra
Academica Vol 2, No 1 (2010)
Publisher : Academica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.06 KB)

Abstract

Perkembangan kelimuwan modern dengan prinsip bahwa buktitentang adanya diri kita tidaklah bisa disangkal lagi, tidak tergoyahkan.Kita bisa saja mengkritik atau menyangsikan pendirian yang semata-mataintrospektif, tetapi kita tidak perlu membungkamnya ataumencampakannya. Tanpa introspeksi, tanpa penyadaran-langsung atasperasaan, keharuan-keharuan, persepsi-persepsi, pikiran-pikiran, kitamalah tidak dapat menentukan lapangan psikologi. Intropeksi takkan penahmampu menyoroti seluruh sektor fenomena manusiawi. Bahkan andaikatakita berhasil mengumpulkan dan menyatukan seluruh data, kita barulahmemiliki gambaran fragmentaristis dan amat tidak lengkap-torso belakadarikodrat manusia. Aristoteles, seorang tokoh Filsafat mengungkapkanbahwa Semua orang secara kodrati ingin tahu. Petunjuknya adalahkegembiraan yang kita alami dalam penginderaan-penginderaan kitakarena terlepas dari kegunaannya, penginderaan-penginderaan itu kitasenangi demi dirinya sendiri, terlebih-lebih penglihatan. Tidak hanyamelihat-lihat sebelum berbuat sesuatu, bahkan bila kita hendak melakukanapa-apa pun kita senang melihat-lihat saja. Alasannya adalah bahwapenginderaan-penginderaan pada umumnya membuat kita tahu berbagaiperbedaan di antara benda-benda. (Cassirer, 1987 : 4)Kata Kunci : Teknologi Fotografi, Dialektis Subyek dan Obyek
Totua Ngata dan Konflik (Studi atas Posisi Totua Ngata sebagai Lembaga Adat di Kecamatan Marawola) Hendra Hendra
Antropologi Indonesia Vol 34, No 1 (2013): Antropologi Indonesia
Publisher : Department of Anthropology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Talking about tradition, it is kind of imagination of kinship in the past in an idealism positions in an orderly and harmonious level. Everyone respect each other and take position in the clan and their class respectively. The aims of this paper is to find out information about the institutions traditional role in the District Marawola to the conflict in the community. The research start with a literature study then continued with observation and interviews. This paper apply govern mentality theory that triggered by Michael Foucault. The results that found in this research that the traditional institutions began to lose its role, some of which are caused by the gap between the old and the young in the communities itself. Traditional institutions also lose their social legitimacy that seen from the shrinking role of traditional institutions, where traditional institutions only deal with traditional healing rituals, clearing land and harvesting rituals. Rules of traditional institutions such as law regulatory with sanctions are applied only in the form of oral speech in memory of the past in the absence of compliance with customary rules itself.Key-words: Customs, Totua Ngata, Governmentality, Conflict
Hutan dalam Mite Mambang Tawuong Asam (Sebuah Tafsir atas Cerita Lisan Teluk Meranti) Alvi Puspita; Hendra Hendra
Antropologi Indonesia Vol 35, No 1 (2014): Antropologi Indonesia
Publisher : Department of Anthropology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Each community has a inherited mite from generation to generation, as well as MambangTawuong Asam myth. As a form of oral tradition, myth Mambang Tawuong Asam into thescheme of the analysis the state of society in forest utilization around Teluk Meranti. Theanalysis is used to connect fragments of myth in which actors in the myths associated withthe presence of forests as did William R Bascom against the myth. The results obtained thatthe youngest daughter represent the image of a simple Malay people who later married theMambang.Meanwhile the brothers of the youngest daughter anxiously awaited for a rich,handsome, and smart prince; in this episode is referred to as a happy simple, greedy vain.While in the second part, the youngest daughter and Mambang was separated because of thedeath Mambang (loss of Mambang’s faith value), while the youngest daughter’s brothers metwith the idol prince from across the country who intends to dominate the forest; The secondepisode is called simple that miserable, greedy prosperous.Keyword: Myth, Oral Tradition, Mambang Tawuong Asam
RIVALITAS EL CLASICCO DAN PEMBENTUKAN IDENTITAS SOSIAL (STUDI TENTANG PERTARUNGAN WACANA ANTAR SUPORTER SEPAKBOLA DI JEJARING SOSIAL) Hendra, Hendra
Forum Ilmu Sosial Vol 39, No 1 (2012): June 2012
Publisher : Faculty of Social Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/fis.v39i1.5410

Abstract

Self-identity is a reflection of socially constructed culture related to race, class, gender, sexuality, history and power. Development of information technology is so rapid that affect the process of identity formation is not only derived from the real world but also derived from the virtual world. This paper aims to analyze the formation of social identity through social networking facebook. The battle of two big European clubs, the Real Madrid vs Barcelonan in the game El Clasicco, make to fight the discourse between the two clubs football fans are. By utilizing facebook media, fans of these two football clubs are mutually exhibitting their identity in cyberspace. Visual identity is projected to represent identity in the real world. That way, identity is important because it can make a person entered or categorized into a particular group.
BAHASA DALAM BINGKAI TRINITAS SUCI PIERRE BOURDIEU Hendra Hendra
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 9 No 2 (2020): Volume 9 Nomor 2, Juni 2020
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/etnoreflika.v9i2.868

Abstract

Language is a basic human need because it will help them to find their existence. The purpose of writing this article is to reveal the relationship between language and culture within the framework of Pierre Bourdieu's theory regarding habitus, the field, and capital. The purpose of this paper is to reveal the relationship between language and culture in everyday life. The research method that used in this article is a study of literature with classification and coding analysis and data interpretation followed by the conclusion arrangement. The finding in this study a Language then arises as a result of the construction of a culture and also constructed the culture itself: (1) language as an active and passive marker (gender structure); (2) language as a link between someone and something else (position mark); (3) language as sign of class and a strategy for discourse; and (4) language as a sign of change. Language is frame and framing the culture.
PENGETAHUAN PERSONALISTIK MASYARAKAT ETNIS KAILI RAI TERHADAP TOPEULE DI DESA SILANGA KECAMATAN SINIU KABUPATEN PARIGI MOUTONG Hendra Hendra
Journal Idea of History Vol 3 No 2 (2020): Volume 3 Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v3i2.1120

Abstract

Topeule merupakan salah satu bentuk perwujudan dari kekutan supranatural atau ilmu gaib hitam yang dimiliki oleh manusia. Dengan ilmunya tersebut Manusia ini dianggap mampu menjatuhkan penyakit pada diri korban-korbannya dengan cara merubah wujudnya. Focus kajian tulisan ini adalah menggali informasi mengenai pengetahuan personalistik masyarakat etnis Kaili Rai terhadap topeule di Desa Silanga terkait pengetahuan mereka tentang topeule dan jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh ilmu topeule. Informan dipilih menggunakan teknik porposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwasanya topeule adalah manusia yang diyakini masyarakat memiliki kekuatan supranatural dalam hal ini ilmu gaib hitam. Adapun orang yang memiliki ilmu topeule terbagi atas dua yakni yang diperoleh melalui sengaja maupaun yang diperoleh secara tidak sengaja. Topeule mampu menyerang korban-korbanya hingga jatuh sakit bahkan kematian. Adapun gejalanya ialah korban akan mengalami Muntah-muntah (Muntah Rumput dan Muntah Lumpur), Kesurupan (nekaratani) , dan mata tinggi (nekambulaya atau nekangga mata).
Strategy for Utilising Family Social Capital For Widows of Poso Conflict Victims 2008 - 2012 Rosmawaty Rosmawaty; Hendra Hendra
HUMANISMA : Journal of Gender Studies Vol 7, No 1 (2023): June 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/humanisme.v7i1.6349

Abstract

This study aims to reveal the ways in which widows of conflict victims manage their assets and their abilities in an effort to survive and improve social welfare after the Poso conflict. Data were obtained from two sources: an analysis of literature during the Poso conflict and interviews with victims and their relatives. The results of the study show that widows in desperate situations save their lives from threats and riots by utilising social capital by relying on relatives with ownership. Assets and capabilities are linked by access and property ownership. This was built before the conflict occurred so as to strengthen the bonds of post-conflict social capital with kinship strength among the closest relatives, such as parents, siblings, and nephews or nieces, based on the same religion, for their survival.